ERGONOMI TRANSPORTASI ANDONG YOGYAKARTA.pdf

ghifarzhiyaulhaq 3 views 6 slides Sep 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 6
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6

About This Presentation

Dokumen ini menyoroti dan membahas tentang transportasi umum di kota Yogyakarta. Karena minimnya transportasi umum yang beroprasi, maka penulis memilih andong sebagai salah satu transportasi yang eksis sejak lama, mulai dari bentuk, material, struktur, hingga filsofi


Slide Content

TRANSPORTASI
ANDONG
Di Pulau Jawa, kereta kuda biasa disebut dengan Andong. Andong merupakan transportasi umum
pada zaman dahulu yang ditenagai oleh kuda hingga kini masih populer dan beroperasi, Warisan
Keraton Andong Yogyakarta mengadopsi bentuk kereta kuda para bangsawan atau keluarga
Keraton Yogyakarta.
LOKASI
Objek yang disurvey berlokasi di kawasan Jalan
Malioboro, Kota Yogyakarta.

Roda Belakang Roda Depan DIMENSI Ukuran andong 4 roda yang ditarik 1 ekor kuda memiliki panjang sekitar 5,15 -
5,25 m, lebar 1,60 - 1,70 m, dan tinggi 2,15 - 2,25 m. Roda depan dan belakang andong memiliki ukuran yang berbeda. Roda depan
dibuat kecil dengan diameter (70 cm), sedangkan roda bagian belakang
dibuat besar dengan diameter (92 cm). Jumlah jeruji roda depan terdapat 12
jeruji, sedangkan roda belakang 14 jeruji. MATERIAL
Material yang digunakan pada andong terbuat dari perpaduan antara kayu jati
dengan kualitas tinggi, besi, serta Aluminium. Suspensi roda terbuat dari lempengan
plat besi dengan ketebalan sekitar 2 cm yang kemudian dibuat berlapis-lapis serta
melengkung setengah lingkaran. Kemudian dua lengkung lapisan plat besi tersebut
disatukan dengan posisi atas bawah sehingga berbentuk seperti elips dengan ujung
yang menyudut.

Berfungsi untuk melindungi penumpang dan
pengemudi dari panas dan hujan. Selain itu
juga memberikan nilai estetik dan daya
tarik. Kanopi Pada bagian kursi terdapat arms yang
berguna sebagai tempat berpegangan
bagi penumpang selama perjalanan,
sehingga menambah keamanan. Kursi Adanya pijakan kaki pada andong
membantu penumpang, terutama anak-
anak atau orang tua, untuk naik dan turun
dari andong dengan lebih mudah dan
aman. Pijakan kaki Pada bagian belakang terdapat bagasi
terbuka yang di pergunakan untuk
mengangkut barang bawaan penumpang. Bagasi Peletakan kaca spion pada andong cukup
berada di tengah atas bagian depan
andong. Kaca Spion Lonceng Keberadaan lonceng sebagai alat
peringatan dengan bunyi. FASILITAS Berkapasitas maksimal 6 orang termasuk pengemudi (kusir), namun dalam beberapa kasus seperti jika ada anak-anak, jumlah maksimal pengemudi
bisa lebih fleksibel.

PENDEKATAN BUDAYAPADA TRANSPORTASI ANDONG
Andong bukan hanya alat transportasi, tetapi juga simbol budaya Jawa yang tetap bertahan di tengah
modernisasi. Berikut adalah aspek-aspek penting dari pendekatan budaya pada transportasi Andong:
Nilai Historis
Andong memiliki akar sejarah yang panjang di Yogyakarta, awalnya digunakan oleh keluarga
bangsawan dan pejabat kerajaan. Kemudian, andong menjadi transportasi umum.
Simbol Budaya
Andong juga merupakan simbol tradisi dan kebanggaan budaya Yogyakarta1. Banyak warga lokal dan
wisatawan memilih andong untuk merasakan nuansa tradisional kota1.
Daya Tarik Wisata
Kini, andong menjadi daya tarik wisata yang memperkaya pengalaman pelancong yang berkunjung ke
Yogyakarta. Wisatawan dapat menemukan Andong di kawasan Malioboro, Alun-Alun Utara, dan sekitar
Keraton Yogyakarta.
Desain Khas
Desain Andong khas dengan ornamen-ornamen Jawa yang memperindah tampilannya, lengkap dengan
kuda-kuda yang dirawat dengan baik oleh para kusir.
Merupakan Pelestarian Tradisi
Kusir Andong berperan penting dalam memelihara tradisi. Mereka melestarikan warisan leluhur dan
menawarkan pengalaman budaya yang kaya bagi wisatawan dan penduduk lokal.
Regulasi Pemerintah
Keberadaan Andong diatur oleh Peraturan Daerah (Perda) DIY Nomor 5 Tahun 2016.

KARAKTER PENGGUNA JOGJAPADA TRANSPORTASI ANDONG
Di Yogyakarta, transportasi andong memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan yang ingin
merasakan pengalaman tradisional. Karakter pengguna andong di Jogja sangat beragam, namun dapat
dibagi menjadi beberapa kelompok utama:
1. Wisatawan Domestik dan Internasional
Banyak wisatawan yang menggunakan andong untuk menjelajahi kota dengan cara yang lebih santai
dan menikmati keindahan budaya Jogja. Mereka sering memilih andong karena ingin merasakan
atmosfer kota yang lebih kental dengan nuansa tradisional.
2. Penduduk Lokal
Meskipun lebih jarang digunakan oleh penduduk lokal untuk keperluan sehari-hari, ada beberapa
warga yang menggunakan andong, terutama di daerah-daerah tertentu yang masih mempertahankan
tradisi tersebut. Namun, penggunaan andong oleh penduduk lokal cenderung terbatas pada kegiatan
wisata atau acara khusus.
3. Pengguna yang Mencari Kenyamanan dan Keunikan
Beberapa orang memilih andong karena lebih nyaman dibandingkan dengan kendaraan umum lain,
terutama saat ingin berkeliling kota dengan suasana yang lebih tenang dan menikmati pemandangan
sambil duduk di atas kereta kuda tradisional.
Secara keseluruhan, karakter pengguna transportasi andong di Jogja cenderung tertarik pada nilai
budaya dan pengalaman unik yang ditawarkan, baik untuk berwisata atau sekadar menikmati suasana
kota yang lebih lambat dan menenangkan.

KEKURANGAN Dibandingkan dengan transportasi modern, andong memiliki kapasitas yang cenderung lebih minim.
Kapasitas tempat duduk yang sempit dan terbatas menjadikannya kurang ideal untuk rombongan
besar. Fasilitas yang terbatas dan penggunaan onderdil lama sering kali membuat penumpang merasa kurang
nyaman. Guncangan selama perjalanan lebih terasa karena sistem suspensi yang sederhana atau
bahkan sudah aus. Fasilitas penerangan yang kurang memadai, terutama saat melintasi jalanan yang gelap atau kurang
penerangan. Visibilitas yang rendah menyulitkan kusir untuk melihat kondisi jalan saat malam hari. Pada bagian andong sering kali tidak dilengkapi dengan lampu sein, hal ini dapat meningkatkan
risiko kecelakaan karena pengendara lain tidak mengetahui arah yang akan diambil andong. Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan, khususnya pada aspek ergonomi, andong masih dipercaya menjadi transportasi yang
bertahan dari tahun ke tahun. Dengan adanya penataan ulang pada tempat duduk, penambahan arm rest sebagai pegangan, serta
penyediaan pijakan kaki, andong menjadi lebih aman dan nyaman. Meskipun ada beberapa keterbatasan, inovasi dalam desain dan
fasilitas memberikan kontribusi positif terhadap pengalaman pengguna. Upaya lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi keterbatasan ini
agar andong dapat berfungsi secara optimal dalam berbagai situasi. HASIL ANALISISSelain itu, andong masih belum dilengkapi dengan aksesibilitas untuk kursi roda, seperti ramp atau sistem mekanis yang memudahkan
penyandang disabilitas untuk naik dan turun dengan mandiri. Penerangan yang terbatas juga bisa menjadi masalah tambahan bagi
mereka yang memiliki gangguan penglihatan, mengingat visibilitas rendah saat malam hari. Oleh karena itu, meskipun ada langkah-
langkah positif, masih banyak hal yang perlu diperbaiki untuk menjadikan andong lebih ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas.
Desain yang lebih memperhatikan aksesibilitas, kenyamanan, dan keselamatan penyandang disabilitas akan sangat meningkatkan
kualitas transportasi ini bagi semua kalangan.
Tags