Choledocholithiasis-Penyakit-Batu-Saluran-Empedu[1].pdf

DominikusSavioWira2 7 views 12 slides Oct 31, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

Gv


Slide Content

Choledocholithiasis:
Penyakit Batu Saluran
Empedu

Tn.RRD/Praka/32thn/Yonif712/WIRATAMA
S:mengeluhkankeduamatakuningsejak3hariSMRS,
matakuningbersifatmenetapdisertaidenganseluruh
badankuning.Sebelumnyapasienmengakumemiliki
RiwayatHepatitisB,sudahselesaipengobatan.Pasien
menyangkaladanyamual-muntah,nyeriperutkanan
atasdisangkal,BABsepertitehdisangkal,danBAB
berwarnapucatsepertidempuldisangkal.Pasienjuga
menyangkaladanyaRiwayatHTdanDM.
O:KU:Sakitsedang,Kesadaran:CM(E4V5M6)
TD:114/73mmHg;Nadi:60x/menit,reg;Suhu:36
o
C;
RR:20x/menit,reg;SpO2:99%
A/I/C/D:-/+/-/-
Cor:s1s2tunggal,reg,m-,g-
Pulmo:ves/ves,rh-/-,wh-/-
Abdomen:flat,simetris,warnakuning.BU(+)N,reg.
Soepel,nyeritekan(-).Timpani
Extremitas:AH(+),edema(-),CRT<2dtk

USGAbdomen Upper-Lower (06/10/2025)

Apa itu Choledocholithiasis?
Choledocholithiasisadalahkondisimedisdimana
terdapatbatuempedudidalamduktuskoledokus
(saluranempeduutama).Saluraniniberfungsi
mengalirkanempedudarihatidankandungempeduke
usushalusuntukmembantupencernaanlemak.
•AsalBatuEmpedu:Batubisaterbentukdikandung
empedu(kolesistolitiasis)dankemudianbermigrasike
duktuskoledokus,ataubisajugaterbentuklangsungdi
dalamduktuskoledokusitusendiri(batuprimerduktus
koledokus).Batuprimercenderungterbentukpada
pasiendenganstasisempedukronisatauinfeksi
berulang.
•Prevalensi:Sekitar 15% pasien yang didiagnosis
dengan batu kandung empedu juga akan mengalami
choledocholithiasis. Angka ini meningkat seiring
bertambahnya usia.

Patofisiologi Choledocholithiasis
Pembentukan Batu
Batu empedu terbentuk akibat
ketidakseimbangan komposisi kimia empedu,
terutama kolesterol, bilirubin (pigmen empedu),
dan garam empedu. Faktor risiko meliputi
genetik, obesitas, diet tinggi lemak, penurunan
berat badan cepat, dan usia.
Obstruksi Saluran Empedu
Batu yang bermigrasi atau terbentuk di duktus
koledokus dapat menyumbat aliran empedu.
Obstruksi ini menyebabkan penumpukan
empedu di saluran dan di dalam hati.
Nyeri dan Inflamasi
Peningkatan tekanan di saluran empedu akibat
obstruksi memicu nyeri hebat (kolik bilier) dan
dapat menyebabkan peradangan pada saluran
empedu (kolangitis) atau kandung empedu
(kolesistitis).
Komplikasi Sistemik
Obstruksi yang berkepanjangan dapat
menyebabkan ikterus (kulit dan mata kuning),
karena bilirubin tidak dapat diekskresikan. Jika
batu menyumbat ampula Vater (persimpangan
duktus koledokus dan duktus pankreatikus),
dapat memicu pankreatitis akut, yaitu
peradangan pankreas yang sangat serius.
Memahami patofisiologi ini penting untuk penanganan yang tepat dan pencegahan komplikasi yang lebih lanjut.

Gejala dan Tanda Klinis
Gejala choledocholithiasis bervariasi tergantung pada derajat obstruksi dan ada tidaknya infeksi.
Gejalaklasik meliputi:
Charcot’s Triad
Charcot'striadadalahkumpulangejalaklasikyangseringditemukanpadakolangitisakut,yaitu:nyeri
perutkananatas,demam,danikterus.Triadiniterjadipada50-70%kasuskolangitis,danjikadisertai
denganhipotensidanperubahanstatusmental,disebutReynolds'Pentad,menunjukkankolangitis
supuratifakutyangsangatserius.
a.NyeriPerutKananAtasHebat:seringkaliterjadisecaratiba-tiba,bisamenjalarkepunggungatau
bahukanan.Nyeribersifatkolik,namunbisamenetapjikaterjadiinflamasiberat.
b.Icterus(Jaundice):kulitdanskleramatamenguning,urineberwarnagelapsepertithe,danfeces
.
berwarnapucat→adanyaobstruksialiranempeduyangmenyebabkanpenumpukanbilirubin.
c.Demamdanmenggigil→indikasiinfeksipadasaluranempedu(kolangitis).Perluperhatiansegera
karenabisamenyebabkansepsis.
d.MualdanMuntah→seringkalimenyertaiterutamajikanyerihebat.

Diagnosis Choledocholithiasis
Diagnosis choledocholithiasis memerlukan kombinasi pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan studi pencitraan.
Pemeriksaan Darah
Tes darah akan menunjukkan peningkatan kadar bilirubin (total dan direk),
enzim hati seperti Alkaline Phosphatase (ALP) dan Gamma-Glutamyl
Transferase (GGT), serta transaminase (ALT, AST). Leukositosis
(peningkatan sel darah putih) mengindikasikan adanya infeksi.
USG Abdomen
Ultrasonografi adalah pemeriksaan awal yang sering dilakukan. Dapat
menunjukkan dilatasi (pelebaran) duktus koledokus dan kadang-kadang
batu di dalamnya, terutama jika batu berukuran cukup besar. Namun, USG
memiliki keterbatasan dalam melihat batu di bagian distal saluran
empedu.
MRCP (Magnetic Resonance
Cholangiopancreatography)
Merupakan metode pencitraan non-invasif yang sangat baik untuk
memvisualisasikan duktus bilier dan pankreatikus. MRCP dapat
mendeteksi batu empedu, tumor, dan kelainan lain tanpa paparan radiasi
ionisasi atau risiko terkait endoskopi.
ERCP (Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography)
ERCP adalah prosedur endoskopi yang invasif namun sangat efektif karena
bersifat diagnostik dan terapeutik. Dengan ERCP, dokter dapat melihat
langsung saluran empedu, mengambil batu, atau melebarkan saluran yang
menyempit. Ini dianggap sebagai standar emasuntuk diagnosis dan
penanganan choledocholithiasis.
Pilihan pemeriksaan akan disesuaikan dengan kondisi klinis pasien dan ketersediaan fasilitas.

Terapi Choledocholithiasis
Tujuan utama terapi adalah menghilangkan obstruksi, mengatasi infeksi, dan mencegah komplikasi. ERCP memainkan peran sentral dalam penanganan choledocholithiasis.
1. ERCP dengan Sfinkterotomi dan Ekstraksi Batu
Ini adalah metode utama dan paling efektif. Selama ERCP, sebuah sfinkterotomi (pemotongan kecil pada sfingter Oddi) dilakukanuntuk melebarkan lubang saluran empedu. Kemudian, berbagai alat seperti
balon ekstraksi atau keranjang ditarik untuk mengeluarkan batu dari saluran empedu.
2. Litotripsi
Jika batu terlalu besar untuk diekstraksi secara langsung, litotripsi (pemecahan batu) dapat dilakukan. Ini bisa berupa litotripsi mekanik menggunakan alat pemecah batu atau litotripsi elektrohidraulik (EHL)
atau laser litotripsi yang dilakukan melalui endoskop.
3. Penempatan Stent
Dalam kasus obstruksi berat atau kolangitis parah, stent dapat ditempatkan sementara untuk memastikan drainase empedu yang adekuat, mengurangi peradangan, sebelum dilakukan ekstraksi batu
definitif.
4. Pembedahan Laparoskopi
Jika ERCP gagal atau tidak tersedia, atau jika ada indikasi kolesistektomi (pengangkatan kandung empedu) bersamaan, eksplorasi duktus koledokus secara laparoskopi dapat dilakukan. Ini melibatkan
insisi kecil untuk mengangkat batu.
5. Terapi Suportif
Termasuk pemberian antibiotik spektrum luas untuk mengatasi kolangitis, analgesik untuk mengurangi nyeri, rehidrasi intravena, dan stabilisasi kondisi pasien secara keseluruhan, terutama pada kasus
kegawatdaruratan.
Penanganan harus disesuaikan dengan kondisi pasien, ukuran dan lokasi batu, serta ada tidaknya komplikasi.

Risiko Kegawatdaruratan
Choledocholithiasis bukan hanya kondisi yang menyebabkan nyeri, tetapi juga berpotensi menimbulkan komplikasi serius yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan
cepat dan tepat.
Kolangitis Akut
Ini adalah infeksi bakteri pada saluran empedu yang terobstruksi. Jika tidak diobati,
bakteri dapat masuk ke aliran darah (bakteremia) dan menyebabkan sepsis, suatu
kondisi fatal yang membutuhkan penanganan darurat.
Pankreatitis Akut
Terjadi ketika batu empedu menyumbat ampula Vater, menyebabkan refluks
empedu ke duktus pankreatikus atau aktivasi dini enzim pankreas. Ini adalah
kondisi inflamasi serius pada pankreas yang dapat menyebabkan kerusakan organ
dan kegagalan multiorgan.
Obstruksi Saluran Empedu Kronis
Obstruksi yang berkepanjangan tanpa penanganan dapat menyebabkan
kerusakan hati ireversibel, seperti sirosis bilier sekunder. Hal ini mengakibatkan
gagal hati dan membutuhkan transplantasi hati.
Perforasi Saluran Empedu
Meskipun jarang, batu yang terjepit atau tekanan tinggi di saluran empedu bisa
menyebabkan perforasi, mengakibatkan peritonitis bilier yang merupakan
kegawatdaruratan bedah.
Mengingat potensi komplikasi yang serius ini, penanganan segera sangatlah krusial.

Penilaian Risiko dan Strategi Manajemen
Penilaian risiko yang akurat adalah kunci untuk menentukan strategi manajemen yang tepat bagi pasien choledocholithiasis.
Intermediate/Low Path
MRCP or observe and repeat
High Risk Path
Proceed to urgent ERCP
Risk Assessment
Use VUHI / clinical criteria
Suspect CBD Stones
Presenting signs or labs

Studi Kasus dan Statistik Penting
•Prevalensi:Sekitar 10-18% pasien dengan batu kandung empedu (kolesistolitiasis) ditemukan juga memiliki batu di saluran empedu (choledocholithiasis) saat
menjalani kolesistektomi.
•Komplikasi:Komplikasi berat seperti kolangitis atau pankreatitis akut terjadi pada sekitar 20% pasien dengan choledocholithiasis yang tidak diobati atau ditunda
penanganannya.
•Keberhasilan ERCP:ERCP memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi dalam menghilangkan batu duktus koledokus, yaitu lebih dari 85%kasus. Tingkat
komplikasi terkait ERCP umumnya rendah, sekitar 5-10%, dengan pankreatitis post-ERCP sebagai komplikasi yang paling sering terjadi.
•Faktor Risiko Pankreatitis Post-ERCP:Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan pankreatitis post-ERCP meliputi riwayat pankreatitis sebelumnya,
disfungsi sfingter Oddi, usia muda, dan sfinkterotomi yang sulit.
•Mortality:Meskipun jarang, kolangitis supuratif akut dan pankreatitis berat dapat memiliki tingkat mortalitas yang signifikan jika penanganan terlambat atau tidak
adekuat.
Statistik ini menggarisbawahi pentingnya diagnosis dini dan intervensi yang tepat waktu untuk menghindari morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Kesimpulan dan Rekomendasi
Choledocholithiasis adalah kondisi medis serius yang memerlukan pemahaman mendalam dan penanganan yang cekatan.
Deteksi Dini dan Diagnosis
Akurat
Identifikasi gejala dini seperti nyeri kolik bilier, ikterus,
demam, dan penggunaan modalitas diagnostik yang
tepat (USG, MRCP, ERCP) sangat penting untuk
mencegah komplikasi.
ERCP sebagai Standar Emas
ERCP adalah metode pilihan yang efektif untuk
diagnosis sekaligus terapi, memungkinkan
pengangkatan batu dan drainase empedu dengan
tingkat keberhasilan tinggi serta komplikasi minimal.
Mitigasi Risiko
Kegawatdaruratan
Penanganan dini sangat vital untuk mencegah
komplikasi yang mengancam jiwa seperti kolangitis
akut yang berkembang menjadi sepsis, serta
pankreatitis akut yang dapat menyebabkan
kerusakan organ multipel.
Kolaborasi Multidisiplin
Penanganan pasien choledocholithiasis seringkali
membutuhkan kerja sama antara ahli
gastroenterologi, ahli bedah, ahli radiologi, dan
perawat untuk memastikan hasil yang optimal dan
perawatan komprehensif.
Dengan diagnosis yang cepat dan terapi yang tepat, pasien choledocholithiasis dapat mencapai pemulihan yang baik dan kualitashidup yang terjaga. Edukasi
pasien mengenai tanda dan gejala serta pentingnya tindak lanjut juga merupakan aspek krusial dalam manajemen jangka panjang.
Tags