fisiologi sistemreproduksi-181102143733.pptx

dyahmubarokah 6 views 46 slides Oct 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 46
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46

About This Presentation

repro 1


Slide Content

ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI Oleh: Asyifa Robiatul A. 1

SISTEM REPRODUKSI WANITA 2

3 Organ-Organ Sistem Reproduksi Wanita Kelenjar mamae sebagai bagian dari sistem integumen Kelenjar mamae menjadi bagian dalam sistem reproduksi wanita

4 Ovarium Oogenesis Ovarium memproduksi oosit sekunder, sekret esterogen, progesteron, relaxin, dan inhibin. Oogenesis terdiri dari meosis I dan meosis II, dimana oosit sekunder (proses ovulasi) akan lebih lengkap jika di fertilisasi oleh sel sperma

5

6 Uterus Uterine tube & uterine wall Suatu organ dengan ukuran sebesar buah pear yang berfungsi sbg proses menstruasi dan implantasi, tempat janin pada saat hamil. Normalnya, uterus diposisikan oleh ligamen. Uterine tube (tuba falopi) merupakan ruang transport dari oosit sekunder yang telah mengalami fertilisasi dari ovarium sampai uterus, dibantu oleh silia dan kontraksi peristaltik.

7 Vagina  jalan untuk masuknya sperma dan keluarnya darah menstruasi, sensitif terhadap penis pada saat intercouse, porsio inferior menjadi jalan lahir dan bisa elastis Vulva  merupakan genital eksternal wanita terdiri dari: mons pubis, labia mayora-minora, clitoris, vestibula, hymen, urethral meatus. Perineum  merupakan ‘diamond-shapped area’ terletak di ujung medial-inferior perut tengah

8 Kelenjar mamae merupakan gabungan antara kelenjar keringat yang terletak di superfisial sampai dengan muskulus pectoralis mayor. Fungsi: sintesis, mengeluarkan secret, dan laktasi Kelenjar mamae berkembang karena esterogen dan progesteron, keluarnya air susu distimulasi oleh oxytocin.

9 SIKLUS REPRODUKSI WANITA

10

11

12 At Midcycle, a surge of LH triggers ovulation Copyright © 2014 John Wiley & Sons, Inc.

13

14

1. HOMEOSTASIS (kontribusi SISTEM REPRODUKSI pada seluruh SISTEM TUBUH) 2. Dampak Kelebihan ESTEROGEN dan PROGESTERON 3. Dampak Kekurangan ESTEROGEN dan PROGESTERON 15

16

17

18

SISTEM REPRODUKSI PRIA Terdiri dari: testis, ductus diferens, epididimis, ejaculatory ductus, uretra, vesica seminalis, prostat, gland bulbouretra, scrotum, dan penis 19

20

Potongan Transversal SCROTUM dan TESTIS 21

22

Pembentukan SPERMA 1. Spermatogenesis dimulai dengan Spermatogonia (diploid stem cells) yang akan berdiferensiasi menjadi diploid spermatosit primer 23

24

Spermatosit primer dalam tahapan MEOSIS I  menjadi dua spermatosit sekunder (haploid) Pada tahapan MEOSIS II  dua spermatosit sekunder menjadi empat spermatid 25

Sperma  didapatkan melalui penetrasi dari OOSIT sekunder untuk bersaing dalam fertilisasi dan membentuk ZIGOT Head (kepala)  terdiri dari NUCLEUS dengan 23 kromosom Acrosome  melindungi kepala dan berisi Enzim untuk membantu penetrasi The Neck (leher)  terdiri dari Sentriol yang terdapat pada mikrotubulus yang akan mengistirahatkan tail (buntut) The middle piece seperti mitokondria membuat ATP sebagai daya penggerak dari Sperma The principal piece dan end piece membantu pergerakan the TAIL 26

Peranan HORMON dalam Pembentukan SPERMA Hormon mengontrol fungsi testikular. Pada saat pubertas Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) menstimulasi sel kepada kelenjar Pituitary Anterior untuk memproduksi Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) LH menstimulasi sel dalam testis untuk memproduksi testosterone FSH menstimulasi spermatogenesis 27

28

Produksi Testosterone dan Dihidrotestosteron memberikan efek kepada: Perkembangan prenatal Perkembangan karakteristik seksual pria Perkembangan fungsi seksual Menstimulasi anabolisme (sintesis protein) Sistem umpan balik negatif mengontrol pengeluaran testosteron dalam darah 29

“Sistem ductus” dalam sistem reproduksi pria Sperma dan cairan berjalan dari seminiferous tubulus ke straight tubulus kemudian semuanya berkumpul di rete testis Efferent ductus membawa sperma ke epididimis. Tempat Sperma yang telah matang dan tempat penyerapan degenerasi sperma Epididimis mendorong sperma ke ductus (vas) deferens 30

Sperma dan cairan di Ductus (vas) diferens keluar dari ujung epididimis dan naik melalui spermatic cord sampai ke pelvis. Sperma dan cairan akan berputar di ureter dan berakhir di atas dan bawah bagian posterior dari urinary bladder (kantung urin) 31

32

Ejaculatory ductus muncul dari persimpangan antara ductus seminal vesikalis dan ampulla dari ductus deferens Uretra ialah saluran untuk sistem reproduksi dan urinaria. Baik semen maupun urin berjalan lewat saluran tsb. Semen dan urin keluar melewati kelenjar prostat, “ deep muscles of the perineum” dan penis 33

Kelenjar yang terdapat di alat reproduksi pria Semina vesicalis (kelenjar)  mengeluarkan secret alkaline, cairan kental yang mengandung fruktosa, prostaglandin, protein pembekuan. Kelenjar prostat  kelenjar tunggal berbentuk “donut-shaped” yang menyimpan cairan asam, seperti asam mengandung asam sitrat, enzim proteolitik, dan asam fosfatase Kelenjar Bulbouretral (Cowper’s)  secret dengan cairan alkaline untuk menetralisir asam dari urin dan mucus untuk lubrikasi 34

Semen  campuran antara sperma dan cairan seminalis Volume rata-rata per-ejakulasi adalah 2,5 – 5 ml, dengan 50 – 150 juta sperma per ml p H antara 7,2 – 7,7 Penis  menyelubungi uretra sebagai jalan keluar semen dan urin Terdiri dari 3 massa silindris  2 corpus cavernosum, dan 1 corpus spongiosum Glans  kepala penis yang ditutupi oleh prepuce (foreskin) 35

Dampak Kekurangan Androgen bagi Pria dan Dampak Kelebihan Androgen pada Wanita 36

Dampak Defisiensi Androgen pada Laki-laki d an Peningkatan Androgen pada Perempuan Copyright © 20 00 Sibernagl/Lang, Color Atlas of Pathophysiology 37

38 PERKEMBANGAN SISTEM REPRODUKSI

Perkembangan Sistem Reproduksi Perkembangan sistem reproduksi terdiri dari beberapa struktur dan membutuhkan beberapa zat kimia Genital berkembang dari intermediate mesoderm menjadi genital ridges . Mesonephric ( Wolffian ) ducts berkembang menjadi sistem reproduksi pria. Paramesonephric (Mullerian) ducts berkembang menjadi sistem reproduksi wanita. 39

40 The Gonads Develop from Intermediate Mesoderm Copyright © 2014 John Wiley & Sons, Inc.

41 The External Genitals of Male and Female Embryos Remain Undifferentiated until about the Eighth Week Copyright © 2014 John Wiley & Sons, Inc. Sebelum terdapat perbedaan antara genital laki-laki dan perempuan, semua embrio mempunyai : Urethral (urogenital) folds Urethral groove Genital tubercle Labioscrotal swelling

42 AGEING AND THE REPRODUCTIVE SYSTEM

Pubertas merupakan awal periode berkembangnya karakteristik seks sekunder dan berpotensi untuk dapat melakukan seksual reproduksi Onset dari pubertas adalah terdapat lonjakan dari sekresi LH dan FSH , yang dipicu oleh GnRH. Hormon leptin melepaskan jaringan lemak memberikan sinyal ke hipotalamus sebagai cadangan energi jangka panjang (trigliserida di jaringan lemak) yang adekuat terhadap dimulainya fungsi reproduksi Puberty: laki-laki mulai memproduksi sprema , p erempuan akan mengalami menarche (haid pertama kali) 43 Ageing and the Reproductive System

Pada WANITA : Siklus reproduksi normalnya akan berjalan setiap bulan sejak menarche sampai menopause Antara umur 40-50 tahun , folikel di ovarium menjadi berkurang dan level esterogen dan progesteron mulai mengalami penurunan . Paling banyak wanita mengalami penurunan pada densitas tulang setelah menopause, bersama dengan terjadinya atropi pada ovarium, tuba falopi, vagina, genital eksternal, dan payudara. Kanker rahim dan kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. 44

Pada PRIA: Reproduksi masih mungkin dilakukan sampai pada usia 80-90 tahun. Pada usia 55, jumlah testosterone mulai menurun, jumlah sperma juga menurun, dan hasrat seksual berkurang. Kebanyakan pria diatas usia 60 tahun, banyak terjadi hipertropi prostat dimana prostat akan membesar 2-4 kali dari ukuran normal. 45

References Silbernagl, S. dan Florian Lang. 2000. Color Atlas of Pathophysiology . New York: Stuttgart Tortora, G.J., dan Bryan Derrickson. 2011. Principles of Anatomy & Physiology 13th Edition . Asia : John Wiley and Son. Inc 46
Tags