Ibu bersedia untuk konsumsi makanan bergizi

ngadiranmetro 6 views 61 slides Apr 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 61
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61

About This Presentation

-


Slide Content

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
NORMAL DI TPMB TRI IMAWATI,S.ST.BDN
METRO PUSAT
OLEH
CAHAYA MUTIARA FITRI
NIM. 2215471027
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI D-III KEBIDANAN METRO
TAHUN 2025

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
NORMAL DI TPMB TRI IMAWATI,S.ST.BDN
METRO PUSAT
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli
Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan Metro
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
OLEH
CAHAYA MUTIARA FITRI
NIM. 2215471027
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI D-III KEBIDANAN METRO
TAHUN 2025
ii

LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI TPMB
TRI IMAWATI,S.ST.BDN METRO PUSAT
TAHUN 2025
Penulis
Cahaya Mutiara Fitri/NIM. 2215471027
PROPOSAL INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJIKAN
PADA UJI SIDANG PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
TANGGAL ...............2025
Oleh:
Pembimbing I
Islamiyati, AK., MKM
NIP. 197204031993022001
Pembimbing II
Rofana Aghniya,S.Fis.,M.K.M
NIP. 199412072022032002
iii

LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI TPMB
TRI IMAWATI,S.ST.BDN METRO PUSAT
Penulis
Cahaya Mutiara Fitri/NIM. 2215471027
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR INI TELAH DIUJI OLEH TIM
PENGUJI UJIAN SIDANG PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
TANGGAL 12 FEBRUARI 2025
MENGESAHKAN
TIM PENGUJI
Penguji I
Penguji II
: Islamiyati, AK., M.KM
NIP. 197204031993022001
: Rofana Aghniya, S.Fis., M.KM
NIP. 199412072022032002
TANDA TANGAN
……………………...
……………………...
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro
Islamiyati, AK., MKM
NIP. 197204031993022001
iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Cahaya Mutiara Fitri
NIM : 2215471027
Program Studi: DIII Kebidanan Metro
Dengan ini menyatakan bahwa hasil laporan tugas akhir saya dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Di TPMB TRI
IMAWATI,S.ST.BDN METRO PUSAT ” bukan merupakan hasil karya orang lain
(plagiat) dan benar benar karya asli saya. Bilamana dikemudian hari ditemukan
ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut untuk proses
dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dengan sebenar
benarnya.
……………..,… Februari 2025
Yang Menyatakan
Cahaya Mutiara Fitri
2215471027
v

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kemudahan, rahmat, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikkan Laporan
Tugas Akhir Yang Berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Di
TPMB TRI IMAWATI,S.ST.BDN METRO PUSAT ” .
Laporan tugas akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat ahli madya kebidanan di jurusan kebidanan Program Studi DIII
Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penyususnan
laporan tugas akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1.Dewi Purwaningsih, S.SiT, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Tanjung
Karang
2.Dr. Sudarmi, S.ST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang
3.Islamiyati, AK., MKM sebagai Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro
Politeknik Kementrian Kesehatan Tanjung Karang, serta selaku pembimbing I
yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
4.Rofana Aghniya, S.Fis., M.K.M sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan.
5.Tri Imawati, S.ST. Bdn yang telah memberikan kesempatan melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir di TPMB Tri Imawati, S.ST. Bdn Metro Pusat
6.Kedua orang tua saya yang selalu menjadi penyemangat yang tak hentinya
mendo'akan, mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi, nasihat, serta
dukungan baik secara moral maupun finansial.
7.Rekan seangkatan dan pihak-pihak terkait dan banyak membantu dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dan semua pihak yang telah membantu
terselesainya penyusunan laporan ini.
vi

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal
baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua
pihak.
…………., Februari 2025
Yang Menyatakan
Cahaya Mutiara Fitri
2215471027
vii

BIODATA PENULIS
A.Identitas Diri
Nama : Cahaya Mutiara Fitri
NIM : 2215471027
Program Studi : D III Kebidanan Metro
Tempat dan Tanggal Lahir: Gantiwarno, 25 Juni 2003
Agama : Islam
Email : [email protected]
Hp : 085709518249
Alamat
B.Riwayat Pendidikan
: Dusun III RT/RW 006/003 Desa Gantiwarno
Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung
Timur.
Taman Kanak-Kanak : TK Pertiwi Pekalongan
Sekolah Dasar : SD N 1 Gantiwarno
Sekolah Menengah Pertama : SMP N 1 Pekalongan
Sekolah Menengah Akhir : SMA N 1 Pekalongan
DAFTAR ISI
viii

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................i
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR .............v
KATA PENGANTAR .........................................................................................vi
BIODATA PENULIS..........................................................................................vii
RINGKASAN.......................................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN .....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang........................................................................................1
B.Rumusan Masalah...................................................................................3
C.Ruang Lingkup .......................................................................................3
D.Tujuan .....................................................................................................3
E.Manfaat....................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.BAYI BARU LAHIR..............................................................................5
1.Pengertian Bayi Baru Lahir...............................................................5
2.Klasifikasi Neonatus Berdasarkan Masa Gestasinya .......................5
3.Tanda Bayi Baru Lahir Normal.........................................................6
4.Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Normal............................................7
5.Adaptasi Dan Perebuhan Fisiologis Bayi Baru Lahir ......................8
6.Kebutuhan Nutrisi Bayi Baru Lahir..................................................21
B.ASUHAN BAYI BARU LAHIR ESENSIAL 0-6 JAM .........................24
1.Asuhan Bayi Baru Lahir Pada 30 Detik Pertama (0-30 detik) .........24
2.Asuhan Bayi Baru Lahir Pada 30 Detik-90 Menit............................24
3.Asuhan Bayi Baru Lahir Pada 90 Menit-6 Jam ................................29
4.Asuhan Bayi Baru Lahir Setelah 6 jam ............................................34
C.MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ............................................35
1.Pendokumentasian Berdasarkan 7 Langkah Varney ........................35
2.Data Fokus SOAP.............................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................
A.SIMPULAN ..............................................................................................
B.SARAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ix

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor APGAR.....................................................................................7
x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Janin Intra-Uterin & Bayi Baru Lahir Normal..............................9
Gambar 2 Ukuran Dan Volume Lambung Neonatus....................................23
Gambar 3 Bagan Alur Perawatan Rutin Neonatus........................................34
xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan..........................................................................
Lampiran 2. Inform Consent.............................................................................
Lampiran 3. Lembar Konsultasi.......................................................................
xii

DAFTAR SINGKATAN
AKB : Angka Kelahiran Bayi
APGAR : Appearance color, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
DJ : Denyut Jantung
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
KIE : Konseling, Informasi, dan Edukasi
LD : Lingkar Dada
LK : Lingkar Kepala
PB : Panjang Badan
TTV : Tanda Tanda Vital
UK : Usia Kehamilan
VVM : vaccine viral monitor
WHO : Wolrd Health Organization
xiii

1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bayi Baru lahir normal merupakan bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap
37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram,
dengan nilai APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, dan Respiration) >
7 tanpa cacat bawaan, dan baru mengalami proses kelahiran serta harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan luar uterine (Jamil
et al., 2017).
Berdasarkan estimasi World Population Prospect (WPP) pada tahun
2024 Indonesia mencatat angka kelahiran sebesar 16.817 per 1.000 penduduk.
Berdasarkan data yang di dapatkan dari Kementerian Dalam Negeri dan Badan
Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai
4,62 juta jiwa diseluruh provinsi Indonesia. Angka tersebut turun 0,6%
dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 4,65 juta jiwa. Khususnya di Provinsi
Lampung pada tahun 2023, jumlah bayi yang dilahirkan berjumlah 129.468 jiwa.
Tren Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia telah menunjukkan
penurunan, namun masih memerlukan upaya percepatan dan langkah-langkah
untuk mempertahankan momentum tersebut, sehingga target AKB 16/1000
kelahiran hidup dapat tercapai pada akhir tahun 2024 yang dimana kematian
balita dalam rentang usia 0-59 bulan pada tahun 2023 mencapai 34.226
kematian. Mayoritas kematian terjadi pada periode neonatal (0-28 hari) dengan
jumlah 27.530 kematian (80,4%) yang terjadi pada bayi. Jumlah kematian yang
signifikan terjadi pada masa neonatal, penyebab utama kematian di masa
neonatal tahun 2023 diantaranya adalah Respiratory dan Cardiovascular dengan
persentase sebesar (1%), Kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan
persentase sebesar 0,7%, Kelainan Kongenital (0,3%), Infeksi (0,3%), penyakit
sistem saraf pusat (0,2%), komplikasi intrapartum (0,2%), belum diketahui
penyebabnya (14,5%) dan lainnya (82,8%) (Kemenkes RI, 2024).
1

2
Berdasarkan laporan dari Sub.Koor Keluarga Dinas Kesehatan Kota
Metro,pada tahun 2023 terdapat kematian bayi sebanyak 7 bayi dari 2.543bayi
kelahiran hidup (2,7 per 1000 kelahiran hidup).
Masalah utama bayi baru lahir pada masa Perinatal dapat menyebabkan
kematian, kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan salah satu akibat dari
Penanganan dan perawatan neonatal yang tidak tepat pada bayi baru lahir yang
sehat sehingga dapat menyebabkan kelainan yang dapat berujung pada kecacatan
seumur hidup atau kematian. Dampak yang terjadi pada bayi baru lahir adalah
jika tidak diberikan asuhan yang baik dan tepat maka bayi dapat mengalami
hipotermia yang dapat menyebabkan hipoksia atau hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak, buruknya pembersihan jalan nafas pada saat
bayi dilahirkan akan mengakibatkan kesulitan pernafasan, kekurangan asam, dan
bila hal ini terus berlanjut dapat menyebabkan pendarahan otak, kerusakan otak
kemudian terhambatnya tumbuh kembang, dan dapat terjadi infeksi melalui tali
pusat, dan pada saat memandikan atau membersihkan bayi (Juliani, 2023).
Menurunkan angka kematian neonatal merupakan upaya yang harus
dilakukan bersama antara tenaga kesehatan dengan melibatkan keluarga,
masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu
dan bayi baru lahir. Penurunan angka kematian neonatal dapat dicapai dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkelanjutan sejak bayi
dalam kandungan, saat lahir hingga masa neonatal (Kemenkes RI, 2019).
Adapun standar asuhan pada bayi baru lahir. Untuk menurunkan angka kematian
bayi, pemerintah telah mengambil langkah-langkah diantaranya seperti
mewajibkan semua bayi baru lahir menerima perawatan medis yang diperlukan,
sesuai dengan norma yang berlaku, kunjungan neonatal (KN1, KN2, dan KN3)
sebaiknya dilakukan minimal tiga kali (Kemenkes RI, 2020).
Rendahnya cakupan kunjungan neonatal (KN1, KN2, dan KN3)
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian
neonatal di Indonesia. Penyebab utamanya adalah kurangnya kesadaran ibu,
keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan, dan faktor sosial-budaya yang masih
menghambat pemantauan kesehatan bayi. Salah satu dampak utama dari
rendahnya cakupan kunjungan neonatal adalah meningkatnya risiko kematian
2

3
neonatal. Tanpa adanya pemantauan medis yang tepat pada periode tersebut,
komplikasi medis yang dapat diatasi dengan intervensi dini menjadi lebih sulit
ditangani. Misalnya, bayi dengan kondisi asfiksia atau infeksi dapat mengalami
dampak serius jika tidak segera mendapatkan penanganan medis (Kemenkes RI,
2020).
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih intensif untuk
meningkatkan cakupan kunjungan neonatal, seperti edukasi kepada ibu hamil,
peningkatan kualitas layanan kesehatan neonatal, serta penguatan peran tenaga
kesehatan dalam memberikan pendampingan kepada ibu dan bayi baru lahir.
Dengan demikian, diharapkan angka kematian neonatal dapat ditekan, dan bayi
yang lahir dapat tumbuh sehat serta berkembang dengan baik (Kemenkes RI,
2020).
Berdasarkan permasalahan tersebut, laporan ini bertujuan untuk
mengevaluasi penerapan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal di
TPMB Tri Imawati,S.ST.Bdn Metro Pusat, serta mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar
untuk meningkatkan kualitas layanan kebidanan dalam perawatan bayi baru lahir
guna menurunkan risiko kematian pada masa neonatal serta meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah pada
studi kasus "Bagaimana Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal dilakukan
Berdasarkan standar asuhan kebidanan pada By. Ny A Di TPMB Tri
Imawati,S.ST.Bdn Metro Pusat
C.Ruang Lingkup
Sasaran Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal By. Ny A Lokasi
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal akan dilaksanakan di Tempat
Praktik Mandiri Bidan Tri Imawati,S.ST.Bdn di Metro Pusat. Waktu
Pelaksanaan asuhan kebidanan berlangsung setelah proposal disetujui.
D.Tujuan
1.Tujuan umum
3

4
Mahasiwa mampu melakukan asuhan kebidanann pada bayi baru lahir By.
Ny. A dengan asuhan Essensial di TPMB TRI IMAWATI,S.ST.BDN
METRO PUSAT .
2.Tujuan Khusus
a.Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada bayi baru
lahir normal.
b.Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada bayi baru
lahir normal.
c.Mahasiswa mampu melakukan pengkajian analisis pada bayi baru lahir
normal.
d.Mahasiswa mampu menyusun penatalaksannaan pada bayi baru lahir
normal.
e.Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
E.Manfaat
1.Manfaat Teoritis
Secara teoritis laporan tugas akhir ini bermanfaat untuk menambah referensi
materi asuhan pelayanan kebidanan, khususnya bagi Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang Program Studi Kebidanan Metro, serta memberikan
masukan bagi penulis selanjutnya mengenai asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir normal.
2.Manfaat Aplikatif
Secara aplikatif diharapkan laporan tugas akhir ini dapat menjadi acuan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir normal dengan standar asuhan kebidanan.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Bayi Baru Lahir
1.Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah & Yulianti, 2022).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badan 2500-4000 gram (Solehah et al., 2021). Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap
37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang
melewati vagina tanpa memakai alat (Tando, 2016)
2.Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan masa gestasinya menurut
WHO dalam (Sofiani, 2022) yaitu :
a.Bayi prematur (preterm infant) adalah bayi yang dilahirkan sebelum
usia kehamilan mencapai 37 minggu.
b.Bayi cukup bulan (term infant) adalah bayi yang dilahirkan pada usia
kehamilan antara 37 hingga 42 minggu.
c.Bayi postmatur (postterm infant) adalah bayi yang dilahirkan setelah
usia kehamilan mencapai 42 minggu atau lebih.
Bayi baru lahir menurut berat badan:
a.Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) : <2500 gram
b.Berat Bayi Lahir Normal (BBLN) : 2500-4000 gram
c.Berat Bayi Lahir Lebih (Makrosemia): <4000 gram
3.Tanda Bayi Baru Lahir Normal
a.Berat badan 2500-4000 gram
b.Panjang badan 48-52 cm
c.Lingkar dada 30-38 cm
d.Lingkar kepala 33-35 cm
5

6
e.Bunyi jantung pada menit-menit pertama 180x/menit, bunyi jantung
bayi 120-160 x/menit
f.Pernapasan pada menit-menit pertama 80x/menit, frekuensi pernapasan
normal pada BBL 40-60x/menit .
g.Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseos
h.Kuku agak Panjang dan lemas.
i.Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala sudah sempurna
j.Genitalia pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia
minora, bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
k.Bayi lahir langsung menangis kuat
l.Refleks pada bayi baik
m.Mekonium, yang berwarna hitam kehijauan hingga kecokelatan dan
memiliki tekstur lengket, biasanya dikeluarkan oleh bayi dalam 24 jam
pertama setelah lahir. Suhu tubuh bayi normal berada dalam rentang
36,5-37,4°C (Suryaningsih et al., 2023).
n.Skor APGAR dengan hasil >7
Skor APGAR adalah metode penilaian yang dilakukan segera setelah
bayi lahir untuk menilai kondisi kesehatannya. Nilai yang lebih tinggi
menunjukkan hasil pemeriksaan yang lebih baik. Penilaian dilakukan
pada menit pertama dan kelima setelah kelahiran. Skor pada menit
pertama digunakan untuk mengevaluasi kemampuan bayi dalam
menghadapi proses persalinan dan beradaptasi dengan lingkungan di
luar rahim, sedangkan skor pada menit kelima digunakan untuk menilai
kondisi bayi setelah berada di luar rahim ibu (Tambunan &
Simatupang, 2023).
6

7
Tabel 1
Skor APGAR
Skor APGAR
SumbSumber: Ervin Rufaindah et al., 2022
Interpretasi: Skor APGAR normal = 7-10
Asfiksia sedang = 4-6
Asfiksia berat = 0-3
4.Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Normal
Setiap bayi baru lahir perlu dievaluasi untuk mendeteksi tanda-tanda
kegawatan atau kelainan yang dapat mengindikasikan adanya penyakit. Bayi
baru lahir dianggap sakit jika menunjukkan satu atau lebih gejala, seperti
sesak napas, frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali per menit, adanya
retraksi dada, tidak mau minum, suhu tubuh rendah atau demam, kurang
aktif, dan berat badan lahir rendah (500-2500 gram) disertai kesulitan dalam
minum (Solehah et al., 2021).
Tanda bahaya di bagi menjadi 2:
a.Tanda bahaya yang harus di kenali oleh ibu
1)Bayi sulit diberi ASI serta hisapan bayi lemah
2)Bayi terlihat sulit bernapas
7
Indikator 0 1 2
Appearance
color (warna
kulit
Seluruh badan
biru atau pucat
Warna kulit tubuh
normal merah
muda, tetapi
tangan dan kaki
kebiruan
Warna kulit tubuh,
tangan dan kaki
normal merah muda,
tidak ada sianosis
Pulse (heart
rate) atau
denyut
Jantung
Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Grimace
(reaksi
terhadap
rangsangan)
Tidak ada
respons terhadap
stimulasi
Meringis atau
menangis lemah
ketika stimulasi
Mengerutkan dahi atau
bersin atau batuk atau
saat stimulasi saluran
napas
Activity
(tonus otot)
Lemah atau tidak
ada
Sedikit Gerakan Bergerak aktif
Respiration
(pola napas)
Tidak ada Lemah atau tidak
teratur
Menangis kuat,
pernapasan baik, dan
teratur

8
3)Bayi tidur terus menerus tidak bangun saat diberikan asi
4)Warna kulit atau bibir bayi abnormal (terlihat biru atau kuning)
5)Tubuh bayi teraba panas atau teraba dingin
6)Tanda atau perilaku yang tidak bisa terjadi pada bayi
7)Tidak bab selama 3 hari pertama
8)Bayi muntah terus menerus
9)Mata bengkak atau mengeluarkan cairan
b.Bahaya yang harus diwaspadai jika terdapat tanda-tanda ini pada bayi
baru lahir:
1)Pernapasan sulit atau lebih dari 60x/menit.
2)Suhu tubuh terlalu panas > 38° C (fibris) atau terlalu dingin < 36°
C (hipotermia)
3)Warna kuning terutama pada 24 jam pertama, biru kemungkinan
sianosis atau pucat, memar.
4)Pemberian makan isapan bayi lemah, mengantuk berlebihan, dan
banyak muntah.
5)Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, dan
berdarah
6)Tanda-tanda infeksi yaitu suhu meningkat, merah, bengkak, keluar
cairan atau nanah, bau busuk pada daerah infeksi, dan pernapasan
sulit.
7)Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, warna hijau
tua, ada lendir atau darah pada tinja.
8)Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang
halus, tidak bisa tenang, dan menangis terus-menerus (Solehah et
al., 2021).
5.Adaptasi Dan Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
Adaptasi fisiologis neonatus adalah periode transisi, perubahan, dan
penyesuaian sistem fisiologis pada bayi baru lahir, yang sebelumnya
bergantung pada dukungan plasenta selama kehamilan, menjadi
pemeliharaan mandiri di luar rahim. Pemantauan utama bayi baru lahir
8

9
dilakukan segera setelah kelahiran hingga 6-8 jam pertama, yang
memerlukan pengawasan dan perawatan yang cermat (Jobe & Whitsett,
2017)
Gambar 1 Janin Intra-uterin & Bayi Baru Lahir Normal
Sumber: Lowdermilk, et al., 2023
Bayi baru lahir memiliki tugas penyesuaian fisiologis, antara lain
(Lowdermilk et al., 2023): memulai dan mempertahankan pernapasan,
beradaptasi dengan perubahan sirkulasi, mengatur suhu tubuh, menelan,
mempertahankan dan mencerna nutrisi, melakukan eliminasi, serta
mengatur berat badan. Bayi baru lahir yang sehat melalui tiga fase selama
masa transisi, terlepas dari usia kehamilan. Namun, bayi yang sangat
prematur tidak mengalami fase-fase ini karena faktor fisiologis dan kondisi
yang belum matang.
Tahapan Fase Transisi Adaptasi Bayi Baru Lahir :
1. Periode Reaktivitas Yang Pertama
a.Berlangsung hingga 30 menit setelah kelahiran.
b.Denyut jantung bayi meningkat 160-180x/menit kemudian turun
bertahap setelah 30 menit hingga menjadi batas awal sekitar 100-120
x / menit.
c. Pernapasan tidak teratur dengan kecepatan 60 hingga 80 pernapasan
per menit.
d.Pada auskultasi terdapat suara rokhi halus, terdapat juga gejala hidung
melebar saat retraksi dada, namun akan hilang dalam 1 jam pertama
setelah kelahiran.
e.Pada periode ini bayi dalam keadaan sadar atau waspada,
gemetar.menangis.gerakan kepala dari sisi ke sisi.
9

10
f.Bunyi usus biasanya terdengar dan mekonium dapat dikeluarkan.

Adaptasi neonaAdaprasi Neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian
fungsional dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan
adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis. Bila terdapat gangguan adaptasi,
bayi akan sakit (Ibrahim et al., 2023).
a.Perubahan Sistem Pernapasan
1)Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dengan:
a)Perkembangan paru-paru
Paru-paru berkembang dari titik awal yang muncul di faring,
yang kemudian bercabang dan membentuk percabangan
bronkus. Proses ini terus berlanjut hingga sekitar usia 8 tahun,
saat jumlah bronkus dan alveolus sepenuhnya berkembang,
meskipun janin sudah menunjukkan gerakan pernapasan pada
trimester kedua dan ketiga. Paru-paru yang belum matang
dapat mengurangi kemungkinan kelangsungan hidup bayi baru
10
2. Periode Penurunan Respon
a.Berlansung dari 60 hingga 100 menit setelah lahir.
b.Pada fase ini bayi akan tidur atau mengalami penurunan aktifitas
motorik.
c.Bayi berwarna merah muda, dan pernapasan cepat dan dangkal
hingga 60 napas / menit.
d.Terdapat Bising usus dan terlihat pada perut yang membulat
3. Periode Reaktivitas Kedua
a.Terjadi antara 2-8 jam setelah lahir.
b.Berlansung selama 10 menit sampai beberapa jam.
c.Bayi baru lahir dapat mengalami periode singkat takikardia dan
takipnea yang dikaitkan dengan peningkatan tonus otot, mengalami
perubahan warna kulit, produksi lendir dan pengeluaran mekonium.
(Lowdermilk et al. 2023)

11
lahir sebelum usia 24 minggu, disebabkan oleh terbatasnya
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru, dan
kekurangan jumlah surfaktan.
b)Awal timbulnya pernapasan Faktor-faktor yang berperan pada
rangsangan napas pertama bayi :
(1)Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan
di otak
(2)Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena
kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur
dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk
kehidupan.
(3)Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir,
kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan
pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan
janin.
(4)Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang
pernapasan
Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara normal.
Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas Upaya
pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk:
a)Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
b)Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama
kali
11

12
Agar alveolus dapat berfungsi dengan baik, diperlukan
jumlah surfaktan yang cukup serta aliran darah yang lancar ke
paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada usia kehamilan 20
minggu dan terus meningkat hingga paru-paru matang sekitar usia
30-34 minggu. Surfaktan ini berfungsi mengurangi tegangan
permukaan paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus,
mencegahnya agar tidak kolaps saat pernapasan berakhir.
Tanpa surfaktan, alveolus akan terjatuh setiap kali
pernapasan berakhir, yang mengakibatkan kesulitan bernapas.
Peningkatan kebutuhan energi ini menyebabkan tubuh memerlukan
lebih banyak oksigen dan glukosa. Kebutuhan energi yang lebih
tinggi ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah
mengalami gangguan.
Untuk mendapatkan fungsi alveoli, harus terdapat surfaktan
yang cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan dan meningkat hingga paru-
paru matang yaitu usia 30-34 minggu.
Fungsi Surfaktan: Mengurangi tekanan permukaan dan
membantu menstabilkan dinding alveol sehingga tidak kolaps pada
akhir pernapasan.
2)Perubahan Sistem Pernafasan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir
a)Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada
persalinan, bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 1/3
cairan terperas keluar dari paru-paru.
b)Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara
ruangan memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa
cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dan diserap oleh
pembuluh limfe dan darah. Semua alveol akan berkembang
terisi udara dan pernapasan bayi tergantung sepenuhnya pada
paru-parunya sendiri
b.Perubahan pada sistem peredaran darah
12

13
Setelah lahir, darah bayi harus melewati paru untuk mengambil oksigen
dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan.
1)Ada 2 perubahan besar yang harus terjadi dalam sistem sirkulasi:
a)Penutupan foramen ovale atrium jantung
(1)Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk proses oksigenisasi ulang
(2)Pernapasan pertama, resistensi pembuluh turun, tekanan
atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke dalam paru, dan
menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya foramen ovale
menutup secara fungsional
b)Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta
(1)Dengan adanya pernapasan kadar oksigen darah
meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami
kontriksi dan menutup
(2)Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan
fungsinya sendiri
c.Perubahan Pengaturan Suhu
Suhu tubuh bayi baru lahir harus dipertahankan antara 36,5 C dan 37 C.
⁰ ⁰
Hipotermia pada bayi baru lahir didefinisikan sebagaisuhu kurang dari
35 C.

1)Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuhnya sendiri,
karena suhu tubuh dikendalikan oleh pusat penurun dan
peningkatan panas yang ada di hipotalamus, sebuah area otak dekat
kelenjar hipofisis. Karena itu, bayi dapat mengalami stres akibat
perubahan lingkungan. Ketika bayi berpindah dari lingkungan
rahim ibu yang hangat ke lingkungan luar yang lebih dingin, suhu
dingin menyebabkan penguapan air ketuban melalui kulit. Dalam
kondisi dingin, bayi akan berusaha mempertahankan suhu tubuh
13

14
tanpa menggigil, yang merupakan cara utama bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya.
2)Pembentukan suhu pada bayi baru lahir tanpa menggigil terjadi
karena pemanfaatan lemak coklat untuk menghasilkan panas.
3)Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%.
4)Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas.
5)Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang Bayi Baru
Lahir
a)Lemak coklat ditemukan di sekitar leher dan antara skapula,
melintasi garis klavikula dan sternum.
b)Lemak coklat juga mengelilingi pembuluh darah torax mayor
dan bantalan ginjal.
c)Sel-sel mengandung nukleus, glikogen, mitokondria (yang
melepas energi) dan vakuola lemak multiple di dalam
sitoplasma (suatu sumber energi)
d)Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat
dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan
semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
6)Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
Bayi baru lahir memiliki kemampuan terbatas untuk berkeringat dan
menggigil. Termogenesis non menggigil ( Non Shivering
Thermogenesis, NST) digunakan oleh bayi baru lahir untuk tetap
hangat, dan dimulai dengan:
1)Oksigenasi
2)Pelepasan dari plasenta , memotong tali pusat memaksimalkan
NST
14

15
3)Pendinginan kutaneus: reseptor dingin di kuit menstimulasi
pelepasan noradrenalin dan tiroksin yang menstimulasi lemak
coklat (Ari Kurniarum, 2019)
d.Mekanisme Kehilangan Panas
BBL dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:
1)Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri. Hal
ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan
panas juga terjadi jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan atau terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak
segera dikeringkan dan diselimuti.
2)Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat
tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh
bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
3)Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami
kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran
udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui
ventilasi/pendingin ruangan.
4)Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih
rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan
cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (Noordiati 2018).
Untuk Mencegah Hilangnya Panas Perlu dilakukan :
a)Mengeringakan tubuh bayi
b)Melakukan IMD
c)Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat
15

16
d)Jangan menimbang bayi dalam keadaan tidak berpakaian
Timbanglah bayi setelah memakai pakaian yang menutupi seluruh
tubuhnya. Berat yang tercatat kemudian dapat disesuaikan dengan
mengurangi jumlah berat pakaian tersebut.
a)Jangan mandikan bayi setidak-tidaknya hingga 6 jam setelah
persalinan dengan cara Pastikan bahwa suhu bayi sudah stabil
(suhu aksila 36-37°c)
Pastikan bayi tidak mengalami masalah pernapasan. Gunakan
air hangat untuk memandikan bayi, dan lakukanlah dalam
ruangan yang cukup hangat pula. Mandikan secara cepat dan
segera keringkan bayi dengan handuk kering untuk mencegah
kehilangan panas yang berlebihan. Segera kenakan pakaian
bayi setelah dimandikan.
b)Lingkungan yang hangat (Solama et al.,2022).
e.Perubahan Sistem Pencernaan
Selama periode intrauterin, janin memperoleh nutrisi melalui
sirkulasi plasenta yang mengalirkan semua nutrisi dari darah ibu
langsung ke dalam sirkulasi janin, menyediakan makanan yang siap
digunakan tanpa perlu proses pencernaan atau absorpsi. Begitu juga
dengan sistem pembuangan, yang belum diperlukan karena bahan sisa
yang terbentuk akan kembali ke sirkulasi darah ibu. Menjelang
kelahiran, saluran cerna dan ginjal janin berkembang pesat. Di akhir
kehamilan, janin mulai menunjukkan gerakan menelan dan meminum
cairan amnion, serta kemampuan untuk memproduksi dan
mengeluarkan urine, meskipun ginjal masih berkembang dan belum
memainkan peran vital.
Bayi yang normal dapat menghisap ASI, menempatkannya di
bagian belakang mulut dan kemudian menelannya. Kemampuan
menghisap dan menelan sangat penting bagi neonatus dan bayi dalam
bulan-bulan pertama kehidupannya. Refluks gastroesofageal dan batuk
sudah terbentuk dengan baik saat lahir, meskipun hubungan antara
esofagus bawah dan lambung belum sepenuhnya sempurna, yang
16

17
menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir. Kapasitas lambung bayi
baru lahir cukup bulan masih terbatas, kurang dari 30cc, dan kapasitas
ini akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi. Sebelum lahir,
janin cukup bulan mulai menghisap dan menelan, dan Refluks
gastroesofageal serta batuk sudah matang saat lahir. Kemampuan bayi
baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan selain
ASI masih terbatas. Pengaturan pemberian makanan oleh bayi, seperti
pemberian ASI sesuai kebutuhan, sangat penting.
Bayi yang normal dapat menghisap ASI, menempatkannya di
bagian belakang mulut dan kemudian menelannya. Kemampuan
menghisap dan menelan sangat penting bagi neonatus dan bayi dalam
bulan-bulan pertama kehidupannya. Refluks gastroesofageal dan batuk
sudah terbentuk dengan baik saat lahir, meskipun hubungan antara
esofagus bawah dan lambung belum sepenuhnya sempurna, yang
menyebabkan gumoh pada bayi baru lahir. Kapasitas lambung bayi
baru lahir cukup bulan masih terbatas, kurang dari 30cc, dan kapasitas
ini akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi. Sebelum lahir,
janin cukup bulan mulai menghisap dan menelan, dan Refluks
gastroesofageal serta batuk sudah matang saat lahir. Kemampuan bayi
baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan selain
ASI masih terbatas. Pengaturan pemberian makanan oleh bayi, seperti
pemberian ASI sesuai kebutuhan, sangat penting.
Kapasitas lambung bayi baru lahir berkisar antara 30-90 ml,
dengan pengosongan lambung yang terjadi dalam 2-4 jam setelah
makan. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
1)Waktu dan volume makanan
2)Jenis dan suhu makanan
3)Stres fisik (Solama et al.,2022).
f.Perubahan Sistem Imun
Perubahan sitem imun, sistem imun bayi baru lahir masih belum
matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai
infeksi dan alergi. Sistem imun yang matang akan memberikan
17

18
kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi
Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi:
1)Perlindungan oleh kulit membran mukosa
2)Fungsi saringan saluran nafas
3)Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
4)Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Bayi memiliki immunoglobulin (lg) guna meningkatkan sistem
imunitas yang disekresi oleh limfosit dan sel-sel plasma. Berikut
antibodi yang di dapat bayi baru lahir:
1)Immunoglobulin C (lg C)
Immunoglobulin G (IgG) diterima bayi melalui plasenta
dari ibu selama kehamilan. Bayi yang lahir prematur menerima IgG
dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan bayi cukup bulan,
sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi. Bayi mendapatkan
imunitas pasif dari ibunya, namun jumlahnya bervariasi dan akan
berkurang hingga menghilang sekitar usia 4 bulan, tergantung pada
jumlah IgG yang diterima.
IgG mengandung komponen fungsional yang berfungsi
sebagai zat anti, yang terbentuk terutama sebagai respons terhadap
infeksi sekunder. IgG memiliki sifat antibakteri, antivirus, dan
antijamur. Setelah lahir, bayi mulai memproduksi IgG-nya sendiri,
yang berfungsi sebagai antibodi untuk melawan infeksi.
a)Virus: rubella, measles, mumps, variola, dan paliomeilitis
b)Bakteri: Dipteri, tetanus, dan anti bodi staphylococcus.
2)Immunoglobulin M (Ig M)
Ig M tidak mampu melewati plasenta karena memiliki berat
molekul yang lebih besar di bandingkan 1g C. Bayi akan
membentuk sendiri Ig M segera setelah lahir (imunitas aktif)
komponen fungsionalnya terbentuk pada respon imun primer,
biasanya berhubungan dengan reaksi aglutinasi dan fiksasi
komplemen.
18

19
Namun Ig M dapat ditemukan pada tali pusat bila ibu
mangalami infeksi selama kehamilanya, Ig M kemudian dibentuk
oleh sistem imun janin, sehingga bila pada tali pusat terdapat Ig M
menandakan bahwa janin mendapatkan infeksi selama kehamilan,
seperti TORCH yaitu: Toxoplasmosisi, Others (Sipilis), Rubella,
Cytomegalic, dan Herpes.
3)Immunoglobulin A (lg A)
Dalam beberapa minggu setelah bayi lahir, bayi akan
memproduksi lg A (imunitas aktif). Ig A tidak dapat di trasferkan
dari ibu ke janin. Terbentuknya lg A pada rangsangan terhadap
selaput lendir dan berperan dalam kekebalan terhadap infeksi
dalam aliran darah, sekresi saluran pernafasan dan pencernaan
akibat melawan beberapa pertumbuhan dan perkembangan anak
yang optimal dapat tercapai jika semua kebutuhan gizinya
tercukupi baik jumlah maupun kualitasnya, pada anak yang sehat
dan terstimulasi dengan baik sesuai dengan tahap
perkembangannya (Solama et al.,2022).
g.Perubahan Sistem Ginjal
Pada bayi baru lahir (BBL), sebagian besar massa yang teraba di
abdomen berasal dari ginjal. Fungsi ginjal yang serupa dengan orang
dewasa belum sepenuhnya berkembang pada tahun kedua
kehidupannya. BBL memiliki rentang keseimbangan kimia dan
kestabilan yang lebih rentan. Infeksi, diare, atau pola makan yang tidak
teratur dapat dengan cepat menyebabkan asidosis serta
ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema.
Ketidaknormalan fungsi ginjal juga membatasi kemampuan
BBL dalam mengekskresi zat-zat berbahaya. Meskipun terdapat sedikit
urine di kandung kemih saat lahir, beberapa bayi baru lahir tidak
mengeluarkan urine hingga 12 hingga 24 jam setelah kelahiran. Setelah
periode tersebut, bayi mulai sering berkemih. Berkemih 6 hingga 10
kali dengan urine yang berwarna pucat menunjukkan bahwa asupan
cairan bayi cukup. Secara umum, bayi cukup bulan menghasilkan urine
19

20
sekitar 15 hingga 60 ml per kilogram berat badan per hari. Fungsi ginjal
bayi sudah mulai berjalan, namun belum sepenuhnya sempurna. Bayi
baru lahir harus mengeluarkan urine dalam 24 jam pertama, dengan
volume sekitar 20-30 ml per hari, yang kemudian meningkat menjadi
100-200 ml per hari pada akhir minggu pertama sampai 60 ml per
kilogram per hari. Ginjal sudah berfungsi, tetapi belum sempurna. BBL
harus BAK dalam 24 jam pertama, jumlah urine 20-30 ml/hari dan
meningkat mejadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu pertama (Solama
et al.,2022).
h.Perubahan Sistem Hati
Liver BBI belum matur untuk membentuk glukosa sehingga
BBI mudah terkena hipoglikemi. Neonatus telah memiliki kapasitas
fungsional untuk mengubah bilirubin, namun sebagian besar BBL ada
yang mengalami hiper bilirubin nemia fisiologis (Solama et al.,2022).
Liver bayi mempunyai peranan yang penting dalam hal:
1)Penyimpanan zat besi
2)Metabolisme KH
3)Konjugasi bilirubin
4)Koagulasi
i.Perubahan Sistem Neurologi
Kebanyakan fungsi neurologis berupa refleks primitif. Evaluasi
refleks primitif dan tonus otot merupakan pengkajian perilaku saraf
(neurobehavioral) pada neonatus. BBL memiliki banyak refleks yang
primitif. Pertumbuhan otak sangat cepat dan membutuhkan glukosa
dan O2 yang adekuat (Solama et al.,2022). Refleks pada BBL:
1)Refleks mengisap (sucking reflex) gerakan menghisap dimulai
ketika puting susu ibu ditempatkan dalam mulut neonates
2)Refleks menelan (swallowing reflex) neonatus akan melakukan
gerakan menelan ketika pada bagian posterior lidahnya diteteskan
cairan gerakan ini harus terkoordinasi dengan gerakan pada reflex
mengisap
20

21
3)Refleks moro ketika tubuh neonatus diangkat dan diturunkan secara
tiba-tiba, maka kedua lengan serta tungkai memperlihatkan gerakan
ekstensi yang simetris dan diikuti oleh gerakan abduksi
4)Refleks mencari (reflex rooting) gerakan neonatus menoleh ke arah
sentuhan yang dilakukan pada pipinya
5)Refleks leher yang tonik (tonic neck reflex): neonatus dibaringkan
dalam posisi terlentang dan kepalanya ditolehkan ke salah satu
sisi,maka ekstremitas pada sisi homolateral akan melakukan
gerakan ekstensi sementara ekstremitas pada sisi kontralateral
melakukan gerakan fleksi
6)Refleks grasping: telapak tangan disentuh maka tangan akan
menggenggam atau mengepal
7)Refleks babinski: goresan pada bagian lateral telapak kaki di sisi
jari kelingking kearah yang menyilang bagian tumit (Wibawati et
al., 2021). Saat bayi berusia tiga atau empat bulan, refleks ini
biasanya mulai berkurang (Sondakh, 2018). Evaluasi refleks
primitif digunakan untuk mendiagnosis kondisi neurologis atau
masalah perkembangan. Tes ini dilakukan sebagai bagian dari
evaluasi neurologis rutin bayi baru lahir, idealnya antara 24 hingga
72 jam setelah lahir atau dalam 1 hingga 2 jam setelah menyusu
(Kemenkes RI, 2022).
6.Kebutuhan Nutrisi Bayi Baru Lahir
Dalam komposisi lemak, ASI mengandung lebih banyak asam lemak
tidak jenuh yang esensiil dan mudah dicerna, dengan daya serap lemak ASI
mencapai 85-90%. Asam lemak susu sapi yang tidak diserap mengikat
kalsium dan trace elemen lain hingga dapat menghalangi masuknya zat-zat
tadi. Keuntungan lain ASI ialah murah, tersedia pada suhu yang ideal, selalu
segar dan bebas pencemaran kuman, menjalin kasih saying antar ibu dan
bayinya serta mempercepat pengembalian besarnya rahim ke bentuk
sebelum hamil.( Noordiati, 2018) Zat anti infeksi dalam ASI antara lain:
1.Imunoglobulin: Ig A, Ig G, Ig A, Ig M, Ig D dan Ig E
21

22
2.Lisozim adalah enzim yang berfungsi bakteriolitik dan pelindung
terhadap virus
3.Laktoperoksidase suatu enzim yang bersama peroksidase hydrogen dan
tiosianat membantu membunuh streptokokus
4.Faktor bifidus adalah karbohidrat berisi N berfungsi mencegah
pertumbuhan Escherichia coli pathogen dan enterobacteriaceae
5.Faktor anti stafilokokus merupakan asam lemak anti stafilokokus
6.Laktoferin dan transferin mengikat zat besi sehingga mencegah
pertumbuhan kuman
7.Sel-sel makrofag dan netrofil dapat melakukan fagositosis
8.Lipase adalah antivirus
Parameter yang sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi
adalah berat badan dan panjang badan. Berat badan merupakan ukuran
antropometri yang penting karena digunakan untuk memantau kesehatan
anak pada semua kelompok usia. Pada beberapa hari pertama kehidupan,
berat badan bayi akan menurun sekitar 10% dari berat lahir, yang
merupakan hal normal. Penurunan ini disebabkan oleh keluarnya mekonium
dan urine yang belum diimbangi dengan asupan yang cukup. Secara umum,
berat badan bayi akan kembali ke berat lahir pada hari kesepuluh. Pada bayi
yang sehat, kenaikan berat badan normal pada trimester pertama adalah
sekitar 700-1000 gram per bulan, pada trimester kedua sekitar 500-600 gram
per bulan, pada trimester ketiga sekitar 350-450 gram per bulan, dan pada
trimester keempat sekitar 250-350 gram per bulan (Erlinawati et al., 2019).
Sebagian besar bayi akan menyusui selama 8-12 kali dalam sehari,
dengan jeda 2-3 jam dan setiap sesi menyusui berlangsung sekitar 5-7
menit, karena perut bayi biasanya kosong dalam waktu tersebut. Bayi yang
sehat umumnya akan menyusui 8-12 kali per hari (Iswati et al., 2012).
Menurut Delianti et al. (2023), pada usia 1-3 hari, ukuran perut bayi sebesar
buah ceri dengan kapasitas cairan 5-7 ml. Pada usia 4-7 hari, perut bayi
seukuran buah kenari dengan kapasitas cairan 22-27 ml, sementara pada
usia 7 hari, perut bayi seukuran buah persik dengan kapasitas 45-60 ml.
Setelah usia 1 bulan, ukuran perut bayi menyerupai telur ayam dan dapat
22

23
menampung sekitar 80-150 ml. Penjelasan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2 Ukuran dan Volume Lambung Neonatus
Sumber: Delianti et al., 2023
Aktivitas bising usus bayi mulai muncul 30-60 menit setelah
kelahiran dengan kapasitas lambung sekitar 5-7 ml.Frekuensi pemberian
cairan tergantung pada berat badan bayi
1.Berat badan < 1.250 gram dengan frekuensi 24x/ hari tiap 1 jam
2.Berat badan 1.250 ≤ 2.000 gram dengan frekuensi 12x/ hari tiap 2 jam
3.Berat badan > 2.000 gram dengan frekuensi 8x/ hari tiap 3 jam
Tanda-tanda bayi mendapat cukup ASI adalah bayi buang air kecil
minimal 6 kali dalam 24 jam dan warnanya kuning muda, bayi sering
menyusu 2-3 jam atau 8-12 kali sehari, bayi terlihat kenyang, kadang-
kadang merasa lapar, dan terbangun. atau tidur cukup, bayi terlihat sehat,
warna kulit anak dan turgor kulit baik dan cukup aktif (Sari & Rimandini,
2021).
B.Asuhan Bayi Baru Lahir esensial 0-6 jam
1.Asuhan Bayi Baru Lahir Pada 30 Detik Pertama (0-30 detik)
Tujuan utama perawatan BBL dalam 30 detik adalah untuk
mengetahui apakah bayi memerlukan ventilasi atau tidak dengan
menggunakan langkah- langkah berikut:
23

24
a.Jagalah kehangatan bayi dengan menggendong bayi menggunakan
kain kering yang hangat
b.Kaji bayi apakah bayi bernapas/menangis, tonus otot baik dan
perkiraan berat lahir lebih dari 2000 gram pindahkan bayi ke meja
resusitasi
c.Posisikan bayi untuk memastikan jalan napas bersih dan bebas lendir
d.Keringkan dan rangsang bayi dengan menggosok bagian wajah,
kepala, punggung, lengan dan kaki
e.Setelah kering, lepaskan kain pengering
f.Tutupi seluruh tubuh bayi dengan kain hangat dan kering dan
pasangkan topi di kepala bayi
g.Kaji bayi secara terus menerus apakah bayi bernapas/menangis,
apakah tonus ototnya baik
h.Seluruh kegiatan ini dilakukan tidak lebih dari 30 detik (Kemenkes RI,
2019).
2.Asuhan Bayi Baru Lahir Pada 30 Detik-90 Menit
a.Menjaga bayi tetap hangat
Saat bayi lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL
belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan
upaya untuk mencegah hilangnya panas tubuh, BBL bisa mengalami
hipotermia. Bayi dengan hipotermia berisiko tinggi terkena penyakit
serius bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya basah atau tidak segera dikeringkan dan ditutupi meski berada
di ruangan yang relatif hangat. Upaya mencegah kehilangan panas:
1)Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
2)Jangan segera menimbang atau memandikan bayi (Kemenkes RI,
2019).
b.Pemotongan dan perawatan tali pusat
1)Jepit, potong dan ikat tali pusat dua menit setelah bayi lahir
oksitosin disuntikkan ke tubuh ibu sebelum tali pusat dipotong.
2)Jepit tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding perut
(pangkal tengah) bayi. Dari titik penjepitan, tekan tali pusat dengan
24

25
dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah bu agar darah tidak
memancar saat pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua
dengan jarak 2 cm dari penjepit pertama ke arah ibu.
3)Pegang tali pusar di antara kedua klem, tangan yang satu menjadi
alas tali pusat sekaligus melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat di antara kedua klem dengan menggunakan
gunting steril.
4)Ikat tali pusat dengan penjepit tali pusat atau benang DTT
5)Lepaskan penjepit logam tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5%.
6)Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk memulai
pemberian ASI dini (Kemenkes RI, 2019).
c.Inisiasi menyusui dini
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusui yang
dimulai segera setelah bayi lahir, yang melibatkan kontak kulit antara
bayi dan ibu. IMD dilakukan minimal selama satu jam atau hingga
proses menyusui pertama selesai, jika proses menyusui berlangsung
lebih dari satu jam. IMD dilakukan pada semua bayi dan ibu yang
sehat, terlepas dari jenis persalinannya. Suami atau keluarga harus
mendampingi ibu sepanjang proses IMD, bukan hanya saat persalinan.
Mereka juga dapat membantu memantau kondisi bayi, seperti
pernapasan dan warna kulit, serta waspada terhadap risiko komplikasi,
seperti kematian mendadak, yang dapat terjadi jika hidung dan mulut
bayi tertutup oleh kulit ibu tanpa segera melepaskannya. Kepala bayi
dapat dimiringkan tanpa mengangkat bayi dari dada ibu untuk
mencegah hal ini. Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sesegera
mungkin, diberikan secara eksklusif selama 6 bulan, dilanjutkan hingga
2 tahun dengan makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan.
Menyusui membantu memperkuat ikatan kasih sayang (asih),
memberikan nutrisi terbaik (asuh), dan melatih refleks serta motorik
bayi (asah). Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling
sedikit satu jam
25

26
1)Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di
dada ibu tanpa pakaian/bedong, kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Kepala bayi harus berada di antara payudara ibu tetapi lebih rendah
dari puting.
2)Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
3)Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu
letakkan bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak
visual antara ibu dan bayi
4)Biarkan bayi mencari, menemukan puting dan mulai menyusu
5)Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi proses
menyusu misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke
payudara lainnya. Bayi cukup menyusu dari satu payudara
Sebagian besar bayi akan berhasil menemukan puting ibu dalam
waktu 30-60 menit tapi tetap biarkan kontak kulit bayi dan ibu
setidaknya 1 jam walaupun bayi sudah menemukan puting kurang
dari 1 jam.
6)Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi
selesai menyusu setidaknya 1 jam atau lebih bila bayi baru
menemukan puting setelah 1 jam. Jika bayi belum menemukan
puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan
puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60
menit berikutnya. Jika bayi masih belum menemukan puting ibu
dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke ruang pemulihan dengan bayi
tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan perawatan neonatal esensial
lainnya (menimbang, pemberian vitamin K1, salep mata) dan
kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu. Selama
proses IMD bayi harus dipantau setiap 15 menit (Kemenkes RI,
2019).
Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum
diproduksi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke
empat pasca persalinan dengan cairan yang kental, lengket dan
26

27
berwarna kekuningan yang mengandung tinggi protein, mineral, garam,
Vitamin A, nitrogen, sel darah putih, dan anti bodi tinggi, rendah lemak
dan laktogen. Protein utamanya adalah imunoglobin yaitu IgG, IgA,
dan igM yang dapat bekerja untuk menetralisir bakteri, virus, jamur dan
parasit (Heryani, 2021).
d.Pemberian Identitas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak menyatakan bahwa setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan
identitas diri. Oleh karena itu, setiap bayi yang baru lahir di fasilitas
kesehatan harus diberikan tanda pengenal, seperti gelang yang dipasang
pada bayi dan ibunya, guna mencegah kemungkinan tertukarnya bayi.
Proses ini sebaiknya dilakukan segera setelah Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Jika memungkinkan, juga dapat dilakukan pencetakan telapak
kaki bayi pada rekam medis kelahiran. Tenaga kesehatan yang
membantu persalinan harus mencatat informasi kelahiran untuk
digunakan oleh segera orang tua dalam pengurusan akta kelahiran bayi,
dan lembar keterangan kelahiran ini dapat ditemukan dalam Buku KIA
(Kemenkes, 2019).
e.Pencegahan perdarahan dengan injeksi vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sepenuhnya berkembang, semua bayi berisiko mengalami pendarahan,
baik yang diberi ASI, susu formula, maupun berdasarkan usia
kehamilan dan berat badan lahir. Pendarahan ini bisa bersifat ringan
hingga berat, seperti perdarahan akibat efek samping imunisasi atau
perdarahan intrakranial. Untuk mencegah hal tersebut, semua bayi baru
lahir, terutama yang memiliki berat badan lahir rendah, diberikan
suntikan vitamin K1 (Fitomenadione) 1 mg dalam dosis tunggal secara
intramuskuler pada paha anterolateral bayi (Kemenkes RI, 2019).
Prosedur injeksi vitamin K:
1)Cuci tangan
2)Siapkan alat dan bahan
27

28
3)Pasang sarung tangan
4)Siapkan 1 mg Vit K dalam spuit Iml untuk bayi aterm
5)Siapkan 0,5 mg Vit K dalam spuit 1 ml untuk bayi preterm
6)Gunakan alcohol swab untuk membersihkan suntikan
7)Suntikan secara IM dengan posisi jarum 90° pada daerah Vastus
Lateralis
8)Tutup area bekas suntikan dengan plester
9)Buang spuit dan jarum pada safety box rapikan alat-alat
(Kemenkes, 2019).
f.Pencegahan infeksi mata dengan salep mata
Salep atau obat tetes mata untuk mencegah infeksi mata
diberikan segera setelah proses IMD dan menyusui selesai, sebaiknya 1
jam setelah melahirkan. Pencegahan infeksi mata dianjurkan dengan
menggunakan salep antibiotik tetrasıklin 1 persen atau obat tetes mata.
cara pemberian salep mata antibiotik:
1)Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) lalu
keringkan
2)Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan
pemberian obat.
3)Tarik kelopak mata bawah ke bawah.
4)Berikan salep mata secara lurus dimulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi ke arah luar mata atau obat tetes
mata.
5)Ujung tabung atau pipet salep mata tidak boleh menyentuh mata
bayi.
6)Jangan menghilangkan salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga
untuk tidak menghilangkan obat tersebut (Kemenkes, 2019).
3.Asuhan Bayi Baru Lahir Pada 90 Menit-6 Jam
a.Pemeriksaan fisik
Banyak perubahan yang terjadi pada bayi saat melakukan
penyesuaian dari kehidupan dalam kandungan ke kehidupan di luar
kandungan. Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini
28

29
mungkin ada tidaknya kelainan pada bayi. Risiko besar kematian BBL
terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga bila bayi dilahirkan di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap berada di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama. Peralatan, perlengkapan dan bahan
yang disiapkan untuk pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir:
1)Alat
a)Tempat tidur pemeriksaan.
b)Stetoskop.
c)Timbangan bayi dan alas.
d)Termometer bayi.
e)Pengukur tinggi badan.
f)Pita pengukur.
2)Perlengkapan
a)Sarung tangan DTT.
b)Penunjuk waktu/jam.
c)Lampu sorot.
d)Perlak atau pengalas.
e)Lap tangan pribadi.
3)Bahan
a)Tissue.
b)Larutan untuk membersihkan termometer.
c)Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya.
d)Lidi kapas DTT (bila diperlukan).
4)Prosedur kerja pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir:
a)Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan meminta persetujuan
keluarga
b)Siapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan fisik BBL serta
dekatkan
c)Atur lampu sorot (Atur jarak lampu sorot + 60 cm, dan jangan
menyoroti pada bagian mata bayi)
d)Cuci tangan di bawah air mengalir
e)Gunakan sarung tangan (bila BBL belum dimandikan)
29

30
f)Tempatkan bayi pada tempat yang bersih dan hangat
g)Periksa keadaan umum bayi
h)Periksa tanda-tanda vital laju napas (40-60 kali per menit,
periksa kesulitan bernapas, laju jantung 120-160 x/menit, dan
suhu normal 36,5-37,5°C)
i)Ukur panjang badan (Pengukuran dilakukan dari puncak
kepala sampai tumit (kisaran panjang badan normal 48-52 cm).
j)Timbang berat badan
k)Periksa kepala (Periksa kepala ubun-ubun (raba adanya
cekungan atau cairan dalam ubun-ubun), sutura (pada perabaan
sutura masih terbuka), molase, periksa hubungan dalam letak
dengan mata dan kepala, ukur lingkar kepala dimulai dari
lingkar oksipito-frontal. Kisaran normal lingkar kepala 33-35
cm)
l)Periksa wajah (Periksa mata, periksa telinga, periksa hidung
dan mulut, lakukan pemeriksaan refleks rooting, pemeriksaan
refleks menghisap dan menelan pada bayi).
m)Periksa leher dan lakukan pemeriksaan refleks tonik neck
n)Periksa dada
o)Periksa abdomen bayi (Palpasi perut, apakah ada kelainan,
keadaan tali pusat) Periksa alat genitalia (Untuk bayi laki-laki,
periksa apakah testis sudah berada dalam skrotum, amati
apakah ada pseudomenonhea atau cairan kental berwarna
keputihan, dan untuk bayi perempuan periksalah labia mayor
dan minor apakah vagina berlubang, uretra berlubang.
p)Periksa punggung
q)Periksa anus bayi
r)Periksa bahu, lengan dan tangan, dan refleks grasping
s)Lakukan pemeriksaan refleks moro
t)Lakukan pemeriksaan refleks babinski
u)Periksa tungkai dan kaki
v)Periksa kulit bayi
30

31
5)Jelaskan hasil pemeriksaan, beri konseling pada orang tua/keluarga
bayi dan beritahu tanda-tanda bahaya pada bayi.
a)Rapikan bayi dan bereskan alat-alat
b)Dokumentasikan semua hasil temuan dan tindakan yang telah
dilakukan mencatat waktu / hari dan tanggal, semua temuan
dan tindakan yang telah diberikan (Kemenkes, 2019).
b.Penentuan usia gestasi
Semua bayi yang dirawat di Unit Perawatan Neonatal harus
menjalani penilaian usia kehamilan secara lengkap. Jika
memungkinkan, sebaiknya dilakukan satu jam setelah kelahiran dan
paling lambat 12 jam setelah kelahiran. Tujuan penilaian usia
kehamilan adalah untuk :
a)Membandingkan bayi menurut nilai standar pertumbuhan neonatus
berdasarkan usia kehamilan. Temuan dianggap akurat dengan
kisaran 2 minggu.
b)Memverifikasi perkiraan obstetri untuk usia kehamilan dan
identifikasi bayi kurang bulan, lebih bulan, besar atau kecil untuk
usia kehamilan.
c)Memprediksi kemampuan adaptasi bayi berdasarkan taksiran usia
gestasinya misalnya bayi dengan usia gestasi kurang dari 34 minggu
akan sulit untuk menetek.
Teknik menilai usia kehamilan salah satunya menggunakan
Rumus Naegele dengan Menghitung Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT): HPHT + 7
Bulan Haid Terakhir – 3
Tahun Haid Terakhir +1 (Kemenkes, 2019).
c.Pemberian imunisasi HB 0
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B pada bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Penularan
hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal (penularan
dari ibu ke bayi saat melahirkan) dan horizontal (penularan dari orang
lain). Oleh karena itu, untuk mencegah infeksi vertikal, bayi harus
31

32
mendapatkan imunisasi Hepatitis B sedini mungkin. Penderita Hepatitis
B ada yang sembuh dan ada pula yang masih membawa virus Hepatitis
B di dalam tubuhnya sebagai pembawa Hepatitis. Risiko penderita
Hepatitis B menjadi karier bergantung pada usianya saat tertular. Jika
bayi baru lahir terinfeksi, risiko menjadi pembawa penyakit adalah
90%. Sedangkan mereka yang tertular saat dewasa mempunyai risiko 5-
10% menjadi karier. Imunisasi hepatitis B diberikan secara
intramuskuler pada paha kanan bayi setelah bayi stabil. Vaksin
Hepatitis 80 diberikan 2-3 jam setelah pemberian Vitamin K1
(intramuskuler).
Imunisasi hepatitis B (HB-0) wajib diberikan pada bayi sebelum
bayi berusia 24 jam karena. Beberapa wanita hamil adalah pembawa
Hepatitis B. Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B saat lahir
dari ibu yang membawa virus tersebut. Hampir semua infeksi saat lahir
berkembang menjadi hepatitis kronis, yang kemudian dapat
berkembang menjadi sirosis hati dan kanker hati primer. Imunisasi
hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% bayi dari
penularan Hepatitis B. Perlindungan dari Hepatitis B-0 setelah 24 jam
mengurangi efek perlindungan pada bayi. Cara pemberian imunisasi
Hepatitis B adalah sebagai berikut:
1)Buka kotak wadah Uniject dan periksa:
a)Label jenis vaksin untuk memastikan bahwa Uniject tersebut
memang berisi vaksin Hepatitis B Tanggal kedaluwarsa
b)Warna pada tanda pemantau paparan panas (VVM = Vaccine
Vial Monitor) yang tertera atau menempel pada pembungkus
Uniject (Aluminium Foil). Selama VVM tetap berwarna putih
atau lebih dari warna dalam lingkaran rujukan, maka vaksin
Hepatitis B dalam Uniject masih layak dipakai. Bila warna
VVM sudah sama atau lebih tua dari warna lingkaran rujukan,
maka vaksin dalam Uniject tersebut sudah tidak layak pakai.
2)Buka kantong aluminium/plastik dan keluarkan Uniject.
32

33
3)Pegang Uniject pada bagian leher dan bagian tutup jarum. Aktifkan
Uniject dengan cara mendorong tutup jarum ke arah leher dengan
tekanan dan gerakan cepat.
a)Saat Uniject diaktifkan akan terasa hambatan dan rasa
menembus lapisan
b)Buka tutup jarum
c)Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan
identifikasi, suntikan imunisasi HB 0 di paha kanan
d)Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas
yang telah direndam dalam larutan antiseptik dan biarkan
mengering
e)Yakinkan bahwa jenis vaksin yang diberikan sudah tepat.
f)Selanjutnya tetap pegang Uniject pada bagian leher dan
tusukkan jarum pada pertengahan paha bayi secara
intramuskuler (IM). Tidak perlu dilakukan aspirasi.
g)Pijat reservoir dengan kuat untuk menyuntikkan vaksin
Hepatitis B.
h)Jangan memasang kembali tutup jarum
i)Buang Uniject yang telah dipakai tersebut kedalam wadah alat
suntik bekas yang telah tersedia yaitu safety box (Kemenkes,
2019)
Pemantauan dalam periode 90 menit-6 jam dipantau setiap
1 jam meliputi postur tubuh, aktivitas, pola pernapasan, detak
jantung, perubahan suhu tubuh, warna kulit dan kemampuan
menghisap. Waspadai tanda-tanda bahaya yang muncul pada
periode ini, karena bisa saja tanda-tanda tersebut merupakan tanda
adanya gangguan pada sistem organ (Kemenkes, 2019).
33

34


















Perawatan rutin neonatus 90 menit-6 jam
1 . Menjaga bayi tetap hangat
2 . Lakukan klem dan potong tali pusat pada 2 menit
setelah bayi lahir
3 . Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada ibu
setidaknya 60 menit kecuali ada distres respirasi atau
kegawatan maternal
4 . Lakukan pemantauan tiap 15 menit selama IMD
5 . Lakukan pemberian identitas
6 . Lakukan pemberian injeksi vitamin K1
7 . Lakukan pencegahan infeksi mata (pemberian salep
mata)
Perawatan rutin neonatus 30 detik-90 menit
Bayi bernapas/menangis, tonus otot baik dan tidak
Langkah awal penilaian bayi bernapas/menangis dan tonus otot
detik pertama untuk menentukan perlu tidaknya ventilasi
1 . Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
2 . Lakukan penentuan usia kehamilan
3 . Lakukan pemberian imunisasi Hb 0
4 . Lakukan pemantauan BBL setiap 1 jam sampai 6 jam
pertama
Gambar 3 Bagan alur perawatan rutin neonatus
Sumber: Kemenkes, 2019
4.Asuhan Bayi Baru Lahir Setelah 6 jam
a.Kematian pada neonatus biasanya terjadi pada minggu pertama
kehidupan (0-6 hari). Mengingat tingginya risiko kematian pada periode
ini, setiap bayi baru lahir perlu menjalani pemeriksaan yang lebih sering
sesuai standar selama minggu pertama kehidupan (Raiyan et al., 2021).
Bayi baru lahir yang sehat seharusnya sudah buang air kecil (BAK) dan
buang air besar (BAB) dalam 24 jam pertama (Afrida & Aryani, 2022),
tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya (Rivanica R, Oxyandi M, 2025),
34

35
dan menyusu sebanyak 8-12 kali sehari (Sari & Rimandini, 2021).
Untuk bayi yang lebih muda, disarankan untuk melakukan kunjungan
atau kontrol ke fasilitas kesehatan setidaknya tiga kali (KN).
a.Kunjungan neonatus 1 (KN 1) 6-48 jam
Asuhannya meliputi melindungi bayi supaya bertahan hangat,
melakukan pemeriksaan fisik, merawat tali pusat, pemberian imunisasi
Hb 0 dan KIE tentang ASI eksklusif sedini mungkin.
b.Kunjungan neonatus 2 (KN 2) 3-7 hari
Asuhannya meliputi pemeriksaan fisik bayi, merawat tali pusat dengan
prinsip bersih serta kering, pemeriksaan melalui tanda serta adanya
bahaya bayi, perawatan saat bayi lahir sehari-hari, serta pemberian KIE
pada perawatan tali pusat, pola buang air besar (BAB) dan buang air
kecil (BAK).
c.Kunjungan neonatus 3 (KN 3) 8-28 hari
Asuhannya meliputi pemeriksaan fisik bayi, pemberian informasi
tentang tumbuh kembang bayi, pemberian imunisasi dasar dini,
perawatan KIE harian pada bayi, pemeriksaan tanda bahaya, gejala
penyakit pada bayi dan menyuruh ibu untuk melanjutkan memberikan
ASI eksklusif sampai bayi 6 bulan (Raehan et al., 2023).
C.Manajemen Asuhan kebidanan
1.Pendokumentasian Berdasarkan 7 Langkah Varney
Merupakan metode pemecahan masalah kesehatan yang dilakukan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Menurut Varney, ada tujuh langkah
dalam proses penatalaksanaan asuhan kebidanan yang meliputi:
a.Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa atau
wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tanda-tanda vital
kepada bayi baru lahir. Langkah ini merupakan langkah awal yang
35

36
akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data
sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses
interpretasi yang benar dalam tahap selanjutnya sehingga dapat
menggambarkan kondisi bayi baru lahir dengan meliputi:
1)Data subjektif:
a)Apakah ibu mengingat HPHT?
b)Apakah bayi lahir sesuai dengan tafsiran persalinan?
c)Apakah bayi bernapas lancar dan teratur?
d)Apakah bayi merespons saat diberi rangsangan?
e)Bagaimana aktivitas bayi?
f)Apakah bayi menyusu kuat?
g)Apakah bayi BAK dan BAB dalam 24 jam?
2)Data objektif:
a)Kulit bayi kemerahan, tidak ada sianosis
b)Denyut jantung>100x/menit
c)Reaksi terhadap rangsangan bayi meringis, atau bersin atau
batuk
d)Aktivitas bayi bergerak aktif
e)Bayi menangis kuat, pola napas baik dan teratur
f)Usia gestasi 38-42 minggu
g)Berat badan 2500-4000 gram
h)Panjang badan 48-52 cm
i)Lingkar dada 30-38 cm
j)Lingkar kepala 33-35 cm
k)Suhu tubuh 36,5-37
0
C
l)BAK dan BAB dalam 24 jam pertama
m)Refleks pada bayi baik
n)Nilai APGAR 7-10
b.Interpretasi data
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik. Rumusan
diagnosis dan masalah keduanya didefinisikan seperti diagnosa tetapi
36

37
tetap membutuhkan penanganan. Diagnosa: By. Ny...Usia... Bayi baru
lahir normal.
c.Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnosa yang sudah
didentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi bayi bidan
bersiap-siap bila terjadi masalah. Pada bayi baru lahir normal perlu
untuk selalu menjaga kehangatan bayi dan memastikan tanda-tanda
vital bayi dalam batas normal serta tidak ada tanda bahaya pada bayi.
d.Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh
bidan dan melakukan konsultasi atau di tangani dengan tim kesehatan
lain untuk mencegah terjadinya masalah. Kebutuhan segera bayi baru
lahir normal adalah menjaga kehangatan bayi, mengobservasi keadaan
umum bayi secara berkala, menjaga lingkungan agar tetap nyaman dan
hangat dan pemberian kebutuhan cairan yang cukup.
e.Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien tapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah kebutuhan perlu
konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk jika terdapat
masalah. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana
asuhan sesuai dengan hasil pembahasan dan pemeriksaan rencana
bersama klien dan keluarga, kemudian membuat persetujuan sebelum
melaksanakannya pada bayi baru lahir normal melakukan informed
consent dan menjelaskan prosedur yang akan di lakukan dengan
asuhan pada bayi baru lahir normal.
f.Melaksanakan asuhan
Pada langkah ini rencana asuhan yang telah dibuat dapat
dilaksanakan sesuai dengan prosedur asuhan bayi baru lahir normal.
1)Melakukan asuhan esensial neonatal 0-30 detik dengan
37

38
memastikan bayi dengan penilaian APGAR meliputi bernapas
spontan, teratur yaitu menangis kuat, memeriksa aktivitas,
menjaga kehangatan bayi, menilai warna kulit bayi, memeriksa
denyut jantung bayi, menilai reaksi terhadap rangsangan.
2)Melakukan asuhan esensial neonatal 30 detik-90 menit dengan
menjaga kehangatan bayi, pemotongan tali pusat, melakukan
pemeriksaan APGAR kedua, melakukan IMD selama 1 jam,
pemberian identitas, pemberian injeksi vitamin K1 dan salep
mata
3)Melakukan asuhan esensial neonatal 90 menit-6 jam, pemeriksaan
keadaan umum, tanda-tanda vital setiap 1 jam, pemeriksaan fisik,
pemberian imunisasi Hb 0, serta penilaian usia gestasi bayi.
4)Melakukan pemantauan keadaan bayi sampai dengan 24 jam
meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, pola
menyusui, frekuensi BAK dan BAB bayi.
g.Evaluasi
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan asuhan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan diagnosis pada bayi baru lahir, Evaluasi yang dicapai:
Evaluasi asuhan esensial neonatal 0-30 detik: bayi bernapas
lancar, bayi bergerak aktif, kehangatan bayi terjaga, warna kulit bayi
kemerahan, denyut jantung bayi normal, bayi merespons saat
diberikan rangsangan.
Evaluasi asuhan esensial neonatal 30 detik-90 menit:
kehangatan bayi terjaga, tali pusat telah terpotong, pemeriksaan
APGAR telah dilakukan, IMD telah dilakukan, identitas bayi telah
terpasang, injeksi vit k dan salep mata telah di berikan.
Evaluasi asuhan esensial 90 menit-6 jam: keadaan umum telah
diperiksa, pemeriksaan fisik telah dilakukan, imunisasi Hb 0 Telah
diberikan, dan telah dilakukan perhitungan usia gestasi.
Evaluasi pemantauan keadaan bayi 24 jam: keadaan umum,
tanda-tanda vital, dan pemeriksaan fisik telah dilakukan, pola menyusu
serta frekuensi BAK dan BAB bayi normal (Dartiwen & Nurhayati,
38

39
2019).
2.Data Fokus SOAP
a.Subjektif (S)
1)Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien
melalui anamnesis.
2)Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada
klien, suami atau keluarga (identitas umum, dan riwayat
kesehatan).
3)Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan
dengan diagnosis. Data subjektif menguatkan diagnosis yang
dibuat.
a)Apakah ibu mengingat HPHT?
b)Apakah bayi lahir sesuai dengan tafsiran persalinan?
c)Apakah bayi bernapas lancar dan teratur?
d)Apakah bayi merespons saat diberi rangsangan?
e)Bagaimana aktivitas bayi?
f)Apakah bayi menyusu kuat?
g)Apakah bayi BAK dan BAB dalam 24 jam?
b.Objektif (O)
1)Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan fisik klien,
yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assessment.
2)Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
(keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik).
3)Informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam
kategori ini sebagai penunjang. Apa yang diobservasi oleh bidan
akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosis yang akan
ditegakkan. Data ini memberi bukti kondisi klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis bayi baru lahir normal yaitu
sebagai berikut:
a)Kulit bayi kemerahan, tidak ada sianosis
39

40
b)Denyut jantung>100x/menit
c)Reaksi terhadap rangsangan bayi meringis, atau bersin atau
batuk
d)Aktivitas bayi bergerak aktif
e)Bayi menangis kuat, pola napas baik dan teratur
f)Usia gestasi 38-42 minggu
g)Berat badan 2500-4000 gram
h)Panjang badan 48-52 cm
i)Lingkar dada 30-38 cm
j)Lingkar kepala 33-35 cm
k)Suhu tubuh 36,5-37
0
C
l)BAK dan BAB dalam 24 jam pertama
m)Refleks pada bayi baik
n)Nilai APGAR 7-10
c.Analisis (A)
Masalah atau diagnosis yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi subjektif maupun objektif yang disimpulkan. Karena
keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru, baik
subjektif maupun objektif maka proses pengkajian adalah suatu proses
yang dinamik. Menganalisis adalah sesuatu yang penting dalam
mengikuti perkembangan klien.
1)Diagnosis adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi
klien berdasarkan hasil analisis yang diperoleh. Diagnosis By. Ny
X Usia...bayi baru lahir normal.
2)Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien terganggu.
3)Kebutuhan yaitu hal yang dibutuhkan dan belum teridentifikasi
dalam diagnosa dan masalah yang harus diberikan pada bayi baru
lahir normal adalah menjaga kehangatan bayi, mengobservasi
keadaan umum bayi secara berkala, menjaga lingkungan agar
tetap nyaman dan hangat dan pemberian kebutuhan cairan yang
cukup.
40

41
d.Penatalaksanaan (P)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assessment.
1)Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang.
Untuk mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik
mungkin. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari
kebutuhan klien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu,
tindakan yang diambil harus membantu mencapai kemajuan
dalam kesehatan dan harus sesuai prosedur.
2)Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan
mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien
kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan
klien. Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus
berubah atau disesuaikan.
3)Evaluasi
Hasil dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal
penting untuk menilai keefektifan dari asuhan yang diberikan.
Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari ketepatan nilai
tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat
menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga
mencapai tujuan (Dartiwe, Nurhayati, 2019).
Penatalaksanaan pada bayi baru lahir normal:
a)Melakukan informed consent,
b)Menjelaskan prosedur yang akan di lakukan,
c)Melakukan asuhan esensial neonatal 0-30 detik dengan
memastikan bayi dengan penilaian APGAR meliputi bernapas
lancar, memeriksa aktivitas, menjaga kehangatan bayi,
menilai warna kulit bayi, memeriksa denyut jantung bayi,
menilai reaksi terhadap rangsangan, menilai aktivitas bayi,
41

42
menilai pernapasan bayi yaitu teratur dan menangis kuat,
sembari membersihkan bayi dan menjaga kehangatan bayi,
d)Melakukan asuhan esensial neonatal 30 detik-90 menit
dengan menjaga kehangatan bayi, pemotongan tali pusat,
melakukan pemeriksaan APGAR kedua, melakukan IMD
selama 1 jam, pemberian identitas, pemberian injeksi vitamin
K1 dan salep mata,
e)Melakukan asuhan esensial neonatal 90 menit-6 jam,
pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital setiap 1 jam,
pemeriksaan fisik, pemberian imunisasi Hb 0, serta penilaian
usia gestasi bayi,
f)Melakukan asuhan setelah lahir 6 jam sampai 28 hari,
dilakukan paling sedikit 3 kali kunjungan, yang meliputi:
1)Kunjungan neonatus ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam
setelah lahir, dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna
kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang
badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep
mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan
pencegahan kehilangan panas bayi,
2)Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-
3 sampai hari ke-7 setelah lahir, pemeriksaan fisik,
melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI
eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan
tanda-tanda bahaya,
3)Kunjungan neonatus ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-
8 sampai hari ke-28 setalah lahir, dilakukan pemeriksaan
pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan dan
nutrisinya (Kemenkes 2022).
42

DAFTAR PUSTAKA
Afrida, B. C., & Aryani, N. P. (2022). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. PT. Nasya expanding management.
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Asuhan_Kebidanan_pad
a_Neonatus/vfxgEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Buku+ajar+asuhan+kebidanan+pada+neonatus,+bayi,
+balita,+dan+anak+prasekolah&pg=PA72&printsec=frontcover
Dartiwen & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta :
CV Andi Offset
Delianti, N.,dkk. (2023). Buku Ajar Keperawatan Anak. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.
https://www.google.co.id/books/edition/ BUKU_AJAR_KEPERAWATAN _
Erlinawati, Amir, H. F., & Puteri, A. D. (2019). Hubungan frekuensi pemberian asi
pada ibu menyusui dengan peningkatan berat badan bayi. Jurnal Doppler
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Vol 3 No 2 2580=3123.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/428
Ibrahim, F., dkk. (2023). Asuhan kebidanan neonatus, bayi, dan balita. CV. Mitra
cendekia media.
https://opac.stikesmucis.ac.id/index.php?p=show_detail&id=3499465
Iswati, T., Dewi, NR, & Nurhayati, S. (2021). Penerapan Pendidikan Kesehatan
Terhadap Ibu Post Partum Tentang Hiperbilirubin Pada Bayi Baru Lahir.
Jurnal Cendikia Muda , 1 (3), 313-318.
Jamil, S. N., dkk. (2017). Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah. Jakarta: Fakultas kedokteran dan kesehatan universitas
Muhammadiyah Jakarta.https://ebook.uimedan.ac.id/home /penulis
/akZVLy84aURsYTRzMC84UWJmRUhDQT09
Jobe AH. Whitsett JA. 2017. Surfactant Therapy for Respiratory Distress Syndrome.
In: Polin RA. Abman SH, Rowitch DH. Benitz WE. Fox WW, eds. Fetal and
Neonatal Physiology. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier: 2017
Juliani, W. (2023). Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. B di Praktik
Mandiri Bidan (PMB) Nurwati Wilayah Kerja Puskesmas Air Tiris. SEHAT:
Jurnal Kesehatan Terpadu, 2(1), 16-20.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/i ndex.php/s-jkt/article/view/7010
Kemenkes RI. (2019). Pelayanan Kesehatan neonatal esensial. Kemenkes RI.
https://fliphtml5.com/ikrqg/cmwy/basic#google_vignette
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2020.

Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2023). Pengkajian dan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Kemenkes RI. https://yankes.kemkes .go.id /view_artikel/2763/ pengkajian-
dan-pemeriksaan-fisik-pada-bayi-baru-lahir
Kemenkes RI. (2024, June 28). Profil Kesehatan Indonesia 2023.
https://www.kemkes.go.id/id/profil-kesehatan-indonesia-2023
Kurniarum, Ari. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Pusdik SDM Kesehatan
Lowdermik, DL, dkk. (2023). Maternity And Women Health Care 13th ed. St. Louis:
Elsevier Inc.
Nababan, F., & Mayasari, E. (2025). ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU
LAHIR DI PMB N. Plenary Health: Jurnal Kesehatan Paripurna, 1(1), 18-
23.
Noordiati. (2018). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra
Sekolah. Malang : Wineka Media
Raehan, Lestari, R., Setyorini, R. H., Romsayanti, L. M., Rizki, F., Kismoyo, C. P.,
Turlina, L., Rahmilasari, G., Masruroh., Hendarti, D., & Nurlatifah. (2023).
Manajemen kebidanan konsep dan aplikasi dalam praktik kebidanan.
Kaizenmedia publishing.
https://www.google.co.id/books/edition/Manajemen_Kebidanan/xlPNEAAA
QBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Manajemen+kebidanan+konsep+dan+aplikasi+dalam+pr
aktik+kebidanan.&pg=PA200&printsec=frontcover
Rivanica, R. & Oxyandi, M. (2020). Buku Ajar Deteksi Dini Tumbuh Kembang Dan
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir. Salemba Medika. https://www.google .
co.id/books/edition/Buku_Ajar_Deteksi_Dini_Tumbuh_Kembang_da/mVXs
EAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=rivanica+oxyandi+2020&pg=PP2&printsec=frontcover
Rufaindah, E. 2022. Tatalaksana Bayi Baru Lahir. Bandung : CV. Media Sains
Indonesia
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti Lia. (2014). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru.
Lahir.Jakarta: Trans Info Media
Sari, E. P., & Rimandini, K. D. (2021). Asuhan kebidanan masa nifas (postnatal
care. Cv. Trans info media
44

Solehah, I., dkk. (2021). Buku Ajar Asuhan segera bayi baru lahir
normal.https://repository.unuja.ac.id/161/ 6/5.%20Bidang%2 0A Ma nuskrip
%20 Buku%20Ajar%20Asuhan%20Segera%20Bayi%20 Baru%20 Lahir.pdf
Sofiani, M. (2022). Penyuluhan Kesehatan Tentang Berat Badan Lahir Rendah
( BBLR) Di Desa Bungie Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie. 4(3),
139–146.
Solama et al.,2022, W. dkk 2022 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Belita dan
Anak Pra Sekolah, Makasar; CV Tohar Media
Sondakh Jenny J.S. 2018. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga
Suryaningsih, Wulan, R., dkk. (2023). Buku Ajar Bayi Baru Lahir DIII Kebidanan
Jilid 1. Mahakarya Citra Utama.
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Bayi_Baru_Lahir_DIII_
Tambunan, D. M., & Simatupang, L. L. (2023). Atraumatic Care Approach Pada
Neonatus. CV. Jejak.
https://www.google.co.id/books/edition/
Atraumatic_Care_Approach_Pada_Neonatus/RoXrEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Atraumatic+Care+Approach+Pada+Neonatus&pg=PP1
&printsec=frontcover
Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC
Wibawati, F. H., dkk. Kupas Tuntas Seputar Neonatus, Bayi, Balita, Dan Anak Pra
Sekolah Untuk Mahasiswa Kebidanan..Wijaya Kusuma Press.
https://www.google.co.id/books/edition/
Kupas_Tuntas_Seputar_Neonatus_Bayi_Balit/yPeBEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Kupas+tuntas+seputar+neonatus,+bayi,+balita,
+dan+anak+pra+sekolah+untuk+mahasiswa+kebidanan&pg=PA29&printsec
=frontcover
Dinkes Kota Metro. (2024). Profil Kesehatan Dinas Kota Metro. Dinas Kesehatan
Kota Metro
45

LEMBAR KONSUL
Nama : Cahaya Mutiara Fitri
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal
Pembimbing I : Islamiyati, AK., MKM
Pembimbing II : Rofana Aghniya, S.Fis., M.K.M
No
Hari/
Tanggal
Materi
bimbingan
Perbaikan
Dan Saran
Paraf Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
1 Sabtu,
07
desember
2024
Pengajuan
Judul
ACC Judul
Islamiyati,
AK., MKM
2 Rabu,
18
desember
2024
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Perbaikan
latar
belakang dan
penambahan
teori
Rofana Aghniya,
S.Fis., M.K.M
3 Selasa,
24
desember
2024
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Perbaikan
penambahan
teori
pendahuluan
dan teori
BAB II
Rofana Aghniya,
S.Fis., M.K.M
4 Jumat,
3 Januari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Perbaikan
pendahuluan
ruang lingkup
dan
penambahan
teori BAB II
Islamiyati,
AK., MKM
5 Kamis,
9 Januari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Pebaikan
pendahuluan,
daftar
pustaka
Islamiyati,
AK., MKM

6 Senin,
13 Januari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Perbaikan
BAB I dan
BAB II
(Penulisan),
Penambahan
teori
Rofana Aghniya,
S.Fis., M.K.M
7 Kamis,
16 Januari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Perbaikan
BAB I, daftar
pustaka
Rofana Aghniya,
S.Fis., M.K.M
8 Senin,
20 Januari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Perbaikan
BAB II,
Penulisan
pada tabel
Rofana Aghniya,
S.Fis., M.K.M
9 Jumat,
7 Februari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
ACC
Proposal
Rofana Aghniya,
S.Fis., M.K.M
10 Jumat,
7 Februari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
Perbaikan
BAB I
(Penulisan
Kapital)
BAB II
(Pengertian)
Islamiyati,
AK., MKM
11 Senin,
10
Februari
2025
Konsultasi
BAB I dan
BAB II
ACC
Proposal
Islamiyati,
AK., MKM
12
47

13
14
15
16
17
18
48
Tags