PENDAHULUAN Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah Malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik, diperkirakan satu juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya dan terjadi kasus baru 200-300 juta/tahun Secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles
Malaria Sudah diketahui sejak jaman Yunani Kutukan dewa wabah disekitar Roma Daerah rawa berbau busuk Mal area = bad air = udara busuk “malaria “ Gejala khas : – – – Demam naik turun, teratur, menggigil Splenomegali Anemia
Tahun 1880 Laveran mengidentifikasi parasit malaria dengan mikroskop Ross dan Grassi pada tahun 1897 vektor malaria adalah nyamuk Malaria termasuk dalam 3 besar penyakit infeksi dengan mortalitas tinggi Merupakan penyakit parasitik tropikal yang menyebabkan mortalitas paling tinggi saat ini ( Sachs and Malaney, 2002 )
ETIOLOGI DAN SIFAT-SIFAT AGENT Penyebab infeksi malaria adalah plasmodium dari kelas sporozoa dan famili plasmodidae. Ada empat jenis parasit malaria yang dapat menginfeksi manusia : P. vivax, P. malariae, P. falciparum, P. ovale. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit.
6 Agent (Penyebab Penyakit) Agent Penyebab malaria genus Plasmodium, Famili Plasmodiidae, dari Orde Coccidiidae, ada 4 macam Plasmodium : Plasmodium falciparum (malaria tropika) Plasmodium vivax (malaria tertiana) Plasmodium malarie (malaria kuartana) Plasmodium ovale ( jarang, umumnya di Afrika)
Vektor malaria Anopheles betina yang mengandung sporozoit Hanya beberapa spesies Anopheles yang berperan sebagai vektor Anopheles mengisap darah untuk perkembangan telur Di Indonesia, 24 spesies (vektor)
Ciri-ciri N yamuk Anopheles 9 Sewaktu hinggap dan menggigit badannya menungging ( membentuk sudut ), biasanya menggigit pada malam hari didalam maupun diluar rumah . Sesudah menggigit , nyamuk beristirahat pada dinding dalam rumah yang gelap , lembab , dibawah meja , ditempat tidur atau dibawah dan di belakang lemari .
10 Host (Pejamu) ♠ Usia : Anak > rentan . ♠ Jenis kelamin : Ibu hamil dpt anemia> berat . ♠ Cara hidup : Sering diluar rumah malam hari . ♠ Sosial ekonomi : Sosek di daerah endemis erat hubungan dgn infeksi malaria. ♠ Status Gizi : Gizi < rentan infeksi . ♠ Imunitas : Imunitas alami karena di daerah endemis .
Faktor Lingkungan Lingkungan Fisik Lingkungan Kimiawi Lingkungan Biologik Lingkungan Sosial Budaya
LINGKUNGAN FISIK Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek siklus hidup didalam tubuh nyamuk , makin rendah suhu makin panjang siklusnya Kelembaban Udara, kelembaban rendah memperpendek umur nyamuk , kelembaban tinggi umur nyamuk lebih panjang Hujan Angin , kecepatan angin Sinar Matahari , An.maculatus suka tempat terbuka Potensi penularan malaria
LINGKUNGAN KIMIAWI Salinitas (kadar garam), An.sundaicus tumbuh optimal pada 12 – 18 ‰ & tidak dapat berkembang biak pada kadar garam > 40 ‰
LINGKUNGAN BIOLOGIK Adanya tumbuhan bakau , lumut , ganggang & beberapa tumbuhan air mempengaruhi kehidupan larva nyamuk Ikan pemakan larva, mempengaruhi populasi nyamuk (Biological Control) Ternak besar , dapat mengurangi gigitan nyamuk pada manusia (Cattle Barrier)
LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA Kebiasaan di luar rumah pada malam hari , memperbesar jumlah gigitan nyamuk Penggunaan kelambu , kawat kasa , repellent, mempengaruhi angka kesakitan malaria Pandangan / persepsi masyarakat terhadap penyakit malaria
Lingkungan sosial budaya Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam Tingkat kesadaran masyarakat Kegiatan-kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan lingkungan yang menguntungkan penularan malaria. Peperangan . Pariwisata / mobilisasi manusia .
GEJALA MALARIA Menggigil Demam Anemia Nyeri persendian Sakit kepala Muntah-muntah Badan terasa dingin yang kemudian diikuti dengan demam panas yang berlangsung sekitar empat sampai enam jam gejala khas
TRIAS MALARIA Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi P. vivax Pada P. falciparum menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada P. falciparum, 36 jam pada P. vivax dan P. ovale 60 jam pada P. malariae
MASA INKUBASI
MASA PENULARAN Nyamuk dapat terinfeksi apabila dalam darah penderita yang diisap oleh nyamuk masih ada gametosit. Keadaan ini bervariasi tergantung pada spesies dari parasit serta respons seseorang terhadap pengobatan.
Penularan melalui transfusi darah tetap dapat terjadi semasih ditemukan ada bentuk aseksual dalam darah Nyamuk tetap infektif seumur hidup mereka
Diagnosis malaria Anamnesis - Keluhan utama - Riwayat berkunjung dan bermalam di daerah endemik - Riwayat tinggal di daerah endemik - Riwayat sakit malaria - Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir - Riwayat mendapat transfusi darah
Pemeriksaan fisik Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37.5 °C Konjungtiva atau telapak tan gan pucat Pembesaran limpa (splenomegali) Pembesaran hati (hepatomegali) .2. Pemeriksaan fisik 2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium 2.5.2. Pemeriksaan fisik 2.5.3. Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium
Diagnosis atas dasar pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostik Test )
RESERVOIR PENYAKIT MALARIA Hanya manusia menjadi reservoir terpenting untuk malaria. Selama manusia (pasien) mengandung parasit malaria, ia menjadi sumber penularan penyakit malaria.
Siklus hidup Plasmodium 26
Pemeriksaan dengan mikroskop merupakan gold standard untuk diagnostik parasitologik malaria
CARA PENULARAN Melalui gigitan nyamuk anpheles betina yang infektif. Sebagian besar spesies menggigit pada senja hari dan menjelang malam. Di dalam tubuh manusia yang terkena infeksi sporosoit memasuki sel-sel hati, yang kemudian sel-sel hati pecah dan parasit aseksual memasuki aliran darah dan berkembang. Malaria juga bisa ditularkan melalui injeksi atau transfusi darah.
KERENTANAN DAN KEKEBALAN Setiap orang rentan terhadap penularan Toleransi / daya tahan terhadap gejala klinis : penduduk dewasa pada daerah endemis ( gigitan anopheles berlangsung bertahun-tahun ). Pada plasmodium vivax : dipengaruhi oleh antigen duffy yang merupakan reseptor parasit malaria pada eritrosit . Bayi daerah endemik malaria: perlindungan antibodi maternal yang diperoleh dari ibunya ( transprasental ) . Mereka yang secara genetik mempunyai sicke cell trait relatif terlindungi terhadap kemungkinan menderita penyakit malaria berat apabila terinfeksi P. falciparum.
PENCEGAHAN & PENGAWASAN Masyarakatkan PHBS Gizi seimbang Edukasi malaria PRIMORDIAL Tindakan terhadap manusia Edukasi terutama pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis Sistem kewaspadaan dini, penyluhanan pencegahan malaria Proteksi pribadi Modifikasi perilaku PRIMER
Survei darah jari Dengan rapid Diagnostik test , atau apusan darah tepi Di daerah dengan kasus tinggi Di daerah dengan KLB Di daerah endemik pada ibu hamil Pemantauan untuk efikasi obat Juru malaria Desa
Tingkat endemisitas malaria Tingkat endemisitas malaria di suatu daerah berdasarkan SR pada kelompok umur 2-9 tahun : Hipoendemik : SR 10% Mesoendemik : SR 11% -50% Hiperendemik : SR 50% Holoendemik : SR > 75% (dewasa:25%)
KLB Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya epidemik (KLB), yaitu meningkatnya : Kerentanan penduduk , Carrier ( penderita mengandung gametosit ), Jumlah dan umur vektor penular , Efektivitas dari vektor setempat dalam menularkan malaria.
Kemoprofilaksis ( Tindakan terhadap plasmodium sp) Obat-obat antimalaria yang saat ini digunakan Clorokuin (belum tersedia di Indonesia ), primakuin P R I M E R Tindakan terhadap vektor Pengendalian secara mekanis : mengeringkan genangan air, memberi kawat nyamuk Pengendalian secara biologis : Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk Melakukan radiasi terhadap nyamuk jantan sehingga steril dan tidak mampu membuahi nyamuk betina Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri yang banyak digunakan sebagai mikroorganisme yang merupakan parasit nyamuk. Heterorhabditis termasuk golongan cacing nematode yang mampu memberantas serangga. Pengendalian secara kimiawi : menggunakan insektisida
Pengendalian populasi nyamuk anopheles dapat dilakukan dengan fogging ( menggunakan berbagai jenis pertisida ) dan penggunaan larvasida ( membasmi larva dari nyamuk ). M engendalikan populasi nyamuk , yaitu dengan menggunakan nyamuk transgenik pada embrio nyamuk yang kemudian zat ini akan mengkode DNA dari nyamuk sehingga nyamuk ini tidak lagi bisa menularkan parasit plasmodium kepada manusia . 37 PENGENDALIAN NYAMUK ANOPHELES
SEKUNDER Pencarian penderita malaria Diagnosis Gejala klinis Pemeriksaan laboratorium + penunjang Pengobatan yang tepat dan adekuat Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria pemberian obat malaria yang efektif sedini mungkin penanganan kegagalan organ seperti tindakan dianalisis terhadap gangguan fungsi ginjal, pemasangan ventilator pada gagal napas Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda vital untuk mencegah memburuknya fungsi organ vital Rehabilitasi mental/ psikologis : pemulihan kondisi penderita malaria, memberikan dukungan moril kepada penderita dan keluarga di dalam pemulihan. Melaksanakan rujukan pada penderita yang memerlukan pelayanan tingkat lanjut. TERSIER
P E N G A W A S A N 1. Laporan kepada institusi kesehatan 2. Isolasi : Untuk pasien yang baru saja sembuh, lakukan kewaspadaan terhadap darah pasien tersebut. Pasien pada senja dan dini hari agar dijaga tidak digigit nyamuk. 3. Desinfeksi : Tidak ada 4. Karantina : Tidak ada 5. Imunisasi kontak: Tidak dianjurkan 6.Investigasi kontak dan sumber infeksi : Menentukan adanya riwayat kasus sebelum terjadinya infeksi atau kemungkinan terpajan. Jika ada pasien yang mempunyai riwayat menggunakan jarum suntik bergantian, lakukan investigasi dan semua orang tersebut diberikan pengobatan penderita yang mendapat malaria karena transfusi, terhadap semua donor dilakukan pemeriksaan darahnya apakanh mengandung positif parasit malaria atau adanya antibodi positif terhadap malaria, apabila positif malaria maka harus diberikan pengobatan. 7. Pengobatan spesifik untuk semua tipe malaria
Active Case Detection (ACD) Pasive Case Detection (PCD) Mass Fever Survey (MFS) Malariometric survey (MS) Mass Blodd Survey (MBS) Surveilans Migrasi Survey Kontak (Contact Survey) PENEMUAN KASUS
Pengenalan wilayah Pemetaan tempat perindukan vektor Penyemprotan rumah dengan insektisida Kelambu Larviciding Penebaran ikan pemakan larva nyamuk Pengelolaan lingkungan Pelatihan tenaga pengendali vektor Pemberantasan Vektor
INDIKATOR PROGRAM MALARIA 1. API (Annual Parasite Incidence) Jumlah penderita positif malaria Jumlah penduduk X 1.000 Indikator Outcome KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence malaria pada satu daerah tertentu selama satu tahun
2. AMI (Annual Malaria Incidence) Jumlah penderita malaria klinis Jumlah penduduk X 1.000 KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence malaria klinis pada satu daerah tertentu selama satu tahun
3. MoPI (Monthly Parasite Incidence) Jumlah penderita positif malaria per bulan Jumlah penduduk X 1.000 KEGUNAAN : untuk mengetahu incidence malaria pada satu daerah tertentu selama satu bulan
4. MoMI (Monthly Malaria Incidence) Jumlah penderita malaria klinis per bulan Jumlah penduduk X 1.000 KEGUNAAN : untuk mengetahui incidence malaria klinis pada satu daerah tertentu selama satu bulan
5. CFR (Case Fatality Rate) : Jumlah penderita meninggal karena malaria . Jumlah penderita malaria X 100 % Kegunaan : Untuk mengukur angka kematian (kematian disebabkan malaria) dibandingkan dengan jumlah penderita malaria, biasanya digunakan pada saat KLB
1. PR (Parasite Rate), kegiatan Malariometrik Survey (MS) Jumlah malaria positif 0 – 9 th Jumlah anak 0 – 9 th yg diperiksa SD X 100 % KEGUNAAN : untuk mengetahui prevalence malaria pada satu daerah tertentu
2. IPR (Infant Parasite Rate), kegiatan Malariometrik Survey (MS) Jumlah malaria positif 0 – 11 bl Jumlah anak 0 – 11 bl yg diperiksa SD X 100 % KEGUNAAN : untuk mengetahui prevalence kasus malaria penularan setempat (indigenous) pada satu daerah tertentu
KEGUNAAN : untuk mengetahui prevalence malaria pada satu daerah tertentu X 100 % 3. SR (Spleen Rate), kegiatan Malariometric Survey Dasar (MSD) Jumlah anak 2 – 9 th membesar limpanya Jumlah anak 2 – 9 th yg diperiksa limpanya
4. SPR (Slide Positive Rate), dari kegiatan PCD di sarana pelayanan kesehatan Jumlah malaria positif Jumlah malaria klinis yg diperiksa SD X 100 % KEGUNAAN : untuk mengetahui proporsi ketepatan diagnosa
5. % P. falciparum + mix : Jumlah malaria dg P. falciparum + mix . . Jumlah malaria positip X 100 % Trophozoit Schizont Gametocyt KEGUNAAN : - Menentukan kebijakan pengobatan pada daerah tertentu - Salah satu indikator KLB malaria X 100 %
STRATIFIKASI AMI : High Incidence Area (HIA) : AMI > 50 ‰ Medium Incidence Area (MIA) : AMI 10 – 50 ‰ Low Incidence Area (LIA) : AMI < 10 ‰ API : High Case Incidence (HCI) : API > 5 ‰ Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 - < 5 ‰ Low Case Incidence (LCI) : API < 1 ‰
Spleen Rate : Hypo Endemis : SR < 10 % Meso Endemis : SR 10 – 50 % Hyper Endemis : SR > 50 % Parasite Rate : Low Prevalence Area (LPA) : PR < 2 % Medium Prevalence Area (MPA) : PR 2 – 3 % High Prevalence Area (HPA) : PR > 4 % Berdasarkan Malariometric Survey Dasar
Pengobatan malaria ringan dapat dengan pemberian obat oral, sedangkan malaria bera t membutuhkan terapi infus ( intravena ) atau penggantian cairan tubuh di rumah sakit . Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine , maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine / pyrimethamine , Artesunate-amodiaquine , Artesunat-piperquine , Artemether-lumefantrine , dan Dihidroartemisinin-piperquine . 54 PENGOBATAN PENYAKIT MALARIA