Di dalam hadist tersebut memberikan 3 pesan yaitu : menghormati / memulyakan yang lebih tua,mangasihi / menyayangi yang lebih mudah dan menghormati orang yang berilmu / guru. Guru adalah sosok yang harus dihormati dan dihargai . Dalam istilah Jawa Guru merupakan akronim dari “ digugu lan dituru ” artinya seorang guru itu menjadi orang yang dipercaya sekaligus menjadi panutan . Bukan hanya sekedar mengajar mata pelajaran yang diampu , namun ia juga mendidik tentang akhlakul karimah , moral, etika , karakter , dsb. guru berjuang keras supaya anak didiknya /murid menjadi orang yang sukses,maka tidak pantaslah ilmu masuk ke pikiran peserta didik yang tidak memiliki etika terhadap gurunya . لَيسَ مِنَّا مَن لَم يُجِلَّ كَبِيرَ نَا وَ يَر حَم صَغِيرَ نَا وَيَعرِف لِعَا لِمِنَا [رواه احمد] artinya : Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang lebih mudah serta yang tidak mengerti hak orang yang berilmu [HR ahmad ]
إذا قلتَ للناسِ أَنصِتوا و هم يتكلَّمون ، فقد ألْغَيْتَ على نفسِك Artinya : “Jika engkau mengatakan ‘ diamlah !’ kepada orang-orang ketika mereka tengah berbicara , sungguh engkau mencela dirimu sendiri ” (HR. Ahmad). Hadist larangan memotong pembicaraan Di hadist tersebut melarang memotong orang yang sedang berbicara,apa lagi memotong pembicaraan seorang guru yang sedang menyampaikan ilmu ke peserta didik.Memotong pembicaraan guru dapat merubah suasana hati guru dan menyebabkan ilmu tidak manfaat .