ebook-13-Implementasi Geopolitik Indonesia sebagai Landasan Wawasan Nusantara
matakuliahumumkewarg
4 views
13 slides
Nov 02, 2025
Slide 1 of 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
About This Presentation
Geopolitik Indonesia dalam wujud Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya yang didasarkan pada kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Wawasan Nusantara menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan daerah maupun golongan, serta menega...
Geopolitik Indonesia dalam wujud Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya yang didasarkan pada kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Wawasan Nusantara menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan daerah maupun golongan, serta menegaskan pentingnya kedaulatan, keutuhan wilayah, dan persatuan dalam keberagaman.
Sebagai konsep geopolitik, Wawasan Nusantara menjadi pedoman dalam penyusunan kebijakan nasional, pengelolaan sumber daya alam, serta pertahanan dan keamanan negara agar sejalan dengan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945.
Size: 315.91 KB
Language: none
Added: Nov 02, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Universitas Pamulang S-1 PPKn
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Penyusun:
Abd. Chaidir Marasabessy S.Sos., M.Pd
Gilang Zulfikar S.Pd., M.Pd
Mas Fierna Janvierna Lusie Putri S.Pd., M.Pd
Saepudin Karta Sasmita S.Pd., M.Pd
Nurulita Sari, S.Pd.,M.H
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang
Gd. A, Ruang 211 Universitas Pamulang
Tangerang Selatan – Banten
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
114
PERTEMUAN 11
GEOPOLITIK INDONESIA DALAM WUJUD
WAWASAN NUSANTARA
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari di harapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan wawasan nusantara sebagai pandangan geopolitik bangsa indonesia
2. Memahami dan menganalisis dinamika dan tantangan wawasan nusantara dimasa
depan
B. Uraian Materi
1. Konsepsi Geopolitik
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederic Ratzel (1844-1904) sebagai ilmu
bumi politik (Political Geogrephy). Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas
oleh sarjaan ilmu politik Swedia, Rudolph Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer
(1869-1964)dari Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik.
Perbedaan dari dua istilah di atas terletak pada titik perhatian dan tekanannya,
apakah pada bidang geografi ataukah politik. Ilmu bumi politik (Political Geography)
mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, seda ngkan geopolitik
mempelajari fenomena politik dari aspek geografi
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menen tukan alternative
kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam
heopolitik menjadi perkembangan suatu wawasan nasional. Pengertian geopolitik
telah dipraktekan sejak abad XIX, tetapi pengertiannya baru tumbuh pada awal
abad XX sebagai ilmu penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan
dengan masalah-masalah geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu
bangsa.
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti
bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata polis yang berarti
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara; dan teia yang berarti urusan
(politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa (Sunarso, 2006:
195).
Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan
negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi
wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan istilah
ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen menyebut geographical politic
dan disingkat geopolitik.
1.1 Teori-teori Geopolitik
a) Teori geopolitik Frederich Ratzel
Frederich Ratzel (1844-1904) berpendapat bahwa negara itu seperti organism
yang hidup. Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok
masyarakat (bangsa). Pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan
organism yang memerlukan ruang hidup yang cukup agar dapat tumbuh
dengan subur. Makin luas ruang hidup maka negara akan semakin bertahan
kuat dan maju. Oleh karena itu, jika negara ingin tetap hidup dan berkembang
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
115
butuh ekspansi (perluasan wilayah sebagai ruang hidup). Teori ini dikenal
sebagai teori organism atau teori biologis
b) Teori Geopolitik Rudolf Kjellen
Rudof Kjellen (1864-1922) melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organism
maka dia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah suatu organsime
bukan hanya mirip.
c) Teori Geopolitik Karl Haushofer
Karl Haushofer (1896-1946) melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen
terutama pandangan tentanglebensraum( ruang hidup ) dan paham
ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah suatu negara semakin
banyak sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara
tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi
warga negara. Untuk mencapai maksud tersebut negara har us
mengusahakan; (1) Autarki yaitu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri
tanpa tergantung kepada negara lain, dan (2) Wilayah-wilayah yang dikuasai
(pan-regional).
d) Teori Geopolitik Halford Mackinder
Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih
strategic yaitu dengan penguasaan daerah-daerah ?jantung? dunia sehingga
pendapatnya dikenal dengan Teori Daerah Jantung. Barang siapa yang
menguasai daerah jantung (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai
pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang pada akhirnya akan menguasai
dunia. Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan
kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Berdasarkan ini konsep
Wawasan Benua atau konsep kekuatan di darat.
e) Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi
geopolitik yaitu selain kekuatan darat diperlukan kekuatan maritim.
Berdasarkan hal tersebut muncul konsep wawasan bahari atau konsep
kekuatan di laut. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan
dunia.
f) Teori Geopolitik Gulio Douhet, WIliam Mitchel
Keduanya memiliki pendapat lain yaitu kekuatan dirgantara lebih berperan
dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk it u mereka
berkesimpulan bahwa membangun armada atau angkatan ud ara lebih
menguntungkan karena memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh
angkatan lainnya. Di samping itu angkatan udara dapat menghancurkan
musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis belakang medan
peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi wawasan
dirgantara atau konsep kekuatan di udara.
g) Teori Geopolitik Nicolas J. Spijkman
Nicolas J. Spijkman(1879-1936) terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam
teorinya, ia membagi dunia dalam 4 wilayah / area :
•Pivote area, mencakup wilayah daerah jantung
•Offshore continent land, mencakup wilayah pantai benua Eropa-Asia
•Ocenian Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan.
•New World, mencakup wilayah Amerika.
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
116
1.2 Teori Kekuasaan dan Geopolitik Indonesia
Ajaran Wawasan Nasional indonesia dikembangkan berdasar kan teori
wawasan nasional secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh
Paham Kekuasaan bangsa Indonesia dan Geopolitik Indonesia.
a) Paham Kekuasaan bangsa Indonesia
Menganut paham tentang “perang dan damai” yaitu : “ Bangsa
Indonesia cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya”.
Artinya bahwa hidup di antara sesama warga bangsa dan bersama bangsa
lain di dunia merupakan kondisi yang terus menerus perlu diupayakan.
Sedangkan penggunaan kekuatan nasional dalam wujud perang hanyalah
digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, martabat
bangsa dan integritas nasional, serta sedapat mungkin diusahakan agar
wilayah nasional tidak menjadi ajang perang. Konsekuensinya, bangsa
Indonesia harus merencanakan, mempersiapkan, dan mendayagunakan
sumber daya nasional secara tepat dan terus menerus sesuai dengan
perkembangan zaman.
b) Paham Geopolitik Indonesia
Pemahaman tentang negara Indonesia menganut paham ne gara
kepulauan, yaitu paham yang dikembangkan dari asas archipelago yang
memang berbeda dengan pemahaman archipelago di negar a-negara
Barat pada umumnya. Menurut paham Barat, laut berpe ran sebagai
?pemisah” pulau. Sedangkan menurut paham Indonesia la ut adalah
“penghubung” sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh
sebagai “Tanah Air” dan disebut “Negara Kepulauan”.
1.3 Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Setelah mengenal konsep geopolitik yang pernah dipakai oleh negara-
negara di dunia, penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami sejarah dan
konsep geopolitik yang dianut oleh bangsa kita sendiri, yaitu Bangsa Indonesia.
Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional
geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi,
wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan
dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi
Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum
geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala
sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Sebagai Negara kepulauan, dengan masyarakat yang berbhinneka, Negara
Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya
terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya
alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepu lauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu
tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara ini.
Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia tercermin
pada momentum sumpah pemuda tahun 1928 dan kemudian dilanjutkan dengan
perjuangan kemerdekaan yang puncaknya terjadi pada saa t proklamasi
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
117
Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai system
kehidupan nasional bersumber dari dan bermuara pada l andasan ideal
pandangan hidup dan konstitusi Undang-Undang Dasar 19 45. dalam
pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun
internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsipprinsip dasar
sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam mem perjuangkan
kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah
satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada
wujud wilayah nusantara sehingga disebut dengan wawasan nusantara.
Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah upaya
menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan se genap aspek
kehidupan nasionalnya. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan Negara
Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju
masyarakat yang dicita-citakan
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilainilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas ter tuang di dalam
Pembukaan UUD 1945. bangsa Indonesia adalah bangsa yan g cinta damai,
tetapi lebih cinta kemerdeklaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk
penjajahan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
Berdasarkan uraian di atas, konsepsi Wawasan Nusantara dibangun atas
geopolitik bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki pandangan sendiri
mengenai wilayah yang dikaitkan dengan politik/kekuasaan. Wawasan Nusantara
sebagai wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan
geopolitik bangsa Indonesia (HAN, Sobana : 2005). Wawasan Nusantara dapat
dikatakan sebagai penerapan teori geopolitik dari bangsa Indonesia. (Chaidir
Basrie : 2002).
Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme
dan adu kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga menolak
paham rasialisme, karena semua manusia mempunyai martabat yang sama, dan
semua bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang universal.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham
kebangsaaan atau nasionalisme yang membentuk suatu wawasan kebangsaan
dengan menolak pandangan Chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk
menjalin kerjasama antar bangsa yang saling menolong dan saling
menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dan
ketertiban dunia. Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik
Indonesia. Hal ini dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan
nusantara terkandung konsepsi geopolitik Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini
berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian secara
keseluruhan (Suradinata; Sumiarno: 2005).
Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan
bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional itu
merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun visi
nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Adapun tujuan nasional
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
118
Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, salah
satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Visi nasional Indonesia menurut ketetapan MPR No. VII/MPR/2001
tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah adalah terwujudnya masyarakat
Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju,
mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Sejalan dengan hal tersebut, bangsa Indonesia berkepentingan untuk
mewujudkan hal-hal di atas. Upaya untuk terus membina persatuan dan
keutuhan wilayah adalah dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa.
Wawasan nasional bangsa Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara. Setelah
mengenal konsep geopolitik yang pernah dipakai oleh negara-negara di dunia,
penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami seja rah dan konsep
geopolitik yang dianut oleh bangsa kita sendiri, yaitu Bangsa Indonesia.
Prinsip geopolitik Indonesia sebagaimana tersebut di atas menandakan
bahwa dalam hal wilayah, bangsa Indonesia tidak ada se mangat untuk
mempeluas wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Se cara historis,
kesepakatan para pendiri negara Republik Indonesia adalah wilayah Indonesia
merdeka hanyalah wilayah bekas jajahan Belanda atau eks Hindia Belanda.
Wilayah yang bangsanya memiliki “Le desir d?etre ensemble dan Character-
gemeinschaft”. Menurut Soekarno – itulah yang harus kita satukan dan
pertahankan. Upaya membangun kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam
satu wilayah adalah dengan konsepsi Wawasan Nusantara. Ciri nasionalisme
Indonesia adalah nasionalisme yang tidak chauvisnisme dan juga bukan
kosmopolitanisme. Nasionalisme Indonesia tumbuh dalam internasionalisme,
mengembangkan hubungan baik dengan bangsa lain secara sederajat. Sejalan
dengan hal tersebut, bangsa Indonesia berkepentingan untuk mewujudkan hal-
hal di atas. Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan wilayah adalah
dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa. Wawasan nasional bangsa
Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara.
Sehubungan dengan konsep geopolitik sebagai suatu wawasa n, yang
berintikan pada kekuatan, maka pelu juga diketahui beberapa konsep tentang
kekuatan. Kekuatan sebagai suatu wawasan dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu ;
a) Wawasan Benua
Wawasan benua mendasarkan pada konsep kekuatan di darat, yang
dikemukakan oleh Sir Halford Mackinder (1861-1947) da n Karl
Haushofer. Menurut pendapat mereka, negara yang menguasai daerah
Eropa Timur maka akan menguasai jantung yang berarti menguasai
pulau dunia (Eurasia-Afrika), dan yang dapat menguasai pulau dunia
adalah akan menguasai dunia.
b) Wawasan Bahari
Wawasan bahari mendasarkan pada konsep kekuatan di lautan.
Tokohnya adalah Sir Walter Raleigh (1554-1618) yang menyatakan “
siapa yang menguasai lautan akan menguasai perdagangan, dan siapa
yang menguasai perdagangan berarti akan menguasai dunia”. Tokoh
lainnya Alfred Thayer Mahan (1840-1914), yang mengemukakan bahwa
kekuatan laut sangat vital bagi pertumbuhan, kemakmuran, dan
keamanan nasional.
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
119
c) Wawasa Dirgantara
Wawasan dirgantara mendasarkan pada konsep kekuatan di udara
yang dikemukakan oleh Guilio Douchet (1869-1930), J.F. Charles Fuller
(1878), William Billy Mitchell (1877-1946), A. Savesnsky (1894). Menurut
konsep ini, kekuatan di udara merupakan daya tangkis yang ampuh
terhadap segala ancaman, dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan
dengan penghancuran sehingga tidak mampu lagi bergerak menyerang.
d) Wawasan Kombinasi.
Wawasan kombinasi merupakan integrasi ketiga wawasan, yaitu
wawasan benua, wawasan bahari, dan wawasan dirgantara, yang
mencakup pula teori daerah batas (Rimland) dari Nicholas J. Spykman
(1893-1943). Teori Spykman inilah pada dasarnya yang melandasi
wawasan kombinasi, dan banyak memberikan inspirasi kepa da
negarawan, ahli-ahli geopolitik dan strategi untuk menyusun kekuatan
negara dewasa ini.
2. Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara
Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indone sia menjadi
sangat luas dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami
wilayah itu. Namun demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh
warga negara untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada di
dalamnya sebagai satu kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu kesatuan.
Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk mengelolanya. Hal ini dikarenakan luas wilayah memunculkan potensi
ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan. Anda
secara kelompok telah mengidentifikasi potensi positif dan negatif dari wilayah
Indonesia yang berciri nusantara. Potensi positif yang ada tentu saja perlu digali,
diolah, didayagunakan, dan dimanfaatkan sebesarbesarnya untuk kemakmuran
rakyat. Misal, Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah di Sumatera
Utara yang memiliki cukup banyak potensi panas bumi yang bisa dimanfaatkan
sebagai energi listrik. Sedangkan potensi negatif perlu diantisipasi, ditanggulangi,
dan dijaga agar tidak merusak atau mengganggu kelangsungan hidup masyarakat.
Misal, daerah Klaten dan Magelang yang rawan dari ancaman letusan gunung
Merapi.
Wawasan nusantara telah menjadi landasan visional bagi bangsa Indonesia
guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa. Upaya memperkokoh
kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus menerus dilakukan. Hal ini
dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan yang selalu
berkembang dan tantangan yang berbeda sesuai dengan perubahan zaman.
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah
dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada
upaya perlindungan dan pelestarian alam di wilayah tersebut. Tantangan yang
berubah, misalnya adanya perubahan dari kejahatan ko nvensional menjadi
kejahatan di dunia maya.
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
120
2.1. Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara
Sebagaimana telah dikemukakan di muka, esensi atau hak ikat dari
wawasan nusantara adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa”
Indonesia. Mengapa perlu kesatuan wilayah? Mengapa pe rlu persatuan
bangsa? Sebelumnya Anda telah mengkaji bahwa sejarah munculnya
wawasan nusantara adalah kebutuhan akan kesatuan atau keutuhan wilayah
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Wilayah itu harus
merupakan satu kesatuan, tidak lagi terpisah-pisah oleh adanya lautan bebas.
Sebelumnya kita ketahui bahwa wilayah Indonesia itu terpecah-pecah sebagai
akibat dari aturan hukum kolonial Belanda yakni Ordonansi 1939. Baru setelah
adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah Indonesia
barulah merupakan satu kesatuan, di mana laut tidak lagi merupakan pemisah
tetapi sebagai penghubung.
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain:
1) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508
pulau.
2) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta
km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan/ perairan.
3) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km
4) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
5) Terletak pada garis katulistiwa dan berada pada iklim tropis dengan dua
musim.
6) Menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum
Pasifik.
7) Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
8) Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni).
9) Kaya akan flora, fauna, dan sumber daya alam (SDA).
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan
berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak
hanya berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa
ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang
heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu. C obalah anda
kemukakan mengapa bangsa Indonesia yang beragam ini harus kita pandang
sebagai satu kesatuan? Bangsa Indonesia sebagai kesatuan juga memiliki
keunikan yakni:
1) Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,
2010).
2) Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3) Memiliki keragaman ras.
4) Memiliki keragaman agama.
5) Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi d ari
keragaman suku bangsa
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
121
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa In donesia
sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial-
budaya, ekonomi serta pertahanan dan keamanan. Atau dengan kata lain
perwujudan wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, sosial-budaya,
ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Pandangan demi kian penting
sebagai landasan visional bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan
pembangunan.
2.2. Implementasi wawasan Nusatara
Wawasan nusantara yang dimiliki bangsa Indonesia member ikan
pembahruan dan perkembangan di segala bidang yang ada. Ini diwujudkn
dalam implementasi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang memiliki
beragam macam budaya, adat istiada, bahasa, agama, masya rakat yang
majemuk dan heterogen.
1) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik
Memiliki makna:
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi d an
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang
hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal
dan milik bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan
meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluasluasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta
mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
d) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi
bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan
mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan
satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan
sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional
yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan deng an
bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui
politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan
nasional.
Dengan demikian, maka implementasi wawasan nusantara d alam
kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat
dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud pemerintahan yang kuat,
aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan
rakyat.
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
122
2) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi
Memiliki makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif
adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan
hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah
air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh
daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai
usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi
akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar men jamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi wawasan
nusantara pada asepek ekonomi mencerminkan tanggung jaw ab
pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebu tuhan
masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber
daya alam itu sendiri.
3) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial
Budaya Memiliki makna:
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi
dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan
yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu,
sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan
kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak
menolak nilai–nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan
nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
bangsa.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya
akan menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala
bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan
bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul
daerah, agama, atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status
sosialnya. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing
asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan
hasilnya dapat dinikmati.
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
123
4) Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
dan keamanan Memiliki makna:
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan
negara.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan
dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan
bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada
tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan
bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan
mengerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia dalam
menghadapi setiap bentuk ancaman.
Berdasar uraian di atas, wawasan nusantara berfungsi sebagai
wawasan pembangunan. Bahwa pembangunan nasional henda knya
mencakup pembangunan dalam bidang politik, ekonomi, so sial
budaya dan pertahanan keamanan secara terpadu, utuh d an
menyeluruh.
C.
Soal Latihan/ Tugas
1. Kemukakan Apa perbedaan pandangan dari para ahli t ersebut tentang
gepolitiknya?
2. Apa pandangan bangsa Indonesia terkait geopolitik ini?
3. Apakah mengikuti pandangan–pandangan atau ajaran geopolitik tokoh tersebut?
Ataukah kita memiliki pandangan tersendiri tentang keadaan geografi, letak, dan
wilayah ini?
4. Anda identifikasi perubahan dan tantangan di masa sekarang, yang menurut anda
paling potensial mengganggu keutuhan wilayah dan persatuan bangsa?
D. Referensi
Alfandi, Widoyo. (2002).Reformasi Indonesia : Bahasan dari Sudut Pandang geografi
Politik dan Geopolitik”,Yogjakarta : Gajah Mada University.
Hidayat, I.Mardiyono. (1983).Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya
degan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam”,Surabaya : Usaha Nasional.
Harsawaskita, A. (2007).Great Power Politics di Asia Tengah Suatu Pandangan
Geopolitik, dalam Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional”,Bandung :
Graha Ilmu.
Srijanti, Rahman, A.,K.S, Purwanto. (2006).Etika Berwarga Negara.Jakarta : Salemba
Empat.
Sumarsono, S, et.al., (2001).Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sunardi, R.M. (2004).Pembinaan Ketahanan Bangsa Dalam Rangka Memperkokoh
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Jakarta : Kuatemita Adidarma.
Suradinata, Ermaya. (1997).Paradigma Geopolitik. Jakarta : Lemhannas RI.
Universitas Pamulang S-1 PPKn
Pendidikan Kewarganegaraan
124
Suradinata, Ermaya. (2005).Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka
Keutuhan NKRI. Jakarta : Suara Bebas.