09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
NAMA : TOMMY PEHULISA KAROKARO ,
SKM
TTL : Kisaran, 8 April 1992
Pendidikan : - SD panti budaya kisaran
- SMP negeri 6 kisaran
- SMA negeri 2 kisaran
- Universitas Sumatera Utara, Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Riwayat
Training
:- AK3U Tahun 2016
-TOT K3 Tahun 2018
-Audit Internal SMK3 PP50 Tahun 2022
Riwayat
Pekerjaan
:- Junior Konsultan PT Mitra Bisnis Abadi
(Konsultan Manajemen) 2015-2016
- SAFETY OFFICER PT
SUPERCRANE MITRA UTAMA
(Kontruksi) 2017-2018
- SAFETY OFFICER PT LOBUNTA
KENCANA RAYA (Tambang Batu Bara)
2018- 2019
- SAFETY OFFICER PT CERESTAR
GRUP (Pabrik Tepung Terigu) 2019-2021
- Praktisi PT LPS Tahun 2022 – Sekarang
Biografi
DASAR-DASARDASAR-DASAR
KESELAMATAN DAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KESEHATAN KERJA
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
APA ITU K3 MENURUT
KAMU?
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
DASAR HUKUM
•UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
•PP Nomor 50 Tahun 2012 Tentang SMK3
•Permen No.04/Men/1980 Tentang APAR
•Permen no.08/Men/2010 Tentang APD
•Permenaker no.09/Men/ 2016 Tentang K3 bekerja di
Ketinggian
•Permenaker no.05/Men/2018 Tentang K3 Lingkungan
Kerja
•Permenaker no 15/Men/2008 Tentang P3K
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak dapat dipisahkan
dengan faktor produksi dan jasa.
Meningkatnya resiko bahaya di tempat kerja.
Meningkatnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3 rendah.
K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai oleh semua
pihak.
Perlu perlindungan terhadap tenaga kerja dan masyarakat.
Latar Belakang K3 Perlu?
1.Filosofi : “ Upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah diri
manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya
berserta hasil karyanya dalam rangka menuju masyarakat
yang adil, makmur dan sejahtera ”
2.Keilmuan : “ Ilmu dan penerapannya secara teknis dan
teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja dari setiap
pekerjaan “
Pengertian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Peran K3 antara lain
a.Setiap Tenaga Kerja Berhak Mendapat Perlindungan atas
Keselamatannya dalam Melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional
b.Setiap Orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin
keselamatannya
c.Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara
aman dan efisien.
d.Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja maupun akibat hubungan kerja.
Sehingga Bisa Disimpulkan Bahwa
JENIS KESELAMATAN KERJAJENIS KESELAMATAN KERJA
1.Keselamatan Kerja Mekanik : meliputi keselamatan
kerja Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat Tenaga
Produksi.
2.Keselamatan Kerja Uap dan Bejana Tekan
3.Keselamatan Kerja Konstruksi Bangunan
4.Keselamatan Kerja Listrik
5.Keselamatan Kerja Kebakaran
6.Keselamatan Kerja BahanKimia,Beracun
dan Berbahaya
7. Keselamatan Lingkungan Kerja
KESEHATAN KERJAKESEHATAN KERJA
1.Kesehatan Kerja adalah sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang
berkaitan erat dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
2.Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan/kedokteran yang
mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dankuratif serta
rehabilatatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan
tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setingginya baik
fisik,mental maupun sosial.
PENYAKIT AKIBAT KERJA & PENYAKIT PENYAKIT AKIBAT KERJA & PENYAKIT
KARENA HUBUNGAN KERJAKARENA HUBUNGAN KERJA
1.Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease) :
a. Berkaitan antara penyebab dan efek / antara potensi bahaya
dengan penyakit (Tuli Sementara)
b. Faktor penyebab murni dari pekerjaan dan lingkungan kerja
2.Penyakit Karena Hubungan Kerja ( Work Related Disease) :
a. Faktor pekerjaan berinteraksi dg faktor lain sehingga timbul
penyakit (Asma, Penyakit Paru Kronis)
b. Faktor penyebab merupakan penyebab ganda/kompleks.
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT
AKIBAT KERJAAKIBAT KERJA
•Faktor biologis (infeksi
hewan ,virus,bakteri,jamur,cacing)
•Faktor kimia(debu,gas,uap,cairan )
•Faktor fisika(kebisingan,getaran,suhu)
•Faktor fisiologi kerja(Sikap/cara kerja,konstruksi mesin)
•Faktor psikologis(rutinitas/suasana kerja/hubungan
kerja tdk nyaman)
•Faktor mekanis (mesin/alat2berat)
KECELAKAAN KERJAKECELAKAAN KERJA
KECELAKAAN KERJAKECELAKAAN KERJA
1.Permenaker No.Per.03/M/1998 “Suatu kejadian yang
tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yg dapat
menimbulkan Korban Manusia dan atau Harta Benda.
2. Permenaker No.11/2016 “Kecelakaan yg terjadi dalam
hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebalik-
nya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Data Kasus Kecelakaan Kerja BPJS
Ketenagakerjaan Tahun 2019-2021
ISTILAH YANG SERING
MUNCUL PADA KECELAKAAN
KERJA
1.Danger / Tingkat bahaya
2.Hazard/ Sumber Bahaya
3.Nearmis /Hampir Celaka
4.Incident
5.Accident
6.Harm/ Kerusakan
7.Aman/Selamat
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
18
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau
kapan muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
HAZARD/ SUMBER BAHAYAHAZARD/ SUMBER BAHAYA
Adalah sumber bahaya potensial
yang dapat menyebabkan
kerusakan (harm).
Hazard dapat berupa bahan-
bahan kimia, bagian-bagian
mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
20
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak diinginkan,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan
terjadinya accident.
21
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan
berakibat cedera pada
manusia, kerusakan
barang, dan pencemaran
lingkungan.
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
23
Aman (selamat) adalah
suatu kondisi dimana
atau kapan munculnya
sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai,
dan ini adalah lawan dari
berbahaya (danger).
Adalah pelaksanaan metode-metode untuk
menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-
kan resiko tersebut dalam tingkat bahaya dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu
dapat dikendalikan secara memadai serta
mengambil langkah-langkah yang tepat.
““RISK”RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.
Untuk menentukan resiko
membutuhkan perhitungan antara
konsekuensi/ dampak yang mungkin
timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).
27
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN
FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
Bird & German, 1985
KERUGIAN
28
Tujuan
•Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
•Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
•Menjamin proses produksi berjalan
lancar
PERATURAN MENTERI TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI No.
Per.02/MEN/1980
TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA DALAM PENYELENGGARAAN KESELAMATAN
KERJA.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN KERJAKESEHATAN KERJA
1.Pemeriksaan Kesehatan Awal :
Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan sebelum tenaga
kerja diterima bekerja atau pada saat rekruitmen.
2.Pemeriksaan Kesehatan Berkala :
Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu secara
periodik selama bekerja ( 6 bulan/
1tahun).
3.Pemeriksaan Kesehatan Khusus :
Pemeriksaan kesehatan untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja.
NEARMISS
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Near miss
near miss (hampir celaka atau nyaris celaka)
adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan,
tidak mengakibatkan cedera, penyakit, atau
kerusakan properti tetapi memiliki potensi
untuk mengakibatkan kerugian-kerugian
tersebut
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
1.Tindakan tidak aman (unsafe act)
2.Kondisi tidak aman (unsafe condition), dan
3.Terburu-buru atau nekat melakukan short
cut (jalan pintas) dalam menyelesaikan
pekerjaan tanpa memperhatikan aspek
keselamatan.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Near miss bukan suatu kejadian kebetulan, ada
tiga faktor penyebab terjadinya near miss di
tempat kerja, yakni
Mengapa Melaporkan Nearmiss
Sangat Penting?
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Dilaporkan!
1.Mencegah terjadi insiden
2. Meningkatkan Keselamatan
pekerja
3. Meningkatkan Budaya K3
4. Mengidentifikasi
kelemahan prosedur
operasional
Dibuat
pelaporan yang
semudah
mungkin
Apa Pengendalian yang bisa
dibuat oleh seorang AK3U?
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Menggunakan sangkar besi, Selang yang
digunakan minimal 3 meter dengan tombol
darurat untuk menghentikan angin
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
APD
Permenakertrans No. 08/Men/VII/2010
APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
JENIS-JENIS APD
Sesuai dengan Permenakertrans No.
08/Men/VII/2010 Pasal 3
(1) APD meliputi:
a. pelindung kepala;
b. pelindung mata dan muka;
c. pelindung telinga;
d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. pelindung tangan; dan/atau
f. pelindung kaki.
(2) Selain APD tersebut di atas Alat yang termasuk
APD meliputi :
a. pakaian pelindung;
b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c. pelampung.
Alat Pelindung Diri
EN 397:1995
CE mark
(European
Standard
PSB mark
(Singapore
Standard)
BS
BRITIS STANDARD
OSHA
3151-12R.2003
Ocupational Safety
and Health
Adminstration
ISO
International
standard
Organisaion
Sirim –
Batch tested
(Malaysia Standard)
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
HAL YANG PERLU DILAKUKAN
SEBELUM PEKERJAAN DIKERJAKAN
1.Membuat JSA dan Hiradc
2.Membuat Izin Kerja
3.Melakukan Briefing
4.Pengechekan area kerja
5.Cleaning area kerja
JSA dan HIRACJSA dan HIRAC
1.JSA kepanjangan dari Job Safety Analisys
•JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang fokusnya
pada identifikasi bahaya yang berhubungan dengan
rangkaian pekerjaan atau tugas yang dilakukan.
1.HIRAC Kepanjangan dari Hazard Indentification Risk
Assesment and Control
•HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and
Control) merupakan proses mengidentifikasi bahaya yang
dapat terjadi dalam aktivitas rutin ataupun non rutin
dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian
risiko dan control dari bahaya tersebut.
JSA dan HIRACJSA dan HIRAC
•1. JSA
•Obyek yang dinilai adalah
langkah-langkah dari sebelum
dimulai pekerjaan hingga
pekerjaan selesai.
•Subyek yang dinilai adalah
pekerja (person).
•Langkah pengendalian bahaya
sifatnya ke personal yang
melakukan pekerjaan.
•JSA berfokus pada
pengendalian bahaya dengan
APD dan alat keselamatan.
•JSA berfokus juga pada unsafe
act.
2. HIRADC
•Obyek yang dinilai adalah bahaya
dan risiko dari suatu pekerjaan.
•Fokus yang ditinjau dari
probabilitas dan dampak dari bahaya
pekerjaan tersebut.
•Subyek tidak ke personal, namun
ke bahaya yang ditimbulkan dan
dikendalikan hingga dapat diterima
oleh perusahaan.
•Pengendalian tidak hanya dengan
APD, namun mengikuti hirarki
kontrol, yaitu eliminasi,
substitusi, engineering
control, administrative control, dan APD,
mitigasi, dan prosedur kerja.
JSA dan HIRACJSA dan HIRAC
•Contoh JSA
JSA dan HIRACJSA dan HIRAC
•Contoh HIRADC
JSA dan HIRACJSA dan HIRAC
•Dalam proses kerja K3 di suatu organisasi, metode
HIRADC tidak terlepas dari proses identifikasi
hingga penyusunan target K3 organisasi. HIRADC
membantu dalam identifikasi bahaya, penilaian
tingkat risiko dari suatu potensi bahaya, dan
pengendalian terhadap bahaya yang memiliki tingkat
keparahan tinggi. HIRADC dan JSA tidak bisa
dilepas dari SMK3 karena untuk menjalankan SMK3
harus memiliki dokumen-dokumen ini untuk
penentuan target K3 ke depannya
IZIN KERJA
Work permit/ Izin Kerja adalah dokumen
izin kerja yang mengacu pada Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) untuk memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan dengan aman dan
efisien
Work permit/ Izin Kerja terbagi menjadi
2:
1. Izin kerja panas (Pekerjaan Listrik, Grinda,
Cutting torch, las)
2. Izin kerja aman (Bekerja diatas ketinggian,
confined space)
Melakukan Briefing/ Safety Talk
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Safety talk (disebut
juga safety morning talk atau to
olbox meeting) adalah
pertemuan yang dilakukan rutin
antara supervisor dengan para
pekerja atau karyawan untuk
membicarakan hal-hal mengenai
K3, entah tentang isu terbaru,
regulasi, prosedur kerja, alat
pelindung diri, potensi bahaya,
dll.
Pengechekan area kerja
•Inspeksi K3 adalah suatu
upaya untuk memeriksa atau
mendeteksi semua faktor
(peralatan, proses kerja,
material, area kerja, prosedur)
yang berpotensi menimbulkan
cedera atau PAK, sehingga
kecelakaan kerja ataupun
kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja
5 Lingkungan Kerja
1. Lingkungan Fisik
2. Lingkungan Kimia
3. Lingkungan Biologi
4. Lingkungan Ergonomi
5. Lingkungan Psikologi
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja
1. Lingkungan Fisik
Contoh:
Iklim kerja, Kebisingan, Getaran,
Pencahayaan, Sinar Ultraviolet,
Tekanan Udara.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja
2. Lingkungan Kimia
Contoh:
Senyawa kimia seperti. Gas CO,
H2S, Gas Metan dll
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja
3. Lingkungan Biologi
Contoh:
Mikro organisme, Atropoda ,
Hewan Invertebrata, Binatang
Berbisa, Binatang Buas
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja
4. Lingkungan Ergonomi
Contoh:
1. Cara Kerja, Posisi Kerja, Postur
Tubuh yang tidak sesuai saat
melakukan pekerjaan
2. Pengangkatan beban kerja yang
melebihi standar.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja
5. Lingkungan Psikologi
Contoh:
1. Konflik Peran
2. Tanggung jawab terhadap
orang lain dll
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
INSPEKSI CEVTM
1. Construction/ Konstruksi
2. Equipment / Perlengkapan
3. Vehicle /Kendaraan
4. Tools / Alat Kerja
5. Machine / Mesin
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
INSPEKSI CEVTM
1. Construction/ Konstruksi
Seorang safety Officer
memeriksa kondisi perancah
yang telah di rakit agar layak
dan sesuai dengan Standar K3
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
INSPEKSI CEVTM
1. Equipment / Perlengkapan
Contoh: APAR, Hidrant, Kotak
P3K.
Ketika sedang ada pekerjaan
panas tetap dipastikan bahwa
tersedia APAR di dekat area
pekerjaan dan kondisi apar baik.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
INSPEKSI CEVTM
1. Vehicle /Kendaraan
Contohnya : Mobil Kantor, Bus
Kantor, Kendaraan Operasional
Perusahaan.
Kita sebagai orang K3 wajib
memeriksa setiap kendaraan
Perusahaan agar layak untuk
dipergunakan sebagai alat
transportasi.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
INSPEKSI CEVTM
1. Tools / Alat Kerja
Contohnya : Perkakas Pekerja,
Gerinda, Bor tangan, Shackle , dll
Semua peralatan pekerja yang
berhubungan sebagai alat kerja
harus di check dan dipastikan dalam
kondisi aman setiap bulannya.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
INSPEKSI CEVTM
1. Machine / Mesin
Contohnya : Mesin Las, Mesin
Produksi, Alat Berat.
Mesin2 tersebut harus dicheck
dan dipastikan dalam keadaan
baik ketika digunakan.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
LOTO
•Definisi dari Loto (Lockout Tagout) merupakan
gabungan antara penerapan metode mekanis atau
disebut dengan pemasangan gembok dan sistem
peringatan tertulis ( pemasangan label ) yang dipasang
pada suatu peralatan sebagai peringatan untuk orang
lain bahwa peralatan yang bersumber energi berbahaya
atau yang dimaksud dengan isolasi dan tidak
diperbolehkan untuk diopersikan selama gembok dan
label masih terpasang pada peralatan tersebut
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Tujuan dari Loto Lockout
Tagout
Ialah untuk menjamin alat berbahaya yang secara tepat
telah dimatikan dan itu tidak akan menyala kembali
selama pekerjaan itu berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan atau perawatan yang sedang berlangsung
sampai pekerjaan itu selesai dan bisa dioperasikan
kembali lagi seperti semula.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Langkah – langkah dalam melakukan
Loto Lockout Tagout :
1.Analisa Sumber Energi
Berbahaya.
2.Beri tahu semua pihak
3. Isolasi atau Putus
Sumber Energy
Berbahaya.
4.Lakukan Pengujian.
5.Pasang Lock dan
Tagging.
6.Mulailah Pekerjaan
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
7.Menyelesaikan
Pekerjaan.
8.Mengamankan Daerah
Kerja.
9.Periksa Area Kerja.
10.Lepas Kunci dan
Tagging.
11.Sambungkan Kembali
Sumber Energi.
12.Menguji Fungsi
Baricade
•Baricade adalah Digunakan dalam zona
konstruksi untuk memberitahu orang-orang
tentang pembangunan berkelanjutan dan bahwa
ada kemungkinan bahaya dalam wilayah batas-
batasnya.
•berfungsi untuk menutup suatu area dan tidak
boleh ada yang melintasi selain petugas yang
berwenang.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
•Warna
•Kuning Hitam :
•Digunakan dalam zona konstruksi untuk
memberitahu orang-orang tentang pembangunan
atau perbaikan berkelanjutan dan bahwa ada
kemungkinan bahaya dalam wilayah tersebut.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Rambu K3
Rambu K3 merupakan salah satu cara yang menginformasikan
kepada para pekerja tentang bahaya-bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dari sesuatu aktivitas, area atau peralatan kerja
tertentu.
Safety sign dikategorikan berdasarkan warnanya.
Warna Oranye (Warning/Awas/Peringatan)
Warna Kuning (Caution/Waspada)
Warna Biru (Notice/ Perhatian)
Warna Merah (Danger/ Bahaya)
Warna Hijau (Emergency/Safety
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
1. Warna ORANYE menunjukkan WARNING/ PERINGATAN/
AWAS. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang
bisa menyebabkan kematian atau cedera serius. Biasanya
sering dipasang di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti
benda tajam, pisau berputar, mesin gerinda, dll.
2. Warna KUNING menunjukkan CAUTION/ WASPADA .
Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya (seperti
tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan
bahan yang mudah terbakar) yang bisa menyebabkan luka
ringan atau sedang.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
3. Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN .
Digunakan untuk menunjukkan instruksi tindakan/ informasi
keselamatan (bukan bahaya), seperti penggunaan APD atau
kebijakan perusahaan.
4. Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/ BAHAYA, FIRE/
KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk
identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop,
dan alat pemadam kebakaran. Sedangkan warna merah yang
mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan
adanya situasi bahaya yang dapat menyebabkan kematian
atau cedera serius.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
5. Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/ SAFETY.
Digunakan untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan
keselamatan, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan peralatan
P3K. Serta, instruksi-instruksi umum yang berhubungan
dengan praktik kerja yang aman.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja adalah
upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada
di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat
kerja.
Petugas P3K di tempat kerja harus memiliki lisensi dan buku
kegiatan P3K dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan setempat.
Fasilitas P3K meliputi:
a.ruang P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Lanjutan
Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. terbuat dari
bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau;
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
LANJUTAN
APAR
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
APAR
: PER.04/MEN/1980
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN.
Kebakaran dapat digolongkan:
a.Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);
b.Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar
(Golongan B);
c.Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C);
d.Kebakaran logam (Golongan D).
(2) Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
a.Jenis cairan (air);
b.Jenis busa;
c.Jenis tepung kering;
d.Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan sebagainya);
(3) Penggolongan kebakaran dan jenis pemadam api ringan
tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan
tehnologi. .
APAR
: PER.04/MEN/1980
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN.
Tinggi pemberian tanda pemasangan APAR adalah 125 cm dari
dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api
ringan bersangkutan.
Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)
menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam
lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.
Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali
dalam setahun, yaitu: a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam)
bulan; b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
SYARAT TANDA APAR
A = Pemeriksaan 6 bulan sekali
B = Adalah pemeriksaan 12 bulan
Safety Induction
•Pasal 13. Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan.
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Safety induction terbagi kedalam Safety Induction Visitor,
Vendor, Pegawai baru, Pegawai yang pindah lokasi kerja.
Isi safety Induction beriti tentang informasi2 terkait area kerja
dan Resiko/ Bahaya k3 di Lingkungan Kerja
09/11/25Undang - Undang No. 1 tahun 1970