Essay Lomba Debat Nasional Teman Pendidikan.pdf

22203012050222030120 3 views 5 slides Feb 22, 2025
Slide 1
Slide 1 of 5
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5

About This Presentation

Mendukung Pendidikan Karakter Dengan Budaya Maja Labo Dahu


Slide Content

Esai Tim Debat UIN Alauddin Makassar
Subtema : Pendidikan
LOMBADEBAT NASIONAL
NATIONAL DEBATE COMPETITION 2020
SUMATERA ACCOUNTING COMPETITION
UNIVERSITAS RIAU,23-25JANUARI2020
Judul Esai
Mendukung Pendidikan Berkarakter Dengan BudayaMbojo
Untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045
Oleh
Irwan/10100118103(Ketua Tim)
Sanniati Muddin /20200118015 (Anggota)
Darti D.70300118037(Anggota)
UNIVERSITASISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020

Esai Tim Debat UIN Alauddin Makassar
Mendukung Pendidikan Berkarakter Dengan BudayaMbojo
Untuk Menyongsong Indonesia Emas2045
Tim Debat UIN Alauddin Makassar
Dewasa ini, masalah yang paling mendasar di kalangan anak bangsa sebagai
generasi penerus adalah kemerosotan moral. Salah satu solusi dari pemerintah
mengenai hal ini adalah dengan menerapkan pendidikan karakter yangberusaha
membentuk nilai-nilai moral anak bangsa melalui kurikulum yang diterapkan pada
setiap jenjang pendidikan tertentu yang berusaha merubah dari yang tidak baik
menjadi baik.
Implementasi pendidikan karakter di Indonesia belum mencapai hasil yang
maksimal. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan memberlakukan kurikulum
2013 yang merujuk pada pembentukan moral. Pada kurikulum ini, semua mata
pelajaran umum dikaitkan dengan agama. Dalam hal ini, pengetahuan bukanlah hal
utama yang ingin dicapai, akantetapi afektifnya pun harus beriringan.
Beragam masalahremajahingga saat ini, yaitu merokokdengan persentase
45%padatahun 2016(Pipit:2016),pacarandengan persentase beragam yaitu 90%
sudah berpegangan tangan tahun 2014, 59% sudah ciuman bibirpadatahun 2014
(Agung:2016), 84% mengalami kekerasan yaitu 64% kekerasan psikis, 43,2%
kekerasan seksual dan 33,6%kekerasan fisik (2017), ke sekolah hanya untuk
mencari teman, mencari perhatian dan pengakuan, pergaulan bebas yang
mengakibatkan pernikahan dinidengan persentase 0,03% umur 10-14 tahun
terutama di pedesaan pada tahun 2016 (Reni Kartikawati:2016), bahkan pemakaian
narkotika dan obat-obat terlarang dengan persentase 1,5% dari populasi atau 3,2
juta orang yang terdiri dari 69% kelompok teratur pakaidan 31% kelompok
pecandu yang bahkan banyak merenggut nyawa.(Desminar:2017). Dengan
demikian, muncul moral anak yang tidak menghargai orang tuanya, masyarakatdan
Tuhan-Nya. Bahkan tidak perduli akan dirinya sendiri.
Fenomena-fenomena permasalahan diatas,menunjukkan bahwa anak
Bangsa mengalami kemerosotanmoral yang luar biasa. Solusi yang dapat dilakukan

Esai Tim Debat UIN Alauddin Makassar
adalah dengan melihat kembali budaya kita dalam bentuk kearifan lokal, sehingga
saya mengajak untuk“Mendukung Pendidikan Karakter dengan Budaya Mbojo”.
Bima merupakan salah satu kabupatendan kotayang ada di provinsi NTB(Nusa
Tenggara Barat). Masyarakat Bima merupakan masyarakat lokal yang memiliki
semangat keislaman yang cukup kental.Kebudayaan beragam dengan suatu tatanan
aturan atau norma sosialyang eksis dalam mengatur kehidupan warganya.
Kebudayaan-kebudayaan tersebut pula mampu mempengaruhi karakter pada anak,
di antaranya:
1.Kebudayaan MajaLabo Dahu
Lahirnya falsafah hidupMajaLaboDahuyaitu pada tanggal 6 juli 1640.
Secara etimologis diartikan sebagai rasa malu dan takut, sedangkan secara
terminologis, diartikan sebagai rasa malu dan takut kepada diri sendiri, orang lain
dan kepada Tuhan. Dengan pengertian tersebut, makna maja labo dahu menjadi alat
pengontrol dalam bertindak yaitu malu melakukan hal-hal yang di luar batas norma
susila dan takut melakukan hal-hal yang dilarang agama. Di antara cakupan dari
MajaLaboDahuadalahnggahi rawi pahuyang berarti apa yang diikrarkan harus
direalisasikan dansu’u sawa’u sia sawaleyang berarti bagaimanapun beratnya
tugas yang diemban harus dijalankan dengan sabar dan tabah, sehingga tidak ada
usaha untuk lari dari tanggungjawab.(Nurhayati:2016).
Dengan demikian, karakter masyarakat menjadi baik dan otomatis dalam
lingkungan keluargapun menjadibaik terutama karakter anak yang terbentuk dari
sikap yang tercermin dari orang tuanya, dan pembinaan ajaran agama yang tercakup
pada kebudayaanmaja labo dahuyang disampaikan oleh orang tua. Kondisi Bima
yang dijuluki kota seribu TPA (TamanPengajaran Al-Qur’an) menjadikan anak-
anak Bima fasih dalam melantunkan bacaan Al-qur’an, buktinya banyak anak-anak
Bima, khususnya mahasiswa UIN Alauddin Makassarditunjukmenjadiimam di
berbagai masjid yang ada di Makassar dan ada juga yang menjadigurumengaji,
sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak
bermanfaat, terhindar dari budaya pacaran, keluyuran malam, sikap yang tidak
menghargai orang lain, karena mereka mempelajariAl-qur’an.Dengan demikian,
budaya ini dapat membentuk karakter anak yaitu memiiki karakter Qur’ani dan

Esai Tim Debat UIN Alauddin Makassar
mampu mendukung pendidikan karakter di Indonesia yang berawal dari lingkungan
keluarga yang merupakan dasar tolak ukur pada lingkungan yang lain.
2.KebudayaanRimpu
Rimpu adalah kain sarung yang dilingkarkan di ataskepala di mana yang
terlihat hanya muka. Kebudayaan Rimpu merupakan salah satu kebudayaan
masyarakat Bima untuk menutupi aurat bagi perempuan yang sudah aqil balig.
(Imadudin:2016). Akan tetapi, dari perkembangan zaman yang semakin modern,
budaya ini diganti menjadi kerudung, walaupun demikian masih ada yang memakai
rimpu sampai sekarang.
Dari kebudayaan diatas, dapat membentuk karakter anak yaitu anak
perempuan untuk menutup auratnya ketika ia telah aqil balig dengan pengenalan
dari masyarakat, khususnyaorang tua yang menjelaskan urgensi dan tujuan dari
menutup aurat. Dengan menutup aurat, anak akan terjaga dari perilaku-perilaku
menyimpang seperti mereka dapat menjaga jarak pergaulan antara laki-laki dan
perempuan, mengetahui hakikatnya sebagai perempuan yang harus menjaga
kehormatannya, dan menumbuhkan rasa kecintaannya terhadap Tuhan yang telah
menjaganya dengan perintah menutup aurat.Karakter ini anak akan menciptakan
pribadi muslimah yang baik yang mampu memberikan konstribusi bagi agama,
bangsa dan Negara yang akan melahirkangenerasi gemilang nantinya.
3.Kebudayaanbahasa Kalembo Ade dan Ngaha Aina Ngoho
Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, baik dalam ungkapan lisan
maupun tulisan yang menjadi kearifan lokal tersendiri dalam masyarakat tersebut.
Budaya bahasa Bima yaituKalembo Adeberarti berlapang dada (ungkapan yang
paling dalam di hati seseorang) danNgaha Aina Ngohoberarti jangan habiskan
(makanlah secukupnya jangan habiskan semua atau jangan rakus).
(Ardiansyah:2016).
Kedua ungkapan bahasa diatas sangat populer di tengah orang-orang Bima ,
bahkan ungkapanKalembo Adedigunakan juga apabila bertemu dengan orang-
orang di luar daerah Bima yaitu salah satunya digunakan oleh mahasiswa Bima di
UIN Alauddin Makassar dengan temannya dari Makassar yang ada ketertarikan
dengan bahasa Bima. UngkapanKalembo Adeberagam artinya disesuaikan dengan

Esai Tim Debat UIN Alauddin Makassar
kondisi yaitu bisa berarti hati-hati, sabar, dan ungkapan menghormati dan ungkapan
perasaan tidak enak kita kepada orang lain yang sangat menunjukkan norma
kesopanan. Orang tua di Bimamendidik anaknyadengan ungkapan ini dan
lingkungan masyarakat pun mendukungnya, sehingga anak memiliki jiwa
menghargai orang lain yang menunjukkan kesopanannyadalam berbicara dan
bertindak.Begitupun dengan ungkapanNgaha Aina Ngohomemberikan
pendidikan bahwa tidak boleh makan yang berlebihan dan rakus. Hal ini sesuai
dengan larangan mubazir dalam Al-Qur’an yang bermanfaat untuk kesehatan. Ini
menunjukkan bahwa, kebudayaan Bima sangat berperan dalam pembentukan
karakter anak dan sangat mendukung pendidikan karakter menuju Indonesia Emas
tahun 2045.
Tags