Depreciasy, impairment, and Deplesi Intermediate accounting
24080694020
6 views
38 slides
Oct 23, 2025
Slide 1 of 38
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
About This Presentation
Depreciasy, impairment, and Deplesi Intermediate accounting
Size: 7.77 MB
Language: none
Added: Oct 23, 2025
Slides: 38 pages
Slide Content
Depresiasi, Impairment,
dan Deplesi (II)
Kelompok 2
Ahmad Baihaqi
ANGGOTA KELOMPOK
Athifa Aswa Ramadhani
24080694154
Felisha Berliana Putri
24080694169
Erly Rahmawati
24080694051
Shahrul Saifurrohman
24080694177
Ahmad Baihaqi
24080694020
Naila Putri Amanda
24080694320
Ketepatan dalam menjelaskan
impairements
Apa itu impairments?
Pada dasarnya, impairment adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan perbandingan
antara harga pembelian aset pada masa lalu (historical cost) dengan harga pasar sekarang ini.
Impairment adalah penurunan nilai aset secara permanen yang perlu dicatat agar laporan
keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya. Perusahaan harus memahami faktor-faktor
penyebab impairment, seperti perubahan harga, kerusakan fisik, atau pelepasan aset sebelum
waktunya.
Istilah impairment asset akan muncul saat aset dianggap mengalami penurunan nilai.
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan impairment asset, yaitu:
Perubahan material1.
Perubahan harga aset2.
Kerusakan fisik3.
Pelepasan aset sebelum tanggal perkiraan4.
impairments
Adapun impairment dapat dilakukan untuk mencari tahu aset yang mengalami
penurunan nilai.
Impairment sendiri dalam praktiknya bisa dilakukan hampir di seluruh aset.
Namun, dalam hal ini, terdapat beberapa pengecualian yang dianggap tidak
akan mengalami penurunan nilai, yakni:
Aset pajak tangguhan1.
Aset Imbalan Kerja2.
Aset Keuangan 3.
Properti Investasi pada nilai wajar4.
Aset biologis berupa hewan maupun tanaman 5.
Aset karena kontrak Asuransi6.
Aset tetap yang dimiliki untuk dijual7.
contoh impairments asset
Misalkan PT ABC mempunyai satu mesin yang dibeli pada tahun 2015 dengan harga Rp50.000.000.
Diperkirakan, mesin itu mempunyai nilai ekonomis sampai dengan lima (5) tahun.
Lantas, pada tahun 2020, PT ABC pun memperkirakan terjadinya penurunan nilai atas mesin tadi.
Dalam hal ini, diketahui bahwa nilai value in use mesin itu diperkirakan sekitar Rp20.000.000.
Jika ingin mengetahui impairment maka langkah pertama yang perlu dilakukan, yaitu menghitung nilai depresiasi mesin
per tahun yakni harga beli/nilai ekonomis.
Pada kasus PT ABC di atas, diperoleh persamaan Rp50.000.000/5 tahun, dengan hasil Rp10.000.000.
Artinya, nilai depresiasi mesin dari PT ABC tadi, yaitu sebesar Rp10.000.000 per tahun.
Nilai pembelian barang – (usia barang x nilai depresiasi barang)
Mengacu pada perhitungan tadi, nilai sisa buku mesin PT ABC per tahun 2020 adalah sebagai berikut:
= Rp50.000.000 – (3 x Rp10.000.000)
= Rp20.000.000
Kalau dibandingkan maka nilai sisa buku mesin, yakni Rp20.000.000 dengan nilai value in use sebesar Rp30.000.000
maka ada selisih sekitar Rp10.000.000 dengan posisi nilai value in use lebih besar.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak punya aset yang memiliki penurunan nilai atau loss on impairment asset.
Namun, akan lain halnya jika nilai sisa buku mesin lebih besar yang artinya ada loss on impairment asset.
Apa itu impairments?
Berdasarkan contoh di samping, bisa disimpulkan bahwa untuk menghitung impairment dalam
suatu perusahaan, diperlukan beberapa informasi sebagai berikut:
Rumus untuk besaran depresiasi per tahun:1.
Harga pembelian barang / Usia barang
Rumus dari nilai sisa buku:2.
Harga pembelian barang – (durasi depresiasi x harga pembelian barang)
Sementara itu, value in use didapat dari perkiraan aliran arus kas dan diharapkan mampu
dihasilkan oleh aset.
Adapun dari perhitungan tersebut, hasil impairment dapat diperoleh dan disimpulkan
terjadinya penurunan nilai aset di perusahaan atau tidak.
Seperti disinggung tadi, terhadap hampir semua aset dapat dilakukan impairment, tetapi bagi
aset tertentu, sebaiknya melakukan impairment rutin per tahun.
Ketepatan dalam menjelaskan
rreversal of impairement loss
Apa itu pembalikan kerugian
penurunan nilai?
Ketika nilai suatu aset turun (misalnya karena rusak atau usang), maka nilai
tercatat aset tersebut di pembukuan akan dikurangi ini disebut penurunan
nilai.
Namun, jika di kemudian hari nilai aset tersebut naik kembali (misalnya karena
pasar membaik atau ada perbaikan), maka sebagian dari kerugian penurunan
nilai sebelumnya bisa dibalikkan ini disebut pembalikan kerugian penurunan
nilai.
Contoh
Misalnya, perusahaan Tan Group membeli peralatan pada 1 Januari 2022 seharga HK$300.000.
Peralatan ini disusutkan selama masa manfaatnya. Setiap tahun nilai peralatan ini akan
berkurang karena penyusutan, sebagai berikut:
Namun, pada akhir tahun 2022, Tan menemukan bahwa nilai peralatan tersebut turun drastis
menjadi hanya HK$20.000. Maka, kerugian penurunan nilai sebesar HK$20.000 dicatat.
Apa yang terjadi setelah itu?
Pada akhir tahun 2023, ternyata Tan menilai bahwa peralatan tersebut bisa dijual atau
digunakan kembali, dan nilainya naik menjadi HK$96.000.
Padahal, nilai buku peralatan saat itu hanya HK$90.000 (setelah penyusutan).
Karena nilainya naik, Tan bisa membalikkan sebagian kerugian penurunan nilai sebelumnya
sebesar:
HK$6.000 (selisih antara nilai pasar sekarang (HK$96.000) dan nilai buku (HK$90.000)).
Ini dicatat sebagai:
Debit: Akumulasi Penyusutan – Peralatan HK$6.000
Kredit: Pemulihan Kerugian Penurunan Nilai HK$6.000
Ketepatan Menghitung dan
Menjelaskan metode Deplesi
Apa itu Metode Deplesi?
Metode deplesi adalah metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung
penyusutan aset alam (natural resources) seperti tambang batu bara, minyak, gas,
hutan, atau sumber daya alam lainnya yang dapat habis. Berbeda dengan penyusutan
(depresiasi) yang digunakan untuk aset tetap seperti mesin dan bangunan, deplesi
digunakan untuk aset yang "digali" atau "dieksploitasi" dari alam.
Fungsi metode deplesi dalam akuntansi adalah untuk mencatat dan mengalokasikan
biaya perolehan sumber daya alam secara sistematis seiring dengan penggunaannya.
Metode ini membantu mencerminkan pengurangan nilai aset alam dalam laporan
keuangan berdasarkan seberapa banyak sumber daya yang telah diambil atau
digunakan.
Rumus Deplesi
Biaya Deplesi per Unit = (Biaya Perolehan - Nilai Residu) / Jumlah Unit dapat Dieksploitasi
Deplesi Tahun ini = Biaya deplesi per unit x Jumlah Unit dapat Dieksploitasi tahun ini
PT Mineral Jaya membeli lahan tambang seharga Rp
2.000.000.000. Biaya eksplorasi dan pengembangan sebesar Rp
500.000.000. Nilai residu lahan setelah sumber daya habis
diperkirakan Rp 200.000.000. Jumlah total batu bara yang bisa
ditambang diperkirakan 1.000.000 ton. Pada tahun pertama, PT
Mineral Jaya berhasil menambang 100.000 ton batu bara.
WRITE-OFF OF
WRITE-OFF OF
RESOURCES COST
RESOURCES COST
Write-off of resources cost atau penghapusan biaya sumber daya merupakan
penghapusan atau pengurutan biaya yang sebelumnya dianggap sebagai aset,
tetapi sekarang dianggap tidak memiliki nilai lagi atau tidak dapat menghasilkan
manfaat ekonomi di masa depan.
Penghapusan ini biasanya dilakukan untuk aset yang rusak, usang, hilang, atau
tidak lagi digunakan dalam kegiatan bisnis. Beberapa contoh aset yang dapat
dilakukan write-off, antara lain: aset tetap (mesin, peralatan, kendaraan),
piutang usaha, atau persediaan barang.
Untuk memastikan bahwa catatan keuangan perusahaan mencerminkan
kondisi aset yang sebenarnya.
Penghapusan juga dapat memberikan manfaat pajak bagi perusahaan
karena mengurangi pendapatan atau laba kena pajak perusahaan.
Identifikasi aset atau sumber daya yang bermasalah.
Evaluasi terkait aset atau sumber daya yang bermasalah, ketika terbukti maka
perusahaan akan mencatat write-off dalam laporan keuangan.
Ketika aset atau sumber daya yang bermasalah terbukti tidak dapat
digunakan lagi atau dikembalikan nilainya, maka peusahaan akan
mencatatnya sebagai write-off dalam laporan keuangan.
Pencatatan dilakukan dengan cara mendebit akun kerugian dan mengkredit
akun aset yang bersangkutan.
Ketepatan dalam menghitung
Ketepatan dalam menghitung
dan menjelaskan revaluations
dan menjelaskan revaluations
Revaluasi adalah proses penyesuaian nilai tercatat suatu aset tetap agar sesuai
dengan nilai wajarnya saat ini.
Biasanya dilakukan untuk:
Tanah & bangunan
Mesin dan alat berat
Tujuan revaluasi:
Menyajikan nilai aset yang lebih realistis dan relevan
Dilakukan jika nilai wajar aset berubah signifikan dibanding nilai tercatat
Menurut IAS 16 (Property, Plant and Equipment) atau dalam PSAK No. 16,
entitas dapat memilih :
Model biaya (cost model): dicatat sebesar harga perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan.
1.
Model revaluasi (revaluation model): dicatat sebesar nilai wajar dikurangi
akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
2.
Surplus Revaluasi = Nilai Wajar Baru − Nilai Buku Lama
Jika:
Nilai Wajar > Nilai Buku ⇒ Ada Surplus Revaluasi
Nilai Wajar < Nilai Buku ⇒ Ada Rugi Revaluasi
PT Pelita Abadi memiliki sebuah gedung yang dibeli pada tanggal
1 Januari 2020 seharga Rp 2.000.000.000.
Gedung tersebut disusutkan selama 20 tahun dengan metode
garis lurus, tanpa nilai residu. Pada tanggal 1 Januari 2025,
perusahaan melakukan revaluasi dan menentukan bahwa nilai
wajar gedung adalah Rp 2.500.000.000. Hitunglah jumlah
surplus revaluasi yang harus diakui oleh PT Pelita Abadi pada
tanggal 1 Januari 2025.
> Surplus revaluasi yang
harus diakui adalah
Rp 1.000.000.000