▪Tujuanidentifikasirisikoadalahuntukmengidentifikasiberbagaihal,kejadian-kejadiandansituasi
yang mungkin terjadi yang bisa berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan termasuk
sumberataupenyebabdaririsikosertadeskripsidarisuatukejadian.
▪Manfaatutamadariidentifikasirisikoadalahdokumentasirisikoyang ada, sertainformasidan
pengetahuandiberikannyakepadatimproyekuntukmengantisipasikejadian-kejadianyang mungkin
terjadi.
Dalam melakukan identifikasi risiko, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Faktor
pertimbangantersebut,antaralain:
▪Sumberrisiko=>Halpentingdalamidentifikasirisikoadalahmengetahuisumberataupenyebab
risikotersebutterjadi.
▪Teknik identifikasi risiko=>Dengan mengetahui teknik untuk mengidentifikasi risiko kita dapat
memperkirakan cara mengurangi atau mengatasi risiko tersebut. Beberapa teknik untuk
mengidentifikasirisiko:brainstorming,teknikdelphi,wawancara,pengetahuanpengalaman,analisis
daftarperiksa,keluarandarianalisisberorientasirisiko,daftarrisiko.
▪Pemilihanteknikidentifikasiyangsesuaidengankondisiperusahaan.
▪Sumberdayamanusiayangterlibatdalamidentifikasirisiko.
Dalam pengukuran risiko, perlu mengukur:
▪Frekuensi atau jumlah kejadian yang dapat menimbilkan kerugian.
▪Tingkatkegawatankerugiantersebut.
Besar kecilnya suatu risiko, dapat dipengaruhi oleh:
▪Keadaan ekonomi yang tidak pasti.
▪Kondisi alam yang tidak menentu.
▪Perubahan gaya hidup manusia.
▪Strategi pemasaran yang salah.
Dalam melakukan pengukuran risiko juga perlu memperhatikan teknik yang digunakan. Teknik-teknik
tersebut antara lain:
▪Pengukuran risiko dengan menggunakan distribusi probabilitas.
▪Pengukuran risiko dengan menggunakan notional.
▪Pengukuran risiko dengan menggunakan sensitivitas.
▪Pengukuran risiko dengan menggunakan volatilitas.
▪Pengukuran risiko dengan pendekatan value at risk (VAR).
▪Pengukuranrisikodenganmenggunakanmatriksfrekuensidansignifikansirisiko.
▪Pengukuran risiko dengan menggunakan analisis scenario.
Manajemenrisikoharusdipersiapkandengansebaikmungkinsupayadapatmeminimalkanrisikoyang
mungkinterjadi.Apabilaperusahaantidakmampumengelolarisikodenganbaik,dapatmenimbulkan
masalah pada perusahaan, seperti yang terjadi padaPTAsuransi Jiwasraya pada tahun2018.
ManajemenPTAsuransi Jiwasraya (Persero) mengakui bahwa sebelumnya terdapat unit-unitdi
perusahaanyangtidakmenjalankanmanajemenrisikodenganoptimal.MenurutDirekturKepatuhan
danSDMJiwasraya,banyakditemukanunityangmanajemenrisikonyatidakoptimal,misalnyadalam
menjalankaninvestasitidakprudent.
Oleh karena itu penting terdapatFramework Governance Risk Compliance(GRC) dan tata kelola
perusahaanmenjadisalahsatufaktorpenyebabterjadinyagagalbayardiJiwasrayadanekuitasmenjadi
negatifRp38,7 triliun. Salah satu aspek yang harus ditekankan pada kasus ini adalah penerapan
frameworkGRCyangsalingterkaitdisebuahperusahaan,sehinggaterdapatintegrasidantercegahnya
konflikkepentingan.Berkacadarikasusini,parapelakuindustridanOtoritasJasaKeuangan(OJK)pun
akanmenerapkanmanajemenasetdanliabilitas(ALM)sesuaiaturanyangberlaku.Penguatantatakelola
menjadisangatkrusialuntukdapatmeningkatkanpertumbuhanindustridenganlebihoptimal.
sumber:finansial.bisnis.com