Dick and Carey Model in Educational Technology

AthiaFidian 0 views 45 slides Sep 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 45
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45

About This Presentation

Dick and Carey


Slide Content

Model Dick and Carey Athia Fidian

Model Dick and Carey Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis . Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekatan system .

10 steps of design development By Dick and Carey 1 3 8 9 4 2 7 Develop Instructional Strategy Conduct Instructional Analysis Design and Conduct Formative Evaluation Write Performance Objectives 5 Develop Assessment Instrument 6 10 Revise Instruction Identify Instructional Goal’s Design and Conduct Summative Evaluation Analyze Learners and Contexts Develop and Select Instructional Materials

4 Dick and Carey Model

5 Analisis Kinerja mendapatkan informasi dalam proses verifikasi masalah dan mengidentifikasi solusi yang diambil 2. Penilaian Kebutuhan Status yang diinginkan – Status aktual = Kebutuhan 3. Analisis Pekerjaan proses mengumpulkan , menganalisis , dan mensintesis deskripsi tentang apa yang dilakukan orang dalam melakukan pekerjaannya 4. Memperjelas Tujuan Pembelajaran Memperjelas tujuan sesuai prosedur agar dapat diukur 5. Pembelajar , Lingkungan dan Alat Aspek yang paling penting ; (1) siapa pembelajar itu , (2) konteks di mana mereka akan menggunakan keterampilan , dan (3) alat yang akan tersedia 6. Kriteria dalam Menetapkan Tujuan Pembelajaran Tidak sepenuhnya rasional , dipengaruhi oleh politik atau power Steps 1: Identify Instructional Goal(s) Dilakukan analisa awal dan akhir (Front-end Analysis) 1. Performance analysis 2. Need Assessment 3. Job Analysis 4. Clarifying Instructional Goals 5. Learner, Context and Tools 6. Criteria for Establishing Instructional Goals

6 The Rubric for Evaluating Instructional Goal(s)

7 Komponen Analisis Pembelajaran ; Analisis tujuan (Goal Analysis) S uatu analisis untuk menghasilkan langkah-langkah utama dalam mencapai tujuan pembelajaran dan Analisis Keterampilan Bawahan adalah sebuah analisis keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk mencapai tujuan sampai pada keterampilan paling dasar (paling murni ) serta ditentukannya sebuah garis entry behaviors . 2. A nalisis keterampilan bawahan ( Subordinat Skill Analysis ) Analisis terhadap keterampilan yang harus dicapai untuk mempelajari beberapa keterampilan tingkat yang lebih tinggi , dengan memfasilitasi atau memberikan transfer positif untuk pembelajaran keterampilan tingkat yang lebih tinggi Steps 2: Conduct Instructional Analysis menentukan komponen utama dari tujuan pembelajaran serta mengidentifikasi keterampilan bawahan dari setiap langkah untuk mencapai tujuan Pembelajaran tersebut . Dalam melakukan analisis instruksional beberapa langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi berupa pengetahuan ( cognitive ), keterampilan ( Phsycomotor ) dan sikap ( attitudes ) yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

8 Langkah mendasar analisis tujuan ; Steps 2: Conduct Instructional Analysis Goal Analysis Mengidentifikasi dan mengurutkan langkah-langkah utama yang diperlukan untuk melakukan tujuan Mengklasifikasikan pernyataan tujuan menurut jenis pembelajaran yang akan terjadi Masing-masing tujuan ini dapat berfungsi sebagai titik awal untuk desain instruksional “How do we determine what skills must be learned in order to achieve these goals?”

9 Steps 2: Conduct Instructional Analysis Goal Analysis Mengklasifikasikan tujuan menurut empat ranah belajar Gagne (1979); Informasi Verbal Ketrampilan Intelektual Ketrampilan Psikomotor Sikap kapabilitas seseorang untuk mengungkapkan informasi , fakta , atau label yang tersimpan dalam bentuk bahasa baik secara lisan maupun tertulis Contoh : mengenal bahan yang digunakan dalam membuat kue keterampilan yang memerlukan aktivitas kognitif yang khas ( pelajar harus dapat memecahkan masalah atau melakukan suatu kegiatan dengan informasi atau contoh yang tidak dijumpai sebelumnya ) Contoh : mampu menentukan letak titik yang menjadi perpotongan antara dua titik yang saling berpotongan dalam bidang gambar tujuan yang mengharuskan pebelajar memilih mengerjakan sesuatu , atau keputusan tertentu untuk bertindak dalam keadaan tertentu Contoh : memilih menggunakan bahan alam sebagai aksesoris secukupnya , tanpa merusaknya keterampilan yang harus dikuasai pebelajar yang memerlukan aktivitas motorik ( tindakan otot atau fisik ) Contoh : Mampu menempelkan aksesoris / hiasan pada media kartu ucapan

10 Steps 2: Conduct Instructional Analysis Goal Analysis Mengidentifikasi dan mengurutkan langkah-langkah utama yang diperlukan untuk melakukan tujuan Dalam rangka menganalisis tujuan p embelajaran tidak semudah yang dibayangkan , kadang kita sulit sekali mendefinisikan langkah-langkah pencapaian tujuan . Idealnya , langkah pencapaian tujuan dilakukan 3 atau 5 dan paling banyak 15 langkah . Model Langkah 1 Model Langkah 2

11 The Rubric for A Goal Analysis The final product of your goal analysis should be a diagram of skills that provides an overview of what learners will be doing when they perform the instructional goal

12 Steps 2: Conduct Instructional Analysis Subordinate Skill Analysis mengidentifikasi seperangkat keterampilan bawahan yang sesuai untuk setiap langkah Identifikasi terlalu banyak atau terlalu sedikit keterampilan bisa menjadi masalah

13 Steps 2: Conduct Instructional Analysis Subordinate Skill Analysis

14 Steps 2: Conduct Instructional Analysis Subordinate Skill Analysis

15 The Rubric for Evaluating Subordinate Skills

16 Analisis Konsep Pengembangan : Learner Analysis Performance Context Analysis Learning Context Analysis Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Not only must the designer determine what is to be taught, but also the characteristics of the learners, the contexts in which the instruction will be delivered, and the contexts in which the skills will eventually be used.

17 siapa pembelajar /target/ kelompok sasaran dalam desain yang akan dibuat Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Learner Analysis Perilaku Masukan Pengetahuan sebelumnya tentang Topik Sikap terhadap organisasi pelatihan Pembelajaran yang disukai Pendidikan dan tingkat kemampuan Motivasi akademik Sikap terhadap isi dan system penyampaian Karakteristik kelompok Terkait tingkat keragaman populasi pebelajar dan interaksi langsung yang terjadi pada populasi pebelajar Populasi sasaran yang mempunyai sikap positif dan konstruktif terhadap organisasi yang menyediakan belajar Menemukan keterampilan belajar dan kesukaan serta minat pebelajar untuk mendapatkan model pembelajaran yang sesuai Menentukan tingkat prestasi dan kemampuan umum pebelajar Tingkat motivasi pebelajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang sukses Sikap atau kesan pebelajar terhadap isi materi dan bagaimana akan disajikan akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran membangun pengetahuan baru dengan membangun pemahaman mereka sebelumnya populasi sasaran harus telah menguasai keterampilan tertentu sebelum proses pembelajaran dimulai

18 Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Pengumpulan data tentang pembelajar dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan manajer , instruktur , dan peserta didik dengan pola survei dan kuesioner . Bisa juga dengan mengelola pretest untuk mengetahui perilaku masukan pembelajar . Keluaran Hasil dari analisis pebelajar termasuk deskripsi tentang peserta didik (1) entry sebelumnya perilaku dan pengetahuan tentang topik , (2) sikap terhadap konten dan potensi sistem pengiriman , (3) motivasi akademik , (4) sebelum pencapaian dan tingkat kemampuan , (5) belajar preferensi , (6) umum sikap terhadap organisasi memberikan pelatihan , dan (7) karakteristik kelompok . Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Learner Analysis

19 analisa untuk mengetahui lingkungan pebelajar dimana akan menerapkan keterampilan tersebut Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Performance Context Analysis Pengelolaan atau dukungan Supervisor Ketrampilan yang relevan dengan tempat kerja Aspek Sosial Aspek Fisik Untuk memastikan bahwa keterampilan baru yang akan diterima oleh pebelajar sesuai dengan kebutuhan Pemahaman terhadap konteks sosial seperti bekerja sendiri atau merupakan anggota tim Aspek fisik dimana keterampilan tersebut akan diterapkan ( apakah digunakan berdasarkan perlengkapan , fasilitas , peralatan , waktu dan sumber lain) dukungan organisasi yang diharapkan dapat diterima oleh pembelajar saat menggunakan keterampilan baru

20 Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan langsung ke lokasi yang tujuannya mengumpulkan data dari para pebelajar dan pengelola yang potensial dan mengamati lingkungan kerja , dimana keahlian-keahlian baru akan digunakan . Rangkaian prosedur pengumpulan data dasar ini mencakup wawancara dan observasi . Hasil utama penelitian pada tahap ini adalah (1) suatu deskripsi lingkungan fisik dan organisasi , dimana keahlian tersebut digunakan , dan (2) rangkaian faktor khusus yang memudahkan atau bercampur dengan pemanfaatan keahlian baru oleh para pebelajar Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Performance Context Analysis

21 menentukan apa dan bagaimana seharusnya Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Learning Context Analysis Penyesuaian lokasi dengan kebutuhan pembelajaran Batasan-Batasan lokasi pembelajaran yang mempengaruhi rancangan dan penyampaian Penyesuaian untuk pendekatan penyampaian Penyesuaian lokasi untuk mendorong lokasi kerja

22 Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Prosedur yang diikuti dalam menganalisa konteks pembelajaran adalah untuk merencanakan wawancara dengan instruktur , pengelola lokasi , dan pebelajar , jika memungkinkan.Begitu juga dengan analisis konteks pelaksanaan , maka rangkaian pertanyaan wawancara juga harus disiapkan . Hasil- hasil pokok dari analisis konteks pembelajaran ini adalah sebagai berikut : (1) sebuah deskripsi tentang sejauh mana tingkat lokasi yang digunakan untuk menyampaikan pelatihan dengan keahlian yang diperlukan untuk beralih ke lokasi kerja , dan (2) sebuah susunan batasan yang akan menjadi implikasi-implikasi penting untuk proyek . Steps 3: Analyzing Learners and Contexts Learning Context Analysis

23 Analisis Pebelajar No Kategori Informasi Sumber Data Diskripsi karakteristik 1. Entry Behavior Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar sudah mampu menggunakan jarum , menggunakan gunting , memotong kain , menjahit , mencari bahan kain strimin . 2. Sikap Terhadap Materi dan Sistem Penyajian Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar sudah mengetahui dan menyukai pembuatan sulaman dan praktik membuatnya . 3. Motivasi Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar memiliki motivasi yang tinggi terhadap materi pembuatan sulaman . 4. Pendidikan dan tingkat kemampuan Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Interview Pembelajarnya adalah murid yang sudah duduk di kelas VII SMP Negeri 2 Mojokerto. Kemampuan pebelajar agak beragam mengenai materi pembuatan sulaman . 5. Gaya Belajar Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar lebih suka diberikan demonstrasi pembuatan sulaman . 6. Sikap terhadap Lembaga Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Pebelajar pada umumnya bersikap positif terhadap lembaga . 7. Karakteristik kelompok Umum Pembelajaran langsung Ujian Rekaman Ujian Pengalaman sendiri Heterogenitas : Pebelajar memiliki latar belakang yang berbeda Umur : 11-13 tahun Ukuran : Jumlah pebelajar berjumlah 32 orang Kesan menyeluruh : Pebelajar memiliki kesan yang baik untuk menyelesaikan tugas dan penilaian

24 Analisis Konteks Performansi

25 Analisis Konteks Pembelajaran

26 The Rubric for Evaluating Analysis of Learners and Contexts

27 Konsep pengembangan ; 1. Tujuan Performansi sebuah gambaran detail tentang apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar setelah menyelesaikan pembelajaran 2. Komponen Tujuan Bagaimana objektif ditulis sebagai goal statement, langkah-langkah dalam tujuan , subordinat skill dan entry behavior 3. Langkah Penulisan Tujuan mereview pernyataan tujuan sebelum menetapkan tujuan 4. Evaluasi Tujuan Melakukan evaluasi terhadap tujuan Steps 4: Write Instructional Goal menjawab pernyataan tentang kemampuan apa yang akan dilakukan pebelajar ketika mengikuti dan menyelesaikan proses pembelajaran

28 The Rubric for Evaluating Performance Objectives

29 Tipe Test yang dapat digunakan : 1. Entry Behaviors test Tes ini diberikan kepada pebelajar sebelum memulai pembelajaran 2. Pretest Tes ini dilakukan pada awal pembelajaran untuk mengetahui apakah pebelajar sudah menguasai beberapa atau semua ketrampilan yang akan diajarkan 3. Practice test untuk membuat pebelajar lebih aktif berpartisipasi selama pembelajaran 4. Posttest mengukur tujuan pembelajaran Steps 5: Develop Assessment Instruments Melakukan evaluasi perkembangan pebelajar dan kualitas pembelajaran

30 Steps 5: Develop Assessment Instruments Example of Entry Behavior, Pretest, Practice Test and Posttest

31 Konsep pengembangan ; 1. Menyeleksi Sistem Penyampaian 2. Menyusun Isi Materi dan Mengelompokkan Pembelajaran 3. Komponen Belajar dalam Strategi Pembelajaran 4. Komponen Belajar untuk Pebelajar dengan Level Kemampuan dengan Kedewasaan yang Berbeda Steps 6: Develop Instructional Strategy cara seorang desainer instruksional mengidentifikasi bagaimana instruksi melibatkan peserta didik

32 The Rubric for Evaluating an Instructional Strategy

33 Cara pemilihan media: Ketersediaan bahan pembelajaran Dapat diimplementasikan dan diproduksi Memberi kemudahan pada instruktur Bentuk bahan instruksional disesuaikan dengan pendekatan instruksional yang akan dilaksanakan Steps 7: Develop and Select Instructional Material Pengembangan materi pembelajaran perlu dilakukan mulai penyusunan perencanaan pembelajaran sehingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang optimal

34 The Rubric for Evaluating an Instructional Materials

35 Steps 8: Design and conduct Formative Evaluation of instruction Evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan program pembelajaran . Evaluasi formatif dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan produk atau program yang sedang dalam taraf pengembangan ( Kurniawati , 2011) Fase dasar Evaluasi Formatif

36 1. Evaluasi Perorangan Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer . Ada tiga kriteria utama dan dalam evaluasi perorangan ini yaitu : Kejelasan , Dampak dan Kelayakan 2. Evaluasi Kelompok Kecil Ada dua tujuan dalam evaluasi kelompok kecil.Pertama effektivitas perubahan dan Identifikasi masalah yang masih tersisa setelah evaluasi perorangan.Kedua untuk menentukan apakah pelajar dapat menggunakan instruksi tanpa berinteraksi dengan instruktur . Evaluasi ini melibatkan 8 – 20 orang pembelajar 3. Evaluasi Uji Lapangan Evaluasi uji lapangan menggunakan konteks belajar yang mirip dengan sasaran yang akan digunakan . Tujuan uji lapangan untuk efektivitas perubahan pada evaluasi kelompok kecil dan instruksi dapa digunakan pada konteks belajar yang sebenarnya . Uji lapangan dapat dicobakan pada kelompok besar yang terdiri dari 30 orang yang dipilih secara acak Steps 7: Design and conduct Formative Evaluation of instruction Fase Dasar tes Formatif

37 The Rubric for Evaluating Formative Evaluation Procedure

38 Revisi pembelajaran dilakukan tiga kali sesuai dengan temuan penelitian evaluasi : one-to-one (3 – 5 orang) Small-group evaluation (8 - 20 orang) Field trial Steps 9 : Revising Instructrional Materials Pada hampir semua model desain pembelajaran , akan ditemukan penekanan utama pada konsep evaluasi formatif , yaitu pada pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah dan merevisi bahan pengajaran . Model desainpembelajaran sering menunjukkan bahwa setelah data yang telah dikumpulkan dan diringkas , harus direvisi material pembelajarannya agar lebih “ tepat .”

39 The Rubric for Revising Instructrional Materials

40 Fase Evaluasi Sumatif : 1. Penilaian Ahli menentukan apakah digunakan instruksi atau instruksi lainnya yang memiliki potensi untuk kebutuhan pembelajaran Keputusan ahli dari Evaluasi Sumatif 1. Analisis kesesuaian 2. Analisis konten 3. Analisis Desain 4. Analisis Kelayakan 2. Uji Coba Lapangan mendokumentasikan efektivitas pengajaran yang menjanjikan dengan anggota kelompok sasaran dalam pengaturan dimaksud Uji lapangan mencakup bagian-bagian berikut : perencanaan untuk evaluasi , mempersiapkan untuk pelaksanaan , pelaksanaan pengajaran dan pengumpulan data, meringkas dan menganalisis data, dan pelaporan hasil . Steps 10 : Design and Conduct Summative Evaluation Desain studi evaluasi dan pengumpulan data untuk memverifikasi efektivitas bahan pengajaran dengan target pelajar , apakah akan dipertahankan atau diadopsi Evaluasi sumatif dilakukan oleh tim dan narasumber yang tidak terlibat dalam proses pengembangan

41 Steps 10 : Design and Conduct Summative Evaluation A Comparison and Summative Evaluation

42 The Rubric for Evaluating Summative Evaluations

43 Kelebihan Model Dick and Carey Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksana Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

44 Kekurangan Model Dick and Carey Kaku, karena setiap langkah telah ditentukan Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah tersebut Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak tampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi). Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

45 Thank you References Dick, W., Carey, L., & O. Carey, J. (2015). The Systematic Design of Instruction (J. Johnson (ed.); Eighth Edi). Pearson. Rosyidi , B. (2018). Model Pengembangan dick & carey . https:// www.academia.edu /40292773/BAHRUR_ROSYIDI_MODEL_MODEL_PENGEMBANGAN_SISTEM_PEMBELAJARAN_DICK_and_CAREY
Tags