يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ ادْخُلُواْ فِي السِّلْمِ كَآفَّةً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (al-Baqarah: 208)
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.…” (al-Baqarah: 143 ) “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.…” (Ali ‘Imran: 110) “Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.” (al-Anfaal: 74) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالَّذِينَ آوَواْ وَّنَصَرُواْ أُولَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (an-Nuur: 55)
Umar bin Khaththab r.a. berkata, “ Kami dahulu adalah kaum yang paling hina, lalu Allah menjadikan kami mulia dengan Islam. Jadi, manakala kita mencari kemuliaan dengan selainnya, yang Allah menjadikan kita mulia dengannya, maka Allah tentu akan menjadikan kita hina ” ( dikeluarkan oleh al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan disepakati pula oleh adz-Dzahabi dalam Talkhis -nya).
Problematika Ummat Keimanan yang lemah Lemahnya Ibadah dan Akhlak ( mengikuti hawa nafsu ) Rusaknya tatanan social ( hilangnya persatuan, masalah seksual, narkoba, Perdagangan ABG Lemahnya Pendidikan , Pembinaan , dan Dakwah Lemahnya penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Tsaqafah Islamiyah Lemah dari aspek hokum dan politik Lemah dari aspek militer
Problematika Ummat ….. Keimanan yang lemah “ Yang selalu merasakan nikmat iman dalah orang rela menjadikan Allah sebagai Robb, menjadikan Islam sebagai agama dan Muhamad sebagai Nabi.” (HR. Muslim) “Tiga perkara yang dimana seseorang memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman, Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari pada yang lain, Seorang yang mencintai orang lain, ia tidak mencintainya kecuali Allah dan orang yang benci dikembalikan ke dalam kekufuran sebgaimana ia benci dilemparkan ke dlam api neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Problematika Ummat ….. Ibadan dah Akhlak yang lemah “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar…” (al-‘Ankabuut: 45) “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (al-Hajj: 77) “ Umar bin Khattab ra berkata dalam suratnya kepada Amr bin al-Ash, “Wahai Amr, sesungguhnya kita hanya dapat menglahkan orang-orang kafir itu karena ketakwaan kita dan kekafiran mereka. Maka ketika kita berdosa kepada Allah, tiada lagi sumber kemenangan yang kita miliki, sebab-sebab orang-orang kafir selalu melebihi kita dalam sarana perang dan jumlah pasukan. Maka, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.” “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam: 59 )
Problematika Ummat Kerusakan tata sosial “Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Anfaal: 46) “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-Israa’: 32) “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (al-Maaidaah: 91)
ع نْ عَبْدِ اللهِ ْبنِِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ َيقُوْلُ يَا مَعْشَرَ اْلمُهَاجِرِيْنَ حِصَالٌ خَمْسٌ إِنْ اُبْتُلِيْتُمْ ِبهِنَّ وَنَزَلْنَ بِكُمْ أَعُوْذُ بِا للهِ أَنْ تُدِْركُوْهُنَّ لَمْ تَظْهَرْ فَاحِشَةٌ ِفيْ قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوْا بِهَا إِلاَّ فَشَا فِيْهِمْ اَلأَوْجَاعُ اَلَّتِي لَمْ تَكُنْ فِيْ أَسْلاَفِهِمْ ولَمْ يَنْقُصُوْا الْمِكْيَالَ وَاْلمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوْا بِالِّسِنْينَ وَشِدَّةِ اْلمُؤْنَةِ وَجَوِْر الُّسلْطَانِ وَلمْ يَنْقُضُوْا عَهْدَ اللهِ وَ عَهْدَ َرسُوْلِهِ إِلاَّ سُلِّطَ عَلَيْهِمْ اْلعَدُوُّ مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذَ بَعْضَ مَا فِيْ أَيْدِيْهِمْ ولَمْ يَمْنَُوْا زَكَاةَ أَمْوَاِلهِمْ إِلاَّ مُنِعُوْا القُطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلََوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوْا وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللهِ إِلاَّ جُعِلَ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ رَوَاهُ التُرْمُذِيْ وَابْنُ مَاجَةَ وَاْلَبْيَهِقْي Dari Abdillah ibnu Umar ra. berkata, “Rasulullah saw. telah bersabda, ‘Wahai, Kaum Muhajiriin, ada lima hal yang aku khawatirkan jika menimpa serta menguji kalian, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mendapatkannya. (1) Tidaklah perzinahan merajalela pada suatu kaum hingga mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan menyebar penyakit-penyakit yang belum pernah terjadi pada umat yang sebelumnya, dan (2) tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran, kecuali akan ditimpa paceklik serta mahalnya harga kehidupan , (3) dengan pemimpin yang tiran yang tidak mengindahkan janji Allah dan Rosul -Nya kecuali akan Allah akan jadikan musuh kalian menguasai kalian, (4) enggannya kalian membayar zakat sehingga Allah tahan air hujan sehingga ternak-ternak kalian kehausan , dan (5) kalian tidak bertahkim pada kitab Allah sehingga Allah jadikan kalian saling bermusuhan ...” (HR. Turmudzi dan Ibnu Majah )
Problematika Ummat Pendidikan , pembinaan dan dakwah “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam: 59) Oleh karenanya, Allah menyeru kepada setiap mukmin untuk selalu melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. ” (Ali ’Imran: 104)
Problematika Ummat Lemahnya pengussaan Ilmu Pengetahuan dan Tsaqafah Islamiyah “…Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (az-Zumar: 9) “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Mujaadilah: 11) mengenai hal ini, Imam Syafi’i berkata, “Sesungguhnya jati diri seorang pemuda—demi Allah—ada dalam ilmu dan ketakwaannya. Apabila keduanya tidak ada dalam dirinya, maka ia bukanlah pemuda sebenarnya.”
Problematika Ummat Kelemahan dari aspek hukum dan politik “…Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (al-Maa-idah: 44 ) “...Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (al-Maa-idaah: 45) “ Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (al-Maa-idaah: 50) “… Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (al-Baqarah: 85)
Problematika Ummat Kelemahan dari aspek militer “Nanti ummat ini akan dikepung oleh bangsa-bangsa lain. Sebagaimana orang yang makan itu mengepung nampan nasinya. Sebagian shbat bertnya: “Apakah jumlah kita sedikit pada waktu itu? Beliau menjawab: “Tidak, bahkan jumalah kamu banyak sekali pda waktu itu, akan tetapi (kualitas) kamu seperti buih, buih arus. Dan sungguh Allah akan mencabut dari jiwa musuh-musuh kamu rasa takut dari kamu. Dan selanjutnya Dia menanamkan penyakit “wahn” pada hati kamu. Sebagian sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apa wahn itu? Beliau bersabda: “Hubbud dunya (cinta dunia) dan benci kematian.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Problematika Ummat Kontemporer Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di tubuh ummat. Penyakit ummat sebagai dampak dari penjajahan. Kekuatan musuh dengan gerakan “ Ghazwul Fikr ”.
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di tubuh ummat . Hudzaifah bin al-Yaman berkata , “Semua manusia bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kebaikan, sementara aku bertanya kepada beliau tentang keburukan yang mana aku takut menemuinya. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami dulu berda dalam kejahiliaan dan keburukan, lalu Allah memberikan kepada kami kebenaran ini. Maka apakah setelah kebaikan ini akan muncul keburukan? Beliau menjawab: “Ya”. Aku bertanya kembali: “Dan apakah setelah keburukan ini akan ada kebaikan kembali? Beliau menjawa: “Ya, (akan tetapi) di dalamnya ada kerusakan.” Aku bertanya: “Apa kerusakannya?” Beliau menjawab: “Kaum yang menunjukkan dengan selain petunjukku, kamu mengenal mereka dan kamu juga mengingkarinya.” Aku bertanya kembali: “Maka apakah setelah kebaikan yang demikian ini ada keburukan lagi?” Beliau menjawab: “Ya, para da’I yang berada di pintu-pintu Jahannam, barang siapa yang meresponnya maka ia akan terjerumus di dalamnya.” Aku bertanya: “Wahai Rasulullah jelaskan kepada kami sifat-sifat mereka. Beliau bersabda: “Mereka dari jenis kulit (golongan) kita dan mereka berkata dengan lisan-lisan kita.” Aku berkata: “Apa yang Engkau intruksikan kepadaku apabila menemuiku? Beliau bersabda: “Kamu harus bergabung bersama jamaatul muslimin dan imam mereka.” Aku bertanya kembali: “Kalau sekiranya tidak ada jamaah dan imam? Beliau berkata: “Jauhilah semua firqoh yang ada, meskipun kamu menggigit akar pohon sampai datangnya kematian dan kamu tetap begitu.” (HR. al-Bukhari )
Problematika Ummat Kontemporer Penyakit ummat sebagai dampak dari penjajahan. Pertama, Adanya LSM dan yayasan-yayasan sebagai musuh-musuh Islam Kedua, Keterbelakangan umat dari IPTEK dan industri Ketiga, Paradigma berfikir yang salah Keempat, Krisis identitas
SOLUSI DARI BERBAGAI PROBLEMA Pertama, Memiliki ilmu pengetahuan. “… Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (az-Zumar: 9) “… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (al-Mujaadilah: 11) Imam Syafi’i berkata, “Sesungguhnya jati diri seorang pemuda—demi Allah—ada dalam ilmu dan ketakwaannya. Apabila keduanya tidak ada dalam dirinya, maka ia bukanlah pemuda sebenarnya.” Kedua, Tarbiah secara kontinyu. “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali ’Imran: 104 )
Solusi Ketiga, Berdakwah dan Berjihad sepanjang masa. “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (al-Hajj: 77-78)