hari ini = masa depan, kok nggak peduli sekarang.ppsx

eBook yang menjelaskan apa yang harus kita perbuat hari ini untuk kehidupan kita nanti. Berpikir atau bertindak bukan untuk hari ini saja, tapi berpikir dan menganalisanya dampaknya kemudian hari.
Hati-hati hal ini bisa terjadi jika kita sadar, sadar kepada Allah. Kalau tidak kita menjadi resposif kepada apa yang kita hadapi sekarang. Kondisi ini tidak memberi kebaikan yang banyak, karena hanya reaktif, responsif, emosional dan cenderung kepada tindakan yang merugikan.

1. Mau masa depan
hebat, tapi kok
nggak peduli hari
ini
Hadirkan dalam
setiap aktivitas
Ir. H. Munir Hasan
Basri
eBook Series
Catatan Belajar Islam

2. Mau Masa Depan Hebat,
tapi kok nggak peduli hari
ini
Zam Publishing, 2025
Hadirkan hati dalam setiap aktivitas
Ir. H. Munir Hasan
Basri

3. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Edisi Pertama : September 2025
Mau Masa Depan Hebat, tapi kok nggak
peduli hari ini
Hadirkan hati dalam setiap aktivitas
Ir. H. Munir Hasan Basri
Diterbitkan dan dipasarkan oleh :
Zam Publishing
Padasuka Ideal Residence Blok E4/20, Bandung

4. Semoga Allah melimpahkan keselamatan,
rahmat, dan keberkahan-Nya

5. Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang
terkutuk
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

6. Kata Pengantar
Ahamdulillahirrabbil alamin, Segala puji bagi
Allah atas mulai menulis sampai selesainya
eBook ini. eBook yang merupakan eBook
series, Catatan Belajar Islam. eBook ini
berjudul “Mau masa depan hebat, tapi kok
nggak peduli hari ini”
Saya terus menggali pemahaman dan
penerapan amal saleh dalam kehidupan
sehari-hari, yang bersumber dari Al Qur’an.
Tiada kata lain, saya beriman dan saya
beraktivitas sejalan dengan iman.
Saya dan semua orang ingin berbuat baik,
tapi tidah terjadi. Karena bisa disebabkan
tidak memiliki kesungguhan, tidak kuat
dasar imannya atau lainnya. Dari sinilah
saya mau belajar lebih banyak sesuai
kemampuan saya. Sampai kapan
belajarnya ? Sepanjang hidup saya agar
iman, ibadah dan amal saleh saya semakin
baik.

7. Kata Pengantar
eBook ini membahas tentang waktu,
“sekarang” dan yang berdampak kepada
masa depan. “Mau masa depan hebat, tapi
kok nggak peduli hari ini”, memang judul
eBook ini banyak terjadi pada banyak orang
dan saya. Mau masa depannya hebat, tapi
“membiarkan” keadaan sekarang. Tidak
serius memikirkan tentang apa yang saya
perbuat, padahal berdampak kepada masa
depan. Seolah masa depan itu ditunggu
keajaibannya, dengan doa kepada Allah.
Keajaiban itu tidak datang dari Allah, tapi
datang dari diri saya sendiri. Tanpa ada
sesuatu yang saya perbuat, maka tidak
terjadi apa-apa di masa depan saya.
Ternyata masa depan itu difirmankan Allah
dalam surah Al Hasyr, 18 – 21. Awalnya saya
membaca ayat 18, tapi menjadi paham
maknanya dengan memahami ayat
berikutnya.

8. Kata Pengantar
Insya Allah eBook ini dapat memberikan
wawasan dan kesadaran saya untuk terus
belajar, dan dimampukan saya
mengamalkannya. Hal ini tidak lain sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah. Tidak ada
yang sempurna dalam eBook ini, selalu ada
kekurangan dan kelemahan. Itu semua
berasal dari saya, dan saya pun berterima
kasih atas semua orang yang mau
memberi masukan dan koreksi.
Ir. H. Munir Hasan Basri

9. Daftar Isi
Terima kasih
Mau Masa depan hebat, tapi kok nggak peduli hari ini
Masa lalu, Sekarang dan Masa depan
Perhatikanlah apa yang saya perbuat sekarang !
Segala urusan oleh Allah swt
Lampiran, Perbedaan "Inna" dan "Qad“
OBROLAN 3 SAHABAT HATI
Kata Pengantar
Daftar isi
Profil Penulis
Buku dan Pelatihan
Daftar Pusataka
IYA ya
Semakin baik hari ini
Kata kunci
Klik daftar

10. Terima kasih
Segala puji hanya bagiMU ya Allah swt, atas segala
nikmat yang saya rasakan saat ini dengan
menyelesaikan eBook ini.
Terima kasih atas semua hal materi dan non materi
sehingga terwujudnya eBook ini, terutama kepada
Mak dan Ayah (almh. Maimunah Hasan Basri dan
alm. KH. Hasan Basri Sulaiman) yang menanamkan
nilai Islam sejak kecil dan selalu berdoa untuk anak-
anaknya
Terima kasih kepada saudara kandung saya,
almarhum abang Mudzakkir HB, bang Win, bang
Basyir, bang Mundzir, Husanayani, Husni Ridhwan
dan Musyid HB.

11. Terima kasih
Ahmad Zakiy dan Nur Faridah (almarhum dan
almarhumah) , anak kami yang mengajari kami
ikhlas kepadaMu
Nisa, Fajri, Nur, Kiki (anak-anak) dan Wagiati Romlah
(isteri), yang selalu memacu semangat saya untuk
berkarya.
Keluarga besar H. Hasan Basri Sulaiman, dan orang-
orang yang memberi dukungan dan doanya.
Ir. H. Munir Hasan Basri

12. Mau masa depan hebat, tapi kok
nggak peduli hari ini
Siapa yang peduli dengan saya sendiri ? Tidak ada selain diri sendiri dan Allah swt.
Mengapa Allah swt ? Karena Allah swt lah yang menciptakan diri dan Maha
Mengetahui segala hal tentang diri. Sedangkan hanya tahu sedikit tentang diri
sendiri. Dengan iman, saya percaya dengan Allah swt dan firmanNya.
Allah memberi petunjuk agar saya tahu tentang diri saya, diantara Allah memberi
kehidupan sekarang untuk diperhatikan. Apa yang perlu diperhatikan ? Nafsun, jiwa
yang menghadirkan kecenderungan (niat) untuk melakukan aktivitas. Aktivitas itu
buah dari niat. Sedangkan niat merupakan tujuan dan arah dari aktivitas diri.
Bukankah “Segala sesuatu tergantung dari niat” (Hadist).
Semua paham bahwa aktivitas saya sekarang menentukan apa yang saya alami di
kemudian hari dengan seizin Allah. Oleh sebab itu, perhatikanlah apa yang menjadi
niat (kecenderungan) saya yang diwujudkan dalam aktivitas.

13. Mau masa depan hebat, tapi kok
nggak peduli hari ini
Sekarang adalah cerminan masa lalu. Kadang saya tidak benar-benar fokus dengan
apa yang saya alami sekarang, tidak melihat aktivitas masa lalu dan tidak
menganggap semua itulah yang menjadi sebabnya. Saya cenderung sekarang ini
Adalah takdir dan ujian dari Allah. Hal inilah yang membuat saya tidak menjadi
semakin baik sekarang, Mengapa ? Tidak fokus aktivitas lalu dan mengevaluasi
serta mengoreksinya.
Bahkan lebin lanjut, saya fokus ke masa depan. Masa depan yang mendorong saya
termotivasi banyak beraktivitas, terbentanglah Impian dan imajinasi luar biasa yang
saya ciptakan. Masa depan itu sesuatu yang belum terjadi dan belum dimiliki dan
ingin dikejar, apa dampaknya ? Saya tidak melihat sekarang dan bersyukur dengan
sekarang. Saya merasa “kekurangan”, yang cenderung mengantarkan saya kepada
tarikan kekurangan lebih banyak dari alam semesta (LOA).

14. Mau masa depan hebat, tapi kok
nggak peduli hari ini
Allah swt memerintahkan umatnya, khususnya saya untuk bertaqwa. Taat
mengikuti petunjukNya dengan konsisten sampai ajal saya. Mengapa taqwa ?
Konseksuensi dari orang yang telah diberi hidayah oleh Allah swt dengan iman.
Apakah orang yang bertaqwa itu aktivitasnya tidak baik ? Pasti taqwa
mengantarkan saya untuk selalu berbuat baik dan Allah swt bersama orang yang
berbuat baik. Lalu apakah orang yang berbuat baik itu masa depannya tidak
bahagia ? Allah tidak pernah menganiaya (zalim) kepada hambaNya. Kebahagiaan
itu tidak hanya di dunia saja, tapi memberi kesuksesan dan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat. Inilah masa depan yang sesungguhnya.
eBook ini selain mengenal dan mengetahui apa aktivitas saya (perhatikan apa yang
saya perbuat hari ini buat hari akhirat). Lihatlah apa yang saya rasakan dan
persiapkan untuk menjiwai aktivitas saya untuk semakin baik untuk hari kemudian.
Munir Hasan Basri

15. Segala Urusan oleh Allah
swt

16. ۗ
ِuuuء
ۤلَاؤُٰٓ
uuuuuuهى
ٰ
uuuuuuuuuuuuuuuuuل
َ
uuuuuعuuا
ً
uuuuد
ْ
uuuيِuuuuuه
َ
uuuuuuuuش
َ
uuuuuuuكِuuuبuuا
َ
uuuن
ئْ
ِuuuuج
َ
uuuuو
ْ
uuuuمِuuuuuهِuuuuuuuuس
ُ
uuuuuuف
ْ
uuuن
َ
uuا
ْ
uuuuuنِ
ّ
uuuuuuم
ْ
uuuuمِuuuuuه
ْ
uuuي
َ
uuuل
َ
uuuuuعuuا
ً
uuuuد
ْ
uuuuيِuuuuuه
َ
uuuuuuuuشٍuuuة
َّ
uuuuuuم
ُ
uuاِ
ّ
uuuuuل
ُ
uuuuكْuuuuuuuيِuuuuuف
ُ
uuuuuuuuuث
َ
uuuuع
ْ
uuuب
َ
uuuن
َ
uuuuم
ْ
uuuuو
َ
uuuي
َ
uuuuو
: (
uuuuuلuuuuuحuuuنuuuلuuا
َ
uuuuuن
ْ
uuuuيِuuuuuuمِuuuل
ْ
uuuuuuuuس
ُ
uuuuuuم
ْ
uuuلِuuuلuuuuuuى
ٰ
uuuuر
ْ
uuuuuuuuش
ُ
uuuب
َّ
uuuuو
ً
uuuة
َ
uuuuuuم
ْ
uuuuح
َ
uuuuر
َّ
uuuuوuuuuuuى
ً
uuuuد
ُ
uuuuuuه
َّ
uuuuوٍuuuءْuuuuuuuي
َ
uuuuuuuuشِ
ّ
uuuuuل
ُ
uuuكِّuuuلuuا
ً
uuuنuuا
َ
uuuي
ْ
uuuبِuuuت
َ
uuuuuuuuuب
ٰ
uuuتِك
ْ
uuuلuuا
َ
uuuuuuuك
ْ
uuuuي
َ
uuuل
َ
uuuuuعuuا
َ
uuuن
ْ
uuل
َّ
uuuuز
َ
uuuن
َ
uuuuوࣖ
٨٩)
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan
engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami
turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala
sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang yang berserah diri (Muslim). (QS. [16] An-Nahl : 89

17. Ayat pembuka dari Al Qur’an mengingatkan saya bahwa Allah swt telah
mempersiapkan segala urusan manusia dan memberi petunjuknya, diberikan
rahmatNya dan memberi kabar gembira kepada saya atas berserah dirinya saya
(muslim) kepada Allah swt. Membaca ayat ini membuat saya merasa tidak
menyangka bagaimana kitab Al Qur’an bisa mengurus segala hal. orang tidak
menyangka ternyata Allah swt mengurus segala sesuatu tentang kehidupan
manusia. Al Qur’an itu petunjuk, dan dengan izinNya rahmatNya hadir di hati
sehingga saya bener-bener merasakan Allah swt itu ada.
Oleh sebab itu membaca dan memahami Al Qur’an itu menjadi konsekuensi bagi
muslim (beriman) untuk menyakinkan diri dan memastikan bahwa Al Qur’an itu
adalah wajib menjadi petunjuk dan Rahmat. Al Qur’an itu bener, janji kebenarannya
saat saya mengamalkannya.
Jangan pernah ada lagi selain Al Qur’an yang mesti saya pahami terlebih dahulu. Ini
menjadi dasar dalam ilmu dan akvitas kehidupan saya. Saya siapkan waktu dan
perhatian agar iman saya semakin meningkat.

18. Al-Qur’an petunjuk sepanjang masa, sekarang dan masa depan saya. Al-Qur'an
juga berbicara tentang hal-hal yang terjadi di masa depan, baik dalam konteks
dunia maupun akhirat:
1.Hari Kiamat: banyak ayat yang menggambarkan tanda-tanda dan kejadian pada
hari kiamat.
2.Kehidupan setelah mati: seperti surga dan neraka, hisab, dan pembalasan amal.
3.Janji Allah: kemenangan bagi orang beriman, kehancuran bagi kaum zalim.
Contoh ayat:
"Telah dekat datangnya saat itu (kiamat), dan telah terbelah bulan."
(QS. Al-Qamar: 1)

19. Tak hanya masa depan, Al-Qur’an bicara masa lalu melalui kisah-kisah umat
terdahulu yang beriman dan yang tidak beriman sebagai pelajaran. Bahkan Allah
swt menunjukkan dengan bukti fisik kejadiannya, seperti halnya jasa Fir’aun. Bagi
Allah swt itu semua mudah, Allah yang mengetahui di depan dan di belakang
kehidupan manusia (saya). Allah yang Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui.
Kisah Nabi Musa, Nabi Yusuf, Nabi Nuh, dan lainnya.
Kehancuran kaum ‘Ad, Tsamud, dan Fir’aun karena kesombongan dan kedurhakaan.
Contoh ayat:
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
berakal."
(QS. Yusuf: 111)

20. Bagaiaman dengan sekarang ? Allah swt memberi petunjuk untuk kehidupan
manusia sehari-hari. Petunjuk itu untuk sekarang. Bagaimana akibat yang bisa saya
alami jika tidak mengikuti petunjuk Allah swt … dijelaskan dengan baik sebagai
peringatan. Kadang saya masih bertanya, BUKANnya mengikutiNya. Saya beriman
dan saya taat.
Al-Qur'an memberi arahan tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan baik:
Kejujuran dan integritas
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar."
(QS. Al-Ahzab: 70)
Menjaga amanah dan tanggung jawab
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya..."
(QS. An-Nisa: 58)

21. Etika Sosial dan Ekonomi
Al-Qur'an mengatur hubungan sosial dan ekonomi yang sangat relevan di masa
sekarang:
Larangan riba (bunga berlebihan)
"...Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."
(QS. Al-Baqarah: 275)
Keadilan dalam perdagangan
"Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil..."
(QS. Al-An'am: 152)
Lingkungan dan Tanggung Jawab
Al-Qur'an juga mengingatkan manusia untuk tidak merusak bumi, Larangan
merusak lingkungan
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah)
memperbaikinya..."
(QS. Al-A'raf: 56)

22. Ilmu Pengetahuan dan Akal
Al-Qur'an mendorong penggunaan akal dan pencarian ilmu:
Perintah untuk berpikir dan belajar
"...Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?"
(QS. Az-Zumar: 9)
?????? Kehidupan Sosial dan Toleransi
Al-Qur'an mengajarkan toleransi dan hidup berdampingan:
Menghormati perbedaan
"...Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
(QS. Al-Kafirun: 6

23. Bisa jadi apa yang saya belum tahu disebabkan saya belum pernah membacanya
atau sudah membacanya tapi belum memahaminya (diberikan Rahmat oleh Allah
swt.
Mulailah membaca dan mempelajarinya, dimulai dari satu ayat dan seterusnya.
Tidak ada yang rugi waktu dan tenaga, semua itu dibalas dengan pahala dari Allah.
Kalau mendengar petunjuk dari orang lain atau ulama atau guru, maka catat dan
temukan semua itu dari sumbernya, Al Qur’an dan Hadist.
Mulailah dari menerapkan petunjuk Allah swt dalam berbagi sendi kehidupan, dari hal
kecil dan dilakukan terus-menerus. Insya Allah, semua itu membentuk diri saya menjadi
semakin baik, semakin banyak amalnya, semakin kuat amalnya, semakin berkualitas
amalnya, semakin banyak dan berkualitas ibadah saya, semakin merasakan keberadaan
Allah swt di hati.
Saya beriman, saya percaya kepada Allah dan Al Qur’an dan saya taat mengikutiNya

24. Tidak ada yang tidak
diurus oleh Allah swt

25. Masa lalu, Sekarang dan
Masa depan

26. Saya sadar bahwa saya hidup sekarang bukan untuk sesaat, tapi
untuk kebaikan saya nanti.
Apa yang terjadi hari ini Adalah kehendak dan izin Allah.
Oleh karena itu saya mesti Ikhlas menerimanya, lalu menyadari
bahwa inilah saya di masa lalu.
Ingin semakin baik apa yang saya rasakan, maka ikuti petunjuk
Allah dan hari ini dan nanti saya dapat menikmati nilainya yang
Allah berikan.

27. QS. Luqman: 34 – tentang ketidaktahuan manusia akan hari esok.
QS. Al-Kahfi: 23–24 – tentang pentingnya berkata Insya Allah.
QS. Al-Hasyr: 18 – tentang persiapan untuk masa depan (akhirat).
QS. Al-Qiyamah: 6–7 – tentang pertanyaan manusia tentang hari kiamat.
QS. Al-Baqarah: 223 – tentang pertemuan dengan Allah di masa depan.
Berikut ini Adalah ayat-ayat Al Qur’an tentang masa depan (hari esok). Insya Allah
tahapan ayat ini mengingatkan saya untuk bener-bener memperhatikan dan
mengikuti petunjuk Allah swt.

28. Ayat-ayat di atas adalah bisa jadi urutan dari semakin baikny saya dalam
memahami Al Qur’an. Dari tidak tahu, lalu tahu dan menyadari bahwa hari ini itu
kesempatan yang Allah swt berikan untuk berbuat sesuatu yang bernilai untuk
nanti. Dan hari esok itu tidak ada, menjadi ada jika kita melakukan kebaikan hari ini.
Hari esok itu milik Allah swt, dan Allah swt memberi tahu cara menyikapinya. Ada
keinginan saya dan ada pula kehendak Allah, dan Allahlah yang berkuasa. Oleh
sebab itu Allah mengajarkan ucapkanlah, “Insya Allah”.
Terus ? Saya mesti mempersiapkan diri dan memperhatikan apa yang saya perbuat.
Ciptakan jiwa saya didominasi oleh iman, agar mudah menjadi taqwa dengan
banyak berbuat baik … demi masa depan saya.
Lalu kapan terjadinya masa depan (hari Kiamat) ? Allah hanya memberi tanda-tanda
saja, tapi tetaplah hanya Allah yang tahu hari Kiamat itu terjadi. Dan saat itulah ada
pertemuan dengan Allah swt …

29. Waktu adalah anugerah sekaligus misteri yang Allah berikan kepada manusia.
Dalam Al-Qur'an, waktu tidak hanya menjadi penanda kehidupan dunia, tetapi juga
menjadi pengingat akan kehidupan akhirat. Ayat-ayat Al-Qur'an tentang waktu
mengajarkan kita untuk merenung, bersiap, dan bertawakal dalam menjalani hidup.
1. Masa Depan adalah Rahasia Allah
“Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok.
Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS. Luqman: 34)
Ayat ini menegaskan bahwa besok adalah sesuatu yang tidak bisa dipastikan oleh
manusia. Kita boleh merencanakan, tetapi hasilnya tetap di tangan Allah. Maka,
sikap terbaik adalah tawakal dan tidak sombong atas rencana masa depan.

30. QS. Luqman: 34
"Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok.
Dan tidak seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Menegaskan bahwa masa depan adalah rahasia Allah.
Manusia tidak tahu apa yang akan terjadi besok, baik dalam urusan rezeki, takdir,
maupun ajal. Mendorong manusia untuk bertawakal, berusaha, dan tidak sombong
atas rencana masa depan.
Refleksi untuk Masa Kini:
Ayat ini sangat relevan dengan kehidupan modern, di mana banyak orang
merencanakan masa depan secara detail, namun lupa bahwa semua itu tetap
dalam kuasa Allah. Ayat ini mengajarkan kerendahan hati, kesadaran akan
keterbatasan manusia, dan pentingnya persiapan spiritual untuk menghadapi hari
esok.

31. 2. Pentingnya Mengucapkan “Insya Allah”
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, ‘Sesungguhnya aku akan
mengerjakannya besok,’ kecuali (dengan mengatakan), ‘Insya Allah.’”
(QS. Al-Kahfi: 23–24)
Ucapan “Insya Allah” bukan sekadar basa-basi, melainkan bentuk pengakuan bahwa
segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu
menyertakan Allah dalam setiap rencana dan harapan.

32. QS. Al-Kahfi: 23–24
"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu, 'Sesungguhnya aku akan
mengerjakannya besok,' kecuali (dengan mengatakan), 'Insya Allah.'"
(QS. Al-Kahfi: 23–24)
Larangan untuk memastikan sesuatu di masa depan tanpa menyertakan kehendak
Allah. Menekankan pentingnya berkata "Insya Allah" saat merencanakan sesuatu.
Inilah petunjuk bagi saya saat berjanji tentang di waktu tertentu. Disinilah saya
merasa bahwa “besok” tidak terjadi/terjadi jika Allah berkehendak.
Petunjuk yang mudah, sebagai salah satu ketaatan saya kepada Allah swt. Tapi tidak
mempergunakan kata Insya Allah sebagai bentuk penolakan halus saat memberi
jawaban atas ajakan seseorang.
Satu hal lagi yang mesti saya Imani adalah “besol” itu milik Allah, dan saya hanya
bisa beraktivitas sekarang.

33. 3. Introspeksi untuk Hari Esok
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
(QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat ini mengajak kita untuk muhasabah—mengevaluasi diri dan mempersiapkan
amal untuk masa depan, khususnya akhirat. Setiap tindakan hari ini akan
berdampak pada kehidupan esok.

34. QS. Al-Hasyr: 18
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (masa depan)."
(QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat inilah yang saya baca, saya pelajari dan saya pahami agar saya bisa
memperhatikan apa yang saya perbuat sekarang BUKAN sekedar untuk dampaknya
sekarang, tapi mesti memberi kebaikan bagi saya di masa depan.
Petunjuk yang indah dan peringatan bagi saya yang mengaku beriman kepada
Allah. Petunjuk kepada hati saya agar bener-bener memperhatikan “kualitas iman”
saya dalam berbuat. Apakah saya bertaqwa ? Jika tidak bertaqwa, maka saya tidak
mengikuti petunjuk Allah dan tidak memperhatikan atau tidak peduli dengan apa
yang saya perbuat. Pastilah di masa depan berdampak tidak baik bagi kehidupan
saya di dunia dan di akhirat nanti.

35. 4. Kepastian Hari Kiamat
“Dia bertanya: ‘Kapankah hari kiamat itu?’ Maka ketika mata terbelalak (ketakutan)...”
(QS. Al-Qiyamah: 6–7)
Manusia sering meragukan datangnya hari kiamat, padahal itu adalah kepastian.
Ayat ini menjadi peringatan bahwa waktu terus berjalan menuju hari yang
dijanjikan, dan kita harus siap secara spiritual.
Perhatikanlah orang-orang yang meninggal dunia, orang yang memasuki pintu hari
Kiamat. Tidak saja mereka yang belum lahir ke dunia ini, baru lahir ke dunia, masih
bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua. Semuanya pasti Kembali kepada Allah swt.

36. 5. Pertemuan dengan Allah swt
QS. Al-Baqarah: 223
"...Dan takutlah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya. Dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Baqarah: 223)
Manusia sering meragukan datangnya hari kiamat, padahal itu adalah kepastian.
Ayat ini menjadi peringatan bahwa waktu akan terus berjalan menuju hari yang
dijanjikan, dan kita harus siap secara spiritual.

37. QS. Al-Baqarah: 223
"...Dan takutlah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya. Dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Baqarah: 223)
Meskipun tidak menyebut "besok" secara eksplisit, ayat ini mengingatkan bahwa
pertemuan dengan Allah adalah sesuatu yang pasti di masa depan.
Kata takut untuk mengingatkan saya untuk memperhatikan pertemuan dengan
Allah swt ditentukan apa yang saya lakukan sekarang. Mestinya saya berpikir dan
bertindak sesuai apa yang Allah swt kehendaki, yaitu mengikuti perintah dan
laranganNya. Agar saya bisa mengikuti dengan benar, Allah swt telah
menyampaikan kepada Nabi Muhammad ﷺ yaitu Al Qur’an. Allah swt
mengabarkan beruntunglah orang yang beriman dengan pertemuan dengan Allah
nanti. Iman menjadi syarat kebaikan untuk pertemuan dengan Allah, yang diikuti
dengan amalan saleh yang membuktikan iman saya.

38. Ada waktu yang telah
ditetapkan Allah swt,
untuk bertanggung
jawab atas hidup saya

39. Perhatikanlah apa yang
saya perbuat sekarang !

40. Saya membuka lembaran Al
Qur’an berikut ini BUKAN
kebetulan, tapi inilah tangan dan
pikiran tertuju kepada Al Hasyr :
18
Iman dan prasangka baik saya mengantarkan kepada
Allah swt yang menunjukkan kepada ayat tersebut dan
Allah swt “ingin” saya memahami dan
mengamalkannya. Saya percaya dan taat.

41. Waktu dalam Al-Qur'an bukan sekadar
hitungan detik dan jam, tetapi juga
pengingat atas tanggung jawab hidup
yang sudah dijalani, kesadaran pada
keterbatasan, dan dorongan untuk
beramal. Semoga saya termasuk orang-
orang yang menghargai waktu,
memanfaatkannya untuk kebaikan, dan
selalu bersiap menghadapi hari esok
dengan iman dan amal.

42. ۚ
ٍد
َ
غِل
ْ
ت
َ
م
َّ
د
َ
قا
َّ
م
ٌ
س
ْ
ف
َ
ن
ْ
ر
ُ
ظ
ْ
ن
َ
ت
ْ
ل
َ
و
َللّٰه
ااو
ُ
ق
َّ
تااو
ُ
ن
َ
م
ٰ
ا
َ
ن
ْ
يِذ
َّ
لاا
َ
ه
ُّ
ي
َ
ا
ٰٓ
ي

َ
ن
ْ
و
ُ
ل
َ
م
ْ
ع
َ
تا
َ
مِبۢ
ٌ
ر
ْ
يِب
َ
خ
َللّٰه
ا
َّ
نِاۗ
َللّٰه
ااو
ُ
ق
َّ
تا
َ
و
Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(QS. [59] Al-Hasyr : 18)

43. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan. (QS. [59] Al-Hasyr : 18)
Ada beberapa kata kuncinya dari ayat di atas,
sebagai acuan saya untuk mendalami ayat tersebut
Orang
beriman
Taqwa
Perhatikan
Jiwa
(diri/setiap
orang)
sekarang
Hari esok
(masa depan)
Allah Maha
mengetahui dengan
teliti
Apa yang
diperbuat

44. Berikut ini beberapa renungan saya sebelum
memahami lebih lanjut ayat AL Hasyr : 18








Apa yang saya pikirkan tentang kata kunci di atas ? Saya
berusaha semaksimal mungkin untuk tahu dan paham
maknanya. Ada pertanyaan tentang kata kunci, untuk
memastikan saya paham dan bisa mengamalkannya.
Ada fokus untuk memperhatikan kata kunci dan
keterkaitan satu sama lain agar bisa memahami secara
garis besar. Dan kata kunci tersebut mampu
mengembangkan saya dalam berpikir secara lebih luas.

45. Perhatikan
sekarang !!
Apakah kita sadar (memaknai)
dengan apa yang saya lakukan ?
Apakah kita tahu (ilmunya yang
benar) dengan apa yang saya
lakukan ?
Apakah kita tahu (ilmunya yang
benar) dengan apa yang saya
lakukan
Atau saya sedikit berpikir dengan
apa yang saya lakukan ? Selebihnya
beraktivitas secara otomatis ???

46. Perhatikan
sekarang !!
Ternyata apa yang saya lakukan lebih
banyak nggak sadarnya (tanpa mikir atau
bekerja otomatis)
Makan, mikir saat lapernya aja. Abis itu
makannya tanpa mikir (mengunyahnya
otomatis) … bener nggak ?
Ada kalanya orang ngobrol nggak sadar ?
Semua yang disampaikan dan pertanyaan
formalitas nggak perlu mikir lagi. Sadar
saat obrolahnya tidak sesuai skenario,
butuh mikir.

47. Perhatikan
sekarang !!
Bisa jadi mikirnya sebatas untuk saat itu
dan apa yang dilakukan seadanya.
Makan, sebatas karena lapar kan ?? Yang
penting kenyang, selesai.
Membaca doanya … formalitas saja
Makan ya makan aja … kok mikir ?
Apa yang dimakan … yang ada
Padahal ada cara lain agar makan jadi
nikmat. Bukankah makan itu ibadah dan
amal saleh … niat dan doanya dimaknai
Pilihlah makanan yang menyehatkan (halal
dan thayyib),
Kalau makannya tersedia, makanlah
dengan cara yang benar. Minum dulu,
buah dulu, mengunyak yang banyak

48. Perhatikan dengan
seksama !!
Saat kita mikir dengan akal dan hati …
Apa yang kita lakukan BUKAN sekedar
untuk sekarang, tapi untuk tujuan yang
mulia di masa depan.
Makan saja … berdampak “sakit” di masa
depan, tapi makan dengan mikir dan hati
… berdampak ibadah dan amal saleh,
untuk kebahagiaan di masa depan jadi
sehat dan mendapat pahala untuk
kebaikan di akhirat.
Hindari apa yang kita lakukan itu mesti
mikir untuk masa depan kita.

49. Iya ya … selama ini
saya hanya berbuat
begitu saja
Saya sekedar berbuat baik … lalu berharap
banyak Allah dan menunggu …
Atau Hanya sekedar berbuat sesuatu untuk
sekarang
Atau saya berbuat tanpa banyak mikir,
Dimana pikiran bawah sadar saya
dominan menguasai diri saya
Atau saat saya sadar, saya tahu kesalahan
yang sudah saya lakukan dan saya
bersemangat untuk berbuat baik

50. Perhatikan
sekarang !!
Sadarlah dalam berpikir dan
bertindak sekarang –
Menjadi apa yang dialami
nanti.

ْرُظْنَتْلَوَهّٰللا اوُقَّتا اوُنَمٰاَنْيِذَّلا اَهُّيَآٰي
ٌ
سْفَن

َهّٰلل####اَّنِا َهّٰلل####ااوُقَّتاَوٍدَ#غِلْتَمَّدَقاَّمۗ ٍۚد

َنْوُلَمْ#عَتاَمِب ٌرْيِبَ#خۢ
Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(QS. [59] Al-Hasyr : 18)

51. Wahai orang-orang yang beriman !
Begitulah Allah swt berseru kepada mereka yang beriman. Karena bisa jadi
beriman itu belum dibuktikan dengan amal perbuatan.
Pertanyaannya, apakah saya mendengar atau membaca panggilan
tersebut ??
Pernahkah mendengar dari ulama atau mendengar dari kajian dan
sebagainya ?
Kalau tidak mendengar, saya mesti membaca petunjuk itu sebagai bagian
dari iman saya kepada Al Qur’an.
Jadi tak bisa saya melalaikannya.
Karena Allah swt, Maha Tahu keadaan saya. Maka Allah perintahkan
saya untuk bertaqwa, taat kepada perintah dan meninggalkan
laranganNya. Perintah ini adalah cintaNya Allah untuk mencegah saya
larut dalam godaan setan.

52. (18) Allah
ىلاعتو هناحبس
memerintahkan hamba-hambaNya
yang ber-iman untuk menunaikan konsekuensi iman yaitu
dengan bertakwa kepada Allah
ىلاعتو هناحبس
, baik di kala sepi
maupun ramai dan di segala hal. Allah
ىلاعتو هناحبس

memerintahkan mereka untuk menjaga apa saja yang
diperintahkan, baik yang berbentuk perintah, syariat, maupun
batasan-batasanNya, serta memikirkan akibat baik dan buruk
apa yang akan mereka dapatkan, serta apa yang mereka
dapatkan dari amal perbuatan mereka yang bisa
membawakan manfaat atau malapetaka bagi mereka di
akhirat.
Saya diingatkan ulama dalam khutbah Jum’at untuk selalu bersyukur atas
nikmat iman. Tak hanya sekedar diucapkan, tapi bener-bener
ditindaklanjuti dengan amalannya. Saya mesti membuat iman itu
bertambah dan memberi kebaikan dalam hidup. Bisa dengan membaca Al
Qur’an dan mengamalkannya

53. Taqwa adalah sebuah konsep dalam Islam yang berarti kesadaran dan
rasa takut kepada Allah, yang mendorong seseorang untuk menjauhi
larangan-Nya dan menjalankan perintah-Nya. Taqwa mencakup:
1.Keimanan yang kuat kepada Allah.
2.Kepatuhan terhadap ajaran Islam.
3.Menjaga diri dari perbuatan dosa.
4.Berusaha selalu berada di jalan yang benar, baik dalam pikiran,
ucapan, maupun tindakan.
Dalam Al-Qur’an, taqwa sering disebut sebagai sifat mulia yang
menjadi ukuran kemuliaan seseorang di sisi Allah, bukan harta atau
kedudukan.
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa."
(QS. Al-Hujurat: 13)

54. Surah Al-Baqarah Ayat 2 , "Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa."

➡️
Taqwa menjadi syarat utama agar seseorang bisa
mengambil manfaat dari Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup.
Al Baqarah Ayat 3:
"(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, mendirikan
salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka."

➡️
Ciri-ciri orang bertakwa:
Iman kepada yang gaib (seperti Allah, malaikat, akhirat).
Mendirikan salat dengan konsisten.
Berinfak dari rezeki yang dimiliki.

55. Al Baqarah Ayat 4:
"Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu
dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan
adanya akhirat."

➡️
Mereka juga:
Beriman kepada semua kitab Allah.
Yakin akan kehidupan akhirat.
Ayat 5:
"Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung."

➡️
Hasil dari taqwa:
✅

Mendapat petunjuk dari Allah
✅

Menjadi orang yang beruntung (muflihun)

56. Kata "mufliḥūn" (َ
نوُحِلْفُم
) berasal dari bahasa Arab dan sering muncul dalam
Al-Qur’an. Secara bahasa, kata ini berasal dari akar kata "falaha" yang berarti
beruntung, berhasil, atau memperoleh kemenangan.
Mufliḥūn berarti orang-orang yang beruntung atau sukses, yaitu mereka
yang:
Mendapat ridha Allah,
Selamat di dunia dan akhirat,
Berhasil menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Contohnya dalam Al-Baqarah ayat 5:
"Wa ulāika humul-mufliḥūn"
"Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Ayat ini merujuk kepada orang-orang yang bertakwa, yang memiliki ciri-ciri
seperti iman, salat, dan infak, sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

57. "mufliḥūn" dalam Al-Qur’an memang bisa dimaknai sebagai orang-orang
yang mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan, tetapi dalam pengertian
yang lebih luas dan mendalam dari sekadar sukses duniawi.
✅

Bahagia dan sukses di akhirat:
Mereka mendapatkan ridha Allah, ampunan, dan surga.
Hidup mereka penuh ketenangan karena dekat dengan Allah.
Mereka selamat dari azab dan kesulitan akhirat.
✅

Bahagia dan sukses di dunia:
Hidup mereka penuh makna dan keberkahan.
Mereka memiliki hati yang tenang, karena selalu berpegang pada petunjuk
Allah.
Sukses mereka bukan hanya materi, tapi juga moral, spiritual, dan sosial.
Jadi, mufliḥūn adalah orang-orang yang berhasil menjalani hidup sesuai
dengan kehendak Allah, sehingga mereka beruntung di dunia dan akhirat.

58. Ayat ini adalah pangkal dalam hal muhasabah diri. Setiap orang
harus selalu mengintrospeksi diri. Jika melihat adanya kekeliruan
segera menyelesaikannya dengan cara melepaskan diri darinya,
bertaubat secara sungguh-sungguh dan berpaling dari berbagai
hal yang menghantarkan pada kekeliruan tersebut. Jika menilai
dirinya bersikap sekenanya dalam menunaikan perintah-
perintah Allah
ىلاعتو هناحبس
, ia mengerahkan segala
kemampuannya dengan meminta pertolongan pada Rabbnya
untuk mengembangkan, dan menyempurnakannya, serta
membandingkan antara karunia dan kebaikan Allah
هناحبس
ىلاعتو yang diberikan padanya dengan kemalasannya. Karena
hal itu mengharuskannya merasa malu.

59. dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),
Kalau saya bertaqwa berarti saya adalah orang yang selalu
memperhatikan apa yang yang saya kerjakan.
Yang menjadi pertanyaan adalah saat saya bertaqwa, maka diri saya
mesti memperhatikan apa yang saya lakukan sekarang Adalah
berdampak baik untuk kehidupan saya sekarang dan nanti (akhirat).
Bukankah taqwa itu untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan
di dunia dan di akhirat. Perintah awal yang bagus dengan taqwa agar
saya masih dalam kesadaran kepada Allah swt untuk meneruskan
dengan perbuatan baik, amal saleh.
Yang menarik Adalah kata memperhatikan diri (jiwa)

60. Memperhatikan bukan “melihat” saja, tapi mengaktifkan pendengaran, akal
sehat dan hati. Dalam akal sehat dan hati ada proses pemahaman dan
menentukan sikap dalam berbuat.

Lalu ? Bagaimana dengan jiwa (diri saya sendiri) ? Ada proses memperhatikan
terhadap jiwa. Jiwa yang telah memiliki memori sebelum berbuat dengan
pengalaman saya sebelumnya. Pengalaman perbuatan yang didasarkan ilmu
dan latar belakang saya dan lingkungan saya. Dasarnya jiwa saya yang sudah
terisi dengan kecenderungan taqwa dan fasiq, dan dikuatkan dengan memori
saya.
Dalam berbuat saya sangat kuat dipengaruhi oleh hal menarik, keuntungan
sesaat, memori yang telah memberi hasilnya nyaman buat saya, Dan ada
godaan setan, untuk yang ini saya hanya bisa memohon berlindung kepada
Allah swt dan mesti selalu meningkatkan kualitas iman saya. Dengan hal ini
saya bisa memperhatikan jiwa saya dengan baik

61. Memperhatikan juga menuntut saya untuk berhitung-hitunglah diri
sebelum saya dimintai pertanggung jawaban, dan perhatikanlah apa
yang saya tabung buat diri saya berupa amal-amal saleh untuk bekal
hari saya dikembalikan, yaitu hari dihadapkan saya kepada Tuhan swt.
nafsun
ٌ
سْفَن
jiwa/diri/seseorang

ْرُظْنَتْلَوَهّٰللااوُقَّتااوُنَمٰاَنْيِذَّلااَهُّيَآٰي
ٌ
سْفَن

َّنِا َهّٰللااوُقَّتاَوٍدَغِلْتَمَّدَقاَّمۗ ٍۚد

َنْوُلَمْعَتاَمِب ٌرْيِبَخَهّٰللاۢ
Perhatikan warna kuning
…
Pada Al Hasyr ayat 18, saya memperhatikan ada kata nafsun, dan kata
nafsun ini terdapat juga dalam surat As Syam

62. Kata nafsun juga disebutkan dalam surah Asy Syam, 7 – 10. yang
diterjemahkan menjadi jiwa
nafsun
ٌ
سْفَن
jiwa/diri/seseorang

ْرُظْنَتْلَوَهّٰللااوُقَّتااوُنَمٰاَنْيِذَّلااَهُّيَآٰي
ٌ
سْفَن

َّنِا َهّٰللااوُقَّتاَوٍدَغِلْتَمَّدَقاَّمۗ ٍۚد

َنْوُلَمْعَتاَمِب ٌرْيِبَخَهّٰللاۢ
Perhatikan warna kuning
…
??????

QS. Asy-Syams (91): 7–10
سْف
َنَو

اَهاَّوَساَمَوٍ
۝
اَهَروُجُفاَهَمَهْل
أَ
َف

اَهاَوْقَتَو
۝
اَهاَّكَزنَمَحَلْف
أَ
ْدَق
۝
َباَخْدَقَو

اَهاَّسَدنَم
"Dan demi jiwa serta
penyempurnaannya (ciptaannya),
maka Allah mengilhamkan kepadanya
jalan kefasikan dan ketakwaan.
Sungguh beruntung orang yang
menyucikan jiwa itu, dan sungguh
merugi orang yang mengotorinya."

63. و
ٍ
سْفَنَ

اَهىّٰوَساَمَّوااااااااااااا ا
: (
سمشلا
٧)
wanafsin
ٍ
سْفَنَو
dan manusia/jiwa
demi jiwa serta penyempurnaan
(ciptaan)nya, (QS. [91] Asy-Syams : 7)
Makna Ayat
Allah telah tanamkan potensi dalam
jiwa manusia: bisa cenderung kepada
fujur (fasik) atau takwa.
Pilihan ada di tangan manusia: siapa
yang menyucikan jiwanya dengan
takwa, dia akan beruntung.
Sebaliknya, siapa yang membiarkan
jiwanya tenggelam dalam kefasikan,
dia akan merugi.
Bisa jadi mengapa saya diminta Allah
swt untuk memperhatikan nafsun
(diri/jiwa), apa yang diikutinya fasik
atau taqwa

64. aflaḥa
ح
َلْف
أَ
َ
beruntung
sungguh beruntung orang yang
menyucikannya (jiwa itu), (QS.
[91] Asy-Syams : 9)
Orang beruntung itu, mendapatkan
kebahagiaan dan kesuksesan di
dunia dan di akhirat
sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan dirinya dengan taat kepada
Allah, dan membersihkannya dari
akhlak-akhlak yang hina. Makna ayat ini
sama dengan apa yang disebutkan
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Sesungguhnya beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan beriman), dan
dia ingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
(Al-Ala: 14-15)
ق
َحَلْفَاْدَ
: (
سمشلا اَهىّٰكَزْنَمۖا
٩)

65. Rasulullah Saw. telah bersabda:
Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka hanya kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya seorang Yahudi, atau seorang Nasrani, atau seorang Majusi.
Sebagaimana hewan ternak yang melahirkan anaknya dalam keadaan utuh,
maka apakah kamu pernah melihatnya ada yang cacat?
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui riwayat Abu
Hurairah, sedangkan di dalam Sahih Muslim disebutkan melalui riwayat Iyad ibnu
Hammad Al-Mujasyi'i, dari Rasulullah Saw. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
telah bersabda:
Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam
keadaan hanif (menyimpang dari kebatilan dan cenderung kepada perkara hak).
Kemudian datanglah setan-setan yang menyesatkan mereka dari agamanya.

66. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya. (Al-'Alaq: 19)
Yakni hai Muhammad, janganlah kamu patuh kepada orang itu yang
melarang kamu melakukan rutinitas ibadahmu, melainkan teruskanlah
salatmu menurut yang kamu sukai. Janganlah engkau pedulikan dia, karena
sesungguhnya Allah-lah yang memeliharamu dan menolongmu, dan Dia
akan memelihara kamu dari gangguan orang lain.
Perbuatan jahat orang itu (Abù Jahl) tidak akan mengenai dirimu, wahai
Nabi. Sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya. Tetaplah
menunaikan salat sesuai perintah Tuhanmu dan sujudlah serta dekatkanlah
dirimu kepada-Nya dengan menaati aturannya, niscaya Dia akan selalu
melindungimu dari ancamannya.

67. Nabi Muhammad saw bersabda, berdoa yang patut saya teladani
Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
"Rasulullah saw biasa berdoa:

اَهلَا
ْوَمَو اَهُّيِلَوَتْن
أَ
،اَهاَّكَزْنَمُرْيَخَتْن
أَ
،اَهِّكَزَو ،اَهاَوْقَت يِسْفَنِتآَّمُهَّللا
'Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketakwaannya, dan sucikanlah ia. Engkau
adalah sebaik-baik yang menyucikannya. Engkau adalah Pemiliknya dan
Penguasanya.’” Shahih Muslim, No. 2722
Doa ini menunjukkan bahwa:
Takwa adalah anugerah dari Allah, bukan semata hasil usaha manusia.
Penyucian jiwa (tazkiyah) adalah proses spiritual yang sangat penting, dan
hanya Allah yang mampu menyucikan jiwa dengan sempurna.
Doa ini sangat relevan, yang ingin membangkitkan kesadaran kepada
Allah dan mendorong kehidupan yang semakin baik setiap hari.

68. Mengapa saya diminta memperhatikan diri saya sendiri atau jiwa
BUKANnya fokus kepada Perbuatan saya ? Perbuatan itu Adalah hasil
dari apa yang terjadi pada jiwa (diri). Bisa saja begitu, tapi jauh lebih
penting Adalah memperhatikan jiwa dari perbuatannya. Tapi bisa saja
saya mengevaluasi perbuatan saya , yang termasuk bagian dari
memperhatikan.
Ternyata dalam surah Asy Syam tersebut, jiwa saya dan manusia sudah
memiliki kecenderungan kepada kefasiqan dan ketaqwaan. Dan Allah
memerintahkan jiwa saya untuk mengikuti ketaqwaan, BUKAN kefasiqan
(yang tidak memperhatikan apa yang saya perbuat sekarang). Tidak
mengikuti perintah Allah untuk bertaqwa, bisa membarwa saya kepada
kefasiqan

69. Yakni hitung-hitunglah diri kalian sebelum kalian dimintai
pertanggung jawaban, dan perhatikanlah apa yang kamu
tabung buat diri kalian berupa amal-amal saleh untuk bekal hari
kalian dikembalikan, yaitu hari dihadapkan kalian kepada Tuhan
kalian.
Dalam hadist berikut ini, apa yang saya perbuat dapat saya lakukan
dengan mengambi inisiatif untuk berbuat baik.

70. Perhatikan hadist berikut ini, Dimana nabi Muhammad saw bersabda,
mensucikan jiwa itu Adalah mengikuti jalan Allah swt. Memprakarsai
perbuatan baik itu mendapat kebaikan yang banyak.
HR. Muslim No. 4830)
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Pada suatu ketika, beberapa orang Arab badui datang menemui Rasulullah
ﷺ dengan mengenakan pakaian dari bulu domba. Rasulullah ﷺ melihat
kondisi mereka yang menyedihkan dan sangat membutuhkan bantuan. Maka
beliau menganjurkan para sahabat untuk bersedekah. Namun, para sahabat
lamban dalam merespons, hingga terlihat kekecewaan di wajah beliau.
Kemudian datanglah seorang sahabat dari kaum Anshar membawa sesuatu
dalam bungkusan, lalu diikuti oleh sahabat-sahabat lainnya hingga sedekah
terkumpul dan tampaklah kegembiraan di wajah Rasulullah ﷺ.”

71. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang memprakarsai suatu perbuatan
baik dalam Islam, lalu perbuatan itu diikuti oleh
orang lain setelahnya, maka akan dicatat baginya
pahala seperti pahala orang-orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka
sedikit pun. Dan barang siapa yang memprakarsai
suatu perbuatan buruk dalam Islam, lalu perbuatan
itu diikuti oleh orang lain setelahnya, maka akan
dicatat baginya dosa seperti dosa orang-orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka
sedikit pun."

72. Hadis ini sangat kuat sebagai pelopor kebaikan,
Kebaikan yang dimulai hari ini bisa menjadi warisan pahala yang terus
mengalir.
Keburukan yang dimulai hari ini bisa menjadi warisan dosa yang terus
menumpuk.
Maka, "Semakin Baik Hari Ini" bukan hanya slogan, tapi panggilan untuk
memulai kebaikan yang berdampak jangka panjang.
•Mendorong untuk memulai kebaikan hari ini, agar menjadi jejak
yang diikuti banyak orang.
•Mengingatkan bahwa setiap tindakan memiliki dampak jangka
panjang, baik pahala maupun dosa.
•Menegaskan pentingnya menjadi pelopor kebaikan, bukan
sekadar pengikut.

73. dan bertakwalah kepada Allah. (Al-Hasyr: 18)
mengukuhkan kalimat perintah takwa yang sebelumnya.
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-
Hasyr: 18)
Artinya, ketahuilah oleh kalian bahwa Allah mengetahui semua amal
perbuatan dan keadaan kalian, tiada sesuatu pun dari kalian yang
tersembunyi bagi-Nya dan tiada sesuatu pun —baik yang besar
maupun yang kecil bahkan mengetahui keadaan hati — dari urusan
mereka yang luput dari pengetahuan-Nya.

74. Jika mereka meletakkan akhirat di hadapan mata dan sebagai
kiblat hati mereka, maka mereka berkonsentrasi untuk menunaikan
amalan-amalan akhirat serta berusaha dengan kuat
memperbanyak amalan-amalan yang bisa menghantarkan mereka
ke surga dengan membersihkannya dari berbagai hal yang bisa
memutus dan menghalangi, yang mencegah mereka untuk
mengerjakan atau melakukannya, jika mereka juga mengetahui
bahwa
﴾

َنوُلَمۡعَتاَمِبُۢريِبَخَهَّللٱَّنِإ
"sesungguhnya Allah Maha
﴿
Mengetahui apa yang kamu kerjakan," amalan mereka tidaklah
samar bagi Allah
ىلاعتوهناحبس
, tidak akan lenyap di sisi Allah
هناحبس
ىلاعتو dan tidak akan dilalaikan, maka hal itu mengharuskan
mereka untuk bersungguh-sungguh dalam beramal.

75. sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Hasyr:
18)
Artinya, ketahuilah oleh kalian bahwa Allah mengetahui semua amal
perbuatan dan keadaan kalian, tiada sesuatu pun dari kalian yang
tersembunyi bagi-Nya dan tiada sesuatu pun —baik yang besar
maupun yang kecil— dari urusan mereka yang luput dari pengetahuan-
Nya.
Allah yang Maha mengetahui, yang juga Maha melihat dan mendengar
dapat menjadikan saya untuk ihsan, Dimana saya seolah melihat Allah
dan kalau tidak Allah pasti memperhatikan saya. Keadaan ini membuat
saya sadar kepada Allah sehingga mendorong saya memperhatikan apa
yang saya perbuat.

76. : (
رشحلاَنْوُقِسٰفْلاُمُهَكِٕىٰلوُاْمُهَسُفْنَاْمُهىٰسْنَاَفَهّٰل##لااوُسَنَنْيِذَّلاَكاْوُنْوُكَتلَا
َوٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْمٰلْم ٰلْم
١٩)
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa
kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka
lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang
fasik. (QS. [59] Al-Hasyr : 19)

77. Lanjutan dari perintah Allah untuk taqwa yang diulang sampai
2 kali dengan memperhatikan apa kecenderungan jiwa yang
diperbuat, maka Allah mengingatkan saya dan semua orang
beriman … Jangan lupa kepada Allah
Perintah ayat 18 itu dilanjutkan untuk saya tidak lupa kepada
Allah swt. Manusia dan saya yang pelupa dan mudah sekali
tergoda kepada dunia. Keadaan ini menjadi saya lalai dan kupa
kepada Allah swt. Kadang saya menjadi ingat saat diingatkan
saaat lalai tapi bisa juga saya tidak mengundahkan peringatan
tersebut. Oleh sebab itu menjadi penting untuk menjaga
taqwa seperti pada ayat 18.

78. Mereka itulah orang-orang fasik. (QS. [59] Al-Hasyr : 19)
Lupa kepada Allah bisa karena saya terlalu sibuk dengan
urusan dunia, atau sudah menjalaninya tapi tidak merasakan
kehadiran Allah (memiliki kesadaran kepada Allah dengan
menghadirkan hati). Seringkali saya dan banyak orang saking
fokus dan sibuk dengan urusan dunia menyebabkan saya
“lupa”kepada diri sendiri, yaitu tidak pernah merasa bersyukur
apa yang sudah saya terima dan lebih fokus kepada apa yang
belum saya miliki. Semua itu bisa membuat saya lupa dengan
kebutuhan hati saya, Kesehatan saya, kepedulian kepada
keluarga dan sesama, dan melalaikan kewajiban atas perintah
Allah untuk beribadah dan beramal saleh.

79. (19) Adalah benar-benar terhalang dari rahmat Allah
ىلاعتو هناحبس
jika
ada orang yang melalaikan hal ini dan menyerupai orang-orang yang
melalaikan Allah
ىلاعتو هناحبس
. Mereka lalai untuk mengingat Allah

ىلاعتو هناحبس
, tidak menunaikan hak-hak Allah
ىلاعتو هناحبس
dan hanya
menuruti bagian serta kemauan diri sendiri. Mereka tidak akan berhasil
dan tidak akan mendapatkan, selamanya. Sebaliknya, Allah
ىلاعتو هناحبس

membuat mereka lalai pada kepentingan diri sendiri serta membuat
mereka lalai dari manfaat-manfaatnya sehingga urusan mereka
menjadi sisa-sia dan merugi di dua alam; dunia dan akhirat. Mereka
juga benar-benar tertipu yang tidak mungkin lagi bisa ditanggulangi
dan ditutupi kerugiannya, karena mereka adalah
﴾

َنوُقِسَٰف لُمُ#هۡلٱ
“ orang-
﴿
orang yang fasik," yang keluar dari jalur ketaatan terhadap Rabb dan
tenggelam dalam maksiat.

80. Pada ayat 18, Allah swt memerintahkan saya untuk menjadi
orang beriman dan bertaqwa (2 kali). Allah swt yang Maha
Tahu selalu mengingatkan saya karena tahu saya yang mudah
lupa dan lalai karena setan memberi angan-angan kosong.
Ternyata Allah swt pun tahu apa yang terjadi jika saya tidak
bertaqwa … menjadi orang yang fasiq. Yang tidak mengikuti
petunjuk Allah dan selalu berbuat dosa terus-menerus. Dan
hanya masih memberi rahmatNya agar saya Kembali
kepadaNya.

81. Saya memahami fasiq lebih lanjut agar pemahaman ayatnya
lebih baik.
Dalam Islam, fasiq berasal dari kata "fisq" yang berarti
keluar dari ketaatan atau menyimpang dari jalan yang
benar. Secara istilah, orang yang fasiq adalah:
Seseorang yang melakukan dosa besar atau terus-menerus
melakukan dosa kecil, serta tidak menjalankan perintah
Allah dan Rasul-Nya dengan benar.

82. Ciri-Ciri Orang Fasiq
1.Melanggar perintah Allah secara sadar dan terus-
menerus
2.Tidak bertaubat atas dosa yang dilakukan
3.Mengabaikan kewajiban agama seperti salat, zakat,
puasa, dll
4.Melakukan perbuatan yang merusak akhlak dan
masyarakat
5.Tidak jujur, tidak amanah, dan suka menipu

83. Dalil Al-Qur’an tentang Fasiq
Salah satu ayat yang menyebutkan tentang orang fasiq adalah:
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasiq."
(QS. Al-Ma'idah: 108)
"Dan orang-orang yang fasiq, mereka itulah penghuni neraka."
(QS. As-Sajdah: 20)
Orang fasiq adalah mereka yang keluar dari ketaatan kepada
Allah, baik melalui perbuatan dosa besar maupun kebiasaan
melakukan dosa kecil tanpa taubat.

84. Apakah rahmat Allah tercurahkan bagi orang-orang yang fasiq ?
Jawabannya memiliki nuansa yang penting untuk dipahami.
Rahmat Allah Sangat Luas, Tapi Tidak Otomatis untuk Semua
Allah berfirman:
"Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku
itu untuk orang-orang yang bertakwa..."
(QS. Al-A'raf: 156)
Artinya, rahmat Allah memang luas, mencakup seluruh makhluk,
termasuk orang fasiq. Namun, rahmat yang khusus—yakni rahmat yang
menyelamatkan di akhirat—diperuntukkan bagi orang-orang yang
bertakwa, yaitu mereka yang kembali kepada Allah dengan taubat dan
amal saleh.

85. Bagaimana dengan Orang Fasiq ?
Selama masih hidup, pintu rahmat dan taubat tetap terbuka
Allah tidak menutup pintu rahmat-Nya bagi orang fasiq selama mereka
belum mati. Bahkan, Allah mencintai hamba yang kembali kepada-Nya.
"Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya."
(QS. Az-Zumar: 53)
Jika tidak bertaubat, maka mereka terancam murka Allah
Orang yang terus-menerus dalam kefasikan tanpa taubat, akan jauh
dari rahmat Allah yang menyelamatkan.

86. "Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang fasiq."
(QS. Al-Ma'idah: 108)
Rahmat Allah tetap tersedia bagi orang fasiq, selama mereka mau
kembali dan memperbaiki diri sebelum ajalnya.
Oleh sebab itu, saya atau siapapun terus berupaya mengajak
orang yang fasiq itu Kembali kepada Allah swt dan juga berdoa.

87. Bagaimana dengan rezeki orang fasiq ? Pertanyaan tentang rezeki bagi
orang fasiq sangat menarik dan penting untuk dipahami secara utuh.
Dalam Islam, rezeki adalah segala bentuk pemberian Allah kepada
makhluk-Nya—baik berupa harta, kesehatan, ilmu, ketenangan,
maupun kesempatan hidup.
Apakah Orang Fasiq Mendapat Rezeki?
Ya, mereka tetap mendapat rezeki.
Allah memberikan rezeki kepada semua makhluk-Nya, termasuk orang
fasiq, kafir, dan bahkan hewan. Ini adalah bagian dari rahmat umum
(rahmat duniawi) yang Allah limpahkan kepada semua makhluk tanpa
membedakan status iman.
"Dan tidak ada suatu makhluk pun yang bergerak di bumi melainkan
dijamin Allah rezekinya..."
(QS. Hud: 6)

88. Bagaimana dengan rezeki orang fasiq ? Pertanyaan tentang rezeki bagi
orang fasiq sangat menarik dan penting untuk dipahami secara utuh.
Dalam Islam, rezeki adalah segala bentuk pemberian Allah kepada
makhluk-Nya—baik berupa harta, kesehatan, ilmu, ketenangan, maupun
kesempatan hidup.
Namun, Ada Perbedaan dalam Makna dan Dampaknya
Rezeki orang fasiq bisa menjadi ujian, bukan keberkahan
Rezeki yang melimpah tidak selalu berarti Allah ridha. Bisa jadi itu adalah
istidraj—yaitu Allah memberi kenikmatan dunia kepada orang yang terus
bermaksiat, agar mereka semakin jauh dan akhirnya mendapat azab.
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka,
hingga apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba..."
(QS. Al-An'am: 44)

89. Bagaimana dengan rezeki orang fasiq ? Pertanyaan tentang rezeki bagi
orang fasiq sangat menarik dan penting untuk dipahami secara utuh.
Dalam Islam, rezeki adalah segala bentuk pemberian Allah kepada
makhluk-Nya—baik berupa harta, kesehatan, ilmu, ketenangan, maupun
kesempatan hidup.
Rezeki orang bertakwa penuh keberkahan dan ketenangan
Rezeki yang diberikan kepada orang yang taat dan bertakwa akan
membawa keberkahan, ketenangan, dan manfaat dunia-akhirat.
"Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
(QS. At-Talaq: 2–3)
Orang fasiq tetap mendapat rezeki, karena Allah Maha Pemurah.
Tapi rezeki itu bisa menjadi ujian atau bahkan jebakan, jika tidak disertai
dengan taubat dan ketaatan. Rezeki yang berkah dan menyelamatkan
hanya diberikan kepada mereka yang bertaqwa dan memperbaiki diri.

90. Aspek Bertakwa Fasiq
Sikap Taat, menjaga diri dari dosaMelanggar perintah Allah
Rezeki Berkah, penuh kemudahan
Bisa jadi istidraj, tanpa
keberkahan
Petunjuk Allah
Diberi jalan keluar dan
kemudahan
Dijauhkan dari petunjuk
Akhirat Dijanjikan surga Terancam azab
Dampak Hidup Tenang, bermakna Gelisah, penuh keraguan

91. Aspek Orang Bertakwa Orang Fasiq
Definisi
Menjalankan perintah
Allah dan menjauhi
larangan-Nya
Keluar dari ketaatan
kepada Allah, melakukan
dosa
Sikap terhadap
dosa
Segera bertaubat dan
menyesal
Melakukan dosa secara
sadar dan berulang
Hubungan dengan
Allah
Dekat, penuh harap dan
takut kepada-Nya
J auh, lalai, dan tidak
peduli terhadap perintah-
Nya
Rezeki
Diberi rezeki yang berkah
dan tak terduga
Diberi rezeki sebagai
ujian, bisa menjadi istidraj
Petunjuk Allah
Mendapat jalan keluar dan
kemudahan
Tidak diberi petunjuk,
hidupnya bisa penuh
kesesatan
Kehidupan Dunia
Tenang, bermakna, penuh
keberkahan
Gelisah, penuh keraguan
dan ketidakpastian
Akhirat
Dijanjikan surga dan
ampunan
Terancam azab dan jauh
dari rahmat Allah
Contoh Ayat
QS. At-Talaq: 2–3 – Rezeki
bagi yang bertakwa
QS. Al-An’am: 44 – Istidraj
bagi yang fasiq

92. ُمُه ِةَّنَجْلا ُبْصَا َّنَجْلا ُبْصَاَو ِراَّنلا ُبْصَا ِوَتْسَي لَا
ٰ
ح
ۗ
ِة
ٰ
ح
ٰ
ح
ْٓ
ي
:رشحلا (
َنْوُزَفْلا
ِٕ
ى
ۤ
ا
٢٠)
Tidak sama para penghuni neraka dengan para
penghuni surga; para penghuni surga itulah orang-
orang yang memperoleh kemenangan. (QS. [59] Al-
Hasyr : 20)

93. (20) Lantas samakah orang yang memelihara ketakwaan terhadap Allah

ىلاعتو هناحبس
serta memikirkan apa yang akan dipersiapkan
menghadapi Hari Akhirat esok sehingga akan mendapatkan surga yang
penuh kenikmatan serta kehidupan yang nyaman bersama orang-
orang yang dikaruniai Allah
ىلاعتو هناحبس
dari kalangan para nabi,
orang-orang jujur, para syuhada dan orang-orang shalih; samakah
orang yang bertakwa dengan orang yang lalai, tidak mengingat Allah

ىلاعتو هناحبس
serta melalaikan hak-hak Allah
ىلاعتو هناحبس
sehingga ia
sengsara di dunia dan berhak mendapatkan siksaan di akhirat?
Golongan pertama adalah orang-orang yang beruntung sedangkan
golongan kedua adalah orang-orang yang rugi.

94. Yakni antara mereka dan mereka tidaklah sama menurut hukum Allah
Swt. kelak di hari kiamat, semakna dengan apa yang disebutkan dalam
ayat lain melalui firman-Nya:
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa
Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan
kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al-
Jatsiyah: 21)
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan
tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal
saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil
pelajaran. (Al-Mu’min: 58)

95. Dan firman Allah Swt.:
Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat
kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-
orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?
(Shad: 28)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah
memuliakan orang-orang yang berbakti dan menghina orang-orang yang
durhaka. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr:
20)
Yaitu orang-orang yang selamat dan terbebas dari azab Allah Swt.

96. ِة
َيْشَخ ْنِّم اًعِّدَصَتُّم اًعِشاَخ َتْيَاَ4رَّل ٍلَبَج ىَع َنْرُقْلا اَذ اَنْلَزْنَا ْوَلٗه ٰلٰاٰه
:رشحلا (
َنْوُرَّكَفَتَي ْمُهَّلَعَل ِساَّنلِل اَهُبِرْضَن ُلاَثْمَلْاا َكْلِتَوِهلاۗ
ّٰ
ل
٢١)
Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada
sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya
tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada
Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami
buat untuk manusia agar mereka berpikir. (QS. [59]
Al-Hasyr : 21)

97. (21) Ketika Allah
ىلاعتو هناحبس
memberi penjelasan pada para hamba-
Nya dan memberikan perintah serta larangan dalam KitabNya, maka ini
mengharuskan mereka untuk segera menunaikan seruan dan
doronganNya, meski seandainya hati mereka keras sekeras gunung
yang kokoh. Karena al-Qur`an ini andai diturunkan di atas
﴾

اٗعِشَٰخُهَتي
أَ
َرَّللَبَج
ٰ
ىَلَع%ۥۡيللللللللللللل ل

ِۚهَّل%%لٱ ِةَيۡشَخ ۡنِّماعِّدَصَتُّمٗع
“ sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk
﴿
terpecah belah disebabkan takut kepada Allah." Mak-sudnya, karena
kesempurnaan pengaruhnya di hati, karena nasi-hat-nasihat al-Qur`an
adalah nasihat paling agung secara mutlak. Berbagai perintah dan
larangan al-Qur`an berisikan hikmah dan maslahat yang selalu
bersamaan. Perintah dan larangannya amat mudah bagi jiwa dan raga.
Jauh dari segala sesuatu yang membe-ratkan. Tidak ada kontradiksi dan
pertentangan, tidak ada sesuatu yang sulit dan penyimpangan di dalam
al-Qur`an. Sesuai dengan segala waktu dan tempat serta cocok untuk
setiap orang.

98. Selanjut-nya Allah
ىلاعتو هناحبس
memberitahukan bahwa Dia membuat
perumpamaan untuk manusia dan menjelaskan halal dan haram dalam
kitabNya untuk para hambaNya, agar mereka mau memikirkan dan
mere-nungkan tanda-tanda kebesaran Allah
ىلاعتو هناحبس
. Karena
dengan memikir-kan tanda-tanda kebesaran Allah
ىلاعتو هناحبس
,
seorang hamba akan mampu membuka berbagai perbendaharaan
ilmu. Allah
ىلاعتو هناحبس
juga menjelas-kan jalan kebaikan dan
keburukan bagi para hambaNya, mendo-rong untuk berakhlak dan
bersifat yang baik, dan melarang manusia dari berbagai akhlak buruk.
Maka tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba daripada
memikirkan dan merenungkan al-Qur`an serta makna-maknanya.

99. Lampiran
Saya menambahkan kosa kata Bahasa Arab agar saya mudah
memahami bahasaArab (dalam Al qur’an).
Perbedaan "Inna" dan "Qad"

100. Perbedaan "Inna" dan "Qad"
1. Inna (َّ
ن
إِ
)
Jenis: Huruf ta’kīd (penegas)
Fungsi: Menegaskan kebenaran atau kepastian suatu pernyataan.
Letak: Biasanya di awal kalimat nominal (jumlah ismiyyah).
Efek gramatikal: Menjadikan kata setelahnya sebagai ism inna (subjek)
dan khabar inna (predikat), dengan perubahan harakat.
Contoh:

ٌميِحَرٌروُفَغَهَّللاَّن
إِ
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
?????? Inna menekankan bahwa pernyataan itu benar dan pasti.

101. Perbedaan "Inna" dan "Qad"
Contoh:

اَهاَّكَز نَمَحَلْف
أَ
ْدَق
Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya.
( Qad + fi'il madhi penegasan bahwa keberuntungan itu sudah
→ →
terjadi)

َكِلَذُلَ#عْفَيْدَق
Mungkin ia akan melakukan itu.
( Qad + fi'il mudhari' menunjukkan kemungkinan)
→ →

102. Perbedaan "Inna" dan "Qad"
2. Qad (ْ
دَق
)
Jenis: Huruf ta’kīd dan tahqīq (penegas dan penjelas waktu)
Fungsi:
Jika diikuti fi'il madhi (kata kerja lampau) menegaskan bahwa
→
sesuatu sudah terjadi.
Jika diikuti fi'il mudhari' (kata kerja sekarang/masa depan)
→
menunjukkan kemungkinan atau kedekatan waktu.

103. Kata Fungsi Utama
Digunakan
dengan
Makna Penegasan
Inna
Menegaskan
kebenaran
Kalimat nominal
(isim)
"Sesungguhnya..."
Qad
Menegaskan
kejadian atau
kemungkinan
Kata kerja (fi'il)
"Sungguh telah..."
atau "Mungkin..."

104. OBROLAN 3 SAHABAT HATI

105. Pada bagian ini, saya memasukkan percakapan (obrolan) 3
sahabat hati, yang saya ciptakan. Ada Bujang, Mamat dan
Myra.
Sahabat hati, bermakna sahabat yang saling menasehati
dan berempati dalam kehidupan mereka. Kata Hati
merupakan singkatan dari kata HAngaT dan Inspiratif.
Obrolan yang dibuat untuk menjadi salah satu cara menarik
untuk memahami sesuatu.

106. Obrolan Myra, Mamat, dan Bujang: “Semakin Baik Hari Ini”
Myra: Eh, Mat, tadi pas sesi tentang takwa dan
fasiq, aku jadi mikir. Kita tuh udah termasuk
yang bertakwa belum sih?
Mamat: Wah, pertanyaan berat tuh, Myra.
Tapi bagus! Menurutku, takwa itu bukan
soal udah sempurna, tapi soal terus
berusaha. Kayak tadi, kita diajak buat sadar
sama Allah dalam kerja dan hidup sehari-
hari.
Bujang: Betul, Mat. Aku jadi ingat, orang
fasiq itu bukan cuma yang korupsi atau
ninggalin salat. Tapi juga yang tahu salah,
tapi tetap dilakuin terus. Misalnya, tahu
gosip itu dosa, tapi masih senang nyebarin.

107. Myra: Iya ya... Jadi takwa itu kayak kita jaga
diri, walau godaan banyak. Misalnya, jujur
di kerjaan meski bisa aja nipu buat untung
lebih.
Mamat: Nah itu! Dan orang bertakwa tuh
rezekinya berkah. Bukan cuma banyak, tapi
bikin hati tenang. Beda sama orang fasiq,
bisa aja kaya, tapi hidupnya gelisah.
Bujang: Makanya motto Zam itu keren
banget: “Semakin Baik Hari Ini.” Artinya,
kita nggak harus langsung sempurna, tapi
mulai dari sekarang, dari hal kecil.

108. Myra: Setuju! Mulai dari salat tepat waktu,
jujur, bantu orang, dan sadar kalau Allah
selalu lihat kita. Itu udah langkah takwa.
Takwa bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang kesungguhan untuk terus
memperbaiki diri. Fasiq bukan sekadar dosa, tapi kelalaian yang dibiarkan
berlarut. Maka, jadilah pelopor kebaikan—karena satu langkah baik hari ini
bisa menjadi jejak pahala yang abadi.
Mamat: Dan semoga kita bisa jadi pelopor
kebaikan, bukan penonton. Karena kata
Rasul, yang memulai kebaikan, pahalanya
ngalir terus ke yang ikut.
Bujang: Aamiin. Yuk, kita mulai dari diri
sendiri. Hari ini harus lebih baik dari
kemarin!

109. Obrolan hangat dan inspiratif antara tiga sahabat hati—Myra, Mamat,
dan Bujang—yang mengajak teman kerja mereka untuk bekerja
dengan semangat dan benar, serta menguatkan ajakan untuk salat.
Di Masjid dekat kantor, menjelang waktu Zuhur...
Myra: Teman-teman, aku mau tanya... kalian
pernah ngerasa kerja tuh kayak berat banget,
padahal tugasnya nggak seberapa?
Mamat: Sering, Myra. Kadang bukan tugasnya
yang berat, tapi hati kita yang lagi jauh dari
arah. Aku ngerasa, kalau salatku lagi
berantakan, kerja juga ikut berantakan.

110. Bujang: Wah, aku juga ngerasain itu. Pas salatku mulai aku jaga, kerjaan
jadi lebih ringan. Kayak ada energi yang beda. Lebih tenang, lebih fokus.
Mamat: Betul. Kerja yang bener itu bukan cuma
soal hasil, tapi soal niat dan proses. Kalau kita
sadar Allah ngeliat, kita nggak akan asal-asalan.
Kita jadi jujur, disiplin, dan nggak nyari jalan
pintas.
Myra: Iya ya... salat itu bukan cuma kewajiban, tapi sumber kekuatan.
Kalau kita salat dengan benar, kita kayak di-charge ulang. Hati jadi bersih,
niat kerja jadi lurus.
Myra: Iya ya... salat itu bukan cuma kewajiban,
tapi sumber kekuatan. Kalau kita salat dengan
benar, kita kayak di-charge ulang. Hati jadi bersih,
niat kerja jadi lurus.

111. Mamat: Betul. Kerja yang bener itu bukan cuma soal hasil, tapi soal niat
dan proses. Kalau kita sadar Allah ngeliat, kita nggak akan asal-asalan.
Kita jadi jujur, disiplin, dan nggak nyari jalan pintas.
Myra: Makanya, yuk kita ajak teman-teman
lain juga. Jangan cuma kerja keras, tapi kerja
yang bener. Dan jangan cuma salat karena
rutinitas, tapi salat yang bikin kita jadi lebih
baik.
Bujang: Dan salat itu kayak reminder lima kali sehari. Allah panggil
kita buat istirahat sejenak, ngobrol sama-Nya, dan balik kerja dengan
hati yang lebih kuat.

112. Mamat: Setuju. Kita mulai dari diri sendiri.
Kita salat dulu, lalu kerja dengan semangat
dan niat yang lurus. Biar kerja kita jadi
ibadah, bukan sekadar kewajiban.
Myra: Makanya, yuk kita ajak teman-teman lain juga. Jangan cuma kerja
keras, tapi kerja yang bener. Dan jangan cuma salat karena rutinitas,
tapi salat yang bikin kita jadi lebih baik.
Bujang: Ayo, kita jadi sahabat hati yang
saling ingetin. Karena kerja yang bener itu
lahir dari salat yang bener. Dan salat yang
bener akan mendorong hidup yang lebih
bermakna.

113. Salat bukan hanya kewajiban, tapi sumber kekuatan. Kerja bukan hanya
tugas, tapi ladang ibadah. Ketika salat kita benar, kerja kita pun akan benar.
Mari mulai dari diri sendiri, dan ajak orang lain untuk menjadi semakin baik
hari ini.

114. IYA … ya
Menjadi kata bermakna setelah saya mempelajari hal di atas.
IYA merupakan kepanjangan dari
I – Ilmu yang mesti saya dapatkan agar Iman saya semakin
dihayati dengan baik
Y – Yakin, untuk menambah dan membenarkan iman
dengan mempelajari ilmu yang bener.
A – Amalkan. Setelah beriman dan berilmu serta tanpa ragu
(yakin) mesti ditindaklanjuti dengan Amal.
Free : Praktek am
alan

115. Rasa lapar di malam hari
Jika saya tidak memperhatikan, maka yang
terjadi adalah saya makan malam
Pikiran merespon sinyal lapar dengan
otomatis sesuai pengalaman sebelumnya
yang tersimpan dalam pikiran bawah sadar
saya (memori).
Ada juga faktor yang mendukung saya untuk
makan malam (perbuatan) diantaranya
suasana dingin atau hujan, belum ngantuk
dan tidak ada aktivitas atau melihat mie
goreng dan sebagainya
Karena saya tidak memperhatikan, maka makan malam saya itu tidak
memperhatikan dampak untuk hari esok. Saya Makan hanya untuk
memenuhi sinyal lapar agar perasaan nyaman dengan kenyang.

116. Rasa lapar di malam hari
Makan malam saya tidak memperhatikan
Kesehatan dan dampak yang tidak baik
lainnya. Secara pengetahuan, makan
malam saya dapat diproses dengan benar
sebelum saya tidur 3 jam. Jika saya tidur
sebelum 3 jam setelah makan, maka apa
yang saya makan menjadi beban dalam
tubuh saya. Biasanya abis makan langsung
tidur, karena karbo dari mie goreng tidak
mudah diolah dan bikin ngantuk
Karena secara pengetahuan tidak sehat
(tidak thayyib), maka makan malamnya
juga berdampak tidak baik.
Kalau bukan sebagai ibadah (amal saleh), maka dampak ke hari depannya
(akhirat) tidak memperoleh pahala, bahkan cenderung berdosa.

117. Rasa lapar di malam hari
Saat saya memperhatikan apa yang saya perbuat untuk hari esok. Saya
mesti memahami prosesnya dari pengetahuan :
1.Rasa Lapar di malam hari - Sinyal dari
tubuh (hormon ghrelin) - Diterima oleh
pikiran bawah sadar sebagai dorongan
untuk makan
2.Pikiran Bawah Sadar - Mengaktifkan
kebiasaan makan malam - Mendorong
tindakan otomatis menuju makanan
3.Pikiran Sadar - Menyadari dorongan
makan - Bertanya: Apakah saya benar-
benar lapar? Apakah ini waktu yang
tepat? - Bisa menyetujui atau menolak
dorongan bawah sadar
4.Jika Tidak Diikuti - Pikiran sadar menahan
dorongan - Bawah sadar bisa gelisah,
tapi beradaptasi jika dilatih

118. Rasa lapar di malam hari
Setelah point 4, self talk talk terjadi, antara makan
malam dan tidak makan malam. Pengen makan
didorong oleh perasaan yang tidak nyaman
(gelisah) dan ada pikiran sadar yang kuat dengan
pengetahuan bahwa makan malam itu tidak sehat
dan bikin sakit (berat badan meningkat).
Saat kita terus mempertahankan kesadaran untuk
tidak makan, maka pengetahuan itu semakin
kuat.
Kesadaran itu didukung oleh ayat-ayat Allah yang
dicontohkan Nabi Muhammad ﷺ. Membuat diri
semakin kuat untuk mengamalkan perintah Allah
dan taat kepada Rasulullah saw.
Maka langkah tidak makan malam itu bisa menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dan kebaikan.

119. Rasa lapar di malam hari
Langkah tidak makan malam dengan niat ibadah
dan sehat, menjadi langkah yang disebut dalam
Al Qur’an Al Hasyr ayat 18 yaitu memperhatikan
apa yang kita perbuat untuk hari esok.
Terlihat disini saya mesti melakukan kesadaran
logika dan kesadaran kepada Allah dalam
menyikapi apapun yang mendorong saya untuk
melakukan sesuatu. Menjaga kesadaran itu
dengan benar, yang didukung oleh ilmu yang
benar (Al Qur’an) dan penegtahuan. Tanpa atau
lemahnya ilmu yang benar membuat tidak mudah
“mengalahkan” memori yang berisi ketidakbaikan.
Jadi saya terus belajar petunjuk Allah dan pengetahuan setiap hari agar
saya mampu memperhatikan apa yang saya perbuat hari ini untuk esok.

120. Perhatikan
sekarang !!
Memahami Al Hasyr, 18 - 21
Hendaklah … memiliki keinginan
untuk sengaja memperhatikan semua
perbuatan yang kita lakukan. Apakah
perbuatan kita memiliki jiwa (hati)
yang suci, yang bukan sekedar
perbuatan saja untuk sekarang ?? Jal
ini sebagai bentuk mengikuti perintah
Allah sebagai orang beriman untuk
menjadi taqwa
Jangan sampai kita seperti lupa dengan
peringatan Allah, yang sudah memberi
tahu apa yang seharusnya kita perbuat,
menjadi orang yang bertaqwa. Bukankah
jika ini dilakukan merupakan perbuatan
orang fasiq. Orang fasiq itu Melanggar
perintah Allah secara sadar dan terus-
menerus
Tidak bertaubat atas dosa yang dilakukan
Mengabaikan kewajiban agama.
Berlawanan dengan perintah Allah menjadi
orang bertaqwa

121. Perhatikan
sekarang !!
Memahami Al Hasyr, 18 - 21
Dengan kata lain, tidak bertaqwa
berarti kita jadi orang fasiq. Allah
tegaskan bahwa tidak sama penghuni
surga dan neraka. Surga bagi orang
bertaqwa dan nerala bagi mereka yang
fasiq.
Nggak Mau kan masuk neraka karena
fasiq ?? Oleh sebab itu perhatikanlah
apa yang kita perbuat, terutama hati
dan pikiran sadar kita saat berbuat …
Jangan sampai berbuatnya karena
otomatis tanpa mikir yang merupakan
buah dari pikiran bawah sadar kita. Hal
ini baik sebagai trigger bagi kita sadar
dan mengambil langkah dalam berbuat
dengan kesadaran hati dan pikiran.

122. Perhatikan
sekarang !!
Memahami Al Hasyr, 18 - 21
Ingat tidak selalu pikiran bawah sadar
itu baik, jadi koreksilah dengan ilmu
yang semakin benar. Imu yang utama
Adalah membacalah sesering
mungkin Al Qur’an sehingga isi dari
pikiran bawah sadar itu jadi benar.
Bersegeralah saat kita tidak
mengerjakan perintah Allah untuk
taubat dan istighfar agar tidak
terjerumus kedalam jurang kefasiqan.
Kesadaran tertinggi Adalah kita bisa
“ihsan”, seolah kita berbuat apapun
dengan “melihat” Allah dan kalaupun
tidak Allah pasti kita. Kondisi ini pasti
membuat kita berbuat yang baik, yang
berdampak bagi dunia dan akhirat
nanti

123. Menarapkan Al Hasyr ayat 18 – 21 dalam
kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh MAKAN.
Sadarkah saya selama ini saya MAKAN biasa saja,
maksudnya hanya ingin MAKAN dan kenyang.
Atau saya MAKAN itu sebagai ibadah dan sebagai ungkapan Syukur
kepada Allah ???
Atau kalau lebih tinggi lagi saya MAKAN yang sehat
karena tubuh saya TIDAK SEHAT.
Dengan bersyukur dalam MAKAN, Insya Allah saya dapat kenyangnya
(tanpa makan yang banyak), dapat sehatnya dan dapat pula keberkahan
sebagai balasan bersyukur … dapat bekerja yang produktif dan
sebagainya.

124. Saat ada ajakan makan, maka secara otomatis
segera Tindakan kita menuju tempat makanan
(pikiran bawah sadar)
Biasanya pikiran bawah sadar memerintahkan
tubuh mengambil makanan dan siap menyantap
makan. Diiringi bacaan basmallah … sebagai
formalitas doa makan.
Bagaimana saya makan dengan kesadaran kepada Allah. Setelah ada
trigger segera makan … saya sadar, apakah emang sudah jam makan
atau apakah saya lapar atau tidak ??
Pertanyaan kesadaran ini membuat saya tidak segera makan atau ingat
langsung mau makan.

125. Kendalikan kesadaran saya dengan pikiran sadar
dan hati. Lalu
Iya ya, saya makan ini kan ibadah kepada Allah.
Saya niatkan yang diikuti dengan doa yang
“dirasakan” artinya. Dengan nama Allah saya
makan, maka saya mesti makan mengikuti
syariatnya. Yang pasti makan dengan cara yang
benar. Kan atas nama Allah yang pengasih dan
penyayang.
Dengan membayangkan makanan tersaji begitu saja, ada petani yang
menanam padi, menanam sayuran, ada yang beternak, ada yang menjual
dan ada yang membelinya dan menyajikan makanan tersebut kepada kita.
Tidakkah kita bersyukur ? Bersyukur kepada manusia dan memuji hanya
kepada Allah yang mengatur itu semua dengan takdirnya. Pastilah kita
makan yang halal dan yang thayyib, serta berhenti merusak tubuh
sebelum kenyang

126. Benar-benar menikmati makan dengan benar dan
merasakan makanannya. Dikunyah dengan bener
dan tidak langsung ditelan.
Mulai dengan minum dan buah agar prosedur
makannya bener sehingga metabolisme lancar,
memberi tenaga dan kekuatan …
Ingat pula setelah memasukkan makanan melewati
mulut … ada Allah yang memproses semua
makanan itu.
Setelah makan, saya mengucapkan segala puji hanya bagi Allah atas semua
itu bisa terjadi. Bisa saja hal di atas berbeda setiap orang tergantung
ilmunya dan latar belakangnya. Misalkan, ada yang makan dengan tangan,
ada yang makan lesehan dan sebagainya. Sah-sah aja, yang terpenting
syariatnya diikuti.

127. Membayangkan
Makan bukan saja menyehatkan bagi tubuh dan
berkah dalam mensupport aktivitas lainnya.
Makan saja bisa mengantarkan saya kepada
kebaikan dan pahala,
Makan mengantarkan kepada ibadah yang ihsan
Makan menjadi bentuk ketaatan (taqwa) kepada
Allah dengan mengikuti apa yang Allah telah
sampaikan
Apalagi saya diberi karunia, yang dapat melakukan berbagai
aktivitas dengan sadar (ihsan) … maka taqwa itu mudah jika
Allah mudahkan. Insya Allah …

128. Profil Penulis - Munir Hasan Basri
Kami sudah berkeluarga, isteri tercinta Wagiati
Romlah dengan 4 anak yang masih hidup, Nur
Aini, Nur Fikri, Nur Anisah dan Ahmad Fajri.
Dilahirkan di Pangkalpinang, propinsi Bangka-
Belitung, 4 Februari 1966 dari KH. Hasan Basri
Sulaiman dan Hj. Maimunah.
Keluarga yang berlatar belakang agama dari ayah yang menjadi guru
agama di PT. Timah Bangka saat itu. Ayah menjadi penceramah yang
disukai di Bangka dan Belitung dan pendiri Masjid Al Muhajirin jl. Balai
Pangkal pinang dan ketua Muhammadiyah Bangka. Kebanggaan atas jasa
ayah dihargai PEMDA Pangkalpinang dengan memberi nama jalan yaitu
jalan KH. Hasan Basri Sulaiman menggantikan jl Balai. Kami anak kelima
dari 8 bersaudara.

129. Profil Penulis - Munir Hasan Basri
Kami menjadi yatim sejak kelas 5 SD dan Mak
Maimunah yang menghidupi dengan berjualan keliling.
Akhirnya Mak pun melanjutkan posisi ayah sebagai
penceramah dan mampu mensarjanakan semua
anaknya.
Masa kecil banyak membantu orang tua dengan
berbagai aktivitas rumah dan masih sempat untuk
bermain atau berolahraga. Membersihkan rumah setiap
hari dan kebiasaan baik di kala itu memberi kebiasaan
baik di masa sekarang. Sejak kecil suka bermain catur,
bola, badminton, bola volley, bola basket membentuk
kerpibadian yang baik. Kami melanjutkan SMA di
Bandung dan kuliah di ITB. Kami bersyukur sekali
dengan perjalanan hidup sampai sekarang.

130. Profil Penulis - Munir Hasan Basri
Kami mulai bekerja di Federal Motor, kemudian di
Electrolux, PT. Rotaryana Prima dan akhirnya di
SANKEN. Mulai dari staf engineer, manager service,
manager sales dan marketing, training manager, call
center manager, general manager customer care dan
direktur customer care. Pengalaman mengikuti
berbagai pelatihan di dalam dan di luar negeri dan
pengalaman kerja membuat kami merasa memiliki
banyak hal yang mesti dibagi untuk orang banyak.
Salah satu kebisaan kami Adalah menjadi trainer yang
menuntut kami banyak menulis. Dan pengalaman kerja
dengan berbagai pengalaman itu kami share dalam
bentuk buku dan kepelatihan.

131. Buku-buku kami yang telah diterbitkan

132. Buku Pertama “Semangat kerja yang konsisten”
Buku yang membahas
bagaimana bersemangat yang
bener, yang bener itu memberi
konsistensi dalam bersemangat.
Selama ini banyak orang tidak
mau menekuni untuk
bersemangat, tapi ada juga yang
mencarinya agar bersemangat.
Ternyata semangat itu tak perlu
dicari, hanya perlu diyakini dan
diikuti saja. Ingin tahu lebih
lanjut, segera miliki dan baca.
https://bit.ly/43thr0D

133. Buku Kedua“Kerja bahagia dengan BUS Way”
Dalam buku ini diulas tentang menyikapi kerja
dengan bahagia agar membangun semangat yang
tinggi. Kebahagiaan untuk keluarga menjadi lebih
utama dari kerja, maka behagiakanlah keluarga
selama berada di rumah. Banyak orang tidak
mendapatkan kebahagiaan di rumah, karena sudah
merasa lelah setelah bekerja. Pola Bus Way adalah
membahagiakan keluarga dengan memulai dari diri
sendiri untuk banyak memberi waktu, perhatian,
kebersamaan dan lainnya dapat berdampak pada
kerja di kantor. Kerja yang bahagia di kantor
memberi produktivitas yang tinggi dan memberi
dampak kepada kepercayaan, dapat meningkatkan
uang (gaji) dan Insya Allah sukses karena apa yang
saya perbuat produktivitas. BUS – Bahagia dimulai di
rumah – Kerja produktif dapet Uang – Meraih Sukses.
http://bit.ly/3P38FAo

134. Buku Ketiga“Keyakinan memperkaya kerja produktif”
Buku “Keyakinan memperkaya kerja produktif” ini bagian dari salah
satu buku saya yang membahas tentang iman (Islam) dan kerja.
Orang yang beriman itu pasti bekerja produktif, tetapi orang yang
kerja produktif belum tentu memiliki iman yang bener. Buku
“Keyakinan memperkaya kerja produktif” menjadi buku yang
terpadu yang mengajari ilmu (logika) yang didasari oleh keyakinan,
yang membuka hati (spiritual). Obrolan dilakukan setiap pagi
sebelum kerja, waktu yang menjadi waktu emas untuk memberi
(mengisi) pikiran dengan hal positif. Datang lebih awal memberi pula
keadaan pikiran dan fisik yang lebih fresh yang memberi kebaikan
yang banyak kepada setiap orang. Obrolan yang memiliki bahasa
positif langsung mendorong diteruskan dalam kerja. Keadaan ini
sangat positif juga untuk saling berempati dan berbagi pengalaman
kerja dalam menghadapi pekerjaan di kantor. Ada masalah, ada
solusi, ada motivasi dan ada motivasi spiritual. Insya Allah dapat
menjadi inspirasi dalam meningkatkan kerja yang produktif.
https://bit.ly/3PblrwP

135. Kami saat ini juga menulis dalam bentuk e-Book
7 Step Manajemen Syukur untuk
Aktivitas produktif yang Konsisten
Tip mudah Mengejar keinginan dengan nyaman
e-Book yang menjelaskan dengan step by step cara bersyukur dam 7
langkah. Ternyata bersyukur itu bukan sekedar diucapkan, tapi
bener-bener dipahami dengan baik. Hal utama yang menjadi dasar
Adalah iman dan ilmu. Lalu setiap orang mesti memiliki kesadaran
kepada Allah, dengan hati bisa melihat dan memahami nikmat itu
dari Allah swt. Merasakan kebaikannya dan barulah bisa bersyukur
lebih baik.
Manajemen Syukur ini dapat digunakan oleh setiap orang yang
beriman untuk meningkatkan produktivitas kerja dan merasakan
hasil yang luar biasa.

136. Pelatihan kesadaran spiritual
Menggugah iman dan kesadaran untuk
semakin produktif dalam kerja dan hidup
H. Ir. Munir Hasan Basri

137. Pelatihan kesadaran spiritual
Pengalaman : Mentor Remaja Masjid Salman ITB, staf engineering
Honda, Manager Service Electrolux, Sales & Marketing Manager PT.
Rotaryana Prima, Manager Service SANKEN, Training Manager
SANKEN, Manager Call Center & Customer Care SANKEN, GM Customer
Satisfaction SANKEN, Direktur Customer Care SANKEN, Direktur Teknik
Solar Water SANKEN
Lahir di Pangkalpinang, Bangka, dari ayah KH. Hasan Basri Sulaiman
dan ibu Maimunah. Lulusan Elektro ITB.
Pengalaman training : Trainer IKIP Jakarta, Astra, Electrolux,
Marketing Plan, ISO, Training management function, Clarke School
USA, CMI USA, AMA USA, Nurcahyo, Abu Sangkan, ESQ, Erbe Sentanu,
Hypnotis.
Pelatihan Kesadaran Spiritual sudah dilakukan sejak tahun 2006 - sekarang
Referensi : SANKEN, Akademi Kebidanan Al Ikhlas Bogor, Solite, Columbia,
Columbus, PT. Kobatin, SmartKredit (PT. Global), PEMDA Pangkalpinang,
Guru SMP Pangkalpinang, Guru SMP BABEL, BPR Bandung, PLN Jabar, OSIS
Madrasah Jakarta, Private Keluarga, Pengajian, Umum.

138. Padasuka Ideal, Blok E4. No. 20 Bandung
http://kultummotivasi.blogspot.com
http://www.munirhasanbasri.com
http://
www.facebook.com/
munirhasanbasri
[email protected]
08131073735
2
08131073735
2
http://
www.facebook.com/
sadarspiritual

139. Daftar Pustaka
Tafsir Ibnu kasir
Dengan NamaMu Aku hidup, Amru
Khalid
Cerahkan Hidup dengan Al Qur’an, DR. M. Masri
Muadz. MSc
Allah dan Rasul, Said Hawwa
Bimbingan Islam untuk hidup Muslim, DR.
Ahmad Hatta, MA dkk
7 Rahmat Akhlak yang baik, Yasir Qadhi
Al Qur’an Terjemahan Kemendag

140. Assalamualaikum
Ta'awudz
eBook catatan belajar Islam
Daftar isi
Mau masa depan hebat, tapi
kok nggak peduli hari ini
LOA
Allah mengurus semua, An
Nahl, 16 : 89
Masa depan Al Qur’an
Kehidupan setelah kematian
Janji Allah
Hari kiamat
Pelajaran bagi orang berakal
Waktu sekarang
Menyampaikan Amanah (QS
An Nisa, 4 : 58)
Larangan riba, Al Baqarah
2 : 175
Sempurnakan timbangan,
QS. Al-An’am, 6 : 152
Membuat kerusakan di
bumi, QS. Al-A’raf, 7 : 56
Orang mengetahui, QS. Az-
Zumar, 39 : 9
Ayat-ayat masa depan
Allah mengurus semua, An
Nahl, 16 : 89
Tidak tahu masa depan, QS.
Luqman 31: 34
Berkata Insya Allah, QS. Al-
Kahfi, 18 : 23–24
Persiapan masa depan, QS
Al Hasyr, 59 : 18
Hari kiamat (QS. Al-
Qiyamah, 75 : 6–7 )
Pertemuan dengan Allah
(QS Al Baqarah, 2 : 223)
Masa depan dan Rahasia
Allah
Tidak tahu Dimana kematian
terjadi
Pentingnya mengucapkan
Insya Allah
Introspeksi masa depan
Perintah bertaqwa
Allah Maha melihat
Renungan
Nikmat iman
Taqwa
Mendapat petunjuk
Muflihun (sukses dan Bahagia)
Nafsun (jiwa, diri)
Fasiq dan taqwa
Orang beruntung (muflihun)
Kata Kunci (klik pada kata)

141. Lahir sebagai fitrah
Hanif
Doa memohon ketaqwaan
Memprakarsai amal saleh
Fasiq
Lupa kepada Allah
Ciri-ciri orang fasiq
Fasiq dalam Al Qur’an
Rahmat bagi orang fasiq
Rezeki orang fasiq
Beda taqwa dan fasiq
Neraka dan Surga (QS Al
Hasyr, 59 : 20)
Orang buta
Orang berbuat maksiat (QS,
Shad 38: 28
Al Qur’an diturunkan kepada
gunung, (QS. Al Hasyr, 59 : 21)
Beda Qad dan Inna
Menegaskan kebenaran
Qad, menegaskan
Tabel beda Qad dan Inna
Obrolan 3 sahabat hati
Ladang ibadah
IYA, ilmu – yakin - amalkan
Lapar dimalam hari
Tidak memperhatikan
makan malam
Sinyal rasa lapar
Pikiran bawah sadar
Self talk
Memahami Al Hasyr, 59 : 18
Profil Penulis
Buku Penulis
Semangat kerja yang konsisten
Kerja Bahagia dengan BUS Way
Keyakinan memperkaya
kerja produktif
eBOOK
Pelatihan kesadaran
Contact us dan Media Sosial
Semakin baik hari ini
Kata kunci
Makan Malam tidak thayyib
Kata Kunci (klik pada kata)

142. Semakin baik hari ini
Menjadi Motto saya saat ini untuk selalu mendorong
saya berkarya pada perusahaan, rumah dan
masyarakat. Tidak saja hanya menambah ilmu dan
iman, tapi juga berbagi pengalaman agar menjadi
sempura kemampuan (ilmu) yang saya peroleh.
Maknanya adalah selalu konsisten untuk belajar untuk
menghasilkan pekerjaan yang baik (bernilai tinggi) hari
ini. Kerja yang semakin bernilai tinggi dan Amal yang
semakin ikhlas menuju iman yang semakin sempurna.

143. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

144. E-Book “Mau masa depan hebat, tapi kok nggak peduli hari ini” sebagai bagian
dari catatan belajar Islam saya. Ilmu keislaman itu mesti ditambah dan mesti
diulang lagi agar mendapat rahmatNya. Segala puji hanya bagi Allah atas
selesai e-Book ini
Entah mengapa saya memilih tema ini, tentang waktu dan saya banyak
melalaikan waktu. Terutama hari ini, sekarang. Padahal kan hanya ada hari ini
saja, yang menjadi waktu penting dalam beraktivitas. Masa lalu karena sebab
dari aktivitas hari ini, masa depan ya sangat bergantung pada hari ini.
Allah swt mengingatkan saya untuk bertaqwa dan kalau tidak Jalani, maka ada
yang berlawanan, yaitu fasiq. Maka Allah memerintahkan saya bertaqwa dan
hendaknya memperhatikan jiwa saya. Melihat, mengevaluasi, mengoreksi,
memahami dan sebagainya tentang kecenderungn jiwa dalam berbuat
sesuatu. Alhamdulillah semua itu ada dalam surah Al Hasyr, 18 – 21.
Insya Allah e-Book ini bermanfaat dan memberi inspirasi buat yang baca.
Terima kasih