Evidence Based Nursing Pada Pasien Bedah THT: Komplikasi Post Operative Trauma Oleh Kelompok 4 : Johanes Eban . B. Dorman 232241035 Asroful Hulam Zamroni 232241036 Elvi Kurnia Damayanti 232241038 Rizki Nur Azhadin 232241047
Anatomi dan Fisiologi THT Anatomi Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) merujuk pada struktur tubuh yang membentuk sistem di sekitar telinga, hidung, dan tenggorokan, yang berperan penting dalam pendengaran, pernapasan, pencernaan, dan produksi suara (Khadijah et al. , 2022).
Anatomi dan Fisiologi THT Telinga : Telinga Luar : Menangkap dan mengarahkan gelombang suara ke teling tengah Telingga Tengah : Mentrasmisikan getaran ke telinga dalam Telinga Dalam : Pendengaran dan keseimbangan tubuh Hidung : Hidung eksternal : Mengarahkan udara masuk ke saluran hidung Rongga Hidung : Memanaskan , melembapkan , menyaring udara Sinus Paranasal : Mengurangi berat kepala , memperbaiki resonansi suara , melindungi dari infeksi Tenggorokan : Faring : Saluran penghubung hidung dan mulut Laring : Produksi suara dan melindungi saluran pernapasan dan benda asing
Keperawatan Bedah Trauma THT Cabang keperawatan yang berfokus pada perawatan pasien dengan cedera atau trauma pada sistem THT yang membutuhkan tindakan bedah akibat kecelakaan, cedera fisik, atau infeksi akut yang mengganggu fungsi normal THT ( S . I. Putri, 2020).
Tindakan Bedah pada Trauma THT ( Lopo Christian et al. , 2022) 1. Tindakan pada Cedera Telinga Timpanotomi : Prosedur untuk mengobati cedera atau infeksi pada telinga tengah, melibatkan pemotongan gendang telinga untuk mengatasi perforasi atau penumpukan cairan akibat trauma. Rekonstruksi Telinga : Dilakukan untuk memperbaiki atau menggantikan struktur telinga luar atau tengah yang rusak akibat trauma. 2. Tindakan pada Cedera Hidung Septorhinoplasty : Perbaikan septum hidung yang rusak akibat trauma untuk mengatasi obstruksi saluran pernapasan dan masalah estetika. Perbaikan Fraktur Hidung : Prosedur bedah untuk memulihkan bentuk dan fungsi hidung yang patah akibat trauma.
Tindakan Bedah pada Trauma THT ( Lopo Christian et al. , 2022) 3. Tindakan pada Cedera Tenggorokan Laringektomi Parsial : Pengangkatan sebagian laring akibat trauma berat yang melibatkan kerusakan pada kotak suara atau infeksi parah. Trakeostomi : Prosedur pembuatan lubang di trakea untuk membantu pernapasan ketika cedera atau pembengkakan tenggorokan menyebabkan obstruksi saluran pernapasan. 4. Tindakan Rekonstruktif pada Trauma THT Rekonstruksi Tulang Rawan Hidung atau Laring : Dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada tulang rawan di hidung atau tenggorokan akibat trauma, memulihkan bentuk dan fungsi struktural.
Prosedur Bedah Trauma THT (Putra et al. , 2021) 1. Prosedur Pre -Operatif: Penilaian kondisi pasien (pemeriksaan fisik, CT scan , rontgen). Pemberian obat penenang atau analgesik. Persiapan fisik (puasa, pengelolaan luka, pemantauan tanda vital). Edukasi pasien dan keluarga tentang prosedur, pemulihan, dan tanda komplikasi. 2. Prosedur Intra-Operatif: Anestesi (lokal atau umum). Pelaksanaan bedah (rekonstruksi tulang rawan, perbaikan jaringan lunak, pengangkatan bagian yang rusak). Pemantauan status vital (tekanan darah, denyut jantung, pernapasan). 3. Prosedur Post -Operatif: Pemulihan dari anestesi (pemantauan vital signs , kesadaran, pernapasan). Pengelolaan nyeri (pemberian obat analgetik ). Pemantauan komplikasi (perdarahan, infeksi, gangguan pernapasan). Edukasi pasien pasca bedah (perawatan luka, pembatasan aktivitas, tanda infeksi atau komplikasi).
Komplikasi Pasca Bedah Trauma THT 1. Komplikasi pada Telinga: Infeksi Telinga, Perdarahan, dan Gangguan Pendengaran 2. Komplikasi pada Hidung: Obstruksi Saluran Pernapasan, Infeksi Sinus, dan Pendarahan Hidung 3. Komplikasi pada Tenggorokan (Laring dan Faring): Laringospasme , Infeksi pada Laring dan Faring, dan Disfagia
Metodologi Evidence Based Nursing Apa saja intervensi keperawatan dalam pencegahan komplikasi pada pasien pasca operasi septoplasti ? 1. 2.
Metodologi Evidence Based Nursing Database yang digunakan adalah proquest dengan keyword sebagai berikut: (" nursing " OR " nurse " OR " care " OR " healthcare ") AND (" intervention " OR " treatment " OR " procedure " OR " management ") AND (" postoperative " OR " post-surgery " OR " after surgery " OR " recovery ") AND (" septoplasty " OR "nasal surgery " OR " nose surgery " OR " surgical procedure ") AND (" pain management " OR " wound care " OR " patient education " OR " monitoring ").
Pelatihan Pasien Pasca- Septorhinoplasty ( Halnajer & Demir , 2024) Pelatihan yang diberikan kepada pasien pasca- septorhinoplasty , yang mencakup teknik pernapasan, posisi tidur yang benar, penggunaan semprotan saline , dan pengelolaan nyeri, terbukti efektif dalam mengurangi obstruksi hidung dan gangguan tidur. Dengan adanya pelatihan ini, terjadi penurunan obstruksi hidung yang signifikan, diukur melalui evaluasi fisik dan tes fungsi pernapasan, serta peningkatan kualitas tidur yang diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
2. P enggunaan Semprotan Dekongestan Xylometazoline 0,1% ( Dawood et al. , 2024) Penggunaan semprotan dekongestan hidung Xylometazoline 0,1% terbukti efektif dalam meredakan obstruksi hidung dan pembengkakan pasca- septorhinoplasty . Pemberian semprotan ini beberapa kali sehari selama beberapa hari pasca-operasi menunjukkan perbaikan yang signifikan pada gejala hidung tersumbat dan pembengkakan, sehingga memberikan kenyamanan tambahan bagi pasien yang menjalani prosedur ini.
3. Anestesi Infiltrasi Preemptive ( Yener et al. , 202a2) Anestesi infiltrasi preemptive yang diberikan sebelum prosedur septorhinoplasty terbukti efektif dalam mengurangi nyeri pasca-operasi. Dengan mencegah rasa sakit berlebihan pada saat pemulihan awal, anestesi ini mengurangi kebutuhan akan penggunaan obat penghilang rasa sakit sistemik dan memberikan pengelolaan nyeri yang lebih baik.
4. Intervensi Keperawatan Preoperatif (Mohammed et al. , 2024) Intervensi keperawatan preoperatif yang mencakup edukasi tentang prosedur, teknik pernapasan, pengelolaan stres, serta instruksi tentang pengelolaan nyeri pasca-operasi dapat meningkatkan hasil pemulihan pasien setelah septorhinoplasty .
5. Gabapentin + Dexamethasone untuk Analgesia Pasca-Operasi ( Kandemir et al. , 2023) K ombinasi Gabapentin dan Dexamethasone efektif dalam mengurangi nyeri pasca-operasi setelah septorhinoplasty . Efektivitas pengurangan nyeri ini diukur melalui skor nyeri dan penggunaan obat tambahan. Selain itu, penelitian ini juga menilai efek samping dan peningkatan kualitas pemulihan pasien, yang menunjukkan bahwa kombinasi ini dapat menjadi alternatif yang baik untuk pengelolaan nyeri setelah prosedur septorhinoplasty .
Komplikasi Pasca Operasi Trauma THT : Septorhinoplasty Obstruksi Hidung Nyeri Pasca-Operasi Pembengkakan dan Peradangan Infeksi Gangguan Tidur Kecemasan dan Stress
Peran Perawat Berdasarkan OTEK (Observasi, Terapeutik, Edukasi, Kolaborasi) dalam Pasca- Septorhinoplasty 1. Observasi Pemantauan Gejala Pasca-Operasi: Obstruksi Hidung : Memantau tingkat keparahan dan efektivitas intervensi (misal: semprotan dekongestan). Nyeri : Mengukur nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS) dan mengevaluasi kebutuhan obat penghilang rasa sakit. Pembengkakan : Memantau pembengkakan dan melaporkan perubahan kondisi. Kualitas Tidur : Memantau gangguan tidur terkait obstruksi hidung atau nyeri. 2. Terapeutik Manajemen Nyeri: Pengelolaan nyeri berbasis bukti (obat analgesik dan teknik non-farmakologis seperti pernapasan dan relaksasi). Dekongesti Hidung: Penggunaan semprotan dekongestan (misal: Xylometazoline ) sesuai dosis yang disarankan. Posisi Tidur: Membantu pasien tidur dengan posisi yang benar untuk meminimalkan obstruksi hidung. Pemantauan Pemulihan: Menilai pemulihan pasca-operasi dan mendeteksi komplikasi seperti infeksi atau perdarahan.
Peran Perawat Berdasarkan OTEK (Observasi, Terapeutik, Edukasi, Kolaborasi) dalam Pasca- Septorhinoplasty 3. Edukasi Pendidikan Prosedur dan Pemulihan: Memberikan informasi tentang prosedur septorhinoplasty dan proses pemulihan. Teknik Pernapasan dan Manajemen Stres: Mengajarkan teknik pernapasan dan pentingnya manajemen stres untuk mendukung pemulihan. Pengelolaan Nyeri: Edukasi tentang cara mengelola nyeri pasca-operasi dan penggunaan obat yang tepat. Posisi Tidur yang Benar: Mengedukasi pasien mengenai pentingnya posisi tidur yang baik untuk kualitas tidur dan pernapasan. Perawatan Hidung Pasca-Operasi: Memberikan informasi tentang perawatan hidung dan penggunaan semprotan saline untuk mencegah infeksi. 4. Kolaborasi Kolaborasi dengan Dokter: Koordinasi dengan dokter bedah terkait pengobatan dan prosedur medis. Kolaborasi dengan Ahli Fisioterapi: Bekerja dengan fisioterapis untuk latihan pernapasan atau manajemen stres. Kolaborasi dengan Ahli Gizi: Bekerja sama dengan ahli gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang optimal dalam pemulihan pasca-operasi.