Materi PPG Prajabatan Semester 1 Mata Kuliah Filosofi Pendidikan
Size: 17.2 MB
Language: none
Added: Oct 08, 2025
Slides: 10 pages
Slide Content
Dasar- Dasar
Pendidikan
Ki Hadjar Dewantara
Sandiko Djati Maulana / 2498017331
Filosopi Pendidikan
Koneksi antar Materi
Mulai dari Diri
Pendidikan Berbasis Karakter. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan
tidak hanya tentang aspek akademis, tetapi juga pengembangan karakter dan kepribadian peserta
didik. Filosofi ini menghubungkan pengajaran dengan pembinaan budi pekerti, menekankan
bahwa pembelajaran harus menyentuh aspek lahir dan batin siswa.
Relevansi dengan Pendidikan Saat Ini. Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan pentingnya
penyesuaian dengan perkembangan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional. Ini
menciptakan relevansi dengan tantangan pendidikan modern, yang harus membangun
keterampilan sosial dan kemampuan adaptasi siswa agar siap menghadapi dunia global.
Ruang Kolaborasi
Makna "Menuntun" dalam Pendidikan. Menuntun berarti
memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan secara
holistik agar peserta didik dapat menemukan potensi
dirinya. Hal ini mencerminkan pentingnya pendekatan
yang tidak hanya mendidik, tetapi juga mendengarkan
dan memahami kebutuhan individu.
Konsep "Menuntun" dalam Konteks Sosial Budaya. Di
beberapa daerah, "menuntun" bermakna melestarikan
nilai-nilai luhur, seperti gotong royong dan menghormati
adat. Koneksinya dalam pendidikan dapat diwujudkan
dengan memasukkan nilai-nilai lokal dalam kurikulum,
sehingga peserta didik dapat terlibat langsung dalam
budaya dan tradisi setempat.
Pertimbangan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman dalam
Pendidikan: Pendidikan perlu disesuaikan dengan kondisi
alam dan perkembangan zaman agar tetap relevan.
Pemikiran ini menghubungkan pentingnya kurikulum
yang fleksibel dan adaptif, guna membekali peserta didik
menghadapi perubahan lingkungan dan sosial.
Pendidikan
Holistik
Pendidikan
Berbasis Budaya
Kemandirian
dan Kreativitas
Demonstrasi Kontekstual
Pendidikan menurut Ki Hadjar
Dewantara bertujuan mengembangkan
aspek intelektual, emosional, dan sosial
peserta didik, sehingga membentuk
individu yang seimbang dan berkarakter.
Hal ini diimplementasikan dengan
kurikulum yang mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu dan kegiatan yang
mendukung pembentukan karakter
Filosofi ini menekankan pentingnya
menghargai dan melestarikan budaya
lokal dalam proses pendidikan, seperti
melalui pengajaran nilai lokal, bahasa
daerah, dan seni tradisional.
Tujuannya adalah untuk memperkuat
identitas budaya peserta didik.
Ki Hadjar Dewantara juga mendorong
pendidikan yang memupuk kemandirian
dan kreativitas, seperti melalui
kewirausahaan siswa, proyek mandiri,
dan pendidikan berbasis masalah. Ini
bertujuan agar siswa dapat berpikir
kritis dan mandiri dalam menghadapi
berbagai tantangan.
Nilai Gotong Royong
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
tentang pendidikan berbasis
masyarakat sejalan dengan nilai
gotong royong. Nilai ini bukan hanya
aktivitas sosial, tetapi juga sebagai
pendekatan dalam pembelajaran, yang
memperkuat kebersamaan dan
dukungan dalam proses belajar.
Elaborasi
Pemahaman
Prinsip "Ing Ngarso Sung Tulodho"
Prinsip ini mengajarkan pentingnya
memberi contoh di depan. Melalui
kegiatan seperti kerja bakti dan
kebersihan lingkungan, peserta didik
dapat mempraktikkan nilai gotong
royong dan kepedulian lingkungan.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa
pendidikan karakter tidak hanya
disampaikan secara teoritis, tetapi juga
melalui pengalaman langsung.
Kontekstualisasi Pendidikan Karakter
Integrasi nilai-nilai lokal dalam
kurikulum diidentifikasi sebagai cara
untuk memperkuat karakter peserta
didik. Dengan berpartisipasi dalam
kegiatan tradisional atau ritual lokal,
peserta didik diajarkan tanggung
jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat, yang menumbuhkan
pemahaman terhadap budaya
setempat.
Proposal
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore
et dolore magna aliqua. Fermentum
leo vel orci porta.
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore
et dolore magna aliqua. Fermentum
leo vel orci porta.
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore
et dolore magna aliqua. Fermentum
leo vel orci porta.
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore
et dolore magna aliqua. Fermentum
leo vel orci porta.
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore
et dolore magna aliqua. Fermentum
leo vel orci porta.
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut labore
et dolore magna aliqua. Fermentum
leo vel orci porta.
Aksi Nyata
Prinsip Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Terdapat penekanan pada
prinsip "ing ngarso sung tulodho," "ing madyo mangun karso," dan "tut
wuri handayani," yang menekankan pentingnya peran guru sebagai
teladan, pembimbing, dan motivator. Ini menjadi landasan bagi guru
untuk mengarahkan pendidikan yang memerdekakan, yaitu pendidikan
yang menumbuhkan potensi siswa secara maksimal.
Pembelajaran Kontekstual. Salah satu aspek yang ditekankan adalah
pembelajaran yang berbasis konteks, di mana materi pelajaran
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Ini mendukung prinsip
pendidikan yang relevan dan bermakna, yang tidak hanya
menyampaikan teori, tetapi juga aplikasinya dalam dunia nyata,
sehingga siswa lebih termotivasi dan aktif berpartisipasi.
Kreativitas dan Inovasi. Guru didorong untuk menciptakan ruang yang
memfasilitasi kreativitas dan inovasi siswa, dengan cara melibatkan
mereka dalam proyek kolaboratif. Hal ini sesuai dengan pendekatan
holistik yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara, yang melihat pendidikan
sebagai sarana untuk mengembangkan pemikiran kritis dan
kemampuan pemecahan masalah.
Aksi Nyala
Pendidikan Karakter dan Kepemimpinan. Pengembangan karakter,
seperti tanggung jawab, kejujuran, dan kepedulian, sangat
penting dalam visi guru masa depan. Guru juga didorong untuk
memberikan kesempatan pada siswa dalam peran kepemimpinan,
yang akan membentuk kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab
pada siswa.
Kebebasan Berpendapat. Menciptakan ruang diskusi bagi siswa
untuk menyampaikan ide dan pandangan mereka menjadi langkah
penting dalam pendidikan yang memerdekakan. Hal ini bertujuan
untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan menghargai
keberagaman, sekaligus membuat siswa merasa lebih dihargai
dan termotivasi.
Integrasi Teknologi. Guru juga perlu mengintegrasikan teknologi
dalam proses belajar untuk membantu siswa menghadapi
tantangan masa depan, menyediakan akses yang luas terhadap
informasi, dan mendukung kolaborasi lebih efektif.