Kewajiban adalah pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha
untuk mentransfer aset atau menyediakan/
menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa
datang sebagai akibat transaksi atau kejadian
masa lalu
FASB mendefinisikan kewajiban dalam
rerangka konseptualnya
10/05/25
Karakteristik Utama Kewajiban
Pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang
yang cukup pasti
(probable)
Keharusan sekarang
(present obligation)
Timbul akibat
transaksi masa lalu
Karakteristik Pendukung (Kewajiban)
10/05/25
MENGUKUR DAN MENENTUKAN JUMLAH RUPIAH PADA SAAT
PENANGGUNGAN, PENELUSURAN, DAN PELUNASAN
Kriteria pengakuan lebih berkaitan dengan pedoman umum dalam
rangka memenuhi karakteristik kualitatif informasi sehingga
elemen statemen keuangan hanya dapat diakui bila kriteria definisi,
keberpautan, keterandalan, dan keterukuran dipenuhi.
Empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan kewajiban
yaitu:
1. Ketersediaan dasar hukum
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan
informasi.
2. Keterterapan konsep dasar
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan.
3. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Kaidah ini berkaitan dengan masalah relevansi informasi.
4. Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas
keterandalan informasi.
Saat-Saat Mengakui Kewajiban
Pada saat penandatanganan kontrak bila
pada saat itu hak dan kewajiban telah mengikat..
Bersamaan gakuan biaya bila barang dan jasa
yang menjadi bdengan peniaya belum dicatat sebagai
aset sebelumnya.
Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul
ketika hak untuk menggunakan barang dan jasa diperoleh.
Pada akhirnya periode karena penggunaan asas akrual
proses penyesuaian. Pengakuan ini menimbulkan pos
utang atau kewajiban akrual (accrued liabilities).
Kalau pengukuran mengacu pada
penentuan nilai keharusan sekarang sekarang
(the value of current obligation) pada saat
terjadinya, penilaiaan mengacu pada penentuan
nilai keharusan sekarang pada setiap saat antara
terjadinya liabilitas sampai dilunasinya
liabilitas. Makin mendekatinya saat jatuh tempo,
nilai liabilitas akan makin mendekati nilai
nominal (face value) liabilitas.
Jadi, penilaaan liabilitas pada saat tertentu
adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut
liabilitas harus dilunasi. Dengan kata lain,
penilaian adalah penentuan nilai sekarang
liabilitas.
PENILAIAN
Pelunasan adalah tindakan atau
upaya yang segaja dilakukan oleh
kesatuan usaha untuk memenuhi (to
satisfy) liabilitas pada saatnya dan
dalam kondisi normal usaha (in due
course of business) sehingga bebas dari
liabilitas tersebut. Pelunasan biasanya
merupakan pemenuhan secara langsung
kepada pihak yang berpiutang.
Pelunasan menjadikan liabilitas tersebut
hapus, tiada, atau lenyap (extinguished)
secara langsung (liabilitas langsung
didebit).
PELUNASAN
FSAB menetapkan bahwa suatu kewajiban dapat dikatakan
lenyap kalau salah satu dari kondisi berikut dipenuhi:
a.
Debit
ur membayar kreditur dan terbebaskan dari
keharusan yang melekat pada kewajiban. Membayar kreditur
mencakupi penyerahan kas, asset financial lain, barang, atau
jasa atau penebusan sekuritas utang oleh debitor untuk
menghapus utang atau untuk menahannya sebagai utang
obligasi treasuri.
b.
Debit
ur telah dibebaskan secara hukum dari statusnya
sebagai penanggung utang utama baik oleh keputusan
pengadilan maupun kreditur.
Dasar atau atribut penilaian
kewajiban
Basis (atribut)
Penilaian
keterangan Contoh pos yang
berpaut
Harga pasar sekarangBerbagai kewajiban
yang melibatkan
komoditas dan surat-
surat berharga
Kewajiban penerbit
opsi sebelum jangka
opsi habis dan
beberapa kewajiban
pedagang efek
Nilai pelunasan netoBerbagai kewajiban
yang melibatkan
jumlah rupiah yang
cukup pasti tetapi
waktu pelunasannya
tidak pasti
Utang usaha,utang
garansi, dan utang
wesel jangka pendek
Nilai diskunan aliran
kas masa datang
Kewajiban moneter
jangka panjang jumlah
rupiah maupun saat
pembayaran cukup
pasti
Utang obligasi dan
utang wesel jangka
panjang
Penjelasan Pos-Pos Kewajiban Dalam
Neraca
1.Kewajiban Lancar
a.Utang dagang
b.Utang wesel
c.Utang bank
d.Utang gaji,bunga,dan lain-
lain
2.Kewajiban Jangka Panjang
3.Modal
Kewajiban dan Modal
Kewajiban lancar :
Utang wesel Rpxxx
Utang dagang Rpxxx
Utang bank Rpxxx
Utang gaji Rpxxx
Utang bunga Rpxxx +
Total kewajiban lancar Rpxxx
Kewajiban jangka panjang :
Utang obligasi Rpxxx +
Total kewajiban jangka pjg Rpxxx
Modal :
Modal disetor Rpxxx
Laba ditahan Rpxxx +
Total modal Rpxxx
+
Total Kewajiban dan modal Rpxxx
KRITERIA PENGAKUAN LIABILITAS
Menurut FASB kriteria pengakuan kewajiban bergantung:
1. Ketertagihan piutang usaha
2. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk
3. Risiko rugi atau kerusakan properitas (fasilitas) kesatuan usaha akibat
kebakaran, ledakan, dan bahaya lainnya
4. Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah
5. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan
6. Klaim atau pungutan yang telah diajukan/ dikenakan atau yang
mungkin terjadi
7. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi
kerugian dan kecelakaan dan perusahaan reasuransi
8. Jaminan terhadap utang pihak lain
9. Keharusan bank komersial dalam ikatan standby letters o credit
10. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang
telah terjual
Untuk keharusan bergantung (khususnya rugi bergantung yang
menimbulkan kewajiban), kaidah pengakuan keempat (keterukuran nilai
kewajiban) dan pasti tidaknya pengorbanan sumber ekonimik masa datang
akan terjadi menimbulkan masalah pengakuan. Kewajiban kontraktual,
konstuktif , dan demi keadilan dalam beberapa kasus juga bersifat
bergantung terutama bila kewajiban tersebut melibatkan penaksiran jumlah
masa datang yang merugikan.
FASB menetapkan kriteria pengakuan kewajiban bergantung:
Informasi yang tersedia sebelum penerbitan statemen keuangan
menunjukkan bahwa suatu aset cukup pasti telah turun nilainnya (impaired)
atau suatu kewajiban cukup pasti telah terjadi pada tanggal statemen
keuangan.
Jumlah rupiah rugi dapat diestimasi dengan cukup tepat (reasonably
estimated).
PENGAKUAN KEWAJIBAN BERGANTUNG
PSAK 57 Revisi 2009, Pernyataan ini bertujuan untuk
mengatur pengakuan dan pengukuran provisi, liabilitas
kontinjensi, dan aset kontinjensi serta untuk memastikn
informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan
laporan keuangan. Pernyataan ini diterapkan oleh semua
entitas dalam akuntansi untuk provisi, liabilitas kontinjensi
dan aset kontinjensi, kecuali yang timbul dari:
Kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat
memberatkan;
Hal-hal yang dicakup dalam PSAK lain
PROVISI, LIABILITAS KONTINGENSI (BERSYARAT),
DAN ASET KONTINGENSI (IAS 37/SAK57)
Liabilitas kontinjensi adalah liabilitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan
terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa
depan yang tidak sepenuhnya berada dalamkendali entitas, atau
liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu,
tetapi tidak diakui karena:
1. Tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk
menyelesaikan liabilitasnya; atau
2. Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Liabilitas Kontingensi
(Bersyarat)
Provisi dan liabilitas lainnya
Provisi dapat dibedakan dari liabilitas lain, seperti
utang dagang dan akrual, karena pada provisi
terdapat ketidakpastian
mengenai waktu dan jumlah yang dikeluarkan di masa
depan untuk menyelesaikan provisi tersebut.
Sebaliknya:
Utang dagang adalah liabilitas untuk membayar
barang ataujasa yang telah diterima atau dipasok
dan telah ditagih melalui faktur atau secara formal
sudah disepakati dengan pemasok; dan
Akrual adalah liabilitas membayar barang atau jasa
yang telah diterima atau dipasok, tetapi belum
dibayar, ditagih atau secara formal disepakati
dengan pemasok, termasuk jumlah yang masih
harus dibayar kepada pegawai (misalnya jumlah
tunjangan cuti).
Pengakuan
Provisi
Provisi diakui jika:
1. Entitas memiliki kewajiban kini sebagi akibat peristiwa masa lalu;
2. Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengekibatkan
arus kas keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis; dan
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Liabilitas Kontinjensi
Uraian ringkas mengenai karakteristik liabilitas kontinjensi dan, jika praktis:
1. Estimasi dari dampak keuangannya yang diukur;
2. Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu arus
keluar sumber daya; dan
3. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.
Aset Kontinjensi
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset kontinjesi. Aset kontinjensi
biasanya timbul dari peristiwa tidak terencana atau tidak diharapkan yang menimbulkan
kemungkinan arus masuk manfaat ekonomis untuk entitas. Misalnya, klaim yang sedang
diusahakan entitas melalui proses hukum yang hasilnya belum pasti.
Ketidakpastian dari jumlah yang akan diakui
sebagai provisi dapat dinilai dengan berbagai cara
sesuai dengan kondisi yang ada. Jika provisi yang sedag
diukur menyangkut populasi yang terdiri dari sejumlah
besar unsur, maka liabilitas ditentukan dengan
menimbang berbagai kemungkinan hasil berdasarkan
probabilitas terkait. Metode estimasi statistik ini dikenal
sebagi metode “nilai yang diharapkan (expected
value)”.
Pengukuran
Untuk setiap jenis provisi, entitas mengungkapkan:
1.Nilai tercatat pada awal dan akhir peiode;
2.Provisi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan
jumlah provsisi yang ada;
3.Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada provisi
selam periode bersangkutan;
4. Jumlah yang belum digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan;
5. Peningkatan, selama periode bersangkutan dalam nilai kini yang timbul karena
berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat diskonto.
Pengungkapan