cc-OOK-Presentation1-WEBINAR-PEI-18 JUNI 2025.pptx

jelemesugih 0 views 47 slides Sep 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 47
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47

About This Presentation

Presentation1-WEBINAR-PEI-18


Slide Content

INANG ALTERNATIP POTENSI DALAM PENYEBARAN VIRUS TANAMAN Prof. Dr Ir. Ni Putu Pandawani, MSi WEBINAR NASIONAL PFI KOMDA BALI DENPASAR RABU,18 JUNI 2025

Organisme Pengganggu Tumbuhan yang selanjutnya disingkat OPT adalah semua Organisme yang dapat merusak , mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tumbuhan , menimbulkan kerugian sosioekonomi serta belum terdapat di wilayah Negara Kesatuan RI atau sudah terdapat di sebagian wilayah Negara Kesatuan RI, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam wilayah Negara Kesatuan RI. PERATURAN BADAN KARANTINA INDONESIA NOMOR 12 TAHUM 2024 TENTANG TATA CARA PEMANTAUAN HAMA DAN PENYAKIT HEWAN KARANTINA, HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA SERTA ORGANISME PENGGANNGU TUMBUHAN KARANTINA

NAMA ILMIAH/SINONIM/KLASIFIKASI/ NAMA UMUM (SCIENTIFIC NAME/SYNONIM/TAXON/COMMON NAME) INANG/HOST MEDIA PEMBAWA /PATHWAY DAERAH SEBAR /GEOGRAPHICAL DISTRIBUTIO KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA INDONESIA NOMOR 571 TAHUN 2025 TENTANG PENETAPAN JENIS ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA, MEDIA PEMBAWA ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA, DAN MEDIA PEMBAWA ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA YANG DILARANG.

Berdasarkan hasil tindakan karantina tumbuhan melalui perlakuan , OPTK digolongkan menjadi OPTK golongan I & golongan II . Definisi OPTK golongan I adalah OPTK yang tidak dapat dibebaskan dari media pembawanya dengan cara perlakuan . 2. OPTK golongan II adalah semua OPTK yang dapat dibebaskan dari media pembawanya dengan cara perlakuan . sedangkan berdasarkan keberadaannya , OPTK dikategorikan menjadi OPTK kategori A1 & kategori A2. Penggolongan dan jenis-jenis OPTK . 3. OPTK kategori A1 : OPTK yang belum terdapat di Indonesia. 4. OPTK kategori A2 : OPTK yang sudah terdapat di Indonesia, tetapi masih terbatas dan sedang dikendalikan .

Saat ini , jenis-jenis OPTK ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25 Tahun 2020. Dalam peraturan ini , ditetapkan 831 jenis OPTK No. Organisme penyebab Jumlah OPTK A1 OPTK A2 Keseluruhan 1. Serangga 229 45 274 2. Tungau 23 7 30 3. Keong 15 2 17 4. Siput 14 - 14 5. Nematoda 66 10 76 6. Gulma   parasitik 31 - 31 7. Gulma nonparasitik 7 4 11 8. Cendawan 127 28 155 9. Bakteri 56 12 68 10. Mollicute 12 - 12 11. Virus 131 12 143 Jumlah 711 120 831 OPTK A1 : OPTK yang belum terdapat di Indonesia. OPTK A2 : OPTK yang sudah terdapat di Indonesia, tetapi masih terbatas dan sedang dikendalikan .

Tanaman budidaya menjadi salah satu sumber pangan dan ekonomi penting bagi masyarakat. Namun, berbagai penyakit dapat mengancam produktivitas tanaman, salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus . Penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh virus merupakan salah satu masalah utama dalam pertanian. Virus dapat menyebabkan kerusakan serius pada tanaman dan menghambat pertumbuhannya. Virus dapat menyebar melalui berbagai cara, termasuk melalui serangga, benih, atau kontak langsung antara tanaman. Penyakit ini sering kali sulit diobati, sehingga pencegahan menjadi langkah yang sangat penting.

Penyebaran virus pada tanaman dapat terjadi melalui beberapa cara : Serangga Penghisap : kutu daun dan thrips, dapat mentransfer virus saat menghisap sap tanaman . Alat Pertanian : Alat yang tidak steril dapat menularkan virus dari satu tanaman ke tanaman lain. Benih Terinfeksi : Penanaman benih terinfeksi virus akan menyebabkan tanaman baru juga terinfeksi. Kontak Fisik : melalui kontak langsung antara tanaman yang sehat dan yang terinfeksi.

T iga faktor pen dukung untuk timbulnya suatu penyakit Inang ( Tanaman ) : Tanaman yang rentan terhadap serangan penyakit . 2. Patogen ( Penyakit ) : Agen penyebab penyakit , seperti jamur , bakteri , atau virus. L ingkungan : Kondisi yang mendukung perkembangan penyakit , seperti kelembapan dan suhu . Ketiga faktor ini saling terkait ; jika salah satu faktor tidak ada , maka penyakit tidak dapat berkembang . Pencegahan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan mempertimbangkan ketiga faktor ini secara holistik

Tanaman inang dibedakan menjadi beberapa jenis: 1. Tanaman inang rentan  - Tanaman inang yang mudah terserang pathogen sementara pada kondisi sama dan pathogen sama, inang lain resisten 4 . Tanaman inang sekunder  - Tanaman inang yang bukan menjadi makanan utama . 2. Tanaman inang resisten  - Tanaman inang yang tahan terhadap serangan pathogen sementara pada kondisi sama dan pathogen sama, inang lain rentan 5. Tanaman inang primer  - Tanaman inang yang memang menjadi tempat dan sumber nutrisi makanan utama / pokok dari pathogen. 3. Tanaan inang toleran  - Tanaman inang yang rentan tetapi inang tersebut masih mampu menghasilkan produk yang ekonomis . 6. Tanaman inang perantara  - Tanaman inang yang dapat dijadikan perantara untuk menyelesaikan siklus penyakit 7 . Tanaman inang alternatif   Tanaman inang yang menjadi tempat dan nutrisi makanan jika , tidak ada inang sekunder dan primer dimana pathogen dimasing -masing inang bisa menyelesaikan siklusnya

Dalam budidaya tanaman petani sering menerapkan metode pertanian atau tehnik budidaya Tumpang sari. Metode ini melibatkan penanaman dua jenis atau lebih tanaman pada satu lahan dalam waktu yang bersamaan Ini adalah bentuk pertanian campuran atau polyculture yang memiliki manfaat besar bagi petani , lingkungan , dan ketahanan pangan .

Disisi lain keberadaan metode tumpang sari sering dan lebih memungkinkan terjadinya penyebaran dan penularan penyakit dari satu tanaman ke tanaman lain terutama penyakit yang diinduksi oleh pathogen virus Sehingga tanaman dalam tehnik tumpang sari dapat menjadi inang alternatip atau inang perantara dari patogen virus pada tanaman utama atau inang utama

Inang alternatif berperan penting dalam penyebaran virus tanaman karena menyediakan tempat bagi virus untuk bereplikasi dan bertahan hidup ketika inang utama tidak tersedia. Inang alternatif dapat menjadi sumber infeksi untuk tanaman inang utama, sehingga mempercepat dan memperluas penyebaran virus.  Inang alternatif seringkali berupa gulma atau tumbuhan lain yang mirip dengan inang utama, tetapi masih bisa menjadi inang bagi patogen tertentu. 

Penelitian keberadaan inang alternatip virus IDENTIFIKASI INANG ALTERNATIP VIRUS PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN PEPAYA ( Carica papaya L.) DI MALANG, JAWA TIMUR Miladiyatul Fauziyah , Tutung Hadiastono , Fery Abdul Choliq Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan , Fakultas Pertanian , Universitas Brawijaya Jurnal HPT Volume 8 Nomor 1 Desember 2020 e-ISSN : 2580- 6459 Papaya ringspot merupakan penyakit baru pada tanaman pepaya di Indonesia yang disebabkan oleh patogen Papaya ringspot virus (PRSV) Uji kisaran inang dilakukan pada 4 varietas pepaya , timun (C. sativus), melon (C. melo L.), tomat (S. lycopersicum L.) dan s awi (B. juncea L.). Inokulasi dilakukan secara mekanis menggunakan sap tanaman sakit Hasil uji Papaya ringspot virus mempunyai kisaran inang tanaman timun dan melon

Tabel 1. Hasil uji kisaran inang virus pada tanaman pepaya Famili     Jenis tanaman Umur tanaman saat inokulasi (HST)* Reaksi Tanaman   Jenis Gejala Masa Inkubasi Caricaceae Pepaya var. California 26 + m, k, ml, kl, kt 19 hari Pepaya var. Lokal Garut 26 + kl, ml, k, kt 17 hari Pepaya var. Lokal Sukabumi 26  + m, k, ml, kt 20 hari Pepaya var. Bangkok 26 + kl 29 hari Pepaya var. Red Lady 26 + kl, ml 21 hari Cucurbitaceae Timun (Cucumis sativus) 10 + m, kt 12 hari Melon (Cucumis melo L.) 10 + m, kt 10 hari Solanaceae Tomat (S.lycopersicum L.) 15 - - - Brassicaceae Sawi (B. juncea L.) 10 - - -            

2. INANG ALTERNATIF CUCUMBER MOSAIC VIRUS (CMV) PENYEBAB PENYAKIT MOSAIK PADA TANAMAN MENTIMUN. Pandawani Ni Putu, Hanum Farida and Suryani Ni Nyoman (2016) Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2016 " Inovasi IPTEKS Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat", 29 - 30 Agustus 201 6 , Bali. Uji serologi tanaman inang alternatip CMV hasil dari penularan mekanis CMV diperoleh tanaman bahwa : C abai besar, cabai rawit , tomat, p are dan labu merupakan inang alternatip CMV dengan variasi gejala mosaik ringan sampai berat dan gejala malformasi daun dengan masa inkubasi dari 5 sampai 14 hari setelah inokulasi .

Tabel 2. Tipe gejala dan DAS-ELISA inang alternatip CMV pada tanaman Mentimun Jenis tanaman Tipe gejala Nilai absorbans (ƛ405 nm) Hasil uji DAS-ELISA   Cabai besar (Capsicum annum) Mosaik berat 1,824 + + Cabai rawit (C. frutescens) Mosaik 1,685 + + Tomat (Lycopersicon esculentum) Mosaik berat, malformasi 1,886 + + Terong (Solanum melongeng) Tidak bergejala 0,582 - Kacang panjang (Vigna sinensis) Tidak bergejala 0,486 - Buncis (Pheseolus vulgaris L.) Tidak bergejala 0,425 - Labu ( Cucurbita moschata) Mosaik, 1,926 + Bayam (Amaranthus tricolor) Lesio lokal 0,642 - Pare (Momordica charantia) Mosaik ringan 1,421 ++ Sawi Hijau (Brassica juncea) Tidak bergejala 0,610 - Buffer : 0,243 Kontrol + CMV : 2,264 Kontrol – CMV: 0,462      

3. Pengujian kisaran inang ZYMV ( Disertasi , Ni Putu Pandawani 2017)   Pengujian kisaran inang ZYMV dilakukan dengan penularan secara mekanik pada 18 jenis tanaman yang diduga sebagai sumber inokulum ZYMV dilapang . H asil uji menunjukasn bahwa tanaman budidaya yang menunjukkan hasil positip terinfeksi ZYMV adalah : t omat , mentimun , semangka , labu , pare dan labu siam  

4. POTENSI GULMA DI SEKITAR PERTANAMAN PADI SEBAGAI INANG ALTERNATIF VIRUS KERDIL Rurin Risti Novitasari, Dr. Ir. Sri Sulandari, S. U. Universitas Gadjah Mada, 2019 |      Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi penyebab kerdil padi pada gulma serta potensinya menjadi inang alternatif. Gulma Masa incubasi Hasil Axonopus compressus 15 + terinfeksi RGSV Paspalum conjugatum 18  - Eragrotis tenella 13  - Leptochloa chinensis 25  - Echinochloa crusgalli 29  -       Deteksi gulma hasil penularan menunjukkan hanya A. compressus yang terinfeksi RGSV. Variasi gejala yang muncul pada gulma adalah tepi daun bergerigi dan muncul gall pada pangkal daun . Axonopus compressus

5. Peranan Gulma sebagai Inang Alternatif Geminivirus di Pertanaman Cabai di Jawa. RIKA MELIANSYAH. SRI HENDRASTUTI HIDAYAT dan KIKIN HAMZAH MUTAQIN. Penelitian dilakukan untuk mengkaji peranan gulma sebagai inang alternatif geminivirus di pertanaman cabai di Jawa Berdasarkan hasil survei di pertanaman cabai di Jawa terdapat 27 spesies gulma dari 15 famili tumbuhan.   Ditemukan enam spesies gulma yang diduga terinfeksi geminivirus di lapangan dengan gejala penguningan tulang daun sehingga menyerupai jala (netting). Gulma yang diduga terinfeksi geminivirus dari lapangan berdasarkan gejala yang diamati kemudian dideteksi virusnya dengan teknik PCR. Fragmen DNA sasaran berukuran 760 bp berhasil teramplifikasi dari sembilan spesies gulma yang bergejala .

Hasil deteksi Geminivirus pada gulma dengan teknik PCR Spesies gulma DNA sasaran berukuran 760 bp Spesies gulma DNA sasaran berukuran 760 bp Ageratum conyzoides Bogor ( AgrBgr ) Teramplifikasi Galinsoga parviflora Garut Tidak teramplifikasi A. conyzoides Sukabumi ( AgrSkm ) Teramplifikasi Eclipta prostrata Brebes Tidak teramplifikasi A. conyzoides Magelang ( AgrMgl ) Teramplifikasi Ipomoea triloba Garut Tidak teramplifikasi A. conyzoides Yogyakarta ( AgrJgy ) Teramplifikasi Ludwigia peruviana Cianjur) Tidak teramplifikasi A. conyzoides Garut (AgrGrt) Teramplifikasi     Centipeda minima Magelang (CtpMgl), Teramplifikasi     Acalypha boehmeroides Yogyakarta (AclJgy), Teramplifikasi     Acalypha boehmeroides Yogyakarta ( AclJgy ), Teramplifikasi     Porophyllum ruderale Bogor ( PrlBgr ), Teramplifikasi     Spilanthes iabadicensis ( SplMgl ). Teramplifikasi    

Gulma inang Geminivirus Ageratum conyzoides Centipeda minima Acalypha boehmeroides Porophyllum ruderale

Gulma inang Geminivirus Spilanthes iabadicensis Galinsoga parviflora Eclipta prostrata Ipomoea triloba

6 . Pengujian gulma inang ZYMV ( Disertasi . Ni Putu Pandawani 2017)

gulma inang ViRUS

KESIMPULAN 1. T anaman dalam budidaya tehnik tumpang sari dapat menjadi inang alternatip atau inang perantara dari patogen virus inang utama 2 . Inang alternatif dapat berupa gulma atau tanaman budidaya lain yang mirip dengan inang utama   3. Dalam budidaya tumpang sari sangat perlu bijaksana dalam penentuan jenis – jenis tanaman pendamping selain tanaman utama agar terhindar dari terjadinya penyebaran berlanjut virus penyebab penyakit 4. Eradikasi gulma perlu dilakukan sebagai pencegahan penyebaran virus tanaman

Gambar 5, Myzus percisae vektor virus daun menggulung ( Sumber : Crop Since, 2010)   Gambar 7. Aphis cracchivora Koch ( Sumber : Berlandier , F., 2010) Gambar 8. Bemisia tabaci ( Sumber : CropScince , 2010)

CARA MENGATASI VIRUS KUNING PADA CABAI DIGITANI IPB. November 1, 2021 249 views Penulis : Widodo, Hermanu Triwidodo , dan Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika   1. Pemasangan sticky trap. Pemasangan sticky trap warna kuning terbukti mampu mengurangi populasi kutu kebul . Yellow sticky traps adalah metode umum untuk memantau banyak hama sekaligus juga dapat menjadi metode pengendalian . Penggunaan yellow sticky traps yang dikombinasikan dengan tanaman perangkap mampu menurunkan populasi kutu kebul pada pertanaman cabai hingga 53%. Pemasangan sticky traps di pertanaman Sumber : https://www.indiamart.com/proddetail

2. Penggunaan mulsa reflektif . Pemasangan mulsa plastik yang berwarna reflektif seperti warna perak terbukti dapat mengendalikan kutu kebul sebagai vektor penyakit kuning . Warna yang reflektif pada mulsa dapat memantulkan sinar matahari yang mengganggu serangga vektor . Mulsa juga berfungsi untuk menghalangi gulma tumbuh di pertanaman Penggunaan mulsa plastik di pertanaman Sumber : © Widodo, Dept Proteksi Tanaman , IPB

3. Konservasi musuh alami. Kutu kebul memiliki musuh alami baik predator maupun parasitoid. Predator kutu kebul antara lain Menochilus sp., Micraspis sp., dan Paederus sp., sedangkan parasitoidnya antara lain Polynema sp., Eretmocerus sp., Encarsia sp., Aphelinus sp., dan Aphidius sp. Kumbang ini mampu memangsa sebanyak 200-400 ekor kutu kebul per hari. Kumbang koksi Menochilus sexmaculatus salah satu musuh alami kutu kebul Sumber : http://www.keramaislands.asia/nature/menochilus-sexmaculatus  

4. Aplikasi cendawan entomopatogen sebagai biopestisida. Spesies cendawan yang umum digunakan adalah Lecanicillium lecanii, Bauveria bassiana, Paecilomyces fumosoroseus, dan Metarhizium anisopliae. Selain dari produk yang sudah dijual bebas, cendawan entomopatogen mudah didapatkan di pertanaman dengan mengoleksi bangkai serangga yang mati terinfeksi kemudian diperbanyak. Bangkai serangga yang terinfeksi cendawan entomopatogen; a. Lecanicillium lecanii, b. Metarhizium anisopliae, c. Bauveria bassiana, d. Paecilomyces fumosoroseus Sumber : a. https://www.koppert.com/news/, b. © BA Wilson. Pattemore et al. BMC Genomics, 2014., c. https://alchetron.com/Beauveria-bassiana, d. © Surendra Dara. https://ucanr.edu/blogs/

Peran hormon tanaman dalam pengaturan interaksi inang-virus Hormon merupakan pengatur respons tanaman terhadap stres biotik dan abiotik . Hormon terlibat dalam berbagai jaringan rumit , yang melaluinya hormon memodulasi respons terhadap berbagai rangsangan . Empat hormon terutama mengatur pertahanan tanaman terhadap patogen: asam salisilat (SA), asam jasmonat (JA), etilen (Et), dan asam absisat (ABA). Pada tanaman yang rentan, infeksi virus mengakibatkan gangguan hormonal, yang bermanifestasi sebagai induksi simultan beberapa hormon antagonis.

Perbanyakan virus biasanya dibatasi oleh aktivasi mesin antivirus siRNA (small interfering RNA) dan/ atau jalur pensinyalan SA. Beberapa penelitian telah menyelidiki kedua sistem ini , menggunakan berbagai model virus. Namun , peran hormon selain SA, terutama yang memiliki sifat antagonis , seperti ABA, telah diabaikan . Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa hormon mengendalikan komponen sistem RNA kecil , yang mengatur banyak proses ( termasuk mesin antivirus siRNA dan sistem mikroRNA ) pada tingkat transkripsi atau pascatranskripsi . Akibatnya , interaksi antara jalur SA dan ABA yang antagonis memodulasi respons tanaman pada berbagai tingkatan .

Komponen virus Virus hanya mempunyai salah satu asam nukleat yaitu RNA atau DNA ; tidak pernah keduaduanya.. Asam nukleat tampil sebagai single atau double strandad dalam bentu linier (DNA dan RNA) atau sirkuler (DNA). Genom dari virus terdapat dalam satu atau beberapa molekul dari asam nukleat . Dengan diversitas ini maka tidak heran bila proses replikasi dari tiap virus berbeda . Pada virus DNA, m RNA dapat dibentuk sendiri oleh virus dengan cara menggunakan RNA polimerase dari sel hospes , kemudian langsung mentranskrip kode genetik yang berada pada DNA virus. Sedangkan virus RNA tidak dapat dengan cara ini , karena tidak ada polimerase dari sel hospes yang sesuai . Oleh karena itu untuk melakukan transkripsi maka virus harus menyediakan sendiri polimerasenya yang dapat diperoleh dari nukleokapsid atau disintesa setelah infeksi

Siklus penyakit Siklus penyakit meliputi perubahan-perubahan patogen di dalam tubuh tanaman dan rangkaian perubahan tanaman inang serta keberadaan patogen ( siklus hidup patogen ) di dalamnya dalam rentang waktu tertentu selama masa pertumbuhan tanaman . Kejadian penting dalam siklus penyakit meliputi : - inokulasi ( penularan ), - penetrasi ( masuk tubuh ), - infeksi ( pemanfaatan nutrien inang ), - invasi ( perluasan serangan ke jaringan lain), - penyebaran ke tempat lain - pertahanan patogen .

PATOGEN Yang dimaksud patogen adalah organisme hidup yang mayoritas bersifat mikro dan mampu untuk dapat menimbulkan penyakit pada tanaman atau tumbuhan . Mikroorganisme tersebut antara lain fungi, bakteri , virus, nematoda mikoplasma , spiroplasma dan riketsia . Suatu organisme disebut patogen apabila dapat memenuhi Postulat Koch yaitu : patogen ditemukan pada tanaman / bagian tanaman yang terserang , patogen dapat diisolasi dan diidentifikasi , patogen dapat diinokulasikan pada spesies inang yang sama dan menunjukkan gejala yang sama , patogen tersebut dapat diisolasi kembali . Pengaruh komponen patogen dalam timbulnya penyakit sangat tergantung pada kehadiran patogen , jumlah populasi patogen , kemampuan patogen untuk menimbulkan penyakit yaitu berupa kemampuan menginfeksi ( virulensi ) dan kemampuan menyerang tanaman inang ( agresivitas ), kemampuan adaptasi patogen , penyebaran , ketahanan hidup , dan kemampuan berkembang biak patogen .

Enzin -linked immunosorbent Assay (ELISA) ELISA berlaku untuk identifikasi virus dari sap tanaman . Hal ini terutama bermanfaat untuk menguji sejumlah besar sampel seperti dalam survei virus atau dalam skrining populasi besar untuk ketahanan virus. Dalam pekerjaan ini bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain : Micropipet , piring polisterin ( biasanya juga digunakan pelat ), bahan kimia untuk persiapan penyangga , gamma globulin virus- spesifik ( biasanya dibuat dari Antiserum diproduksi di kelinci0, enzim gamma globulin terkonjugasi virs-specipic ( untuk ELISA Langsung ) ( fosfatase alkali adalah enzm yang paling sering digunakan ), enzim konjugasi anti- kelinci antibodi ( untuk ELISA langsung ).

ELISA Tidak Langsung Pelapisan sumur dengan globulin gamma virus- spesific ( langkah ini tidak wajib ), penambahan sampel uji yang mengandung virus, penambahan gamma globulin virus teretntu ( biasanya dari kelinci ), penambahan enzim konjugasi antbodi kedua ( biasanya anti- kelinc antibodi ), penambahan substrat , perubahan warna menunjukkan adanya virus spesifik . ELISA LANGSUNG Pada ELISA Langsung atau double antibodi sandwich ELISA (DAS-ELISA) pelapisan sumur dengan virus spesifik gamma globulin – langkah ini tidak wajib , penambahan sampel uji yang mengandung virus, penambahan enzim gamma globulin khusus terkonjugasi virus, penambahan substart , perubahan warna menunjukkan adanya virus- pecific .

Eradikasi adalah   pemusnahan total bagian tanaman yang terserang penyakit atau seluruh inang untuk membasmi suatu penyakit
Tags