BAGIAN 1: PERANAN, STRATEGI
DAN PERMASALAHAN PETANI DAN
PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN
MENUJU SWASEMBADA PANGAN
BERKELANJUTAN
Cut Nur Ichsan
PERANAN TANAMAN
PANGAN di INDONESIA DAN
GLOBAL
•Di Indonesia merupakan pembentuk PDB nasional
•Penyerap tenaga kerja
•Penyedia bahan baku ekspor
•Menghemat devisa
•Penyedia bahan baku makanan pokok unutuk
penduduk indonesia 90% dan 50% unutk
penduduk dunia
•Penjaga stabilitas politik, keamanan nasional di
negara berkembang
STRATEGI PEMBANGUNAN
PANGAN DI INDONESIA
STRATEGI JANGKA PANJANG
Perencanaan sektor pertanian terpadu, sistematis, komprehensif
dan partisipasi masyarakat
Meningkatkan koordinasi antar instasi unutk sinkrnisasi dan
harmonisasi kerja
Pemantauan lapangan menyangkut perubahan dan anomali
iklim secara berkala dan berkesinambungan
Reboisasi dan rehabilitasi lahan skala DAS
Pemanfaatan teknologi terpadu
Menyebarluaskan informasi iklim dan cuaca secara cepat dan
aktual
Pembangunan sarana dan prasarana pertanian
STRATEGI PEMBANGUNAN
PANGAN DI INDONESIA
STRATEGI JANGKA PENDEK
Pemantauan secara terpadu fenomena
perubahan iklim
Perbaikan prasarana dan sarana pertanian
Penerapan teknik konservasi tanah dan air
Pemberdayaan petani (Deptan 2015)
PERMASALAHAN
Seberapa besar pengaruh petani
dan pertanian serta perlindungan
tanaman terhadap produksi beras
dan swasembada pangan yang
berkelanjutan di Indonesia
PEMBAHASAN
Produksi Padi
Petani
Dan
Pertanian
Perlindungan
Tanaman
Petani
Dan
Pertanian
Birokrasi Deptan
Organisasi Tani
Mentalitas
Modal
Teknologi
Keterampilan
Pasar dan Tata Niaga
Petani
Informasi
Kebijakan
Kepemilikan Lahan
Masalah
Kepemilikan Lahan
Luas Pemilikan Lahan Petani Sempit, Sehingga Sulit Untuk Menyangga
Kehidupan Keluarga Tani.
Produktivitas Lahan Menurun Akibat Intensifikasi Berlebihan dan
Penggunaan Pupuk Kimia Secara Terus Menerus
Alih Fungsi Lahan Produktif ke Industri Akibat Kebijakan
Belum Optimalnya Implementasi Pemetaan Komoditas Terkait
dengan Agroekosistem Lahan
Masih Banyak Lahan Tidur
Persengketaan Tanah Rakyat dengan Pengusaha dan Pemerintah
Banyak Lahan Petani yang Belum Bersertifikat (Biaya Mahal dan Sulit)
Sistem Pewarisan Tanah
Banyak Petani yang Tidak Punya Lahan
KKN
Lemah dalam Eksekusi
Koordinasi antar Lembaga lain
lemah
Terlalu Gemuk
Masalah
Birokrasi Deptan
Petani Kurang Modal
Sistem Perbankan yang Kurang
Peduli Pada Petani
Belum Ada Asuransi Pertanian
Sistem Ijon
Masalah
Modal
Keterbatasan Penguasaan Teknik Budidaya
pada Komoditas Tertentu Saja
Kurangnya Orientasi Agribisnis
Kurangnya Penguasaan Proses Pengolahan
Pasca Panen
Kurangnya Kemampuan Mengakses Pasar
Masalah
Keterampilan
Sistem Alih Teknologi Lemah
Penerapan Teknologi Kurang Tepat
Sasaran
Semakin Banyaknya Penerapan
Teknologi Tidak Ramah Lingkungan
Masalah
Teknologi
Petani Lemah Dalam
Memperjuangkan Haknya
Lemahnya Kewirausahaan
Masih Percaya Mitos
Moral Hazard
Masalah
Mentalitas
Lemahnya Kesadaran Berorganisasi
Kurang Berfungsinya Sebagian
Organisasi yang Ada
Organisasi Tani Kurang Mandiri
Masalah
Organisasi Tani
Jumlahnya Sangat Besar, 25 Juta Kk Tani, 20 Juta
Berlahan, 5 Juta Buruh Tani
Pendidikan Formal Rendah
Rendahnya Regenerasi Petani
Pekerja Keras
Miskin
Bekerja Tidak Efisien
Teknologi Rendah
Produktivitas/kk Rendah
Masalah
Petani
Kebijakan Pertanahan (skala usahatani, alih fungsi
lahan, rencana tata ruang wilayah, reformasi
administrasi pertanahan (sertifikat), pengakuan hak
ulayat belum dilaksanakan)
Kebijakan Infrastruktur (irigasi, transportasi,
komunikasi)
Trade Off dari Otonomi Daerah Terkait Dengan
Pembangunan & Pemeliharaan Infrastruktur
Pertanian
Masalah
Kebijakan
Lanjutan
Kebijakan Payung Hukum Organisasi Tani
(Organisasi Tani)
Kebijakan Pemerintah Belum Optimal Bagi Petani
Dalam Akses Pasar, Informasi, Subsidi Saprotan
dan Proteksi (Perdagangan Internasional)
Mal Praktek dalam Kebijakan Food Security
(Pangan Sebagai Komoditas Politik)
Kebijakan Perbankan Belum Kondusif untuk Petani
Industrialisasi Belum Berpihak pada Industri
Pertanian
Kebijakan Pembangunan yang Masih Sektoral
UU SD Air Kurang Berpihak pada Petani
Info Teknologi Terbatas
Regenerasi Penyuluh Pertanian Mandeg
Informasi Stok dan Kebutuhan Komoditas Belum
Terbangun
Pemanfaatan Teknologi Informasi Belum Menyentuh
Petani
Minat Petani Mencari Informasi Lemah
Penggunaan Media Informasi Pertanian Belum Meluas
Masalah
Informasi
Harga (tidak wajar, fluktuatif,
bergantung pedagang, tengkulak,
merugikan)
Penguasaan Informasi dan Akses Pasar
Lemah
Rantai Tata Niaga Panjang dan
Pembagian Marjin Tidak Adil
Masalah
Pasar dan Tata Niaga
Perlindungan
Tanaman
Prilaku Manusia
Sarana dan Prasarana
Teknologi
Kelembagaan
Keterampilan
Koordinasi
Perhatian terhadap
Perlindungan Tanaman
Laboratorium
Dana Operasional
Penelitian
Perubahan Ekosistem
Masalah
Perubahan Ekosistem
IKLIM
Penguapan
Sinar matahari
Angin
Ketinggian
tempat
-Kuantitas cahaya
-Temperatur
-Kelembaban
-Kecepatan angin
-Curah hujan
Dampak penggunaan sarana input produksi
terhadap produksi pertanian dan lingkungan
meliputi penerapan teknologi Revolusi Hijau yang
berdampak negatif.
Dampak sistem pertanian terhadap emisi gas
rumah kaca melalui lahan sawah yang juga
memicu pemanasan global melalui pembentukan
gas rumah kaca.
Dampak kegiatan industri dan perluasan perkotaan
di lahan pertanian yang meninggalkan senyawa
beracun pada lahan sawah, perairan dan kolam
Masalah
Prilaku Manusia
Salah satu faktor pendukung keberhasilan produksi
padi
Beberapa kelembagaan yang berperan dalam
peningkatan produksi padi telah lama dilakukan
Kelembagaan yang banyak tidak akan
berpengaruh optimal terhadap produksi padi jika
tidak dilakukan koordinasi dengan baik
Masalah
Kelembagaan
melibatkan pihak-pihak terkait baik secara
formal maupun informal untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
koordinasi yang dilakukan untuk mencapai
tujuan dalam program peningkatan
produksi padi di Nigeria yang dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk
peningkatan produksi padi di Indonesia
Masalah
Koordinasi
Pemilihan dan Penyimpanan
Pengecambahan
Persemaian dan Pembibitan
Penanaman dan Pemupukan
Pemeliharaan dan Pengairan
Polinasi dan fertilisasi
perlindungan tanaman
panen dan pasca panen
Masalah
Keterampilan
Dalam budidaya tanaman teknologi
dibutuhkan mulai dari : persiapan benih,
lahan, pesemaian, pembibitan, penanaman,
penyimpanan, pengecambahan,
persemaian, pembibitan, penanaman,
pemupukan, pemeliharaan, pengairan,
polinasi, fertilisasi, perlindungan tanaman,
panen dan pasca panen
Masalah
Teknologi
Prasarana produksi seperti lahan, saluran
irigasi, bendungan dan jalan menuju lahan
sangat menentukan kuantitas hasil yang
didapat.
Sarana produksi seperti alat-alat pertanian,
transportasi, benih, pupuk, ZPT, pestisida
yang terjangkau dan mudah diakses.
Masalah
Sarana dan Prasarana
Keberadaan laboratorium lapangan di
Thailand telah berhasil dalam meningkatkan
produksi beras sehingga menjadikan
Thailand salah satu lumbung beras di Asia
Di Afrika, peningkatan produksi padi
dengan keberadaan laboratorium di
lapangan
Masalah
laboratorium
Majunya penelitian di suatu negara identik
dengan jumlah dana yang dikeluarkan untuk
Research dan Defelopment (R&D)
Meningkatkan stabilitas sistem pangan untuk
menjawab guncangan perubahan iklim
Penerapan soft komputing pada penelitian-
penelitian bidang pertanian memudahkan
peneliti memprediksi hasil yang didapat
Masalah
Penelitian
Semua aktifitas dalam satu program memerlukan
sarana dan prasarana yang hanya bisa didapat jika
didukung oleh dana operasional yang memadai
Dana operasional harus dialokasikan jauh-jauh hari
Di negara berkembang termasuk Indonesia, dana
operasional untuk meningkatkan produksi padi
sangat kecil dan relisasinya yang tidak pasti
Hal inilah yang menghambat implementasi program-
program yang telah direncanakan
Masalah
Dana Operasional
Evaluasi lahan
Perlindungan tanaman padi dari infeksi secara biotik
oleh jamur, bakteri, nematoda, virus serta serangan
berbagai jenis hama dengan menjaga
keseimbangan ekosistim.
Identifikasi kapasitas musuh alami, predator, hama
dan penyakit yang mungkin menyerang
Exs. Meningkatkan populasi burung hantu untuk
menekan hama tikus
Perhatian terhadap
Perlindungan Tanaman