2. Menulis Menulis adalah keterampilan berbahasa produktif kedua. Jika berbicara menyampaikan pesan lisan, menulis menyampaikannya melalui bahasa tulis. Menulis juga merupakan proses yang memerlukan tahapan: Tahap Prapenulisan (Prewriting): Menentukan topik, mengorganisasikan tulisan, menentukan sasaran pembaca, mengumpulkan informasi, dan menyusun kerangka karangan. Tahap Penulisan (Writing): Menyusun tulisan dalam bentuk draf atau buram. Tahap Pascapenulisan (Postwriting): Membaca ulang, menambah, mengurangi, dan memperbaiki tulisan hingga final. Hafferman dan Lincoln berpendapat bahwa menulis adalah proses yang membutuhkan banyak waktu untuk berpikir, menuangkan ide, mengembangkan topik, memilih kata, membaca kembali, mempertimbangkan, dan memperbaikinya. Richek, dkk. (1989) dan Hock (1999) menegaskan bahwa menulis yang baik tidak mudah dan memerlukan tahapan panjang serta latihan intensif. Amran Halim, dkk. (1979) mengemukakan lima komponen penting dalam sebuah karangan: Isi Karangan: Ide, pengalaman, fakta, atau informasi yang dituangkan. Bentuk Karangan: Formal (laporan, surat dinas, jurnal, karya ilmiah) atau nonformal (cerpen, dongeng, novel). Tata Bahasa: Aturan bahasa meliputi morfologi, sintaksis, dan aturan penulisan. Gaya: Pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa yang memengaruhi isi tulisan, terkait dengan tujuan, bentuk, dan pembaca. Ejaan dan Tanda Baca: Harus sesuai aturan yang berlaku agar tidak mengganggu pemahaman dan mencegah salah penafsiran. Meskipun tidak mudah, dengan semangat belajar tinggi, mahasiswa dapat menjadi penulis yang baik melalui belajar, berlatih, bertanya, membaca, dan menyimak. Tips menulis: Jangan takut salah. Pastikan ada sesuatu yang layak diinformasikan. Kuasai gagasan yang akan ditulis. Jangan pikirkan judul di awal. Jangan takut dicemooh. Tulis topik dan sub-topik. Segera lakukan, jangan ditunda! Judul dapat ditentukan setelah tulisan selesai, dengan kriteria menarik, terkait isi, dan berupa pernyataan.