Ekonomi Islam : Sebuah Analitis Teori.pptx

EkaFebriantin 0 views 39 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 39
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39

About This Presentation

Pengenalan ekonomi islam


Slide Content

Ekonomi Islam: Sebuah Analisis Teoritis Dr. Ali Sakti

All images from Google images PEOPLE ECONOMIC SYSTEM Indignity Poverty Greediness of the Rich Erroneous System

Definisi Ekonomi Dalam Islam S.M. Hasanuzzaman , “ ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya , guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat .” M.A. Mannan , “ ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.” Khursid Ahmad , ilmu ekonomi Islam adalah “ suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”

M.N. Siddiqi , ilmu ekonomi Islam adalah respon “para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi zaman mereka . Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Qur’an dan As Sunnah maupun akal dan pengalaman .” M. Akram Khan , “ ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia ( falah ) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi .” Louis Cantori , “ ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik .” Definisi Ekonomi Dalam Islam

e konomi Ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia , sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah Ekonomi adalah aktifitas dan masalah KOLEKTIF!

KONSEP EKONOMI ISLAM

ilmu Revelations Observations ILMU Aqliyah Ruhiyah Jasadiyah Islamic Man Worldview 4JJ I

“Dan sesungguhnya kecintaan kepada kebaikan ( harta ) manusia itu amat sangat ”. (Al Aadiyaat : 8) “ Sungguh , manusia diciptakan bersifat suka mengeluh lagi kikir . Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah . Dan apabila mendapat kebaikan ( harta ) dia jadi kikir ”. (Al Ma’arij : 19-21) “ Katakanlah (Muhammad), sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku , niscaya ( perbendaharaan ) itu kamu tahan , karena takut membelanjakannya . Dan manusia itu memang sangat kikir ”. (Al Isra ’: 100) “ Andaikata manusia manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah , mereka masih ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi . Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh melainkan hanya tanah ( maut ) . Dan Allah menerima tobat orang yang tobat kepada -Nya”. (HR. Muslim) Manusia & Fitrahnya

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya , harta yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan …” (An Nisaa : 5) Harta & Hakikatnya “Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan kecukupan .” (An Najm : 48) “…Dan Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu …” (Al Hijr : 20)

Harta & Hakikatnya Disediakan cukup oleh Allah (QS. Lukman : 20) Disediakan & disiapkan dimana saja manusia ada (QS. Al Hadid : 7, QS) Ditundukkan untuk manusia ambil (QS Al Lukman : 20) Dimudahkan untuk dicari & didapat (QS Al Mulk : 15) Disediakan di semua tempat di bumi untuk bekerja ( mencari rizki ) (QS Al A’raf : 10) Disediakan secara individual atau secara bersama-sama (QS Adz Dzariyaat:19) Ada takarannya (QS Asy Syura : 27)

Diberikan kemampuan untuk mencari dan mendapatkan rizki (QS Al A’raf:168) Disediakan berbagai cara untuk mendapatkan rizki (QS Al A’raf:168) Diminta untuk mencari dan diberikan pahala bagi mereka yang bekerja mencari rizki (Al Jumu’ah : 10) Disediakan waktu ( siang ) untuk mencari dan mendapatkan rizki (QS An Naba ’: 11) Mendapatkan Harta... Diminta untuk menyisihkan kelebihan rizki ( dari yang dibutuhkan ) bagi mereka yang membutuhkan (QS Adz Dzariyaat : 19, Al Baqarah:219) Me mbelanjakan kan Harta...

Economic Interactions Preferences Economic System / Architecture Human Nature Self interest Sentiments feelings passions ECONOMIC BEHAVIOR CONVENTIONAL ISLAM Economic Interactions Preferences Hukum Syariat Iman & Moral Akidah Akhlak Economic System / Architecture Fitrah Manusia Kesepakatan

Ekonomi Konvensional Jeremy Bentham ( 174 7 -18 32 ) Rasionalitas berpegang pada prinsip ” maximizing pleasure minimizing pain”. Kepuasan/kesenangan yang paling besar adalah yang jumlahnya paling banyak ( the greatest happiness of the greatest number ). Adam Smith (1776) Capitalism is based upon individual self interest and the pursuit of monetary gain Humans are largely ruled by sentiments, feelings and passions . Theology is not a source of guaranteed truth ( spencer j. pack on smith’s view)

Islamic Economic Man X Y= Amal Shaleh X= Konsumsi Barang-Jasa X 1 X 2 Y 2 Y 1 M1 M2 BN=Basic Needs A C B Y X 3 Y 3 Seorang Islamic Economic Man melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya . Pada kurva tersebut garis verktikal mencerminkan aktivitas konsumsi yang berorientasi kepada akhirat seperti zakat, infaq dan shadaqoh serta wakaf (ZISWAF) dengan notasi Y, sementara garis horizontal merupakan jumlah barang dan jasa bersifat duniawi yang dinotasikan sebagai X dan BN (Basic Need/Had Kifayah ) merupakan fungsi kebutuhan dasar yang terdiri dari sandang , pangan , papan , pendidikan , pelayanan kesehatan , komunikasi , transport dan sarana publik . Sebagai seorang Maslahah Oriented Economic Man , pengeluaran konsumsi yang berorientasi pada akhirat berada pada titik Y , menunjukkan titik maksimalisasi konsumsi amal shaleh / maslahah dimana konsumsi barang dan jasa dicukupkan pada tingkat kebutuhan pokok (X ) sesuai dengan nilai-nilai moral dan syariat Islam . Konsumsi sesuai dengan nilai-nilai moral dan syariat Islam adalah konsumsi yang memaksimalisasi kemanfaatan bagi orang lain yang membutuhkan , mencukupkan apa yang dibutuhkan dan konsumsi hanya barang halal, barang yang memberikan tingkat maslahah lebih besar dan barang yang jauh dari kemudharatan. Sehingga apabila seorang individu memiliki pendapatan sebesar M1 maka eksekusi konsumsi tipologi manusia maslahah oriented economic man akan ada pada titik A (X , Y ). Apabila pendapatannya meningkat menjadi M2, maka prilaku konsumsinya cenderung sama , yaitu konsumsi barang dan jasa pada tingkat kebutuhan dasar ( basic needs ) sebesar X dan konsumsi amal shalehnya sebesar Y 3 . Saat pendapatan meningkat menjadi M2 pada tingkat konsumsi amal shaleh sebesar Y , individu tipologi ini memiliki kemampuan belanja barang dan jasa lebih besar X 3 , namun konsistensi dengan nilai-nilai moral Islam, membuat eksekusi konsumsinya dilakukan pada titik C (X , Y 3 ) yaitu pada tingkat konsumsi amal shaleh yang maksimal yaitu Y 3 .

Prilaku Produksi Islam di Pasar Monopoli MC P & C Q AR MR   Assumptions Profit Maximum = P1; Poptimum ; MC = MR Dengan mempertimbangkan akses masyarakat terhadap barang yang diproduksi , seorang produsen memiliki pilihan untuk menentukan tingkat harga yang lebih rendah ( dari harga saat profit maksimum ), sepanjang tidak lebih rendah dari biaya variable (AVC) agar perusahaan tetap beroperasi . Sehingga harga terendah yang bisa dipilih adalah saat AVC = AR. Dengan begitu tingkat harga yang dapat dipilih produsen untuk dapat menyediakan akses bagi masyarakat adalah tingkat harga dari AVC=AR atau P4 sampai dengan MC=MR atau P1 AVC P4 P1 ATC P2 P3 P1; Profit Maximum, where MC = MR In order to maximizing benefit (open more access) to the consumers, producers may choose any lower price: P2; MC = AR P3; ATC = AR (Break Even Point) P4; AVC = AR (Operating Point)

Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja: tingkat upah minimum dalam ekonomi Islam W = tingkat upah N = jumlah tenaga kerja N s N d W e N e W z Upah Minimumm = basic needs = Had Kifayah Pengaruh Mekanisme Zakat terhadap penentuan tingkat upah minimum. Dalam aplikasi zakat kita mengenal Had Kifayah yaitu tingkat kebutuhan pokok dari seorang atau sekeluarga mustahik . Had kifayah kemudian menjadi ukuran pedoman dalam mendistribusikan zakat . Artinya had kifayah menjadi tingkat “ pendapatan ” kelompok masyarakat dhuafa dari sektor sosial . Dan secara teori seorang dhuafa yang mencari kerja akan memiliki “ pilihan ” memperoleh pendapatan dari sektor sosial atau pendapatan adari kerja disektor komersial . Dengan asumsi bahwa mekanisme zakat berlangsung ideal, maka hal ini tentu mendorong perusahaan akan menawarkan tingkat upah di atas tingkat had kifayah , agar tingkat upah memiliki daya tarik bagi pekerja .

Tiga Dimensi Kehalalan Termasuk prilaku zhalim : Proses produksi yang merusak lingkungan ( i.e limbah beracun , penebangan liar). Memberi upah pegawai yang tidak sesuai . Prinsip ekonomi syariah melalui pelarangan kezhaliman memastikan penjagaan kelestarian alam ( ekonomi hijau ). Hal ini juga menjadi pedoman dalam maqashid syariah ( fungsi dari hukum syariah ), yaitu memastikan kelangsungan atau kemashlahatan generasi mendatang Maqashid Syariah : Menjaga Agama ( pedoman kebenaran ) Menjaga Jiwa ( kehidupan manusia ) Menjaga Akal ( ilmu pengetahuan ) Menjaga Keturunan ( generasi masa depan ) Menjaga Harta ( sumber daya )

Ekspor & Import Barang & Jasa Konsumsi Tenaga Kerja Upah Pemerintah Rumah Tangga Sektor Usaha Besar, menengah, kecil, mikro, super-mikro Pasar Internasional X - M G C I Sektor Keuangan Sektor Ekonomi Riil S S Rumah Tangga Dhuafa C S os I ZISWaf Sektor keuangan syariah baik yang komersial maupun yang sosial, pada dasarnya berfungsi sebagai sektor intermediasi dalam rangka mendukung aktifitas produktif ekonomi. Karakteristik ini tentu akan menciptakan sistem moneter yang lebih stabil mengingat uang beredar akan relatif mengalir ke sektor produktif ekonomi. Dan tentu saja meningkatkan volume ekonomi atau mendorong pertumbuhan ekonomi. Kerangka Teori GDP = Y = C + I + G + X - M

Y = C + G + I + (X - M) C = Co + b Yd Co = Konsumsi RT yg tidak punya Y b Yd = Konsumsi RT yg punya Y b = Marginal Propensity to Consume Yd = pendapatan yang bisa dibelanjakan atau pendapatan bruto dikurangi kewajiban jika diasumsikan Co adalah berasal dari RT mustahik yang tidak memiliki pendapatan = Ck Jika diasumsikan (b Yd ) adalah berasal dari RT Muzakki karena memiliki pendapatan = Ci maka C agregat = Ck + Ci sehingga konsumsi mustahik dipenuhi oleh zakat; Ck = Z dan konsumsi muzakki dipenuhi oleh pendapatannya ; Ci = bYd , dimana Yd = Y – Z & Z=Zakat I = I + h( return ) Wakaf = Investasi Sosial yang nilainya tidak dipengaruhi tingkat return = W Sehingga total Investasi : I = I + W + h( return ) Y = Ci + Ck + I + G + (X – M) Y = b(Y-Z) + (Z) + I + G + (X – M) Dengan asumsi : Secara agregat Co = Ck = ( Z) & Ci = b (Y – Z) Karena jumlah pengumpulan (Z) dari muzakki semua disalurkan kepada mustahik , sehingga Z bagi mustahik sebagai variable penambah dan bagi muzakki sebagai variable pengurang . Y = bY – b(Z) + (Z) + I + G + (X – M) Y = bY – bZ + Z + I + G + ( Nx ) Y = bY + Z – bZ + I + G + Nx Y = bY + (1 – b)Z + I + G + Nx Y – bY = (1 – b)Z + I G + Nx Y = (1 – b)Z + I + G + Nx (1 – b) karena 0 < b < 1, maka : Z  Y W  Y Peningkatan zakat dan wakaf secara agregat akan meningkatkan PDB (Y) “Dan sesuatu riba ( tambahan ) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia , maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian ) itulah orang-orang yang melipat gandakan ( pahalanya ).” (QS. Ar -Rum: 39)

P Q D D 1 So S1 1 2 P1/P3 P2 Q1 Q2 Q3 Zakat dalam Perekonomian Zakat meningkat  Daya Beli dhuafa meningkat  permintaan (D1  D2) meningkat Peningkatan permintaan akan menaikkan tingkat harga ( Pe  P1), artinya bagi produsen penerimaannya (R; revenue) meningkat : Dari R1 = Pe x Q1 Menjadi R2 =P1 x Q2 Peningkatan penerimaan produsen (R2) akan mendorong penawaran meningkat (S1  S2) Sehingga output ekonomi meningkat Q1  Q3 Namun harga kembali ke harga awal ( Pe )

Ekspor & Import Barang & Jasa Konsumsi Tenaga Kerja Upah Government Rumah Tangga Perusahaan Pasar Internasional Capital Market Forex Market Insurance Pension Funds Finance Companies Micro Finance Pawn Shop Banking Money Consentration X - M G S I C GDP = Y = C + I + G + X - M S = I

Likuiditas dan Pengendalian Harta dalam Ekonomi Perputaran Barang & Jasa (Produktif) Aktifitas Keuangan dan No Keuangan (Non- Produktif ) Aktifitas ekonomi non- produktif membuat perputaran barang dan jasa semakin hari semakin mengecil Ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia , sehingga manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah di dunia dan akherat (hereafter) Ekonomi adalah aktifitas KOLEKTIF! SSU/muzakki DSU/ mustahik R iba , Maysir, Qimar, Tadlis, Zholim, Iktihar, Najasy, Iqtinaz, Korupsi Likuiditas (h arta ) harus dikendalikan: Tidak menumpuk Terus mengalir menuju investasi secara optimal (kuantitas) dan produktif (kualitas) Distribusi harta kepada masyarakat miskin Partisipasi semua pihak dalam ekonomi bagi kepentingan publik agar tercipta ekonomi yang transparan, adil, berbagi risiko, tidak membahayakan dan tidak mengandung zat yang haram. Dan sesuatu riba ( tambahan ) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia , maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah…. (QS Ar -Rum: 39)

Q P S1 D1 P1 D2 P2 R = P * Q S2 S3 P3 SUPPLY SIDE RIGIDITIES : peningkatan demand (D2) tidak direspon sisi supply secara proporsional , karena kemungkinan pemilik dana lebih tertarik investasi ( spekulasi ?) di pasar keuangan . Sehingga harga pasar tetap tinggi P3 tidak bisa kembali ke harga P1 SUPPLY SIDE RIGIDITIES Akibat daya tarik sektor keuangan karena praktik berbasis bunga dan spekulasi , sektor produksi atau penawaran tidak dapat merespon kenaikan permintaan secara proporsional .

Barang & Jasa Konsumsi Tenaga Kerja Upah Rumah Tangga Perusahaan Capital Market Forex Market Insurance Pension Funds Finance Companies Micro Finance Pawn Shop Banking S I C GDP = Y = C + I + G + X - M S = I Instrumen Moneter Syariah Government sukuk

Dampak bagi Pembangunan

Social Satisfactions Gov’t Sector Output Gov’t Sector

Social Satisfactions Private Sector Output

Social Satisfactions Gov’t Sector Output Private Sector Output Gov’t Sector

Social Satisfactions Gov’t Sector Output Private Sector Output Gov’t Sector

Social Satisfactions Gov’t Sector Output Private Sector Output Gov’t Sector Market Production Possibility Frontier

Social Satisfactions Gov’t Sector Output Private Sector Output Social Indifference Curve Gov’t Sector Market Production Possibility Frontier M

Social Satisfactions Gov’t Sector Output Private Sector Output Gov’t Sector Apabila kemampuan produksi sektor swasta dan pemerintah meningkat sehingga output ekonomi meningkat maka tingkat kepuasan masyarakat akan meningkat ( titik kepuasan meningkat dar M ke N) N M

Social Satisfactions Gov’t Sector Output Private Sector Output Social Indifference Curve Gov’t Sector i.e Increased by Banking Intermediation Market Production Possibility Frontier

Social Satisfactions Social & Gov’t Sector Output Private Sector Output Social Indifference Curve Production Possibility Frontier Gov’t + Social Sectors Gov’t Sector Social Sector i.e Increased by Social Awareness ; ZISWaf Wakaf = f ( kekayaan, iman ) Sehingga akumulasi wakaf ( wakaf based investment) bergantung pada tingkat keimanan masyarakat Dan sesuatu riba ( tambahan ) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia , maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian ) itulah orang-orang yang melipat gandakan ( pahalanya ) (QS Ar -Rum: 39)

Lembaga Ekonomi dan Kepuasan Masyarakat Gov’t & Social Sector Output Private Sector Output Kurva Kepuasan Masyarakat ( social indifference curve ) B atas Kemungkinan Produksi ( production possibility frontier ) Gov’t + Social Sectors Gov’t Sector Peningkatan kapasitas produksi pasar dapat didorong intermediasi lembaga keuangan syariah dan intermediasi menggunakan dana sosial syariah Peningkatan kapasitas produksi pasar dapat melalui peran lembaga keuangan sosial ; ZIS Waf Semakin tinggi mobilisasi dan pemberdayaan dana sosial serta tingkat intermediasi keuangan maka akan mendorong kesempatan berekonomi atau meningkatkan tingkat produksi perekonomian , yang selanjutnya akan meningkatkan tingkat kepuasan masyarakat “ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa , pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi , tetapi mereka mendustakan ( ayat-ayat Kami) itu , maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya ” (QS. Al- A’raf : 96)

ekonomi konsumsi investasi p erdagangan LN b elanja pemerintah m esin ekonomi subsidi relokasi anggaran restrukturisasi o perasi moneter u tang LN/DN sektor ketiga ekonomi sektor swasta sektor pemerintah zakat hadiah infak sedekah wakaf ta’awun s ektor sosial p eran ekonomi syariah... Teknologi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru : Islamic Economy, Digital Economy, Usaha Mikro-Kecil

Konsep Keuangan Publik d alam EkonomiIslam * Umar Bin Khattab Zakat Fay’ Pajak (Nawaib) Takaful Zakat ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat dengan terlebih dahulu menjamin kebutuhan dasar bagi tiap warga negara . Jika zakat tidak cukup maka negara dapat menggunakan harta negara yang bersumber dari fay’ meliputi kharaj , jizyah , khums , ushr , al mustaglat , dan lain-lain. Jika fay’ tidak cukup negara diperkenankan mengambil pajak ( Nawaib ) pada golongan masyarakat yang kaya saja , dengan membuat kriteria objek pajak dan tingkat pajak yang dibenarkan syariah . Jika pajak juga tidak cukup , maka negara dibolehkan melakukan pemerataan ( takaful ).

39 Aliran belum optimal Kementerian Keuangan Kementerian Koperasi Bank Indonesia Badan Amil Zakat Nasional Dewan Syariah Nasional - MUI Otoritas Jasa Keuangan Pasar Modal Asuransi Dana Pensiun Perusahaan Pembiayaan Keuangan Mikro Pegadaian Sistem Pembayaran Instrumen Moneter Keuangan So s ial Perbankan Investor Nasabah Masyarakat Ekonomi Mikro & Dhuafa ( Keuangan Komersial ) Kementerian Agama Kementerian Agama Kementerian Perindustrian Kementerian Pedidikan Kementerian Pariwisata Sumber Daya Manusia Lembaga Penjamin Simpanan Kementerian Perdagangan Kementerian Sosial Sektor Eksternal Kementerian BUMN U U No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah UU No 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Nasional UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat UU No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf UU No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) UU No 1 Tahun 20 13 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Syariah) UU 25 th 1992 t entang Perkoperasian Badan Wakaf Indonesia UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Makroprudensial Ekosistem Ekonomi Syariah Indonesia: Framework of Thinking BPKH (Dana Haji) UU No. 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji Ekosistem ekonomi dan keuangan syariah , baik yang ada di industri halal ( sektor riil ) maupun di industri keuangan syariah sudah memiliki kelengkapan infrastrukturnya seperti perundangan . Dibutuhkan sinergi dan kolaborasi sektor eksyar mencapai potensi kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional . Kementerian Agama Kementerian Dalam Negeri - KDEKS KNEKS Kementerian Koperasi Bappenas BPJPH Usaha Mikro-Kecil Usaha Menengah Usaha Besar Instrumen Fiskal Sektor Riil (Industri Halal) S wasta Pemerintah Projek Pemerintah Pusat dan Daerah
Tags