EWS dan code blue mata kuliah keperawatan gadar.pptx
gazwangaming1
0 views
16 slides
Sep 09, 2025
Slide 1 of 16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
About This Presentation
ews adalah tool untukmenilai pasien sebelum pasien menuju gagal nafas
Size: 3.22 MB
Language: none
Added: Sep 09, 2025
Slides: 16 pages
Slide Content
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT EWS dan Codeblue
Memahami konsep Early Warning Score (EWS) Mengetahui penerapan EWS dalam deteksi dini kondisi kritis Memahami konsep Code Blue dalam pelayanan rumah sakit Meningkatkan kesiapsiagaan tenaga kesehatan dalam penanganan henti jantung/napas TUJUAN PEMBELAJARAN
Borcelle Hospital EWS
EWS adalah sebuah sistem skoring fisiologis yang umumnya digunakan pada pasien dewasa sebelum pasien mengalami kondisi kegawatan EARLY WARNING SCORE (EWS) Deteksi dini merupakan gambaran dan isyarat terjadinya gangguan fungsi tubuh yang buruj atau ketidakstabilan fisik pasien sehingga menjadi kode mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan dampaknya
tekanan darah sistolik nadi suhu respirasi saturasi oksigen kebutuhan alat bantu O2 status kesadara Menggunakan 7 (tujuh) parameter fissiologis SISTEM SKORING EWS
0–4 = risiko rendah → observasi rutin. 5–6 atau satu nilai 3 = risiko sedang → pantau lebih sering, pertimbangkan eskalasi. ≥7 = risiko tinggi → segera hubungi tim medis/Code Blue. Interpretasi Skor
Skor EWS dan Respon Klinik yang diberikan
Standardisasi pemantauan di rumah sakit Meningkatkan komunikasi antar tenaga kesehatan. Deteksi dini perburukan pasien Manfaat Penerapan EWS Meminimalisir keterlambatan penanganan gawat darurat
Code Blue adalah kode darurat rumah sakit yang menandakan adanya kegawatdaruratan medis yang mengancam nyawa, biasanya henti jantung atau henti napas, sehingga membutuhkan resusitasi segera (CPR/ACLS) oleh tim khusus. Code Blue
Mengoptimalkan koordinasi antar tenaga kesehatan dalam situasi darurat Meningkatkan keselamatan pasien melalui penanganan terstandar Memberikan respon cepat pada pasien dengan kondisi henti jantung/napas. Tujuan Code Blue Menurunkan angka mortalitas akibat keterlambatan resusitasi.
Saturasi oksigen < 80% meskipun dengan oksigen maksimal. Penurunan kesadaran mendadak. Pasien dengan EWS ≥7 (perburukan akut) Henti napas. Henti jantung. Kondisi yang Memicu Aktivasi Code Blue
Identifikasi kegawatdaruratan (cek kesadaran, pernapasan, nadi). Aktifkan alarm/code blue sesuai sistem rumah sakit (telepon, tombol darurat, atau panggilan overhead). Mulai resusitasi dasar (CPR) oleh petugas terdekat sambil menunggu tim Code Blue. Tim Code Blue segera datang dengan membawa peralatan resusitasi. Prosedur Aktivasi Code Blue
terdiri dari: Dokter (spesialis anestesi, ICU, atau dokter jaga). Perawat terlatih resusitasi. Petugas penunjang (analis, radiografer bila perlu). Rescuer utama, airway manager, sirkulator, pencatat dokumentasi. Tim Code Blue
terdiri dari: Dokter (spesialis anestesi, ICU, atau dokter jaga). Perawat terlatih resusitasi. Petugas penunjang (analis, radiografer bila perlu). Rescuer utama, airway manager, sirkulator, pencatat dokumentasi. Tim Code Blue