Desa Rowoboni Banyubiru Kab Semarang.pptx

ipsunnes 0 views 15 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

berisi tentang profil dan tantangan desa rowoboni kab semarang


Slide Content

PROFILING DAN RENCANA AKSI DESA ROWOBONI, KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATEN SEMARANG

01 02 03 04 05 Daftar Isi PROFIL DESA IDENTIFIKASI MASALAH POTENSI DESA INTERVENSI YANG SUDAH DILAKUKAN SOLUSI & AKSI YANG AKAN DIIMPLEMENTASIKAN MELALUI PROGRAM KEMBANG DESA

Desa Rowoboni terdiri dari 6 dusun dengan rincian tiga dusun terletak dibagian barat dan tiga dusun dibagian Timur dengan total luas wilayah sebesar 5.128 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 2.500 jiwa. Penggunaan lahan di Desa Rowoboni didominasi oleh lahan non-pertanian seluas 382,96 hektar, yang terdiri atas rumah atau bangunan (26,72 hektar), rawa (346,05 hektar), serta lahan lainnya seperti kuburan dan sungai (10,19 hektar). Selain itu, terdapat lahan pertanian berupa sawah irigasi sederhana seluas 96,74 hektar, tegalan atau kebun seluas 38,4 hektar, dan hutan rakyat seluas 4,75 hektar. Secara iklim, Desa Rowoboni beriklim tropis dengan curah hujan tahunan berkisar 2.000–2.500 mm. Suhu udara rata-rata berada pada kisaran 18–32°C, dengan kelembaban relatif 38,5–98% dan kecepatan angin antara 0,37–0,71 knot. Kondisi ini mendukung keberagaman penggunaan lahan, baik untuk pertanian maupun non-pertanian. PROFIL DESA A. TOPOGRAFI

Jumlah penduduk desa Rowoboni pada tahun 2025 mencapai 2.803 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.387 jiwa dan perempuan sebanyak 1.416 jiwa, memiliki 921 Kepala Keluarga (KK Rumah) sehingga dalam setiap keluarga rata-rata terdiri dari 3 (tiga) orang. Berdasarkan data dari jumlah penduduk sebanyak 1.921 sudah memiliki pekerjaan PROFIL DESA B. DEMOGRAFI Laki-laki Perempuan

PROFIL DESA C. TINGKAT PENDIDIKAN Tingkat pendidikan masyarakat desa Rowoboni termasuk masih sangat rendah, karena kondisi ekonomi dan pemahaman akan pentingnya pendidikan masih kurang, angka putus sekolah dasar masih cukup tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Desa hanya memiliki satu SD Negeri , satu TK-PAUD Satu Atap dan satu SMPN 3 Satu Atap Kedungbanteng.Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jenjang kelulusan masyarakat yang tadinya hanya tamat SD namun kedepan minimal masyarakat lulus pada tingkat SMP dan program nasional pendidikan dasar 9 tahun di Desa Melung dapat tercapai 100% dan menekan angka putus sekolah pendidikan dasar.

Desa Rowoboni merupakan desa dengan potensi alam yang melimpah, terutama sumber mata air dan Danau Rawa Pening. Mata pencaharian utama masyarakat adalah petani dengan menggarap sawah maupun kebun. Sebagian warga juga bekerja sebagai nelayan yang menangkap ikan di Rawa Pening atau membudidayakan ikan dengan keramba. Selain itu, ada yang beternak sapi, kambing, maupun ayam sebagai tambahan penghasilan. Sektor perdagangan dan UMKM juga mulai berkembang, seperti warung, kuliner, dan olahan hasil bumi. Potensi wisata air di Dusun Muncul menumbuhkan lapangan kerja baru di bidang jasa dan pariwisata, seperti pemandu wisata, penyewaan wahana air, serta usaha kuliner. Dengan adanya keragaman mata pencaharian ini, perekonomian Desa Rowoboni tidak hanya bertumpu pada pertanian dan perikanan, tetapi juga mulai digerakkan oleh sektor wisata dan jasa. PROFIL DESA D. MATA PENCAHARIAN

PROFIL DESA E. SARANA DAN PRASARANA Adanya Sarana dan prasarana yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan wilayah guna peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Untuk sarana dan prasarana jalan Desa Rowoboni sudah cukup baik sebagai prasarana perhubungan jalan ditambah sekarang ini sudah ada sarana transportasi angkutan. Untuk sarana prasarana yang lain terutama kantor desa, lapangan sepak bola, sarana air bersih, dan irigasi sudah sangat memadai.

Sebagian besar penduduk Desa Rowoboni bekerja pada sektor tidak tetap seperti buruh industri (230 orang), buruh tani (154 orang), dan pekerjaan lain-lain (757 orang), sehingga tingkat pendapatan masyarakat cenderung rendah dan tidak stabil. Jumlah pengusaha hanya 61 orang, menunjukkan minimnya diversifikasi ekonomi dan masih rendahnya kemandirian usaha masyarakat. Sawah seluas 96,74 ha dan kolam ikan milik warga rentan terendam banjir, sehingga sering menimbulkan gagal panen dan kerugian finansial. Infrastruktur pendukung seperti jalan desa dan irigasi yang rusak saat bencana juga memperburuk aktivitas ekonomi masyarakat. Keterbatasan akses modal dan teknologi menyebabkan usaha kecil masyarakat sulit berkembang dan tetap bergantung pada cara tradisional. Masalah Ekonomi dan Sosial A. Masalah Ekonomi IDENTIFIKASI MASALAH

Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah, dengan 516 orang tidak sekolah, 152 orang tidak tamat SD, dan lulusan perguruan tinggi hanya 89 orang, sehingga kualitas sumber daya manusia terbatas. Fasilitas pendidikan di desa juga terbatas, hanya tersedia 1 MI, 2 SD, 2 TK, dan 2 PAUD, yang belum mampu menampung kebutuhan pendidikan seluruh masyarakat. Kelembagaan sosial seperti Karang Taruna dan PKK belum aktif dalam kegiatan pengurangan risiko bencana, sehingga potensi sumber daya masyarakat belum dimanfaatkan optimal. Persepsi masyarakat terhadap bencana masih berorientasi pada tanggap darurat, bukan mitigasi, sehingga pemahaman tentang siklus bencana belum merata. Kelompok rentan seperti lansia, balita, ibu hamil, dan penyandang disabilitas sangat terdampak saat terjadi bencana, sementara fasilitas kesehatan di desa hanya terbatas pada bidan desa dan kader kesehatan. Masalah Ekonomi dan Sosial B. Masalah Sosial IDENTIFIKASI MASALAH

Curah hujan deras di hulu dalam waktu lama (Kali Parat, Kali Pancur, Kali Legi). Tanah bukit yang gundul sehingga tidak mampu menahan air. Pemukiman (Dusun Rowoganjar) lebih rendah dari sungai. Penurunan tanah/likuifaksi. Tanggul jebol yang mengarah ke Rowopening. MASALAH LINGKUNGAN A. Banjir IDENTIFIKASI MASALAH B. Longsor Kondisi geografis Rowoboni berada di perbukitan. Kontur tanah labil dan pergerakan tanah. Curah hujan tinggi yang mempercepat kelongsoran. Bangunan dan aset warga yang rentan menambah dampak longsor. C. Angin Puting Beliung Desa rowoboni dikelilingi bukit (Gunung Telomoyo di utara dan bukit-bukit di selatan) Kondisi topografi ini membuat wilayah rawan angin kencang, terutama di dusun dusun pesisir Rawa Pening

POTENSI DESA Wisata Alam dan Religi Tradisi Budaya Lokal Pesona Kalipandang, Sungai Muncul Waterpark Muncul Candi Brawijaya Upacara Labuh Agung Sedekah Rowo Mesti Bumi Gebyar Malan Satu Suro Padusan Gejog Lesung Sanggar Seni Panggudi lestarining Budoyo Kesenian Sri Waluyo

Pelaksanaan UNNES GIAT/KKN INTERVENSI YANG SUDAH DILAKUKAN Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru telah menjadi salah satu lokasi pelaksanaan UNNES GIAT berbagai angkatan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Dosen Dosen dan mahasiswa telah melaksanakan serangkaian program kerja sebagai wujud pengabdian masyarakat di Desa Rowoboni Pendampingan Damkar Ambarawa Kepada Ibu-Ibu PKK Desa Rowoboni Mahasiswa UNNES GIAT 12 Desa Rowoboni bekerja sama dengan Damkar Ambarawa untuk memberikan pendampingan dan sosialisasi mengenai penanganan gas bocor

Sosialisasi Digitalisasi Guru di Desa Rowoboni INTERVENSI YANG SUDAH DILAKUKAN Memberikan pelatihan kepada guru-guru Desa Rowoboni untuk memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran sehingga meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pembuatan Peta Jalur Evakuasi Bencana di Desa Rowoboni Menyusun dan membuat peta jalur evakuasi yang jelas untuk memudahkan masyarakat melakukan penyelamatan diri saat terjadi bencana. Dukungan UMKM dan Pengembangan Wisata Desa Melakukan promosi produk kreatif dan kuliner UMKM Desa Rowoboni. Selain itu, mendukung pengembangan potensi wisata Desa Rowoboni agar lebih dikenal, menarik wisatawan, dan meningkatkan perekonomian desa.

5. SOLUSI & AKSI YANG AKAN DIIMPLEMENTASIKAN MELALUI PROGRAM KEMBANG DESA A. Masalah Ekonomi & Sosial Pelatihan kewirausahaan dan manajemen UMKM untuk meningkatkan kemandirian ekonomi. Peningkatan keterampilan digital marketing bagi pelaku usaha desa. Penyediaan akses modal usaha berbasis koperasi desa. Diversifikasi ekonomi melalui pengembangan sektor wisata, kuliner, dan kerajinan. B. Masalah Lingkungan Pembangunan tanggul bencana longsor dan perbaikan irigasi. Pelatihan mitigasi bencana banjir, longsor, dan angin puting beliung. Pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat: penghijauan lahan kritis dan reboisasi. Pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi (kompos, kerajinan daur ulang).

085878183530 Universitas Negeri Semarang [email protected] Kontak