Etika Magister Keperawassdstan 2025.pptx

FMbagsFirman 0 views 18 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 18
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18

About This Presentation

sfsfsfsfsfs


Slide Content

dasar pembentukan etik dan moral manusia Dr. patima, s.kep, ns, m.kep Program magister keperawatan Pascasarjana uin alauddin

Dasar-Dasar Konsep Etika dan Moral

Definisi dan Perbedaan Moral: Prinsip-prinsip atau kebiasaan pribadi tentang apa yang benar dan salah . Moral lebih bersifat internal dan diwariskan dari keluarga , budaya , atau agama. Etika : Studi sistematis tentang moralitas ; standar perilaku yang disepakati oleh suatu kelompok atau profesi . Etika bersifat eksternal dan profesional .

Hubungan Etika dan Keperawatan Keperawatan adalah profesi yang sangat mengandalkan etika. Keputusan sehari-hari seringkali melibatkan pertimbangan moral dan etika, seperti isu privasi pasien, informed consent, dan alokasi sumber daya.

Teori-Teori Etika dalam Keperawatan

Teori Deontologi Menekankan kewajiban atau tugas moral. Menurut teori ini , tindakan itu baik jika sesuai dengan aturan moral, terlepas dari konsekuensinya . Contoh : Seorang perawat harus selalu jujur kepada pasien , bahkan jika kebenaran itu menyakitkan .

Teori Teleologi ( Konsekuensialisme ) Menilai tindakan berdasarkan hasilnya . Etika yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah Utilitarianisme , yang menyatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak . Contoh : Seorang perawat harus memutuskan untuk mengalihkan sumber daya dari satu pasien ke pasien lain yang memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup , demi " kebaikan yang lebih besar ."

Teori Virtue Ethics (Etika Kebajikan) Berfokus pada karakter moral individu , bukan pada tindakan atau konsekuensinya . Seorang perawat yang baik adalah yang memiliki kebajikan seperti belas kasih , kejujuran , dan integritas . Contoh : Seorang perawat dengan kebajikan empati secara alami akan memberikan perawatan yang lebih baik dan lebih manusiawi .

Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan

Autonomi : Menghormati hak pasien untuk membuat keputusan sendiri . Beneficence: Bertindak demi kebaikan pasien . Non-maleficence: Tidak merugikan pasien . Justice: Bersikap adil dalam memberikan perawatan .

Penerapan Etika dalam Praktik Keperawatan

Kode Etik Perawat : Mahasiswa menganalisis kode etik profesi perawat secara mendalam , seperti Kode Etik Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) , dan membandingkannya dengan kode etik internasional . Kasus Dilema Etika : Mahasiswa diajak untuk menganalisis dan memecahkan studi kasus nyata yang sering terjadi di rumah sakit , seperti : Menghadapi Pasien yang Menolak Pengobatan : Bagaimana seorang perawat harus bertindak ketika pasien menolak pengobatan vital? Privasi dan Kerahasiaan : Menangani dilema etika terkait berbagi informasi pasien dengan anggota keluarga . Eutanasia dan Perawatan Paliatif : Diskusi tentang isu-isu sensitif di akhir kehidupan . Peran Perawat sebagai Advokat Pasien : Mempelajari bagaimana perawat dapat menjadi suara bagi pasien dan memastikan hak-hak mereka dihormati .

Pengembangan Moral dan Profesionalisme

Pendidikan Berkelanjutan : Pentingnya terus belajar dan memperbarui pemahaman tentang isu-isu etika yang terus berkembang . Kolaborasi Interprofesional : Bekerja sama dengan dokter , terapis , dan profesional kesehatan lainnya untuk menyelesaikan dilema etika bersama . Stres Moral: Memahami dan mengelola stres moral atau ketidaknyamanan psikologis yang muncul ketika seorang perawat merasa tidak dapat melakukan tindakan yang benar karena hambatan institusional atau lainnya .

Kasus 1: Dilema Autonomi dan Beneficence pada Pasien Lansia Ibu Siti , 80 tahun , dirawat di rumah sakit dengan pneumonia parah dan membutuhkan alat bantu pernapasan (ventilator). Tim medis , termasuk perawat , meyakini bahwa penggunaan ventilator akan meningkatkan peluang Ibu Siti untuk pulih . Namun , Ibu Siti secara sadar dan tegas menolak intubasi , menyatakan bahwa ia tidak ingin hidup dengan mesin dan lebih memilih untuk meninggal dengan tenang . Putra dan putri Ibu Siti mendesak perawat untuk mengabaikan keinginan ibu mereka , dengan alasan bahwa Ibu Siti mungkin tidak sepenuhnya memahami konsekuensi keputusannya . Mereka meminta perawat untuk melanjutkan prosedur demi " kebaikan ibu .“ Pertanyaan untuk mahasiswa : Jelaskan bagaimana perawat dapat menerapkan prinsip autonomi dan beneficence dalam kasus ini . Bagaimana perawat dapat menengahi konflik antara keinginan pasien , keinginan keluarga , dan rekomendasi tim medis ? Tindakan etis apa yang harus diambil perawat , dan bagaimana ia dapat menjadi advokat bagi pasien ?

Kasus 2: Privasi Pasien dan Keadilan dalam Alokasi Sumber Daya Anda adalah perawat manajer di bangsal intensif (ICU) di sebuah RS Kayangan dengan keterbatasan tempat tidur dan ventilator. Dua pasien baru tiba di UGD secara bersamaan : Pasien A: Seorang pengusaha berusia 35 tahun yang mengalami kecelakaan lalu lintas parah . Ia memiliki asuransi kesehatan swasta yang sangat baik dan memiliki koneksi dengan direktur rumah sakit . Pasien B: Seorang lansia tuna wisma berusia 70 tahun dengan gagal napas akibat COVID-19. Ia tidak memiliki asuransi dan datang melalui jalur umum . Saat ini hanya ada satu tempat tidur ICU dan satu ventilator yang tersedia . Dokter bedah menyarankan untuk memberikan prioritas kepada Pasien A karena " potensi ekonomi " dan pengaruhnya terhadap rumah sakit . Perawat lain di unit Anda merasa bahwa keputusan ini tidak adil . Di saat yang sama , seorang wartawan meminta informasi tentang kondisi kedua pasien karena kasus Pasien A menarik perhatian publik . Pertanyaan untuk mahasiswa : Analisis dilema etika ini dari perspektif teori konsekuensialisme / utilitarianisme dan prinsip keadilan . Bagaimana perawat harus menangani permintaan wartawan berdasarkan prinsip privasi dan kerahasiaan ? Tindakan apa yang harus Anda lakukan sebagai perawat manajer untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil bersifat etis dan transparan ?

Kasus 3: Stres Moral dan Integritas Profesional Perawat Rina bekerja di bangsal onkologi . Ia melihat dokter penanggung jawab , Dr. Budi, secara rutin memberikan informasi yang tidak lengkap atau menyesatkan kepada pasien tentang prognosis mereka . Dr. Budi beralasan bahwa ia tidak ingin " membuat pasien putus asa " dan yakin bahwa " harapan palsu " lebih baik untuk moral mereka . Suatu hari , seorang pasien baru , Bapak Anton, didiagnosis menderita kanker stadium akhir . Dr. Budi memberitahu Bapak Anton bahwa kankernya " dapat dikelola " dan tidak memberikan informasi yang jelas tentang harapan hidupnya . Rina tahu bahwa informasi ini menyesatkan dan bertentangan dengan prinsip kejujuran dan autonomi pasien . Ia merasa stres dan dilema karena takut konsekuensi jika ia berbicara kepada Dr. Budi atau melaporkan perilakunya . Pertanyaan untuk mahasiswa : Jelaskan konsep stres moral dan bagaimana Rina mengalaminya dalam situasi ini . Bagaimana dilema ini berhubungan dengan teori deontologi ? Apa langkah-langkah yang dapat diambil Rina untuk menyelesaikan dilema ini sambil menjaga integritas profesional -nya ?

Terima kasih