Sebelum aku memulai kisah ini, aku akan menyamarkan semua nama termasuk namaku sendiri karena aku tidak mau nantinya aku menerima malapetaka dikemudian hari. So, cerita kumulai sekarang ya?
Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulan...
Sebelum aku memulai kisah ini, aku akan menyamarkan semua nama termasuk namaku sendiri karena aku tidak mau nantinya aku menerima malapetaka dikemudian hari. So, cerita kumulai sekarang ya?
Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah, berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).
Size: 287.54 KB
Language: none
Added: Feb 19, 2025
Slides: 15 pages
Slide Content
Hadiah Spesial Dari Kakak Ku
Sebelum aku memulai kisah ini, aku akan menyamarkan semua nama termasuk namaku
sendiri karena aku tidak mau nantinya aku menerima malapetaka dikemudian hari. So, cerita
kumulai sekarang ya?
Hari itu sabtu, pas dalam minggu dihari kelahiranku yang ke-17, jadi orang tuaku sengaja
mengadakan pesta Ulang Tahun untukku, anak lelaki satu-satunya. Maklum saja aku
anaknya pemalas banget soal pesta-pestaan, alias kutu buku banget dan smart di sekolah,
berbeda dengan kakak perempuanku yang satu-satunya juga, badung dan ogah-ogahan
kalau disuruh belajar (padahal pintar juga sekolahnya loh, sampai lulus SMU dia tidak
pernah lolos dari urutan 10 besar dalam ranking sekolahnya).
Dasar kakak cewekkku ini badung, dia tidak ada selama sore hari saat berlangsungnya
pesta, kemana ya, aku juga jadinya agak sedih sedikit. Bukan mengharapkan kado darinya,
tapi dengan kehadirannya saja aku tentu akan sangat senang sekali, karena minimal aku
bisa memperlihatkan pada teman-teman cewekku di sekolah (yang kuundang ke pestaku)
bahwa dikeluargaku juga ada cewek kecenya yang tidak kalah kece dari semua teman
paling kece di sekolahku).
Pas acara sudah mau berakhir, yaitu acara disco bebas, aku lagi bengong-bengong melihat
teman-temanku ajojing, nah kakak cewekku satu-satunya pulang juga. Wah happy banget
aku, maklum saja kami memang cuma 2 bersaudara, tidak punya saudara kandung lain. Dia
sih sudah kuliah tahun ke-2, sedangkan aku masih SMU kelas 2.
KUNJUNGI JUGA : COIN303 | BANDAR BOLA TERPERCAYA
“Jon.. selamat Ulang Tahun yah.. sorry aku kagak bawa kado..” kata Fifi sambil mengajukan
tangannya untuk bersalaman setelah melihat tumpukan kado di atas meja. Wah dia pulang
saat temanku belum bubar saja aku sudah happy banget, boro-boro mikirin kado deh, habis
salaman kupeluk kakakku dengan kegirangan (kami memang akrab sekali sebenarnya, jadi
biasa saja pelukan). Kakakku tidak lupa memberikan sesuatu yang membuatku kaget juga,
yaitu ciuman di pipi kiri-kanan di depan teman-temanku. Gile bener.. akrab sih akrab sama
kakak, tapi untuk ciuman baru kali ini kuterima sejak beranjak dewasa. Di belakang sih
terdengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Mungkin bagi yang belum kenal
dipikirnya pacarku datang kali, tapi bagi yang sudah tahu yah entah apa pikirannya deh.
Habis biarpun kakakku tingginya 170 cm, tetap saja kalah tinggi denganku yang 175 cm saat
itu.
Kadang-kadang, aku memang suka membayangkan bentuk tubuh Fifi. Soalnya memang dia
kece sih. Terlebih sejak aku mengalami mimpi basah pertama kali waktu SMP 1 dulu. Lah
yang kuimpikan saja kakakku kok, si Fifi ini. Wajahnya seperti artis Hongkong deh, putih
cantik dan benar-benar kece berat pokoknya. Paling hebat saat aku melihat dia cuma
berbikini saat berenang, selebihnya wah cuma dalam mimpi. Sedangkan untuk pacaran.
Wah aku belum berani, soalnya cita-citaku ranking satu terus, dan idolaku yah si Fifi yang
sudah muncul sejak mimpi basah pertama kali dulu. Heran yah?
Waktu mau bubaran pestanya, temanku yang jadi DJ iseng banget, dia muterin lagu buat
slow dance, dan aku disuruh mengajak cewek pilihanku (biasanya sih kalau saat-saat
begini, yang ultah ngajak orang yang di taksirnya untuk berdansa) turun dan
memperkenalkan pada seluruh tamu, wah brengsek. Memang gosipnya ada beberapa cewek yang naksir padaku di sekolah, tapi aku cuek
bebek, kurang begitu peduli sama mereka semua, padahal mereka-mereka itu kece dan
cantik-cantik juga loh, dan rebutan cowok-cowok di sekolahku. Bukan apa-apa, kalau aku
naksir yang satu kan yang lain bakalan hilang, mundur teratur, nah mendingan aku tidak
memilih satu orangpun? jadinya bisa nempel sama semua cewek kece.
Nah teman brengsek ini menyuruhku untuk mengajak satu cewek untuk slow dance, seolah
mengumumkan siapa cewek pilihanku. Yah sulit dong.. Gile juga.. Tapi akalku jalan cepat
sekali, si Fifi kudatangi walaupun lagi mojok di dekat orang tuaku (tapi tidak ngobrol, jadi
bagi yang belum kenal Fifi, tetap saja menganggap Fifi cuma temanku). Fifi agak terkejut
sedikit waktu tahu dan sadar dia yang kuajak slow dance, tapi belum berkomentar apa-apa.
Begitu kami masuk ke tengah-tengah arena slow dance, di tengah kerumunan pasangan
lain baru Fifi berbisik, “Jon… kok ngajak aku slow dance-nya sih?”
“Iya Fi.. aku belum punya cewek sih..”
“Kan banyak teman elu yang kece-kece tuh..” masih sambil berbisik.
“Yang kece sih banyak Fi.. tapi yang sekece kamu mana ada..” rayuku pada kakak sendiri.
“Gelo loh.. cewek kece banyak begitu disia-siakan..”
“Beneran Fi.. nggak ada yang cantik dan dewasa seperti kamu, semuanya ABG doang..”
Fifi tidak menjawab lagi, tapi menaruh kepalanya pada pundakku. Harum rambutnya yang
tadi sore keramas bercampur dengan sedikit keringat kepalanya di hidungku begitu
merangsangnya. Begitu kugeser kepalaku sedikit mendekati telinganya lagi, kali ini makin
jelas aku mencium parfum si Fifi yang dipakai pada belakang telinga. Kakakku ini seru loh,
suka memakai parfum lelaki! Dan aku mengikuti dia dalam merk parfum. Cuma berhubung
bau badan kami beda dikit yah tetap saja aku terangsang mencium bau campuran parfum
dan bau badan Fifi. Batang kemaluanku ngaceng berat waktu itu.
Begitu Fifi sadar, aku membaui sekitar belakang telinganya, dia memelukku lebih erat lagi.
Alamak.. Cukup terasa juga payudaranya menekan dadaku. Wow.. empuk-empuk nikmat
(memang nikmat?!) Pokoknya menimbulkan sensasi tersendiri. Mungkin yang merasakan
nikmat si cewek kali kalau bersentuhan dada begitu. Aku sebagai lelaki sih rasanya
enak-enak saja.
Sepanjang lagu yang satu itu, tanganku yang tidak memegang tangan Fifi kusuruh
menjelajahi punggungnya. Dari dekat lehernya sampai ke pinggangnya. Berhubung Fifi
memakai gaun malam mini, yah dia tidak perlu pakai rok-rok segala dong, kan jadi satu
sama atasan, eh baju terusan itu. Mini tuh maksudku masih setinggi pertengahan paha. Nah
saat aku mengusap-usap pinggang Fifi, aku tidak begitu merasakan adanya garis celana
dalamnya.
Timbul niat isengku pada kakak sendiri, sekalian mau tahu juga.
“Fi.. kamu nggak pakai celana dalam yah?” kataku sambil berbisik di telinganya.
“Eh.. enak saja.. aku pakai tahu.. nakal loh Jon nanyanya!” jawab Fifi sambil berbisik.
“Kok nggak berasa dipegang Fi.. batas celana dalamnya..” bisikku lagi penasaran.
“Coba elu rabanya turun lagi dikit..” balas Fifi sambil berbisik juga.
Lalu kuraba mengikuti petunjuknya, kali ini buah pantatnya terpaksa harus kuraba-raba. Dan
merabanya makin turun saja. Benar juga, akhirnya ketemu dan kutelusuri garis batas celana
dalamnya. Dilihatin orang nih dansanya. Nekat kali aku meraba makin ke bawah. Ha! Gile
apa.. ini kakak sendiri friends. Rabaanku berjalan ke samping saja, menelusuri pelan-pelan
garis celana dalam Fifi yang memang sepertinya cuma segaris itu. Oh.. aku tahu sekarang,
celana dalamnya model tali saja dan dipakainya berbentuk V.
“Fi.. celana dalam elu modelnya aneh banget sih.. makanya kukirain tadi kagak pake
celana,” kataku masih berbisik.
“Makanya elu cari pacar dan pacaran.. nanti jadinya tahu..” balas Fifi masih bisik-bisik saja.
“Kalo pacarku seperti kamu sih boleh saja Fi..” balasku mesra.
Wah pembaca, jangan heran kami bisa ngomong bebas begini kan karena memang akrab.
Dalam kepalaku timbul juga perasaan cemburu sedikit saat itu. Wah.. sialan siapa saja nih
yang sudah pegang-pegang si Fifi sampai dia perlu pakai celana dalam sexy seperti itu.
Sialan… mau kuhajar saja rasanya. Belum tahu kali tuh cowok, adiknya Fifi jagoan
taekwondo, karate sekaligus Merpati Putih.
KUNJUNGI JUGA : COIN303 | BANDAR BOLA TERPERCAYA
Eh lagi enak-enak memeluk Fifi sambil goyang-goyang lagunya habis.. sialan, temanku
mengganti jadi disco lagi. Yah sudah bubaran deh slow dance-ku dan Fifi. Aku masih
melihat-lihat teman yang lain, si Fifi menghilang entah kemana. Karena acara terakhir pesta
rumahan adalah disco, yah tidak lama setelah itu bubar deh pestanya, masak anak SMU
pesta di rumahan sampai lewat jam 12 malam sih? nggak sopan dong (anak ranking 1 nih
yang bilang, aku!).
Persis jam 12 lewat 5 menit, teman terakhir sudah tidak kelihatan mobilnya. Aku yang capek
banget rasanya mau tidur saja deh, sambil mikirin Fifi. Kemana yah dia? Urusan kado besok
saja lah. Tidak mungkin ada yang ngambil ini. Aku naik ke atas dan langsung masuk ke
kamarku. Melepaskan pakaian dulu lalu masuk kamar mandi pribadi dan bersih-bersih.
Masih bugil aku balik ke ruangan ranjang. Ah biasanya tidur pakai CD, kali ini mau nyobain
bugil ah, sudah gede ini, kan 17 tahun. Yah badanku yang gede dan anuku juga cukup gede
kok. Panjangnya sih cuma 15 cm saja.
Karena AC kamarku cukup dingin, aku biasa tidur memakai selimut (Tidak lucu sebenarnya,
kalau memahami kesehatan, saat tidur itu bagusnya tubuh kita tidak dalam keadaan ‘terikat’
dan udara yang kita hirup sebaiknya memang sekitar 18-24 derajat celsius. Jangan lebih
panas dan jangan lebih dingin. Itu baru tidur sehat. Eh ini kata dokter Joni loh hehehe coba
saja iseng tanya dokter beneran.) Kan bule-bule dalam film banyak yang tidur bugil toh?
Masih berbaring, pikiranku melamun pada peristiwa slow dance bersama Fifi, kakak
tercintaku. Saat dance tadi aku sih lupa apakah ngaceng atau nggak, tapi saat mikirin aku
inget. Ngaceng kenceng! Gile kupegang si Junior, malah makin bikin tenda di selimutku
jadinya. Yah kuusap-usap sayang deh juniorku. Tentu saja sambil membayangkan
bagaimana bentuk tubuh si Fifi yang polos dalam keadaan bugil sepertiku, apalagi sambil
menari bareng. Wow.. asyik loh.
Aku berhayal.. Tubuh si Fifi mulus tanpa cacat (sepertinya memang belum pernah luka sih,
paling bekas suntikan cacar di pahanya) payudaranya yang lumayan mantap kalau
dipegang, dengan puting cukup besar sehingga enak dikulum. Lalu perutnya yang datar dan
rata karena hobbynya aerobic dan fitness, dan pantatnya yang aduhai montoknya, tadi saja
saat kupegang waktu slow dance mantap banget rasanya.
Eh lagi enak-enak berhayal begitu, tiba-tiba pintu kamarku diketok. Tok.. tok.. tok.. cuma tiga
kali dan tidak kencang. Karena kebiasaan menjaga privacy di keluarga kami, sebelum
masuk harus ketok pintu dulu, aku sih tidak pernah mengunci pintu.
“Siapa?” tanyaku.
“Aku Jon..” jawab suara yang tidak asing lagi, sepertinya berbisik tuh.
Wharakadah! gadis yang sedang kuimpi-impikan muncul mendatangiku friends! Aku terdiam
bingung.
“Jon.. elu belum pulas kan?” tanya Fifi dari balik pintu. Lalu diam menunggu jawabanku.
Wah gimana nih.. aku sedang bugil dalam selimut begini. Ah biarin deh.
“Boleh masuk Jon?” tanya Fifi lagi, padahal aku baru mau menyuruhnya masuk, tapi belum
sempat.
“Iya, masuk saja Fi..” kataku cukup keras supaya jelas terdengar olehnya, kalau pelan-pelan
entar dia tidak jadi masuk lagi, kan bikin sedih jadinya.
Si Fifipun masuk juga, setelah menutup pintu kamar, dia berbalik dan, “Jon lampunya
dinyalain yah?” tanya Fifi. Maklum sebelum naik ranjang, lampu terangnya kumatikan, cuma
sisa lampu kecil saja, jadi remang-remang. Wah benar juga idenya, jadi aku bisa melihat
jelas tubuh Fifi, sepertinya cuma memakai baju tidur waktu bayangannya terlihat saat
memasuki kamarku.
“Iya deh..” jawabku, lalu sadar, wah.. entar senjataku yang ngaceng kelihatan dong!
“Eh…” belum sempat aku ngomong lagi, si Fifi sudah menyalakan lampu. “Blar..” terang deh.
Aku memperhatikan Fifi. Dia memakai baju tidur favoritku, karena model baby doll, terusan
cuma melewati pantatnya dikit, warna kuning muda dan agak transparan. Biasanya kalau
dia berdiri membelakangi lampu sih kelihatan bentuk tubuhnya, dan pakaian dalamnya. Kali
ini belum kelihatan, kan lampunya di tengah ruangan, sedang dia masih dekat pintu.
“Ada apa Fi?” tanyaku bingung juga dan heran, ada apa malam-malam waktunya tidur
begini dia datang yah? Kalau masih sore sih aku tidak heran, paling dia mau nanya soal
komputer atau soal mobilnya.
“Eh sebelumnya sorry loh Jon..”
“Kenapa?” langsung kupotong saja.
“Aku kan belum ngasih kado buat elo.. kagak kepikir mau ngasih apa sih.” lanjut si Fifi
mencoba senyum menghiburku kali. Wah bener juga.
Aku memang tidak sempat memikirkan Fifi ngasih kado atau tidak, dia mau slow dance
denganku saja rasanya aku happy banget. Lalu sekarang mau apa lagi nih? “Ah nggak
apa-apa Fi.. nggak masalah soal kadonya.. aku punya kakak sebaik elu saja sudah
merupakan kado yang indah setiap hari..” kataku. Lalu si Fifi berjalan menghampiri ranjang
sambil melihat mataku terus.
Wah untung tidak melihat ke arah juniorku. Masih ngaceng man! banyangkan sendiri deh
cewek kece, seksi sedang berada di dekat kamu, di ranjang yang sedang bugil. Dan sambil
tersenyum manis sekali pada kamu.
Sewaktu dia makin mendekatiku, aku menggeser ke tengah ranjang, jadi dia bisa duduk di
tepi ranjang kalau memang mau ngobrol agak lama. Nah saat makin dekat itulah lampu
kamar dibelakangi olehnya. Wow.. bayangan mulus tubuhnya yang sempurna sekali (nggak
kayak gitar kok, tapi melengkung dan meliuk indah) makin jelas saja terlihat.
Benar saja dia duduk dekat pinggangku, persis sebelah pinggang dan juniorku yang
ngaceng berat. Selimutku yang bergeser membuat si junior mengangguk-angguk kegelian
karena gesekan itu. Tangan kiriku yang masih dalam selimut terpaksa harus memegangi si
Junior nih. Fifi berlagak tidak melihat dan tetap senyum manis sekali. “Jon.. aku mau ngasih
kado spesial buat elu, tapi.. elu nggak boleh cerita sama siapapun juga, setuju?” Langsung
saja aku mengangguk, walaupun bingung menduga-duga kado spesial apaan, apakah Blow
Job? Belum tentu, terusin saja baca ceritanya.
“Janji yah Jon..”
“Saya berjanji, Fifi kakakku tersayang..” kataku menegaskan dari sekedar mengangguk.
“Jon, Fifi mau tahu.. kamu beneran belum pernah pacaran? maksudnya nge-date berduaan
ama cewek?” tanya dia.
“Bener Fi.. kan tiap malam minggu, kalau kagak ada pesta ultah, yah aku di rumah saja kok
surfing di internet, kamu sih kelayapan melulu malah ninggalin aku sendirian kalau malam
minggu” kataku, dia senyumnya makin lebar.
“Jadi belum pernah pegang-pegang tubuh cewek dong?” tanyanya lagi, memancing dikit.
“Yah pegang sih belum cuma kalo melihat sering?”
“Oh yah? dimana?” tanya Fifi kaget sedikit.
“Di internet..” jawabku cepat, memang betul sih. Dia tersenyum lagi.. heran kayaknya makin
lama melihat Fifi tersenyum makin manis saja tuh senyumnya, wah aku rasanya makin
senang dan happy sekali melihat bibirnya yang tersenyum.
“Jadi yang real dan asli belum pernah dong?” kata Fifi masih dengan tersenyum. Bagiku ini
bukan ledekan, tapi ucapan tulus kakak pada adik yang memang akrab. Aku mengangguk.
“Fifi mau kasih hadiah khusus, tapi kamu harus janji tidak boleh ngapa-ngapain kalo kagak
disuruh. Mau nggak?” tanya Fifi, kakak tersayangku ini. Aku mengangguk.
“Eh janji dulu..”
“Iya deh Joni janji Fifi sayang..” kataku memuaskan keinginan Fifi.
“Siap menerima hadiah?” tanyanya lagi sambil menegakkan badannya yang tadinya duduk
santai.
Aku mengangguk lalu berkata, “Siap boss..”
Fifi kemudian menaiki ranjang, sambil tangannya mendorong perlahan tubuhku untuk
bergeser sedikit. Ranjangku sih ukuran 160 lebarnya, jadi muat saja kalau mau tidur
berduaan. Lalu Fifi berlutut tegak di sampingku, memandang mataku lekat-lekat masih
dengan senyum manisnya. Kemudian secara perlahan-lahan dia mengambil ujung bawah
baju tidurnya. Ops.. Fifi terlupa sesuatu.. buru-buru dia turun ranjang dulu, menuju ke
lemariku yang ada componya, dia pilih buru-buru salah satu CD lalu diputarnya. Nah muncul
lagu romantis, dipasangnya cukup keras tapi tidak mengganggu keluar ruangan. Mungkin
sekedar supaya pembicaraan kami tidak terdengar saja kali. Lalu dia berjalan ke pintu dan
mengunci pintu.
Aku merasa sedikit heran, mau ngapain nih. Si Fifi balik lagi ke sampingku, berlutut di atas
ranjang sambil melenggok menari mengikuti irama lagu. Tangannya balik lagi memegang
ujung bawah baju tidurnya dan mulai memilin sedikit-sedikit, lalu menarik perlahan ke atas.
Wah ini sih striptease. Kutungguin saja deh. Begitu bawah bajunya mulai naik setinggi
bawah selangkangannya, aku makin deg-degan! Cepat sekali naik lagi perasaanku. Lalu
muncul celana dalamnya yang transparan dan seperti tadi waktu dansa berbentuk V dan
sebagian besar tali. Warnanya sih hitam, ada merahnya sedikit persis ditengah dekat bawah
pusarnya, eh tuh merah bunga kecil, cuma satu.
Gila friends.. bulu kemaluannya terlihat. Belahan kewanitaannya sih terbayang dalam
bungkusan CD halus itu yang mengikuti bentuk bibir kemaluannya. Wow.. sialan aku janji
tidak boleh ngapa-ngapain. Wah pingin sekali untuk menjamahnya. Tangan kiriku terpaksa
memegangi juniorku deh. Makin keras saja ngacengnya nih.
Makin tinggi Fifi menarik bajunya, semakin jelas tubuh putihnya terlihat. Begitu bagian
bawah payudaranya muncul. Wow.. aku sampai menelan ludah. deg-degan makin keras.
Ops.. sial ada BH-nya! Eit tunggu dulu, BH-nya seru banget.. juga hitam transparan dan
puting susunya yang kuduga besar, benar saja muncul dan terlihat jelas, kali ini aku tidak
perlu menebak-nebak lagi, ternyata warnanya merah sedang, nggak pink sih, lebih tua
sedikit tapi tidak coklat gelap. Saat bajunya melewati kepalanya, aku ingin sekali memegang
payudaranya. Tapi ingat janji.. wah brengsek.. padahal si Fifi kan tidak melihat.
Dan saat bajunya sudah lolos melewati kepala, Fifi langsung membuangnya ke atas karpet
kamarku. Tangannya kembali turun lagi yang membuat payudaranya terlihat dan berbentuk
semakin menonjol saja. Gile bener.. sss.. alamak nggak tahan nih.. Kemudian Fifi
menggeser posisi berlututnya kali ini dia mengangkangiku. Wow.. sepertinya aku semakin
tidak tahan deh. Mana tangan kiriku sudah tidak lagi memegang si Junior lagi dan dengan
posisi baru ini otomatis Fifi menindih perutku. Dia masih bergerak meliuk dan menari.
Mungkin tidak nyaman menari di atas selimut, dia menggeser dulu lalu mendadak
menyingkapkan selimut untuk membuangnya.
“Eit.. sorry Jon.. aku nggak tahu elu kalo tidur juga bugil!” kontan kedua tanganku menutupi
juniorku. Tapi mana bisa.. lah lagi siaga satu gitu kok. Lagi pula dia ngomong dengan
kalimat ..juga bugil! Wah dia kalau tidur bugil dong?! kenapa tidak dari dulu aku masuk
kamarnya kalau dia sedang tidur.
Karena aku diam saja tidak berkata apa-apa, Fifi balik lagi berlutut di atas perutku
menghadap wajahku dengan sebelumnya mengambil tanganku untuk melepaskan
pegangan yang menutupi si Junior. Terpaksa tanganku posisinya seperti orang menyerah
kalau berdiri, kutaruh di samping kepala. Sepertinya Fifi sedang bergerak menari sambil
membuka BH-nya deh.. tapi susah atau sengaja susah membukanya?
“Fi.. boleh aku bantuin membuka BH kamu?”
“Memang kupikir tadinya mau nyuruh elu yang bukain.. tapi gue kagok..” lalu sambil berkata
begitu dia rebahan dikit, tangannya menopang tubuhnya di samping kepalaku, dengus
nafasnya dekat sekali menyapu wajahku. Karena posisi berlututnya di perutku, yah mulut
dan hidungku cuma kebagian lehernya saja. Wah wangi juga lehernya.. tanganku mulai
memeluknya dan mencari kaitan BH-nya di punggungnya. Biarpun sudah ketemu sengaja
aku lama-lamain. Enak gila.. memeluk tubuh hangat cewek kece seperti ini.
“Ayo Jon.. jangan nakal, hadiahnya masih banyak..” kata Fifi lalu menggeser tubuhnya yang
berada di atasku sehingga menurun sedikit dan wajahnya berhadapan dengan wajahku.
Alamak.. dengus nafasnya yang menyentuh wajahku membuatku konak lagi dan semakin
bernafsu. Tidak tahu siapa yang memulainya, tahu-tahu bibir kami nempel dan lidah Fifi
menyapu bibirku. Sepertinya sih Fifi juga nafsu sekali mau menciumku kali, habis wajahku
tetap lurus, tapi wajahnya miring-miring kok. Nah kan dia yang berusaha lebih keras buat
menciumku toh?
“Blp.. buka mulutnya Jon.. aku ajarin ciuman..” kata Fifi. Lalu kuikuti membuka mulut,
membiarkan lidah Fifi masuk ke dalam mulutku. Dia menyapu gigi depanku, lalu lidahku
didorong-dorong dan dibolak-balik segala, dan malah lidahku dikitik-kitik dengan lidahnya
juga. Wah seru juga loh, tukar-tukaran ludah.
KUNJUNGI JUGA : COIN303 | BANDAR BOLA TERPERCAYA
Aku lupa bahwa tanganku sudah melepas BH-nya apa belum yang jelas tanganku
mengusap punggungnya dengan bebas tanpa ganjalan BH segala. Kuusap-usap terus
punggungnya yang mulus dan hangat. Dada kami sih masih terpisah oleh BH-nya. Ops..
baru aku bilang masih terpisah, Fifi menarik BH-nya untuk disingkirkan. Sambil ciuman
begitu, otakku mikirin bagian bawah kami. Wah senjataku tergesek-gesek sama celana
dalam mini si Fifi nih, sakit dikit sih, lecet nggak yah?
“Fi.. boleh aku lepasin celana dalam elu nggak? kontol gue sakit kegesek-gesek.” kataku
melepaskan ciuman sekejab. Akibatnya malah lepas terus-terusan tuh.
“Eit.. jangan nakal dulu. Sudah bisa ciuman yang kuajarin?”
“Iya boss..” jawabku.
“Elu diam saja yah..” kata Fifi. Lalu dia bergerak semakin turun. Kali ini sampai dia duduk di
kakiku. Dia persisnya menduduki bagian ujung kakiku, nggak diduduki habis sih, dia
bersimpuh sedikit, sambil bergerak perlahan-lahan wajahnya ikutan turun sambil mencium
badanku juga. Geli sekali loh, apalagi waktu dia mencium putingku. Wow.. sampai kupegang
kepalanya gara-gara geli. Untung dia tidak marah. Waktu hidungnya kena bulu kemaluanku,
makin geli dan si Junior mulai kena dengusannya dan dikecup kepalanya, sepertinya sih
kena mata tunggal di kepala si Junior tuh.. geli banget sih.
Gila friends.. kali ini kuduga bakal dapat pengalaman dikaraokein deh, aku mau menikmati
rasanya di karaokein kakak tersayang ini. Dimulai dengan jepitan erat bibirnya pada kepala
kemaluanku, rasanya sukar dilukiskan, yah geli-geli enak deh. Apalagi waktu bibir itu masih
dalam jepitan erat bergerak turun menyentuh lingkaran helm senjataku. Wah rasanya mau
ngecret saat itu. Gile bener.. untung juniorku tahan juga.
Apalagi sensasi yang timbul saat bibir Fifi makin turun menjalari batang juniorku yang keras
dan penuh urat-urat. Waduh, gesekannya sukar dilukiskan (namanya juga pertama kali)
apalagi saat itu juga helm di kepala kemaluanku dijilati oleh lidah hangat Fifi. Wow.. mana
tahan, beneran mau ngecret rasanya.
Dan saat jepitan erat bibir Fifi, kakak tersayangku ini semakin turun kearah bulu-bulu
kemaluanku yang mulai memenuhi pangkal senjataku, ujung kepala helm si junior juga
menyentuh daging halus dan lembut langit-langit tenggorokan Fifi. Weleh.. weleh.. gila man..
nikmat sekali! dan, “Cret.. cret.. cret.. cret.. cret..” beberapa kali aku ngecret. Kulirik ke sana,
si Fifi melirikku juga, gile pandangannya itu.. wow.. sexy sekali.. (sering aku
membanyangkan dan terbayang-bayang terus wajah Fifi saat dia sedang mengkaraoke
barangku) Gile deh, masih muda gini si Fifi sudah jago mengisap senjataku. Dia suka lagi..
tidak setetespun cairan maniku yang meleleh dari mulutnya. Wah di Bohongin film tuh,
paling yang sampai meleleh gitu yah karena si ceweknya tidak mau menelan protein yang
kita keluarkan, atau mungkin di film tuh sperma meleleh karena memang asyik melihat dan
menonton cairan yang meleleh.
“Fiii… aduh.. enak sekaliii…” kataku merintih perlahan. Kencang-kencang takut orang tuaku
mendengar lagi. Gile loh.. ini taboo, pamali.. incest.
“Jon.. hadiahnya belum selesai.. ini baru foreplay-nya buat elu…”
Hah..! Gile bener.. apalagi nih?
“Elu basahin mem*kku dengan ciuman yang tadi aku ajarin yah? sementara aku bikin
burung elu tegang lagi.” kata Fifi lalu berdiri dan membuka CD-nya secepat kilat.
Kemudian dia menungging mengambil posisi 69 persis seperti gambar-gambar di internet
yang kulihat kalau ada pasangan yang saling mengisap.
Begitu Fifi dalam posisi mengangkang dengan pahanya terbuka lebar, harum liang
kewanitaannya langsung tercium olehku. Gile bener.. nikmat sekali.. enak loh mencium bau
khas liang kewanitaan cewek, wah pantesan banyak gambar orang lagi ismek dan jimek
yah? Mula-mula kujilati dulu belahan liang kewanitaan si Fifi yang terlihat sudah mulai
basah, lalu setelah beberapa kali dijilat dengan ujung lidah sampai badan lidahku juga,
gelambir bibir luar si Fifi yang warnanya kemerahan dikit itu mulai membuka dan melebar.
Nah habis itu jangan lupa pasti sasaran kita bibir dalam mungil yang warnanya pink.
Sebelumnya pastikan lagi deh, jilati terus dari batas liang kewanitaan luar paling bawah
dekat perbatasan anus sampai arah klitorisnya, tentu dengan jilatan panjang tanpa terputus,
dijamin kegelian tuh cewek yang kita jilati. Nah begitu diulang beberapa kali.. asyik.. terasa
kan sari buah segar dari tubuh cewek seperti yang kulakukan pada Fifiku ini, kalau terasa
juice-nya mulai berkurang kan kurang asyik, ganti lagi dengan mengulum seluruh bibir
luarnya yang melambai-lambai, yah mengulum dan menghisap lah, terus sambil sedikit jilat
dan sedot terus, sehingga sisa juice dari tubuhnya dan sedikit sisa pada lidah kita tetap saja
bisa kita nikmati terus. Biasanya cewek kegelian dan memproduksi lagi juice alami ini dari
dalam tubuhnya. Wow.. asyik pasti deh kalau normal sama-sama menikmati kita dapat
bonus lagi banyak juice.
“Aaahh.. enak Jon.. terus.. terus..” kata Fifi.
“Iya Fi.. blp.. aku juga keenakan.. slup.. slup.. dikaraokein elu itu.. slup..” jawabku.
“Blp.. blp.. ehm.. blp.. blp..” tidak jelas deh apa jawaban Fifi, yang jelas aku ingin sekali
hadiahnya berlanjut terus sekalian juga aku membalas kenikmatan pada si Fifi dong, biar
adil.
Saling jilat dan isep yang kami lakukan kuulangi lagi. Kali ini kutambah dengan jurus baru,
gara-gara melihat gambar di internet (wah lihat gambar porno berguna juga kadang-kadang
yah?). Aku mencoba memasukkan lidah ke dalam liang senggama si Fifi yang mungil
tempat keluarnya juice nikmat tadi. Lubang itu sih terlihat nafsuin banget.
Jelas terlihat empot-empotan membuka menutup dengan gerakan-gerakan merangsang
nafsuku. Karena batang kejantananku letaknya jauh, yang paling praktis yah lidah dong.
Kudorong-dorong saja lidahku memasuki lubang di liang kewanitaan kakak sexy-ku ini,
sambil sesekali jurus-jurus gerakannya kugabung dengan menjilat celah liang kewanitaan
dan mengulum semua bibir bawah si Fifi. Wah nikmat sekali, untung si Fifi sudah memberi
kursus kilat cara ciuman dan kulum-kuluman.
Sukar dilukiskan kenikmatan yang kudapatkan deh, bayangkan saja, kakakku yang sexy
sedang mengkaraoke senjataku, sambil liang kewanitaannya kujilati.
“Jon.. kayaknya elu sudah siap menerima hadiah lanjutannya nih,” kata si Fifi yang
buru-buru bangun dan ganti posisi, kali ini dia berjongkok di atas pinggangku. Hehehe.. dia
yang tidak tahan tuh. Asyik.. pasti aku akan bersenggama dengan kakak cantikku ini. Yang
jelas sih memang batang kejantananku tidak ciut-ciut tuh. Alasan si Fifi saja untuk membuat
liang kewanitaannya lebih basah dulu supaya kami bersetubuhnya lebih gampang, daripada
alasan membuat juniorku ngaceng lagi Dengan satu tangan memegang juniorku dan satu
tangan lagi membuka celah liang kewanitaannya, Fifi menunduk melihat jelas-jelas supaya
tidak meleset adegan persetubuhan kami yang pertama ini.
Aku juga sampai menaikkan kepala kok walau sudah diganjal bantal tinggi. Gila kelihatan
banget bibir kemaluan Fifi yang membuka dan siap disusupi oleh batang kejantananku yang
ngaceng berat. Si Fifi perlahan-lahan menurunkan pinggulnya dan juniorku, helmnya terasa
menyentuh belahan hangat basah liang kewanitaan Fifi. Makin si Fifi menurunkan
pinggulnya, helm si Junior semakin tidak terlihat dengan perasaanku yang semakin
keenakan.
Si Fifi yang tidak sabar begitu helm si Junior hilang dari pandangannya langsung menduduki
pinggulku, yah sudah amblaslah seluruh batang tubuh si Junior dan batang kejantananku
itupun lenyap dari pandangan.
“Aow… sakit Fi..” maunya aku sih teriak, habis mendadak gitu kulit batang kejantananku
tertarik oleh jepitan erat dinding kewanitaan si Fifi. Terasa sekali gesekan dan tarikan kulit itu
loh.
“Sstt.. jangan berisik.. aku juga sakit Jon.. kurang pas kali..” kata si Fifi lalu dia mencabut
batang kejantananku dengan mengangkat pinggulnya lagi. Waw.. kenikmatan yang
dirasakan tidak terlukiskan deh. Tidak sampai lepas semuanya, kali ini si Fifi
menggoyang-goyang dulu pinggulnya sedikit untuk memperlancar pelumas atau arah yang
tepat, aku tidak tahu deh. Lalu dia menurunkan lagi perlahan saja dulu. Nah ini baru
mantap.. Pas masuknya. Sambil si Fifi goyang kiri kanan dikit dan maju mundur dikit,
akhirnya batang kejantananku terbenam mantap di dalam liang kenikmatan kakak
tersayangku. Duh.. ujung batang kejantananku menyentuh apaan yah? Jangan-jangan
rahimnya kali!
“Oohhh.. Joni sayang..” si Fifi kakakku ini diam tidak bergerak lagi punggulnya tetapi bagian
atas tubuhnya rebah menindihku. Dadanya yang padat berisi, menindih dadaku, dan
wajahnya dekat sekali di depan wajahku.
“Fi.. gue boleh mengusap-usap badan elu nggak?” aku bertanya, takut melanggar janji. Dia
tersenyum lalu mengangguk saja, dan buru-buru mulutku di cipok. Keras! bibirku sampai
terbetot karena menciumnya dengan sedotan segala. Belum kaget aku atas kejadian itu, dia
mencium lagi kali ini bibirku dilumatnya dan kamipun bersilat bibir lagi.
Aku tersadar akan ujung si junior yang menyentuh sesuatu di dalam sana.
“Fi.. elu bisa hamil nggak nih?” tanyaku dengan nada khawatir. Lah iya.. gila kali menghamili
kakak sendiri, bersenggama dengan kakak kandung saja sudah perbuatan gila-gilaan.
Apalagi sampai hamil.
“Tenang Jon.. baru saja gue selesai mens kok tadi pagi baru bersih..”
Hah? aku yang melongo.. pantesan saja dia juga sakit waktu kami baru bersatu tadi
walaupun sudah becek sejak kujilati liang kewanitaannya.
“Fi.. elu nggak perawan sejak kapan nih?” tanyaku.
“Eh.. nakal yah tanya-tanya.. nggak usah di omongin deh.. nikmati saja yah Joni sayang..”
kata si Fifi, yah sudah. Tapi kulihat dia jadinya sedih tuh gara-gara aku bertanya soal itu.
Kami memang terdiam jadinya. Fifi cuma diam saat menindihku tanpa bergerak dengan
memiringkan kepalanya di wajahku. Hidung kami bersentuhan. Aku menikmati sekali
saat-saat ini. Saat-saat indah bersatu dengan kakak tersayangku. Dengusan nafas halusnya
menyapu wajahku juga dengan keharuman nafas segarnya. (wah jangan-jangan tadi
kumur-kumur dengan close-up cair dulu kali nih) Tanganku mengusap-usap punggungnya
yang halus tapi sedikit berkeringat karena kupegang dalam keadaan lembab. Mungkin
posisinya kurang enak, si Fifi menggerakkan bagian bawah tubuhnya sedikit. Wow.. sensasi
dalam lubang tempat kami bersatu itu nikmat sekali.
“Fifi kakakku sayang, ngapain lagi nih sekarang..” tanyaku bingung. Nah tanpa menjawab
dia bangkit dari menindih badanku. Kali ini dia benar-benar menduduki pinggangku. Wow
buah dadanya yang mantap memerah karena tertindih tadi terlihat semakin indah saja.
Putingnya juga ngaceng banget lagi, mancung.
“Nikmati yah Jon, jangan bergerak-gerak pinggulnya..” kata si Fifi.
“Ok boss..” Lalu mulailah si Fifi bergerak-gerak. mula-mula sih gerakannya cuma
memajumundurkan pinggulnya saja sehingga batang kejantananku yang terbenam
dalam-dalam tidak keluar sedikitpun, tapi didalam sana rasanya. Wah.. coba sendiri deh
komentarku. Kalau aku bilang enak entar tidak percaya. Pokoknya sukar dilukiskan. Ujung
kepala si Junior terutama helm junior tuh yang menikmati banget gesekan-gesekan di dalam
rongga persetubuhan kami, sepertinya sih menyentuh-nyentuh sesuatu benda yang agak
kenyal? seperti ada dodol bola deh di dalam sana. Apa iya itu rahim. Kepala si Junior
mengelilingi dan menyenggol-nyenggol dodol bola itu. Gile bener.. sensasi yang ditimbulkan
luar biasa enaknya, beneran loh aku terasa banget dan yakin, lubang kecil di helm si junior
menyentuh dan disentuh sesuatu di dalam sana.
“Oohhh Jon..”
“Ya.. Fi..”
“Oohhh Jon.. Sayang..”
“Ya.. Fifi sayang..”
“Jon.. aaahh..”
“Ya Fifi kakakku tercinta.. eugh..”
“Oohhh Jon.. Sayang.. enak sekali.. kamu enak Yang?”
“Ya Fifi sayang… wah nikmat sekali aaah.. enak Fi..”
“Pegang dan remas-remas tetekku dong Jon..” kata si Fifi dengan manja.
“Wah tetek kamu mantap banget Fi.. pas susunya.. kenceng lagi..” pujian jujur dariku keluar
deh.
“Oohhh Jon… terus Jon.. lebih kuat remasnya..”
“Ya Fi.. lebih enak?”
“Ooohh Jon.. terus Jon.. putingnya juga..”
“Oohhh.. aahhh Joniii..”
“Eh Fi.. jangan kenceng-kenceng..” kataku khawatir juga, habis makin lama semakin
kenceng saja desahan dan suara Fifi yang keluar dari bibir sexy-nya itu.
Kali ini Fifi menunduk deh jadinya, mulutnya mencium mulutku lagi, nah suaranya kan cuma
nafas doang tuh. Wah ada yang seru lagi. Kali ini Fifi mulai menggerakkan pinggulnya naik
turun. Gila, rasanya gesekan batang kejantananku pada dinding liang kewanitaan Fifi yang
menggenggam erat itu loh. Waw.. enak gila.. lebih enak dari Frozz deh. Sensasi yang di
timbulkan sampai naik ke kepalaku, buktinya waktu melewati leher dan mulut nafasku
semakin menderu-deru. Terbukti dong semakin enak.. asyik loh.
Cukup lama juga Fifi melakukan olahraga turun naik di atas pinggangku, pasti dia capek
juga, habis biarpun AC kamarku dingin punggungnya keringatan tuh. Tanganku sampai
basah telapaknya waktu mengusap-usap terus dari tadi. Tiba-tiba saja Fifi menggerakkan
pinggulnya semakin cepat dan makin keras menghujam kearah batang kejantananku, makin
mantap deh tusukan-tusukannya. Lalu lidahku disedot kuat-kuat dan dia roboh lemas
setelah tegang-tegang dikit sebelumnya. Wah…. ini orgasme kali yah? Kok aku kaga
ngecret sih kata siapa orgasmenya cewek dan cowok mesti barengan?
Aku iseng ah, walau tidak disuruh kugoyang pinggulku menyodok naik dikit. Habis si Fifi
diam sih, padahal tadi lagi asyik menggoyangkan pinggulnya.
“Oohhh Joni.. sayang.. nakal yah.. tapi enak Jon.. enak sekali.. iya terus Jon.. kamu enak
Yang?”
“Ya.. Fifiku sayang.. kamu sudah orgasme yah.. wah licin nih Fi jadinya tapi nikmat juga kok
aaah.. enak Fi.. enak sekali..”
“Iya Jon.. tadi aku mencapai surga tuh.. lidah elu nggak kegigit kan?” tanya si Fifi. Wah dia
tidak sadar tadi menyedot kuat-kuat lidahku, dan dugaanku dia mencapai orgasme ternyata
benar. Wah untung tidak digigit ya lidahku. Kalau tidak saat dia lupa gitu salah-salah aku jadi
si bisu Joni lagi hehehe… habis lidahnya putus.
“Jon.. biar elu lebih menikmati hadiahnya, ganti posisi yah?” tawar si Fifi padaku. Asyik..
doggy style boleh aku praktikkan nih.
“Gaya nungging yah Fi?”
“Elu mau gaya begitu?”
“Iya Fi.. kayak di foto dalam internet.”
“Hayo deh berhubung ini hadiah..”
Kamipun berganti gaya jadi doggy style. Cuma sebentar saja, walaupun seru aku melihat Fifi
dari belakangnya, dengan kulit punggung mulus walau berkeringat, pinggangnya yang
ramping dan buah pantatnya yang besar jelas pemandangan indah tersendiri. Tapi.. ada
yang bikin gaya ini jadi sebentar. Setiap kali kusodok maju batang kejantananku semakin ke
dalam rongga liang kewanitaan si Fifi, dia seperti tersendak kesakitan.
“Kamu nggak enak yah Fi?” tanyaku pelan-pelan takut menyakiti kakak tersayangku.
“Nggak pa-pa, terusin saja, yang penting kamu senang..” jawab Fifi, weleh-weleh.. baru dua
sodokan lagi reaksinya sama saja, kesakitan. Wah aku tidak mau jadi adik tidak berbudi.
Dikasih hadiah sangat nikmat begini masak dengan tega menyakiti kakak tersayang sih?
“Fi.. ganti gaya lagi deh.. gaya apalagi yang kamu mau dan kamu anggap akan
menyenangkan Joni?”
“Oh.. Joni sayang.. aku bener-bener sayang sama elu Jon..” kata Fifi begitu mengakhiri
persetubuhan kami dan berbalik menghadap dan memelukku dengan erat. Lagi-lagi aku di
cium olehnya, kali ini sebentar saja lalu dia mengambil posisi persis di tengah ranjang dan
mengangkang lebar-lebar, dengkulnya ditekuk naik sampai dekat kepalanya.
KUNJUNGI JUGA : COIN303 | BANDAR BOLA TERPERCAYA
Wah.. ini posisi surga bagiku. Gile bener.. melihatnya saja si Junior terkejut. Bibir luar liang
kewanitaan Fifi otomatis merekah (karena indahnya bentuk bibir itu kadang-kadang ada
yang mengumpamakan sebagai bunga yang merekah) bibir dalamnya yang berwarna pink
dan tidak kalah sexy-nya di mataku ikutan merekah juga, membuka gerbang surganya yang
berupa lubang hitam menantang untuk ditutupi oleh batang kejantananku.
Aku dengan masih berlutut bergerak mendekati pintu surga itu, dan dengan posisi sedikit
berlutut itulah kutempelkan juniorku di pintu surga yang gelap itu. Kugesek sedikit seperti
dalam BF lalu karena memang masih becek-becek dikit yah lancar saja kucelupin si junior
dan batang kejantananku itu semuanya. Waw.. gesekan dinding liang kewanitaan kakakku
ini masih saja mantap dan kesat, seret juga malah.
“Aahhh..” si Fifi malah yang bersuara.
“Enak Fi?”
“Iya gerakin keluar masuk dong Jon..”
Aku menurut deh, kugerakkan pelan-pelan saja. Tips; gerakkan ini sebaiknya divariasikan
antara gerakan menusuk dengan seluruh tubuh dan gerakan menusuk menggunakan
pinggul saja. Dengan gerakan pinggul saja tusukan batang kejantanan kita semakin dalam
loh! dan semakin membuat cewek kita keenakan. Kata salah seorang teman cewekku sih,
membawa cewek tembus surga ke-7. Apalagi dengan tusukan perlahan-lahan tapi mantap.
Gocekan kiri kanan saat menusuk sebaiknya memang melingkari dodol bola di dalam sana,
alias memoles seluruh permukaan bola dodol itu. Waw.. gocekan begini selain kitanya enak
juga, kujamin, cewek normal akan segera mencapai orgasme dengan cukup cepat. Asal
jangan lonte saja deh yang sudah kecapekan melayani langganan (dulu-dulu juga hooker
high class senang sama aku gara-gara mereka ngakunya mencapai orgasme dengan
teknikku ini, maklum si Joni pantang mencapai orgasme dibawah 1/2 jam, biasanya malah
lebih 1 jam, yang penting mengatur pernafasan dan pikiran kita).
Memang tidak lama berlangsung, si Fifi kakak tersayangku ini buru-buru melebarkan
kakinya lagi dan tangannya buru-buru meraih leherku untuk diciumi lagi. Gila ciumannya
buas sekali, cepat dan srobotan terus. Pokoknya ciuman buas yah begitulah kali. Tiba-tiba
saja aku yang tetap mengatur enak-enak tusukan mantap dalam persetubuhan kami
terkaget lagi. Bibirku disedot keras lagi. Kali ini karena aku tahu bahwa si Fifi mungkin
mencapai orgasme. Aku siaga, sengaja mulutku makin merapat, menjaga giginya
kalau-kalau menggigit. Berhasil.. tidak kena gigit.
“Oohhh Jon.. sayang.. enak sekali.. ooohh Jonii.. sss.. kamu enak Yang?”
“Ya.. Fifi sayang.. aahhh.. nikmat sekali Fi.. aaah.. enak Fi..”
“Gila Jon.. elu belum mau keluar lagi yah?” tanya si Fifi setelah agak reda capeknya.
“Adik siapa dulu dong?” wah sempat-sempatnya kami yang sedang bercumbu begitu
bercanda juga. Tuh hidungku dipencet si Fifi yang masih dalam posisi mengangkang heboh
dan kutusuk, eh pompa deh.
“Enak nggak Jon hadiahku?”
“Bukan enak lagi Fi.. indah dan bagus sekali.. aku nggak mungkin bisa membalas hadiah
seperti ini..” jawabku.
“Ah Joni.. Joni.. adikku sayang.. kalau bukan adikku.. aku mau aja deh pacaran sama elu
Jon..”
“Loh memangnya sekarang kagak bisa apa?”
Akhirnya sambil bercinta dengan hot terus sebelum aku ngecret lagi kami ngobrol-ngobrol
sedikit.
Aku tidak menyinggung soal keperawanan dan pacarnya sekarang. Dia cuma cerita batang
kejantananku adalah yang terpanjang dan terbesar yang pernah dia rasakan, padahal dia
baru mencoba 2 batang kejantanan selain punyaku.
“Fi.. gara-gara cerita ngesek dan soal batang kejantananku yang super menurut elu,
kayaknya aku mau keluar lagi nih..”
“Aahhh.. Joni.. Sayang.. jangan takut.. aku sayang banget sama elo Jon.. silakan saja
keluarkan di dalam rahimku Jon.. jangan khawatirkan apa-apa..” kata si Fifi sambil
mengusap-usap perutku segala sekaligus mengusap-usap wajahku. Ah mana tahan aku
melihat wajah manisnya yang cantik dan tersenyum terus melihatku. Kupompa semakin
cepat dikit deh dan dalam-dalam setiap tusukannya.
“Oohhh.. oh.. ah.. ahhh.. heh.. heh.. eh.. eh..” begitulah suara kami berdua akhirnya
gara-gara aku mempercepat irama persetubuhan kami. “Jonn.. aku keluar lagi nih.. aaahh
Joniii…” Wah tampang sexy si Fifi saat mencapai Orgasmenya yang ketiga kali ini tidak bisa
kutahan lagi deh, apalagi wajahnya yang memerah berusaha tetap tersenyum senang dan
tidak memejamkan matanya tapi melihat ke dalam mataku. Wah.. sudah nyobain belum
bersetubuh sampai ceweknya mencapai orgasme tapi tidak merem tuh cewek, nah
tampangnya cewek begitu menurutku adalah tercantik darinya. Dan biasanya nikmat melihat
wajah cewek saat mencapai orgasme, sepertinya lebih enak dari orgasme itu sendiri bagiku.
Makanya hobiku bikin orgasme cewek, bukannya aku orgasme duluan, tidak sedikit kok aku
malah tidak orgasme saat bersatu dengan cewek. Sweer.. mula-mula kupikir aku impoten,
tetapi ternyata sebagian cewek bilang malah aku terlalu perkasa urusan ranjang dan
senggama begitu, Well nggak tahu deh, walaupun hobby bercinta, kupikir tidak perlu setiap
bersenggama khta mengeluarkan sperma dong?
“Cret.. cret.. cret..” entah berapa kali saat ini aku ngecretnya. Yang jelas cairan hangatku
menembak bola dodol dalam medan tempur kami berdua. Wah saat terkejut, begitu
kenikmatannya sukar dilukiskan juga loh. Aku sampai roboh kecapaian dalam pelukan si Fifi
yang masih ngangkang terus.
“Oohhh Fifi sayang..”
“Yah.. Joni adikku sayang..”
“Hadiah kamu tak ternilai Fi..”
Malam itu kami tidur seranjang. Bohong besar kalau aku cerita senggama sampai pagi. Aku
kecapaian kok. Sepertinya waktu baru berbaring sama-sama sebelum tidur, karena kami
sama-sama capek untuk matiin lampu, aku melihat hari sudah pukul 3 pagi.
Dalam ngobrol-ngobrol sebelum pulas, sepertinya si Fifi cerita, perawannya hilang waktu
SMA kelas 2, saat pergi ke luar kota barengan kakak kelas lalu sekarang ini sehabis
menikmati dan tahu si Fifi tidak perawan lagi, pacarnya yang di kampus mulai menjauhinya,
jadi dia kosong tuh saat ini, belum ketemu cowok yang sreg.
Dan sebelum pulas kami juga berandai-andai, siapa tahu saja bisa sama-sama terus setiap
malam minggu pergi barengan saja. Soal tidur malam sih, sepertinya pintu penghubung
antar kamar kami mesti dicari kuncinya tuh, maklum sudah lama tidak pernah dibuka.