Dampak sosial pertambangan, environmental, kebijakan lingkungan
Size: 45.32 MB
Language: none
Added: Sep 15, 2025
Slides: 12 pages
Slide Content
ASPEK DAN DAMPAK
PERTAMBANGAN
RISKA AMANDA PUTRI
Pertambangan adalah proses penambangan, penggalian,
dan pengolahan sumber daya mineral dari bumi untuk
digunakan sebagai bahan mentah atau sumber energi.
Sumber daya ini mencakup logam, batu bara, minyak bumi,
gas alam, dan bahan pertambangan bernilai ekonomi
lainnya. Penambangan melibatkan beberapa proses,
termasuk eksplorasi untuk menemukan cadangan mineral,
eksploitasi atau penambangan untuk mengekstraksi sumber
daya ini, serta pemrosesan dan penjualan produk jadi.
PENDAHULUAN
Kontribusi PDB: Sektor mineral dan batu
bara menyumbang Rp 2.198 triliun atau
10,5% dari total PDB Indonesia pada tahun
2023.ASPEK EKONOMI Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
Aspek Ekonomi mengacu pada peran dan
kontribusi industri pertambangan terhadap
perekonomian, baik di tingkat lokal,
nasional, maupun global.
Kontribusi Terhadap PDB: Industri
pertambangan menjadi salah satu
penyumbang terbesar bagi Produk
Domestik Bruto (PDB) sebuah negara,
terutama bagi negara yang kaya akan
sumber daya mineral.
Pendapatan Negara: Pemerintah memperoleh
pendapatan signifikan melalui berbagai
instrumen, seperti pajak, royalti, dan dividen
dari perusahaan milik negara.
Penciptaan Lapangan Kerja: Pertambangan
menciptakan banyak lapangan kerja, baik
secara langsung (pekerja tambang, insinyur,
staf administrasi) maupun tidak langsung
(industri pendukung, jasa logistik, dan
layanan lainnya).
DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF
Dampak Ekonomi mencakup konsekuensi dari aktivitas pertambangan
terhadap sistem ekonomi.
Dampak Positif:
Peningkatan Devisa: Ekspor mineral dan batubara menjadi sumber
utama devisa negara.
Pembangunan Infrastruktur: Investasi tambang sering kali diikuti
dengan pembangunan infrastruktur penting seperti jalan, pelabuhan,
dan pembangkit listrik.
Stimulasi Industri: Adanya tambang dapat mendorong pertumbuhan
industri hilir yang mengolah hasil tambang, menciptakan nilai tambah
bagi produk.
Dampak Negatif:
Ketergantungan Ekonomi: Ketergantungan pada satu atau dua
komoditas tambang dapat membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi
harga pasar global.
Ketidakstabilan Harga: Harga mineral sangat volatil, yang dapat
memengaruhi pendapatan negara secara drastis dari tahun ke tahun.
ASPEK SOSIAL
PERTAMBANGAN Aspek Sosial berkaitan dengan hubungan
antara perusahaan tambang dan masyarakat
sekitar, termasuk karyawan, penduduk lokal,
dan pemerintah daerah.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR):
Perusahaan tambang memiliki program CSR yang
sering berfokus pada pembangunan komunitas,
seperti membangun sekolah, fasilitas kesehatan,
dan menyediakan beasiswa.
Pemberdayaan Masyarakat: Industri ini bisa
menjadi katalis untuk pemberdayaan masyarakat
lokal melalui program pelatihan keterampilan dan
prioritas perekrutan.
Dampak sosial dari pertambangan mencakup sejumlah faktor yang
memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat sekitar, baik yang
menguntungkan maupun yang tidak. Sisi positifnya,
1. pertambangan dapat meningkatkan pendapatan daerah,
menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pembangunan
jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan.
2. Namun dampak negatif juga sering terjadi, seperti
kerusuhan sosial yang disebabkan oleh persaingan
kepentingan antara perusahaan pertambangan, masyarakat
lokal, dan pemerintah, terutama jika hak atas tanah dan
sumber daya tidak ditangani dengan baik. Tambang juga
dapat menyebabkan mobilitas penduduk (relokasi), yang
mengakibatkan hilangnya mata pencaharian tradisional
seperti pertanian atau perikanan. sengketa tanah, kesenjangan
ekonomi antara masyarakat adat dan pekerja tambang, dan
migrasi tenaga kerja dari luar wilayah yang dapat memberikan
tekanan pada sumber daya lokal. DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF SOSIAL
ASPEK
LINGKUNGAN
“Industri pertambangan adalah pedang
bermata dua: memberikan manfaat ekonomi
yang besar namun dengan risiko lingkungan
dan sosial yang signifikan. Keseimbangan
antara eksploitasi dan konservasi adalah kunci
menuju masa depan yang berkelanjutan.”
Aspek Lingkungan mencakup bagaimana
perusahaan mengelola operasi
pertambangannya agar tidak merusak
lingkungan.
Reklamasi Lahan: Praktik modern menuntut
perusahaan untuk melakukan reklamasi, yaitu
mengembalikan lahan bekas tambang ke kondisi yang
layak, seringkali dengan menanam kembali vegetasi.
Pengelolaan Limbah: Pengelolaan tailing (limbah
halus dari bijih) dan air limbah menjadi fokus penting
untuk mencegah pencemaran.
Pengelolaan Air: Perusahaan wajib mengelola siklus
air di area tambang, mulai dari penggunaan hingga
pembuangan, untuk memastikan kualitas air tidak
terganggu.
DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF
Dampak Lingkungan adalah kerusakan atau
perubahan yang terjadi pada ekosistem akibat
aktivitas pertambangan.
Dampak Positif:
Inisiatif Konservasi: Beberapa perusahaan
tambang mengalokasikan area konservasi
atau berkontribusi pada program perlindungan
satwa liar di sekitar lokasi operasi.
Dampak Negatif:
Kerusakan Lahan dan Deforestasi: Pembukaan
lahan untuk tambang dapat menyebabkan
hilangnya hutan dan habitat alami, yang
mengancam keanekaragaman hayati.
Pencemaran Air: Limbah tambang, terutama air
asam tambang, mengandung logam berat yang
sangat beracun dan dapat mencemari sungai,
danau, dan air tanah, membahayakan ekosistem
dan manusia.
Polusi Udara: Operasi tambang menghasilkan
debu dan emisi gas yang dapat mencemari udara.
Perubahan Bentang Alam: Aktivitas pertambangan
dapat mengubah topografi atau bentang alam
secara drastis dan permanen.
PERAN
PEMERINTAH
Untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi,
lingkungan hidup, dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah
mempunyai peran penting dalam mengelola dampak sosial
pertambangan. Dalam kapasitasnya sebagai regulator, pemerintah
bertugas membuat peraturan dan pedoman yang mengatur
kegiatan pertambangan, seperti yang berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) dan analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL).