Copy of Presentasi Tema 3 - Akulah Allah Tuhanmu (1).pptx
kopisodeep
6 views
20 slides
Sep 22, 2025
Slide 1 of 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
About This Presentation
H
Size: 2.54 MB
Language: none
Added: Sep 22, 2025
Slides: 20 pages
Slide Content
AKULAH TUHAN ALLAHMU RICHARDUS JUAN HARI LAKSANA D4 MANAJEMEN PEMASARAN 19810334021
AKULAH TUHAN ALLAHMU Ketuhanan Puncak Semua Sila Gambar yang Membantu Berdoa Cintailah Aku Lebih dari Segala Sesuatu Jangan Membuat Patung atau Gambar Apapun “Misteri” dalam Kitab Suci Dekalog (Sepuluh Perintah Allah) dimulai dengan menarik seluruh perhatian manusia kepada Tuhan: “Akulah Allah,Tuhanmu, …” . (Kel.20:2) Tuhan menciptakan manusia, agar manusia dapat dikasihi-Nya , dan supaya bergema pujian bagi Pencipta, Tuhan itu Allah bagi manusia.
KETUHANAN PUNCAK SEMUA SILA Tuhan dan karya-Nya merupakan dasar bagi hidup dan pandangan hidup manusia. Hal ini juga ditangkap oleh para pendiri bangsa Indonesia sehingga menempatkan KETUHANAN sebagai sila pertama / kausa prima. Puncak semua sila adalah sila ketuhanan . Segala sesuatu yang direncanakan dan diperbuat bermuara kepada Ketuhanan yang Maha Esa. Tuhan diberi tempat yang luhur dalam beragama dan bernegara.
KETUHANAN PUNCAK SEMUA SILA Bahkan sila pertama menjamin kebebasan setiap orang untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya sendiri (UUD 1945, pasal 29, ayat 2). Selain itu, sebagai kausa prima, sila pertama Pancasila menjadi jiwa semua sila berikutnya yang berarti dasar dari segala dasar negara. Walaupun, negara kita bukan teokratik dan bukan sekularistik. cara memerintah negara berdasarkan kepercayaan bahwa Tuhan langsung memerintah negara, hukum negara yang berlaku adalah hukum Tuhan, pemerintahan dipegang oleh ulama atau organisasi keagamaan paham atau pandangan yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada ajaran agama
CINTAILAH AKU LEBIH DARI SEGALA SESUATU Ikatan Allah dengan manusia adalah kasih. Orang dituntut tidak “bercabang hati” ( 1Raj 18:21 ). Maka jelas Dasar firman bukanlah uraian teoretis, melainkan penegasan yang amat praktis, Firman pertama bukanlah ajaran teoretis mengenai monoteisme*, melainkan tuntutan kesetiaan mutlak terhadap Allah yang Tunggal penuh kasih. *Hukum yang terutama adalah KASIH * Monoteisme adalah kepercayaan akan Allah tunggal: hanya ada satu Allah saja dan tidak ada lain.
CINTAILAH AKU LEBIH DARI SEGALA SESUATU Manusia merupakan gambaran-Nya. Hidup di dunia ini kita diajarkan oleh Yesus Kristus untuk mengamalkan cinta kasih. (Mat. 22:34-40) Selain menjaga relasi horizontal dengan sesama manusia, kita juga harus seimbang menjaga relasi vertikal dengan Tuhan. Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri dan cintailah Allah lebih dari segala sesuatu. *Hukum yang terutama adalah KASIH - the golden rule-
JANGAN MEMBUAT PATUNG ATAU GAMBAR APAPUN Pandangan katolik terhadap patung dan gambar dirumuskan dalam surat apostolik Paus Yohanes II, Duodecimum Saeculum (Desember 1987) Dengan patung, orang mau mengikat Tuhan pada tempat dan kebaktian tertentu. Padahal Tuhan itu Maha Agung, tak dapat dimanipulasikan oleh manusia dengan kebaktian apapun.
JANGAN MEMBUAT PATUNG ATAU GAMBAR APAPUN Ada rumusan terkenal mengenai hal ini yang tertuang dalam 10 perintah ALLAH di 2 loh batu “jangan memuja berhala” dahulu, kemudian “berbaktilah kepada-Ku saja”. Tidak lagi disebut patung atau gambaran. Semua itu dirangkum dengan kata “berhala”. Tuhan ingin kita mengimaniNya di dalam hati yang terdalam, bukan dalam bentuk dan wujud yang kelihatan saja.
GAMBAR YANG MEMBANTU BERDOA Pandangan Katolik terhadap gambar dan patung pada umumnya dirumuskan dengan cukup jelas oleh Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostoliknya Duodecimum Saeculum (Desember 1987), dalam rangka memperingati 1200 tahun Konsili Nisea II (787). Paus berkata antara lain, “Tanpa menyangkal kemungkinan bahwa praktik penyembahan berhala dari agama kafir dapat timbul lagi, Gereja mengizinkan bahwa Tuhan Yesus, Santa Perawan Maria, para martir, santo dan santa diperlihatkan dalam bentuk gambar atau patung guna mendukung doa dan kebaktian kaum beriman.” Patung dan sarana lain tercipta bukan karena keinginan untuk menyembah yang kelihatan saja, tetapi bentuk luapan iman yang memberikan rasa rindu bahwa ingin semakin dekat dengan yang dikasihi.
HORMAT TERHADAP MISTERI KITAB SUCI Tuhan itu Misteri Hidup Manusia Mengalami Tanpa Batas Rela Menerima Hidup dari Tangan Allah Akulah yang Selalu Hadir
TUHAN ITU MISTERI Misteri tidak sama dengan rahasia. Misteri berasal dari kata Yunani mysterion. (salra l) Kata ini digunakan untuk menterjemahkan kata sod dari Ibrani dan kata Raz dari Aram Misteri adalah rencana Allah yang diwahyukan kepada manusia. Pewahyuan kepada orang-orang terpilih. (Ex: Salomo dan Raja-Raja) Keterbukaan tanpa batas ke dalam dunia adalah keterarahan manusia kepada misteri.
HIDUP MANUSIA MENGALAMI TAK TERBATAS Hidup manusia harus diakui terbatas dan sekaligus tak terbatas. Dari pengalaman bahwa hidup ini tak di satu pihak benar-benar hidup manusia sendiri, namun di lain pihak hidup ini tidak dalam kuasanya. Manusia harus mengakui hidup ini pemberian, anugerah, dan rahmat. Ingat, pesan Allah ketika menciptakan Manusia pada hari ke 6. 🡪 seturut gambar dan rupa kita Kita, berkuasa akan ciptaan lain.
AKULAH YANG SELALU HADIR Kel 3:1-6 Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Iskak, dan Allah Yakub. Akulah, Aku. Tuhan terlihat ingin menyembunyikan diri, tetapi pada ayat sebelumnya, Tuhan memperkenalkan diri dengan Allah nenek moyang yang sudah dikenal. Yes. 41:13 🡪 Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau." Tuhan akan senantiasa beserta kita, selalu hadir, dan tidak meninggalkan kita. Adalah suatu misteri karena kita tidak mengetahui bagaimana Dia hadir, tetap kita yakin Dia selalu hadir. –sahabat yang paling setia-
RELA MENERIMA HIDUP DARI TANGAN ALLAH Manusia mengenal Allah dari dalam dirinya sendiri. (Hati Nurani) Dia menerima hidup sebagai pemberian, secara tidak langsung dia mengakui Sang pemberi. (Kisah Penciptaan – Kejadian 1) Kerelaan mau menerima hidup dari tangan Allah merupakan kepercayaan dasar, sebab kepercayaan itu terbentuk atas prakarsa yang merdeka.
IMAN KEPERCAYAAN KEPADA YESUS KRISTUS Istilah iman dan percaya dalam Alkitab sering mengandung komponen-komponen makna sebagai berikut: percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar, mengandalkan/mempercayakan diri setia, dan taat Memiliki iman kepada Yesus Kristus artinya memiliki kepercayaan yang sedemikian besar kepada-Nya sehingga pasrah akan kehendakNya. Sewaktu kita menaruh iman kita kepada Yesus Krisrus, menjadi murid-Nya yang patuh, Bapa Surgawi akan mengampuni dosa-dosa kita dan mempersiapkan kita untuk kembali kepada-Nya sebagai anak-anak Allah. Kehendak Allah
PANDANGAN KATOLIK TERHADAP MANUSIA YANG HANYA MEMIKIRKAN DUNIAWI SEMATA Tidak sedikit orang Kristen yang mencari Tuhan hanya untuk pemulihan ekonomi, tubuh, keluarga, pekerjaan, kehidupan jodoh, keturunan dan hal fana lain. Tuhan menghendaki agar kita memancangkan perhatian kita kepada apa yang menjadi visi dan misi Tuhan, yaitu kedatangan Kerajaan Surga, di mana Yesus menjadi raja. Kerajaan yang keadilan dan kebenaran ditegakkan secara sempurna, tidak ada kenajisan dan dosa di dalamnya. Suatu keadaan yang sangat sempurna. Oleh sebab itu kita tidak boleh menuntut hidup kita di dunia ini akan serasa di surga.
REFLEKSI Ketika kita melihat tujuan akhir Manusia itu diciptakan lalu akan muncul bahwa azas dan dasar Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah. Itu semua karena kita semua adalah sahabat-sahabat Yesus yang sudah Ia kasihi sepanjang hidup ini, sedari kita ada. Lalu hendaknya kita juga menjadi sahabat Nya dengan melaksanakan apa yang Ia ajarkan, terutama Hukum Kasih. Mengasihi itu sulit sekaligus mudah namun pasti membawa damai sukacita, usahakanlah! Jadilah sahabat dari sahabat terbaik kita. Berkah Dalem.
SUMBER https://petikanhidup.com/bunyi-uud-1945-pasal-29-ayat-1-2-dan-penjelasannya.html https://translate.google.com/translate?hl=id&sl=en&u=https://w2.vatican.va/content/john-paul-ii/en/apost_letters/1987/documents/hf_jp-ii_apl_19871204_duodecimum-saeculum.html&prev=search