KOLELITIASIS Oleh: Muhammad Heriadi Ramadhan Putri Rahma Deni Reza Okta Lestari Syerli Melinti Pembimbing : dr. Erwin Wahid Sp.B KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU 2025
Laporan Kasus
Identitas pasien Nama : Ny. M Umur : 46 tahun No. RM : 01167110 Pekerjaan : Pedagang Status : Menikah Alamat : Duri Tanggal masuk RS : 22/04/2025
Keluhan Utama Nyeri perut kanan atas sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas dan nyeri di bagian ulu hati sejak ± 1 tahun yang lalu , keluhan memberat sejak 1 minggu SMRS. Nyeri perut dirasakan hilang timbul dan menjalar ke bahu dan punggung sebelah kanan. Pasien mengatakan nyeri memberat saat makan makanan yang berlemak atau berminyak , nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri perut berlangsung ± 15 menit dan terkadang baru menghilang beberapa jam kemudian.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan bahwa nafsu makan menurun karena merasa mual dan muntah setiap kali makan. Muntah hanya berisi cairan karena pasien tidak ada makan, muntah darah tidak ada, muntah kehitaman tidak ada. Pasien tidak mengeluhkan demam. Pasien juga tidak ada mengeluhkan kedua mata menguning, BAB tampak pucat (-) dan BAK pekat (-), BAB berdarah (-) dan berlendir (-).
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah berobat ke RS Permata hati Riwayat penyakit jantung (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat kolesterol tinggi (-) Riwayat penyakit DM (-) Riwayat operasi (-) Riwayat asam urat (-)
Riwayat Penyakit Keluarga ● Tidak ada keluarga pernah mengeluhkan hal yang sama ● Riwayat batu empedu (-) ● Riwayat penyakit DM (-) ● Riwayat hipertensi (-)
Riwayat Pekerjaan, Sosek, dan Kebiasaan ● Pasien bekerja sebagai seorang pedagang ● Pasien sering mengkonsumsi makanan berlemak ● Pasien jarang berolahraga ● Konsumsi alkohol (-), merokok (-).
Kesadaran : CM TD : 154/95 mmHg HR : 67 x/menit RR : 20 x/menit T : 36.8 C SpO2 : 99% room air Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Kepala : Normocephal Mata :Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor (2 mm/2 mm), RCL & RCTL (+/+) Hidung : Sekret (-) darah (-) pus (-) deviasi (-) Telinga : Sekret (-) darah (-) pus (-) Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-) Leher : tidak ada pembesaran KGB, tidak ada pembesaran tiroid
Thoraks Paru Thoraks Jantung I : Pulsasi Iktus kordis tidak terlihat P : Pulsasi Iktus kordis teraba ICS V linea midclavicularis sinistra P : Batas jantung kanan, ICS IV linea parasternal dekstra Batas jantung kiri, ICS V linea midclavicularis sinistra A :S1/S2 reguler (+), gallop (-), murmur(-) I : Bentuk dada normochest. Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, otot bantu napas (-). P : Vokal fremitus sama kiri dan kanan P : Sonor seluruh lapangan paru A : Vesikular (+/+) ronki (-/-), wheezing (-/-) Pemeriksaan Fisik
Abdomen I : Cembung, distensi (-), scar (-), kulit kemerahan (-), venektasi (-) A : Bising usus (+), 10x/menit P : Abdomen supel, nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan regio hipokondrium dextra (+), murphy sign (+) P : Timpani pada seluruh abdomen Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil Laboratorium (14/04/25) DARAH RUTIN HASIL NILAI NORMAL Hemoglobin 12.9 g/dL 12-16 g/dL Leukosit 6.68 x10 3 /uL 4.800-10.800/uL Trombosit 230.000/uL 150.000-450.000/uL Eritrosit 4.35 x10 6 /uL 3.7 00.000-5. 2 00.000/uL Hematokrit 38.9 % 42-52 % HEMOSTASIS HASIL NILAI NORMAL PT 14.6 detik 1 1,6 - 14,5 detik INR 1.03 < 1,2 APTT 24.7 detik 28,6 - 42,2 detik KIMIA KLINIK HASIL NILAI NORMAL Ureum 20.0 g/dL 3,4 – 4,8 Creatinin 0.73 mg/dL 0,00 – 1,09 AST 22 U/L 10 – 40 ALT 38 U/L 10 – 40 GDS 89 mg/dL ELEKTROLIT HASIL NILAI NORMAL Natrium 140 mmol/L 135 - 145 mmol/L Kalium 3.4 mmol/L 3,5 - 5,5 mmol/L Chlorida 105 mmol/L 97 - 107 mmol/L
Kesan : Cor dan pulmo tidak tampak kelainan Rontgen Thorax
USG Abdomen Kesan : Fatty liver, kolelitiasis multiple Tampak batu multipel, diameter terbesar 1.2 cm pada kandung empedu. Tidak tampak kelainan pada pancreas, lien, kedua ginjal dan buli secara usg saat ini
Kolelitiasis Diagnosis Akhir
Tatalaksana Farmakologis Tatalaksana Non Farmakologis Inj ketorolac 3 x 30 mg IV Inj omeprazole 2 x 40 mg IV Inj ceftriaxone 2 x 1 gr IV Tirah baring Pola hidup yang sehat (diet makanan rendah lemak) IVFD RL 20 tpm Tatalaksana Bedah Tatalaksana Rencana open kolesistektomi (23/04/2025)
Tinjauan Pustaka
OVERVIEW Mercury is the smallest planet in the Solar System KOLELITIASIS merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesica fellea) yang memiliki ukuran, bentuk, dan komposisi yang bervariasi. DEFINISI
Anatomi
Anatomi
26 1. Supersaturasi kolesterol ↑ Kolesterol diproduksi di Hati → Kista → terperangkap dalam lendir kandung empedu → menghasilkan lumpur kandung empedu → Kristal tumbuh membentuk batu dan menyumbat saluran 2. Excess Bilirubin Kondisi hematologi tertentu menyebabkan hati memproduksi terlalu banyak bilirubin melalui proses pemecahan hemoglobin → Kelebihan bilirubin ini juga dapat menyebabkan pembentukan batu empedu 3. Hipomotilitas kandung empedu atau gangguan kontraktilitas Jika Kantung empedu tidak dapat dikosongkan secara efektif → empedu dapat menjadi pekat → membentuk batu empedu Etiologi & Patofisiologi
27 Tiga jenis batu yang paling umum ditemukan : batu empedu kolesterol, batu empedu pigmen hitam, dan batu empedu pigmen coklat 90% → batu empedu kolesterol. Etiologi & Patofisiologi
Epidemiologi Kolelitiasis adalah penyakit yang umum, terjadi pada 10%–15% orang dewasa di dunia. Prevalensi: Amerika (20%–40%), Asia (3%–15%), Afrika <5% Di Amerika Serikat: sekitar 20% wanita dan 8% pria usia >40 tahun menderita kolelitiasis. Hampir 40% wanita usia >65 tahun terkena kolelitiasis. Terdapat sekitar 1 juta kasus baru setiap tahun, dan dua pertiga pasien menjalani operasi.
Epidemiologi Kolelitiasis asimptomatik : 6% pria dan 9% wanita mengalaminya. Sekitar 20% kasus asimptomatik akan berkembang menjadi simptomatik dalam 15 tahun. Tidak perlu pengobatan jika kandung empedu normal dan tidak ada gejala. Risiko timbulnya gejala/komplikasi: 1%–2% per tahun.
FAKTOR RESIKO 30 F at F orty F ertile F emale 4F
Diagnosis Gejala Klinis 70–80% penderita asimptomatik Gejala muncul saat terjadi peradangan atau obstruksi Kolik empedu : Nyeri hebat, konstan (30 menit – 5 jam) Lokasi: Epigastrium / Kuadran kanan atas Menjalar ke bahu atau skapula Nyeri malam hari, dipicu makanan berlemak Gejala penyerta : Mual, muntah Demam & menggigil (bila ada komplikasi) Nyeri tekan di hipokondrium dekstra Peringatan: Nyeri >5 jam → curiga kolesistitis akut
Diagnosis Pemeriksaan Penunjang USG Kandung Empedu (gold standard) Deteksi batu ≥2 mm Terlihat acoustic shadow & perubahan posisi batu Menilai fungsi pengosongan kandung empedu Foto Polos Abdomen Deteksi batu radioopak (10–15% kolesterol, 50% pigmen) Kolesistografi Oral (OCG) (jarang dipakai sekarang) Menilai kepatenan duktus sistikus Lihat ukuran, jumlah, dan kalsifikasi batu
Morfologi Batu Kolesterol Murni Kandungan: 50–100% kolesterol Warna: Kuning pucat, bisa keabu-abuan hingga hitam Bentuk: Oval, padat, bergelombang (karena proses aposisi) Jumlah: Bisa tunggal, sering multiple Radiologi: Umumnya radiolusen, 20% bisa radiopak jika banyak kalsium
Morfologi 2. Batu Pigmen Hitam Lokasi: Kandung empedu steril Ukuran & jumlah: Kecil, rapuh, banyak Radiologi: 50–75% radioopak Cokelat Lokasi: Saluran empedu terinfeksi Konsistensi: Lunak, berminyak seperti sabun Jumlah: Sedikit atau tunggal Radiologi: Umumnya radiolusen Kandungan: Garam kalsium bilirubinat, asam lemak, glikoprotein, kolesterol
Tatalaksana 1. Terapi Operatif (Gold Standard) Indikasi Kolesistektomi Profilaksis: Batu >3 cm Anomali kongenital kandung empedu Metode Operasi: Kolesistektomi Terbuka Irisan 10–18 cm Pembedahan besar, lebih invasif Kolesistektomi Laparoskopik (Minimally Invasive) Irisan kecil (0,5–1 cm), pakai lensa teleskop Keunggulan: rawat inap singkat, disabilitas minimal, biaya lebih rendah Indikasi Kolesistektomi Gejala sering atau berat, mengganggu aktivitas Riwayat komplikasi (misalnya kolesistitis akut, pankreatitis) Penyakit mendasar yang tingkatkan risiko komplikasi batu
Tatalaksana 2. Terapi Non-Operatif Indikasi : Pasien dengan kondisi medis berat, tidak bisa operasi Jenis : Asam Ursodeoksikolat (UDCA) Menurunkan saturasi kolesterol Menghambat pembentukan kristal kolesterol Digunakan jangka panjang pada koledokolitiasis rekuren pasca operasi Shock Wave Lithotripsy Menghancurkan batu dengan gelombang kejut Jarang digunakan > Batu empedu sering kambuh dalam 5 tahun setelah terapi non-operatif.
Prognosis Terdapat hubungan antara batu empedu dengan kanker pada kandung empedu, tetapi risikonya rendah yaitu kurang dari 1 pada populasi 10.000. Kebanyakan individu tidak terjadi masalah setelah dilakukan kolesistektomi, tetapi jika terdapat komplikasi seperti kolangitis dan pankreatitis, prognosis batu empedu atau kolelitiasis bergantung dari tingkat keparahan dari komplikasi tersebut