Cervical Cancer Screening Step and recognize the symptoms

cicih11 9 views 13 slides Feb 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 13
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13

About This Presentation

Here is the step of cervical cancer screening


Slide Content

Pemeriksaan Kanker Serviks, Kenali Berbagai Metodenya
22 Agustus 2024 • 4 menit waktu baca

TABLE OF CONTENTS
Metode Pemeriksaan Kanker Serviks
1. Pap Smear
2. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
3. Tes Schiller
4. Tes HPV DNA
5. Kolposkopi
6. Kuretase Endoserviks
7. Cone Biopsy
8. Punch Biopsy
Kanker serviks adalah salah satu penyakit yang banyak menyebabkan kematian pada wanita.
Itulah sebabnya, pemeriksaan kanker serviks sejak dini penting dilakukan sebagai langkah
deteksi dan pencegahan. Pasalnya, gejala kanker ini mirip dengan tanda-tanda menstruasi atau
infeksi saluran kemih sehingga kerap diabaikan.
 
Pemeriksaan kanker serviks sendiri terbagi menjadi berbagai metode. Namun, tujuannya sama,
yaitu mendeteksi adanya infeksi virus HPV (Human papillomavirus) dan pertumbuhan jaringan
abnormal pada serviks. Ketahui apa saja metode pemeriksaan kanker serviks melalui ulasan di
bawah ini.
 
Metode Pemeriksaan Kanker Serviks

 
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah jenis kanker yang disebabkan oleh infeksi virus HPV
(Human papillomavirus) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Sayangnya, penyakit
berbahaya ini sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal sehingga jarang disadari
oleh penderitanya.
 
Oleh karena itu, wanita disarankan melakukan setidaknya 1 kali tes HPV setiap 5–10 tahun
selama masa hidupnya. Wanita berusia 25–65 tahun direkomendasikan melakukan pemeriksaan
5 tahun sekali. Sementara itu, wanita yang sudah berusia 65 tahun ke atas yang telah menjalani
histerektomi dapat menghentikan pemeriksaan rutin bila dalam 15 tahun hasilnya negatif.
 
Berikut adalah uraian selengkapnya tentang beberapa jenis pemeriksaan kanker serviks yang
perlu Anda ketahui.
 
1. Pap Smear
 
Pap smear adalah metode pemeriksaan stiologi kanker serviks yang paling sering
direkomendasikan yang dapat mendeteksi adanya perubahan pada sel serviks. Pemeriksaan ini
akan dilakukan dengan mengabil sampel yaitu lendir pada serviks dengan spatula kemudian
dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.

 
Pap smear hanyalah sebatas skrining, bukan untuk mendiagnosis adanya kanker serviks. Jika
ditemukan hasil pap smear yang abnormal, pasien akan diarahkan untuk melakukan
pemeriksaan standar berupa kolposkopi. 
 
Wanita berusia 25–49 tahun direkomendasikan melakukan pap smear secara rutin setiap 3
tahun sekali, sedangkan wanita usia 50–64 tahun disarankan setiap 5 tahun sekali. Sementara
itu, pada wanita di atas 65 tahun dapat melakukan pemeriksaan jika merasakan keluhan pada
serviks.
 
2. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
 
Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah tes skrining yang dapat dilakukan dengan
beberapa alat dan mata telanjang. Selama pemeriksaan ini, dokter akan mengoleskan
pengenceran cuka putih (asam asetat) 3–5% ke leher rahim untuk mendeteksi adanya kelainan
pada area tersebut. Sel abnormal akan berubah menjadi putih ketika terkena cuka.
 
Skrining dengan tes IVA dapat dilakukan dengan cara single visit approach atau see and treat
program, yaitu bila didapatkan temuan IVA positif tahapan selanjutnya yang dapat dilakukan
pengobatan sederhana dengan krioterapi oleh tenaga medis yang sudah terlatih.

 
3. Tes Schiller
 
Metode pemeriksaan kanker serviks berikutnya adalah tes Schiller. Tujuannya untuk mendeteksi
adanya jaringan abnormal dengan cara mengoleskan larutan yodium pada serviks. Setelah
diolesi, jaringan yang sehat akan berwarna cokelat, sedangkan jaringan abnormal berwarna
kuning atau putih.
 
4. Tes HPV DNA
 
Tes HPV DNA adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel sel leher rahim.
Sampel ini diuji untuk mendeteksi keberadaan Human papillomavirus tipe risiko tinggi. Tes ini
bisa dikombinasikan dengan pap smear atau IVA (pemeriksaan co-testing) maupun dilakukan
sebagai pemeriksaan tunggal.
 
Jika pada tes HPV DNA ditemukan hasil positif sekitar 70%, pasien berisiko terkena kanker
serviks. Namun, kini pemeriksaan HPV DNA tidak hanya dilakukan sebagai skrining, melainkan
juga untuk pendekatan pengobatan kanker serviks.
 
5. Kolposkopi

 
Kolposkopi adalah prosedur pemeriksaan yang menggunakan alat bernama kolposkop untuk
memeriksa bagian leher rahim (serviks), vagina, serta vulva. Prosedur ini biasanya
direkomendasikan ketika dokter menemukan hasil abnormal pada tes pap smear. Apabila
melalui kolposkopi dokter menemukan kelainan atau abnormalitas, sampel jaringan akan
dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. 
 
6. Kuretase Endoserviks
 
Kuretase endoserviks dilakukan bila dokter ingin memeriksa bagian serviks yang tidak dapat
dijangkau menggunakan tes kolposkopi. Pada pemeriksaan kanker serviks ini, dokter akan
mengikis bagian dalam leher rahim (endoserviks) menggunakan alat khusus seperti sendok kecil
untuk mengambil sampel sel.
 
7. Cone Biopsy
 
Cone biopsy atau biopsi kerucut adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel
jaringan di leher rahim (serviks) dalam bentuk kerucut untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Biopsi kerucut tidak hanya bisa mendeteksi kanker serviks namun juga dapat menghilangkan sel
calon kanker (prakanker) atau sel kanker derajat ringan.
 

8. Punch Biopsy
 
Punch biopsy atau biopsi punch adalah prosedur pengambilan sampel jaringan atau sel di dalam
leher rahim menggunakan pisau khusus berbentuk bundar. Dokter biasanya akan melakukan
prosedur ini beberapa kali di sekitar area leher rahim atau serviks.
 
Itulah beberapa jenis pemeriksaan kanker serviks yang sekiranya perlu Anda pahami. Bila Anda
ingin melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks, jangan ragu untuk berkonsultasi
dengan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Siloam Hospitals guna menentukan jenis
pemeriksaan yang tepat berdasarkan usia serta kondisi kesehatan Anda.
 
Anda juga bisa melakukan pemeriksaan kanker serviks di Siloam Hospitals dengan memesan
paket medical check up Skrining Kanker Serviks. Praktis, Anda bisa membuat pemesanan
sekaligus mengecek hasil pemeriksaan melalui aplikasi MySiloam.
 
Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di:
*https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pemeriksaan-kanker-serviks*
Dapatkan informasi atau layanan kesehatan terkini Siloam Hospitals di:
*Instagram*: https://instagram.com/siloamhospitals/
*Contact Center*: (021)1-500-181

*Siloam-At-Home*: https://wa.me/628111950181
Download aplikasi MySiloam untuk kemudahan pelayanan kesehatan Anda:
*IOS*: https://apple.co/3PYwuZK
*Android*: https://bit.ly/SiloamPS
TABLE OF CONTENTS
Metode Pemeriksaan Kanker Serviks
1. Pap Smear
2. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
3. Tes Schiller
4. Tes HPV DNA
5. Kolposkopi
6. Kuretase Endoserviks
7. Cone Biopsy
8. Punch Biopsy
Artikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Siloam Hospitals, baca selengkapnya di:
*https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pemeriksaan-kanker-serviks*
Dapatkan informasi atau layanan kesehatan terkini Siloam Hospitals di:
*Instagram*: https://instagram.com/siloamhospitals/
*Contact Center*: (021)1-500-181
*Siloam-At-Home*: https://wa.me/628111950181
Download aplikasi MySiloam untuk kemudahan pelayanan kesehatan Anda:
*IOS*: https://apple.co/3PYwuZK

*Android*: https://bit.ly/SiloamPS
Kanker serviks adalah perubahan sel-sel di leher rahim (serviks) sehingga menjadi ganas.
Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah
memasuki stadium lanjut.
Kanker serviks atau kanker leher rahim menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi
pada wanita. Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara
sebagai penyakit kanker yang paling banyak terjadi.
Angka Harapan Hidup Penderita Kanker Serviks
Angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung pada stadium yang dialaminya.
Angka ini merupakan gambaran persentase penderita yang masih hidup 5 tahun setelah
didiagnosis terkena kanker serviks. 
Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup hingga
5 tahun atau lebih setelah terdiagnosis kanker serviks. 
Berikut adalah angka harapan hidup pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang
dialami: 
Stadium 1: 95% 

Stadium 2: 70%
Stadium 3: 40%
Stadium 4 : 15%
Oleh sebab itu, deteksi kanker serviks sejak dini diperlukan untuk mencegah timbulnya
komplikasi serius
Jenis Kanker Serviks
Kanker serviks terbagi dua, yaitu:
Karsinoma sel skuamosa (KSS)
Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker serviks yang paling sering terjadi. KSS
bermula di sel skuamosa serviks, yaitu sel yang melapisi bagian luar leher rahim.
Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah jenis kanker serviks yang bermula di sel kelenjar pada saluran
leher rahim.
Meski jarang, kedua jenis kanker serviks di atas dapat terjadi secara bersamaan. Kanker serviks
juga bisa muncul di sel leher rahim selain sel skuamosa atau sel kelenjar, tetapi hal ini sangat
jarang terjadi.
Penyebab Kanker Serviks
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel yang sehat mengalami perubahan atau mutasi. Mutasi ini
menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga membentuk
sel kanker. 
Belum diketahui apa yang menyebabkan perubahan pada gen sel-sel tersebut. Namun, kondisi
ini diketahui terkait dengan infeksi human papillomavirus (HPV), yang bisa menular melalui
hubungan seksual. 
Faktor Risiko Kanker Serviks
Selain infeksi HPV, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
kanker serviks, yaitu:
Berhubungan seksual secara aktif pada usia dini, terutama untuk yang usianya di bawah
18 tahun
Memiliki pasangan seksual lebih dari satu 
Berhubungan dengan pasangan seksual yang telah terinfeksi HPV atau kerap bergonta-
ganti pasangan seksual

Memiliki daya tahan tubuh yang lemah karena kondisi tertentu, misalnya karena
menderita HIV/AIDS
Menderita infeksi menular seksual, seperti gonore, klamidia, dan sifilis 
Menggunakan pil KB dalam jangka panjang atau lebih dari 5 tahun 
Hamil 3 kali atau lebih 
Merokok 
Gejala Kanker Serviks
Kanker serviks awalnya tidak menimbulkan gejala. Namun, setelah sel kanker berkembang,
sejumlah gejala akan muncul, antara lain: 
Keluar keputihan encer atau berdarah dalam jumlah yang banyak dan berbau busuk
Perdarahan vagina diluar siklus menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau setelah
menopause
Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dan berlangsung lebih lama dari biasanya
Sakit saat berhubungan seksual
Nyeri panggul atau nyeri perut bagian bawah
Jika sel kanker telah menyebar ke jaringan atau organ lain dekat serviks, gejala di bawah ini juga
mungkin timbul:
Nyeri atau sulit untuk buang air kecil
Kencing berdarah (hematuria)
Diare
BAB berdarah
Kaki bengkak
Nyeri tulang
Mudah lelah
Hilang nafsu makan
Berat badan turun
Kapan harus ke dokter

Lakukan konsultasi secara online lewat Chat Bersama Dokter ketika mengalami gejala-gelala
seperti di atas. Dokter akan memberikan saran untuk penanganan awal dan pemeriksaan
langsung, seperti kolposkopi.  
Diagnosis Kanker Serviks
Untuk mendeteksi kanker serviks, dokter akan menanyakan penyakit yang diderita dan gaya
hidup yang dijalani, serta gejala yang dirasakan pasien. Selanjutnya, untuk mendiagnosis kanker
serviks, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan berikut ini: 
Skrining
Untuk mendeteksi dini penyakit kanker serviks, dokter akan menyarankan skrining test,
seperti pemeriksaan IVA, pap smear, dan HPV DNA. Skrining dapat dilakukan mulai usia
21 tahun. 
Biopsi jaringan serviks
Jika hasil skrining test menunjukkan adanya dugaan kanker serviks. dokter akan
menyarankan biopsi jaringan serviks. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel
kecil dari jaringan serviks untuk kemudian diteliti di laboratorium.
Jika dari pemeriksaan di atas pasien dipastikan menderita kanker serviks, dokter akan
melakukan pemeriksaan lanjut guna mengetahui stadium kanker pada pasien. Pemeriksaan
tersebut meliputi: 
Pemindaian, seperti Rontgen, MRI, CT scan, dan PET scan, untuk melihat kondisi serviks
dan kemungkinan kanker menyebar ke jaringan atau organ lain. 
Tes darah, untuk memeriksa kondisi hati dan ginjal
Sistoskopi , untuk memeriksa kemungkinan penyebaran sel kanker ke uretra dan kandung
kemih
Protoskopi, untuk melihat apakah sel kanker sudah menyebar ke rektum atau belum
Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker serviks akan disesuaikan dengan kondisi dan stadium kanker pada pasien.
Berikut ini adalah beberapa pengobatan kanker serviks: 
Bedah, untuk mengangkat kanker yang bersarang di serviks, bisa dengan trabekulektomi
radikal, histerektomi, atau pelvic exenteration. Pada prosedur ini, dokter juga bisa
mengangkat kelenjar getah bening di sekitar serviks yang terkena kanker.
Radioterapi, untuk membunuh sel kanker dengan memanfaatkan sinar X. 

Kemoterapi, yaitu pemberian obat-obat antikanker untuk membunuh dan menghentikan
pertumbuhan sel kanker.
Terapi target, untuk menghentikan pembentukan zat kimia tertentu dalam sel kanker
sehingga membuat sel tersebut mati. Terapi ini umumnya disarankan untuk kanker
serviks stadium lanjut. 
Imunoterapi , yaitu pengobatan kanker dengan memanfaatkan obat yang membantu
sistem kekebalan tubuh membunuh sel kanker.  
Komplikasi Kanker Serviks
Komplikasi kanker serviks bisa terjadi akibat penyebaran kanker ke organ tubuh lain atau karena
pengobatan kanker serviks itu sendiri. Berikut adalah komplikasi yang umum terjadi akibat
kanker serviks: 
Keluarnya cairan atau keputihan berbau tidak sedap dari vagina.
Nyeri hebat, jika sel kanker menyebar ke tulang, otot, dan ujung saraf. 
Perdarahan, jika kanker menyebar ke vagina, usus, atau kandung kemih. 
Fistula (saluran yang terhubung secara tidak normal) antara vagina dan kandung kemih
atau vagina dan rektum. 
Gagal ginjal , jika sel kanker yang telah metastasis menekan ureter sehingga urine tidak
lancar keluar dari ginjal.
Penggumpalan darah, akibat berbaring terlalu lama di tempat tidur setelah operasi
bedah atau bisa juga akibat kemoterapi.
Limfedema , jika kelenjar getah bening yang terkena kanker ikut diangkat saat operasi. 
Pencegahan Kanker Serviks
Risiko terjadinya kanker serviks bisa dikurangi dengan menjalani vaksinasi HPV Upaya lain yang
bisa dilakukan meliputi: 
Menjalani pap smear secara berkala
Melakukan hubungan seks dengan aman, seperti menggunakan kondom atau hanya
berhubungan dengan satu pasangan.
Berhenti merokok 
Kanker serviks perlu dideteksi secara dini. Jika cepat terdeteksi, penyakit ini berpeluang besar
untuk sembuh, apalagi jika masih dalam stadium awal dan segera ditangani. 

Terakhir diperbarui: 14 Januari 2025
Ditinjau oleh: dr. Robby Firmansyah Murzen
Referensi
Tags