PENGERTIAN
DHF (Dengue Haemoragic fever) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan
masuk ke dalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina).
ETIOLOGI
Virus dengue tergolong dalam famili/suku/
grup flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe
yang termasuk dalam grup B dari arthropedi
born viruses (arboviruses) yang ditularkan
oleh nyamuk aydes aegypty.
Lanjutan…
Virus dengue berbentuk batang, bersifat
termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh
dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada
suhu 700 C. Dengue merupakan serotipe yang
paling banyak beredar.
MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinis yang timbul bervariasi
berdasarkan derajat DHF dengan masa
inkubasi anatara 3 – 15 hari, tetapi rata-rata 5
– 8 hari. Gejala klinik timbul secara mendadak
berupa suhu tinggi, nyeri pada otot dan tulang,
mual, kadang-kadang muntah dan batuk
ringan.
Lanjutan…
Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat
pada daerah supra orbital dan retroorbital.
Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila
otot perut ditekan. Sekitar mata mungkin
ditemukan pembengkakan, lakrimasi,
fotofobia, otot-otot sekitar mata terasa pegal.
Lanjutan…
Eksantem (ruam kulit) yang klasik ditemukan
dalam 2 fase, mula-mula pada awal demam (6
– 12 jam sebelum suhu naik pertama kali),
terlihat jelas di muka dan dada yang
berlangsung selama beberapa jam dan
biasanya tidak diperhatikan oleh pasien.
Lanjutan…
Ruam berikutnya mulai antara hari 3 – 6, mula
– mula berbentuk makula besar yang
kemudian bersatu mencuat kembali, serta
kemudian timbul bercak-bercak petekia. Pada
dasarnya hal ini terlihat pada lengan dan kaki,
kemudian menjalar ke seluruh tubuh.
Lanjutan…
Pada saat suhu turun ke normal, ruam ini
berkurang dan cepat menghilang, bekas-
bekasnya kadang terasa gatal. Nadi pasien
mula-mula cepat dan menjadi normal atau
lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5.
Bradikardi dapat menetap untuk beberapa hari
dalam masa penyembuhan.
Lanjutan…
Gejala perdarahan mulai pada hari ke-3 atau
ke-5 berupa petekia, purpura, ekimosis,
hematemesis, epistaksis. Juga kadang terjadi
syok yang biasanya dijumpai pada saat demam
telah menurun antara hari ke-3 dan ke-7
dengan tanda :
Lanjutan…
anak menjadi makin lemah, ujung jari, telinga,
hidung teraba dingin dan lembab, denyut nadi
terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun
dengan tekanan sistolik 80 mmHg atau kurang.
KLASIFIKASI
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat
beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi
4 derajat (Menurut WHO, 1986) :
a.Derajat I
trombositopenia dan
hemokonsentrasi.Demam disertai gejala
klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji
tourniquet
Lanjutan…
b.Derajat II
Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan
pada kulit atau tempat lain.
c.Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi
cepat dan lemah, tekanan daerah rendah
(hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut,
hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
d.Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba
dan tekanan darah tak dapat diukur.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Laboratorium
Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang)
dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dan
meningginya nilai hematokrit sebanyak 20 % atau
lebih dibandingkan nilaI hematokrit pada masa
konvalesen.
Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinis disertai
adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi
tersebut sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis
DHF dengan tepat.
Lanjutan…
Juga dijumpai leukopenia (kurang darah
putih) yang akan terlihat pada hari ke-2 atau
ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan
suhu kedua kalinya leukopenia timbul karena
berkurangnya limfosit pada saat peningkatan
suhu pertama kali.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah
sebagai berikut :
a.Tirah baring atau istirahat baring.
b.Diet makan lunak.
c.Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat
berupa : susu, teh manis, sirup dan beri
penderita sedikit oralit, pemberian cairan
merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
Lanjutan…
d.Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat,
NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering
digunakan.
e.Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi,
tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk,
observasi ketat tiap jam.
f.Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
g.Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminopen.
Lanjutan…
h.Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
i.Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran
infeksi sekunder.
j.Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi
keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital,
hasil pemeriksaan laboratorium yang
memburuk.
k.Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
PENCEGAHAN
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah
sebagai berikut :
a.Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat
pengaruh alamiah dengan melaksanakan
pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya
kasus DHF.
b.Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan
kepadatan vektor pada tingkat sangat rendah untuk
memberikan kesempatan penderita viremia sembuh
secara spontan.
Lanjutan…
c.Mengusahakan pemberantasan vektor di
pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah,
rumah sakit termasuk pula daerah penyangga
sekitarnya.
d.Mengusahakan pemberantasan vektor di
semua daerah berpotensi penularan tinggi.
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara
lain :
Lanjutan…
a.Menggunakan insektisida.
Yang lazim digunakan dalam program
pemberantasan demam berdarah dengue
adalah malathion untuk membunuh nyamuk
dewasa dan temephos (abate) untuk
membunuh jentik (larvasida). Cara
penggunaan malathion ialah dengan
pengasapan atau pengabutan.
Lanjutan…
Cara penggunaan temephos (abate) ialah
dengan pasir abate ke dalam sarang-sarang
nyamuk aedes yaitu bejana tempat
penampungan air bersih, dosis yang digunakan
ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10
liter air.
Lanjutan…
b.Tanpa insektisida
Caranya adalah :
1)Menguras bak mandi, tempayan dan tempat
penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7 – 10 hari).
2)Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
3)Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas,
botol pecah dan benda lain yang memungkinkan
nyamuk bersarang.