Dispensing Sediaan Steril di rumah sakit

25achridwan 11 views 32 slides Sep 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

Dispensing Sediaan Steril


Slide Content

Apt. Reta Anggraeni Widya, M.Farm.Klin.
Ka IFRS dr. Saiful Anwar
Seminar HISFARSI JATIM, 19-20 Juli 2025.

PROFIL PEMBICARA
reta a widy a @g ma il. com
Apt. Reta Anggraeni Widya, M.Farm.Klin
Surabaya, 25 Oktober 1980
Riwayat Pendidikan :
- S1 Farmasi Universitas Surabaya
- Profesi Apoteker Universitas Surabaya
- S2 Farmasi Klinis Universitas Airlangga
Pekerjaan :
2005 – sekarang apoteker di RSSA
Agustus 2019 – sekarang Kepala Instalasi Farmasi RSSA
email : [email protected]
No HP : 08170477770

LATAR BELAKANG
01
KEBUTUHAN DISPENSING STERIL
02
KEMAMPUAN KEUANGAN RS
03
MENYEIMBANGKAN ASPEK KLINIS DAN
EKONOMIS04
KESIMPULAN
05
OUTLINE

LATAR
BELAKANG

SEDIAAN OBAT DI RS
0201
Injeksi
Infus
Tetes Mata
Salep mata
Tablet
Kapsul
Sirup
Suspensi
dll
Sediaan SterilSediaan Non Steril
Dispensing obat?

MENGAPA SEDIAAN STERIL PENTING ?
Sediaan steril adalah sediaan farmasi
yang bebas dari mikroorganisme
hidup. Ini berarti sediaan tersebut tidak
mengandung bakteri, jamur, virus, atau
spora yang dapat tumbuh dan
menyebabkan infeksi saat digunakan.
Karakteristik Utama Sediaan Steril, antara
lain :
1.Bebas Mikroorganisme
2.Aseptis
3.Digunakan untuk Jalur Sensitif
4.Memenuhi Persyaratan Farmakope
Pentingnya sediaan steril tidak dapat diabaikan karena
kontaminasi mikroba pada sediaan ini dapat
menyebabkan infeksi serius, bahkan mengancam
jiwa, terutama pada pasien dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah atau saat obat diberikan langsung ke
aliran darah atau jaringan steril lainnya

HOSPITAL SAFETY

KEBUTUHAN
DISPENSING
SEDIAAN
STERIL

IV
ADMIXTURE
REPACKING
PARENTERAL
NUTRISI
CYTOTOXIC
DRUG
JENIS-JENIS
DISPENSING
SEDIAAN
STERIL

POPULASI PASIEN YANG MEMBUTUHKAN SEDIAAN STERIL
1.Pasien yang menerima injeksi (parenteral)
2.Pasien yang menjalani operasi
3.Pasien dengan luka terbuka atau luka bakar luas
4.Pasien dengan kondisi mata tertentu
5.Pasien yang menerima terapi imunoterapi atau memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah (imunokompromais)
6.Bayi, terutama neonatus dan bayi prematur
7.Pasien lansia
8.Pasien tidak sadar atau tidak bisa menelan obat secara oral

DAMPAK KETERSEDIAAN SEDIAAN STERIL
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN LUARAN (OUTCOME) PASIEN
1.Pencegahan Infeksi Nosokomial
(Healthcare-Associated
Infections/HAIs)
2.Meningkatkan KeselamatanPasien
3.Efisiensi dan Efektivitas Terapi
4.Reputasi dan Kepercayaan Rumah
Sakit
1.Menurunkan Angka
Morbiditas dan Mortalitas
2.Mempercepat Proses
Penyembuhan
3.Mengurangi Beban Biaya
Kesehatan
4.Meningkatkan Kualitas
Hidup Pasien

STANDAR DAN REGULASI TERKAIT
1.Standar Akreditasi Rumah Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
HK.01.07/MENKES/1596/2024, bab Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
standar 4 mengenai penyiapan dan dispensing sediaan steril
2.Regulasi pemerintah terkait mutu dan keamanan produk steril
a.Peraturan BPOM nomor 7 tahun 2024 tentang Standar Cara Pembuatan Obat yang Baik
(revisi dari peraturan sebelumnya, termasuk Peraturan BPOM No. 7 Tahun 2025 yang
khusus membahas Perubahan Aneks 1 -Pembuatan Produk Steril)
b.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
3.Peran farmasi dalam memenuhi standarini
a.Pengembangan dan Implementasi Regulasi Internal (SPO)
b.Manajemen Unit Pelayanan Farmasi Pencampuran Aseptis (UPFPA) atau Intravenous
Admixture Program (IVAP)
c.Penyiapan Sediaan Steril (aseptic compounding)
d.Peningkatan Kompetensi SDM
e.Manajemen Resiko dan Keselamatan px

MANAJEMEN RESIKO PADA HANDLING SEDIAAN STERIL
1.Identifikasi risiko bahaya (hazard)
2.Penilaian risiko
3.Pengendalian risiko
4.Review
Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia

RISK ASSESSMENT
1.Identifikasi dan penilaian risiko bahaya
(hazard)
2.Seberapa besar risiko dan personel
yang berisiko
3.Aktivitas dan rute paparan
4.Probabilitas terjadinya bahaya
(pertimbangkan frekuensi, durasi dan
volume paparan, identifikasi tindakan
pengendalian yang ada, probabilitas
kejadian )
Verifikasi dan
perhitungan
dosis
1.Salah menghitung
dosis
2.Salah label/etiket
3.Salah menentukan
BUD
Rekonstitusi
1.Tertusuk jarum
2.Salah tehnik
pencampuran
3.Obat
jatuh/pecah
4.Resiko
kontaminasi
Pemberian obat
ke pasien
1.Salah pasien
2.Salah rute
pemberian
3.Obatkeluarpada
waktupenyuntikan
4.Tidakmelakukan
double check
Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia

TANTANGAN DALAM PENYIAPAN SEDIAAN STERIL
1.Kebutuhan akan fasilitas
1.Bangunan
1.Desain : alur barang, alur petugas, system penunjang, desain alat,
pencahayaan, penyimpanan barang
2.Lokasi : pilih lokasi yang tidak ada resiko pencemaran lingkungan; lokasi
dengan kelembaban yang baik.
3.Luasan : luar area produksi MINIMAL 2x luas yang dibutuhkan untuk
penempatan peralatan + luas area untuk pembersihan dan perawatan mesin
oleh operator/teknisi
2.Instrument : passbox interlock (mencegah aliran udara antara 2 ruang)
2.Alat Pelindung Diri (APD) : coverall, sarung tangan, masker, google, topi, sarung
kaki
3.Sumber Daya Manusia (SDM) : SIPA/SIPTTK; STRA/STRTTK; serkom; sertifikat
pelatihan teknik aseptik/handling sitostatika; kredensial/re-kredensial; pelatihan yang
berkaitan (K3, hand hygiene, dll)

Administrasi dan penyiapan
alat kesehatan dan bahan obat
(etiket, pelabelan, penghitungan
dosis dan vol. cairan)
Depkes RI. Pedoman dasar dispensing sediaan steril, 2009
RUANG STERIL

RUANG STERIL RSSA

RS dr. Soetomo
RS Haji

KEMAMPUAN
KEUANGAN
RS

BIAYA LANGSUNG PENYIAPAN SEDIAAN STERIL
1.Biaya pengadaan bahan baku/obat steril
2.Biaya peralatan (BSC/LAF, autoklaf, laminar flow, dll.) dan pemeliharaannya
3.Biaya SDM (apoteker, TTK terlatih)
4.Biaya consumables (APD, spuit, jarum, pelarut, vial, filter)
5.Biaya overhead (listrik, pendingin ruangan)
BIAYA TIDAK LANGSUNG
1.Biaya pelatihan dan sertifikasi SDM
2.Biaya kegagalan (infeksi nosokomial akibat sediaan
tidak steril, klaim malpraktik)
3.Hilangnya reputasi rumah sakit

IMPLIKASI TERHADAP PROFITABILITAS RS
1.Implikasi Positif
a.Peningkatan Keamanan Pasien dan Pencegahan Infeksi (HAIs)
b.Kepatuhan Terhadap Standar Akreditasi Dan Regulasi
c.Efisiensi Penggunaan Obat dan Pengurangan Limbah
d.Peningkatan Reputasi RS
2.Implikasi Negatif
a.Biaya investasi awal yang tinggi
b.Biaya operasional berkelanjutan

SUMBER PENDAPATAN RS
1.Sistem pembayaran pasien (BPJS, asuransi swasta, pasien umum)
2.Tarif pelayanan yang mencakup sediaan steril
3.Tantangan dalam reimbursement untuk sediaan steril yang mahal
a.Sistem BPJS Kesehatan (INA-CBG’s)
b.Sistem Asuransi Swasta
c.Tantangan Umum Lintas Sistem Pembayaran

MENYEIMBANGKAN
ASPEK KLINIS
DAN
EKONOMIS

STRATEGI OPTIMALISASI KEBUTUHAN (KLINIS DAN OPERASIONAL)
1.Formularium RS : Pemilihan obat steril yang efektif dan cost-
effective
2.Protokol Terapi:Penggunaan sediaan steril sesuai indikasi
dan dosis tepat
3.Manajemen Persediaan (Inventory Management):Mencegah
penumpukan atau kekurangan stok
4.Evaluasi Teknologi Kesehatan:Memilih peralatan yang
sesuai kebutuhan tanpa berlebihan

STRATEGI PENINGKATAN EFISIENSI KEUANGAN
1.Negosiasi Harga:Dengan distributor obat dan alat kesehatan
2.Sterilisasi Ulang Alat:Jika memungkinkan dan aman secara klinis
3.In-house Compounding vs. Outsourcing:Pertimbangan
keuntungan dan kerugian masing-masing
4.Optimalisasi SDM:Pelatihan silang, pembagian tugas
5.Pengurangan Limbah:Penyiapan yang presisi untuk mengurangi
sisa

PERAN FARMASI DALAM KESEIMBANGAN
KEBUTUHAN PX DAN KEUANGAN RS
1.Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) yang
Efisien
2.Optimalisasi Proses Penyiapan Sediaan Steril
3.Penggunaan Sumber Daya Manusia yang Efisien dan Kompeten
4.Evaluasi dan Justifikasi Biaya
5.Kepatuhan Terhadap Regulasi dan Akreditasi

KESIMPULAN

KESIMPULAN
1.Dispensingsediaan steril adalah area krusial yang membutuhkan perhatian
seimbang antara kualitas/keamanan dan efisiensi biaya
2.Kolaborasi multidisiplin (farmasi, dokter, manajemen) sangat penting
3.Investasi pada fasilitas dan SDM yang tepat adalah keharusan, namun tetap
harus realistis secara finansial
REKOMENDASI
1.Terus melakukan audit dan evaluasi
2.Berinvestasi pada teknologi yang tepat
3.Meningkatkan pelatihan SDM
4.Membangun kemitraan strategis

Quality is not an
act, it is a habit.


Aristotle

THANK YOU
Tags