Ahliyyah: Secara etimologi, ahliyyah berarti kecakapan
menangani suatu urusan.
1. Ahliyyah al-Wujub (keahlian wajib), yaitu sifat kecakapan
seseorang untuk menerima hak-hak yang menjadi haknya,
tetapi belum mampu untuk dibebani seluruh kewajiban.
Misal: ia telah berhak menerima hibah, jika hartanya
dirusak orang lain, ia diangap mampu menerima ganti rugi.
Namun, ia dianggap belum cukup mampu untuk
menanggung kewajiban syariah seperti shalat, puasa, haji,
dan sebagainya. Meskipun dia melakukan hal tersebut,
statusnya hanya sebatas pendidikan dan bukan kewajiban.
Ukuran yang digunakan adalah sifat kemanusiaannya yang
tidak dibatasi umur, baligh, kecerdasan.
a) Ahliyyatal-wujub al-naqishah, yaitu anak yang
masih berada dalam kandungan ibunya (janin), ada
4 hak baginya: hak keturunan dari ayahnya, hak
warisan, wasiat, dan harta wakaf yang ditujukan
kepadanya.
b) Ahliyyatal-wujub al-kamilah, kecakapan menerima
hak bagi seorang anak yang telah lahir ke dunia
sampai dinyatakan baligh dan berakal.
2. Ahliyyah al-Ada`(keahlian melaksanakan), yaitu sifat
kecakapan bertindak hukum bagi seseorang yang telah
dianggap sempurna untuk mempertanggung jawabkan
seluruh perbuatannya, baik positif maupun negatif.
Ukurannya adalah ‘aqil, baligh dan rusyd (cerdas).
Penghalang Keahlian (‘awaridh al-ahliyyah):
1) ‘Aridh Samawiy, yaitu halangan yang datangnya
dari Allah. Halangan yang tidak diupayakan dan
diusahakan oleh manusia, seperti gila.
2) ‘Aridh Kasbiy, yaitu halangan yang disebabkan oleh
manusia. Halangan ini sumbernya ada dua, yaitu