Diagnosis dan Tatalaksana Empiema Toraks dr . Della Yudra Andaria
Pendahuluan Definisi : Pus dalam rongga pleura Merupakan salah satu penyakit yang tertua dan seringkali sulit disembuhkan Mortalitas 15 – 20 %, lebih tinggi lagi pada gangguan imunitas Brims, F., et al., Eur Respir Rev, 2010. 19(117): p. 220-8.
Epidemiologi Dapat menyerang semua kelompok usia , tidak membedakan jenis kelamin dan ras tertentu HIV/AIDS dan imunosupresan meningkatkan insiden empiema di berbagai belahan dunia Dapat pula sebagai komplikasi pasca trauma toraks atau iatrogenik pasca bedah
Etiologi Prevalensi pus steril dalam rongga empiema 47 – 56% Mikroorganisme berbeda-beda di tiap rumah sakit , pengobatan berdasarkan pola kuman rumah sakit ybs Umumnya dari famili Streptococcus Brims, F., et al., Eur Respir Rev, 2010. 19(117): p. 220-8. Light. Pleural Disease. Hodder Arnold 2008
Patofisiologi Infeksi Parapneumonik / Trauma Infeksi parenkim paru Proses imun lokal Migrasi netrofil , IL-6, IL-8, TNF -a Peningkatan permeabilitas mesotel Akumulasi cairan dalam rongga pleura Inflamasi persisten Ekstravasasi plasma Penumpukan fibrin dan multilokulasi Brims, F., et al., Eur Respir Rev, 2010. 19(117): p. 220-8.
Kriteria Diagnostik Pus yang nyata terlihat pada torakosintesis atau terdeteksinya mikroorganisme (Gram atau kultur ) atau uji lain positif untuk : pH < 7,20, glukosa < 40 mg/ dL , LDH > 1000 IU /ml, protein > 3g /ml dan leukosit > 15000 sel / mm3 Tanda klinis , radiologis dan laboratorium sesuai dengan gambaran klinis empiema Molnar, T., Eur J Cardiothoracic Surg 2007. 32: p. 422-30.
Gambaran Klinis Anamnesis riwayat infeksi paru dan pengobatannya , riwayat trauma atau pembedahan toraks Demam , nyeri pleuritik , batuk berdahak dan leukositis banyak dijumpai Penurunan berat badan , hilangnya nafsu makan , terutama bila ada kecurigaan TB Brims, F., et al., Eur Respir Rev, 2010. 19(117): p. 220-8.
Prinsip Penatalaksanaan Evakuasi Pus Obliterasi Rongga empiema dan pengembangan paru Eradikasi Kuman “Simultan dan Saling Menunjang”
Drainase Tertutup Torakosintesis dan / atau drain toraks yang tersambung dengan sistem WSD Multilokulasi multiple drain ( US-guided ) Drain berukuran kecil lebih nyaman untuk pasien namun mudah tersumbat Irigasi rongga pleura, kontinu atau siklik Brims, F., et al., Eur Respir Rev, 2010. 19(117): p. 220-8.
Antibiotika Segera setelah pus berhasil dievakuasi , antibiotika spektrum luas harus segera diberikan . Pilihan jenis antibiotika disesuaikan dengan pola kuman di pusat kesehatan setempat Rekomendasi British Thoracic Society menganjurkan penggunaan kombinasi cefuroxime dan metronidazole atau co- amoxiclav ditambah meropenem untuk kasus-kasus yang hospital based Brims, F., et al., Eur Respir Rev, 2010. 19(117): p. 220-8.
Fibrinolitik Adanya septa-septa seringkali menghambat evakuasi pus dari rongga pleura, Fibrinolitik bertujuan untuk meningkatkan drainase rongga pleura Uji acak terkontrol menunjukkan bahwa fibrinolitik intrapleura tidak menurunkan mortalitas dan perlunya tindakan bedah pada empiema toraks ( Maskell NA et al. N Eng J Med 2005;352:865-74) Mortality
Pembedahan 1 Keputusan untuk melakukan intervensi bedah justru harus dibuat sedini mungkin , karena akan berpengaruh pada hasil akhir dan prognosis pasien tersebut Pembedahan yang “ terlambat ” dikerjakan pada saat perlekatan sudah menjadi hebat dan fungsi paru menurun drastis berujung pada morbiditas dan mortalitas tinggi
Pembedahan 2 Tidak adanya perbaikan klinis dan radiologis pasca terapi antibiotika dan drainase tertutup mengindikasikan diperlukannya intervensi bedah Jenis Pembedahan Dekortikasi Torakoplasti Torakostomi
Dekortikasi Dekortikasi dikerjakan apabila parenkim paru tidak mampu mengembang ( trapped lung) oleh karena adanya lapisan radang tebal ( pleural peel ) pada pasien yang dapat mentoleransi pembedahan mayor Mortalitas pasca bedah 1,3 – 6,6% Pada pasien dengan infeksi parapneumponik lama dan / atau penderita tuberculosis, hasil akhir dekortikasi seringkali sulit diramalkan , karena faktor kerusakan parenkim paru
Video Assisted Thoracoscopic Surgery Untuk drainase dan / atau dekortikasi Angka keberhasilan 68-93% Angka konversi 5-8% (St I), dan 10-25% (St II) Lebih nyaman bagi pasien dengan nyeri yang lebih ringan Sebagai alternatif , dapat dikerjakan torakotomi muscle sparring yang lebih ringan dari standard dekortikasi metode Fowler- Delome
Torakoplasti Remodelling dinding osteo-muskular untuk mengendalikan inflamasi dan “ mengisi ” rongga empiema Mengkolapskan atap rongga dada Transposisi omentum / otot Perlu perencanaan yang matang dan teknik pembedahan yang baik
Open Window Torakostomi Marsupialisasi rongga empiema dengan reseksi iga dan drainase terbuka Pilihan utama pada kasus dimana terjadi “ supply” mikroorganisme terus menerus ke dalam rongga empiema ( cth : BPF ) Terapi Definitif vs. Terapi Antara Elloesser , Clagget , Weder
Rangkuman Penatalaksanaan pleura yang paripurna memerlukan kajian yang mendalam mengenai riwayat penyakit , stadium klinis dan kondisi fisik pasien . Pilihan metode terapi disesuaikan dengan kebutuhan pasien , fasilitas yang tersedia serta kemampuan dan kebiasaan ahli bedah yang mengerjakannya