IMPLEMENTASI KTR 14 SEPTEMBER 2024 DINKES KAB SERANG.pptx
ArieIndrawan3
19 views
46 slides
Sep 11, 2025
Slide 1 of 46
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
About This Presentation
Sosialisasi implementasi kawasan tanpa rokok periode 14 september 2024
Size: 18.57 MB
Language: none
Added: Sep 11, 2025
Slides: 46 pages
Slide Content
IM PLEMENTASI KTR (KAWASAN TANPA ROKOK) dr. Enik Utmawati,MARS PROMOSI KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG
Perilaku masyarakat yang meningkatkan risiko PTM : Merokok Aktivitas fisik kurang Kurang makan buah dan sayur Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak berlebih FAKTOR RISIKO PTM 28.8 29.3 26.1 33.5 93.5 95.5 Data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 Konsumsi gula 4 sdm/hari (50 g/hari) 4,8% Konsumsi Garam 1 sdt/hari (2000 mg/hari) 52,7% Konsumsi Lemak 5 sdm/hari (67 g/hari) 26,7% Data Studi Diet Total tahun 2014
Merokok adalah faktor risiko tinggi terhadap beban penyakit Tembakau membunuh 290 ribu orang di Indonesia setiap tahun nya Penyebab kematian akibat rokok di Indonesia : Sumber : IHME, 2019
PROPORSI PEROKOK USIA 10-18 TAHUN DI INDONESIA MENJADI “BOM WAKTU” DI MASA DEPAN Sumber: Riskesdas 2018 11,4%
Permasalahan rokok di Indonesia 5 Umur pertama kali merokok pada usia muda semakin meningkat Prioritas Nasional: Revisi PP 109/2012 adalah target RPJMN 2020-2024 (Perpres 18/2020) Target RPJMN 2015-2019 5,4% Target RPJMN 2020-2024 8,7% ----------- Estimasi Bappenas Sumber : Riskesdas 2013, 2018, Sirkesnas 2016 Sumber: GYTS, 2019 75% mulai merokok pada usia <20 tahun 23,1% mulai di usia 10-14 tahun 52,1% mulai di usia 15-19 tahun Anak-anak terpapar asap rokok 6 dari 10 pelajar usia 13-15 tahun terpapar asap rokok di dalam rumah 7 dari 10 pelajar usia 13-15 tahun terpapar asap rokok di tempat umum Jumlah perokok anak semakin tinggi perokok pelajar usia 13-15 tahun laki-laki pelajar usia 13-15 tahun perempuan pelajar usia 13-15 tahun Sumber: GYTS, 2014, 2019 1 dari 2 pelajar usia 13-15 tahun melihat orang merokok di sekolah
Penggunaan tembakau pada orang dewasa (GATS, 2021) 6 Sumber: GATS, 2021 Sekitar 70,2 juta orang dewasa di Indonesia menggunakan produk tembakau saat ini * produk tembakau : tembakau hisap, tembakau yang dipanaskan, tembakau kunyah ** saat ini : setiap hari atau kadang-kadang Orang dewasa di Indonesia pengguna tembakau 33,5% Pengguna rokok saat ini 1,0% Pengguna tembakau kunyah saat ini 0,1% Pengguna tembakau yang dipanaskan saat ini 3,0% Pengguna rokok elektronik saat ini Konsumsi tembakau di Indonesia tinggi Volume penjualan rokok (miliar batang) Volume penjualan rokok pada tahun 2021 meningkat 7,2% dari tahun 2020 Sumber: CNBC Indonesia, 2021 Sumber: GATS, 2021
7 Sumber: 1. Tarigan, I, et.al. Laporan Studi Biaya Kesehatan dari Penyakit akibat Rokok. 2020 2. Kemenkeu, Laporan Kinerja Direktorat Bea dan Cukai Kemenkeu, 2017 Kerugian ekonomi makro 3,6 kali lipat dari penerimaan cukai (Fakta Tembakau, IAKMI, 2020) No 21 Penyakit terkait Penggunaan Tembakau Jumlah Kasus (2017) Jumlah Kematian (2017) 1 Kanker bibir dan rongga mulut 5.405 893 2 Kanker oesophagus 1.700 729 3 Kanker lambung 14.834 2.436 4 Kanker kolon dan rektal 18.739 1.803 5 Kanker ginjal 7.406 345 6 Kanker hati 16.506 2.901 7 Kanker pankreas 6.919 1.313 8 Kanker paru, bronchus & trachea 36.174 22.532 9 Kanker larynx 3.634 1.998 10 Kanker mulut rahim 22.497 623 11 Kanker kandung kemih 8.972 2.013 12 Leukemia myeloid akut 2.581 369 13 Penyakit jantung iskemik 186.058 57.193 14 Stroke 350.298 50.657 15 Aneurisma aorta abdominalis 2.089 1.016 16 Penyakit paru obstruktif kronik 462.161 30.813 17 Tuberkulosis 392.311 19.658 18 Asma 2.176.834 4.384 19 Diabetes Melitus 1.090.002 7.323 20 Peptic Ulcer 106.652 393 21 Rheumatoid Arthritis 14.601 37 TOTAL 4.926.373 209.429 Kerugian Ekonomi (2017) 1 Nilai Perhitungan kerugian produktifitas (DALYs) 21 jenis penyakit terkait penggunaan tembakau 287.828.272.735.200 Total biaya medis rawat inap pasien yang sakit akibat konsumsi tembakau 4.799.670.189.500 Total biaya medis rawat jalan pasien yang sakit akibat konsumsi tembakau 16.782.285.000 Total belanja rokok perokok aktif 239.203.149.840.000 TOTAL 531.847.875.049.700 Total kerugian ekonomi makro (2017): Rp 531,8 T Realisasi penerimaan cukai hasil tembakau (2017) 2 : Rp 147,7 T Total kerugian ekonomi makro adalah 3,6 kali lipat dari penerimaan cukai tembakau
“Pada 2014 terdapat 307 reklame rokok yang terpasang dengan pendapatan reklame Rp 8,7 miliar. Kemudian, pada 2018 dengan 0 reklame rokok dapat memperoleh pendapatan reklame sebesar Rp 12 miliar.” “pada 2009 PAD Kota Bogor hanya Rp 97 Miliar, setelah Perda ditetapkan kenaikan PAD malah semakin terasa. Pada 2015 PAD kota Bogor meningkatkan ke angka Rp 518 Miliar. Kenaikan PAD terus meningkat hingga di 2018 angkanya mencapai Rp 887 Miliar.”
INDIKATOR RPJMN TAHUN 2020-2024 No Indikator Target & Capaian 2020 2021 2022 2023 2024 T C T C T C T T 1 menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 324 285 374 320 424 335 474 514 2 menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) 50 13 100 74 175 100 275 350 No Indikator Target 2020 2021 2022 2023 2024 1 Persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun (%) 9,1% 9,0 % 8,9 % 8,8 % 8,7 % *) Capaian: Riskesdas 2018 = 9,1%. Untuk Capaian tahun 2020-2021 tidak tersedia INDIKATOR RENSTRA TAHUN 2020-2024 Definisi Operasional: Jumlah kab/kota yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Pencapaian target adalah kab/kota yang memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang KTR dan atau Menerapkan Perda KTR di 3 dari 7 tatanan (40%) meliputi: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat kerja, tempat ibadah, angkutan umum, tempat umum yang ditetapkan. Definisi Operasional: Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) Terdapat ≥40% FKTP (Puskesmas) di kab/kota telah melaksanakan layanan UBM.
Lampiran I & III Perpres 18/2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024 , telah diatur mengenai arahan dan strategi yang wajib dilaksanakan untuk mendorong penurunan prevalensi perokok khususnya anak-anak yaitu dengan Pembudayaan Perilaku Hidup Sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Sumber gambar: https://media.pri.org Sejak 2012, PP 109/2012 belum cukup efektif menurunkan perokok anak 11 Penjualan rokok meningkat Konsumsi rokok meningkat Perokok anak meningkat Kematian akibat rokok meningkat
12 Bahkan, pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok 3x lipat lebih tinggi daripada pengeluaran untuk protein Sumber: BPS 2021 No Komoditas Persentase Pengeluaran per Kapita Masyarakat di Perkotaan Persentase Pengeluaran per kapita Masyarakat di Perdesaan 1 Beras 19,69% 23,79% 2 Rokok Kretek Filter 11,30% 10,78% 3 Perumahan 8,86% 8,21% 4 Telur Ayam Ras 4,30% 3,69% 5 Bensin 3,89% 3,38% 6 Listrik 3,38% 1,75% Belanja rokok terbesar ke-2 di keluarga, 3x lebih tinggi dari telur (% stunting pada anak) Saat ini, 1 dari 4 anak stunting . Jika kekurangan protein , anak berisiko stunting kurang cerdas dan mudah sakit .
13 Jumlah perokok anak meningkat Sumber: GYTS,Riskesdas, Siskernas Sumber: IHME,2019 PP 109/2012 tidak mampu mengendalikan perokok anak dan kematian 3 Kematian akibat rokok meningkat 4 3 dari 4 orang mulai merokok di usia kurang dari 20 tahun Jika tidak dikendalikan, prevalensi perokok anak akan meningkat hingga 16% 6 dari 10 ( ) kematian tertinggi (stroke, jantung, diabetes, PPOK, hipertensi, kanker) dipengaruhi rokok
Sumber gambar: https://www.flickr.com/ 14 Jika dibandingkan aturan di negara lain, aturan pengendalian di dalam PP 109/2012 tidak ketat Ukuran pesan peringatan kecil Media belum banyak dilarang Beli batangan belum dilarang Rokok elektrik belum diatur
15 Pictorial Health Warning (PHW) atau Peringatan Pesan Bergambar di Indonesia berukuran paling kecil 1 40% 55% 75% 85% 92.5%
Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh . Komposisi Asap Rokok
4000 bahan kimia beracun , 43 penyebab kanker PADAT : √ NIKOTIN ( ZAT ADIKTIF ) √ TAR ( kumpulan partikel pdt penyebab kanker ) GAS : √ CO ( mengikat sel darah merah mengganti O2 ) √ Gas-gas berbahaya lain NIKOTIN = KEKUATAN ROKOK Nikotin 7 -10 detik Susunan Syaraf Pusat ▼ DOPAMIN Stimulasi Relaksasi ( gairah , semangat , inspirasi ) ( hilangkan ketegangan ) ↓ ADIKTIF ( ketagihan / ketergantungan terhadap sensasi nyaman )
Nikotin merupakan obat medis yang dapat membuat orang kecanduan. Dalam dosis yang kecil, nikotin dapat merangsang sistem syaraf. Tapi dalam dosis yang besar, nikotin dapat merusak sistem syaraf. Nikotin juga menyebabkan denyut jantung meningkat sampai kurang lebih 20 persen. Dampak Nikotin
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard . Selain menyebabkan ketagihan merokok , nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung , tekanan darah , kebutuhan oksigen jantung , serta menyebabkan gangguan irama jantung . Nikotin juga mengganggu kerja saraf , otak , dan banyak bagian tubuh lainnya . Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit ( penggumpalan ) ke dinding pembuluh darah . Dampak terhadap jantung
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering. Dampak pada paru
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi. Penyakit Pembuluh Darah Perifer (PPDP )
Perokok Perokok Aktif Pasif Laki-laki Perempuan Kaum muda Perempuan Anak Bayi Kaum muda Lansia Ada di semua tatanan
Orang yang terpapar dengan asap rokok Anak, Wanita PEROKOK PASIF (Second Hand Smoke)
Dampak Kesehatan bagi Perokok Pasif Meningkatkan penyakit pada saluran pernafasan pada anak dan orang dewasa (a.l. bronkhitis, pneumonia, asma.) Kehamilan: Berat bayi lahir rendah, keguguran Meningkatkan risiko terkena serangan jantung Meningkatkan risiko terkena penyakit kanker
Penyediaan Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) Pelarangan Penjualan Rokok pada Anak dan Penjualan penjualan eceran per batang Pengendalian Iklan, Promosi dan Sponsor Rokok Peningkatan Harga melalui Cukai dan Pajak Rokok Perluasan % PHW pada kemasan rokok Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KONSUMSI ROKOK LINTAS K/L KEMENTERIAN KESEHATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KONSUMSI ROKOK (PP 109/2012)
Mengapa perlu KTR? Perlindungan Kesehatan Masyarakat dari Bahaya Asap Rokok Menurunkan angka kesakitan, kecacatan & kematian akibat Rokok Produktivitas Kerja Meningkat Mencegah perokok pemula (anak dan Ibu Hamil) Meningkatkan motivasi untuk berhenti merokok Terciptanya lingkungan sehat akan memicu masyarakat berperilaku hidup sehat lebih baik Kawasan Tanpa Rokok Perlu Ditegakkan Menuju Indonesia Emas 2045
PERJALANAN REGULASI KTR Penegakan KTR dilakukan dengan dukungan regulasi yang kuat dan komitmen yang tinggi terutama dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah Perjalanan Penyusunan Regulasi KTR Pemda wajib menetapkan KTR UU 36/2009 Pemda Wajib Mewujudkan KTR PP 109/2012 Penetapan Sekolah sebagai KTR Permendikbud 64/2015 Penguatan Penegakan KTR RPP 109/2012 2012 2009 2013 - 2021 Penerapan KTR PerGub/ Perbup/ Perwali Dasar Kebijakan KTR Dukungan & Implementasi 2013 Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan Permenkes 40/2013 2011 Pedoman Pelaksanaan KTR PB Mendagri & Menkes 7/2011 PERDA KAB SERANG NOMOR 9 TAHUN 2014 KAWASAN TANPA ROKOK
SK BUPATI TENTANG SATGAS KAWASAN TANPA ROKOK TINGKAT KAB. SERANG SK BUPATI NO: 440/Kep.780-Huk.Dinkes/2024 Tentang Pembentukan Satuan Tugas Kawasan Tanpa Rokok
Apa itu KTR ? KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) Ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau.
MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD: Untuk memberikan jaminan perolehan lingkungan udara yang bersih dan melindungi hak asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan melalui pengendalian terhadap bahaya asap rokok
Memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat Melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik langsung maupun tidak langsung Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bebas dari asap rokok Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk tidak merokok Menekan angka pertumbuhan perokok pemula TUJUAN : Memberikan perlindungan dari bahaya asap rokok bagi perokok aktif dan atau perokok pasif
UUD 1945 : Kesehatan adalah hak asasi manusia UU Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan (pasal 115) : Pemerintah Daerah wajib menetapkan KTR di wilayahnya PP No.109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (pasal 50) Tidak ada batasan aman untuk paparan asap rokok orang lain
RUANG LINGKUP KTR PERDA KTR NO 9 TAHUN 2014 Fasilitas pelayanan kesehatan Tempat proses belajar mengajar Tempat anak bermain Tempat ibadah Angkutan umum Fasilitas olah raga Tempat kerja Tempat umum,dan Tempat lain yang di tetapkan
Sosialisasi dan diseminasi Adanya Satgas dan Sanksi Indikator kepatuhan KTR Adanya aturan KTR sesuai dengan Peraturan daerah yang ada Kampanye dan edukasi Penilaian Penerapan KTR
Tidak ditemukan orang merokok di dalam gedung Tidak ditemukan asbak/korek api Tidak ditemukan ruang merokok di dalam gedung Tidak ditemukan iklan atau promosi rokok Tidak ditemukan puntung rokok Ada tanda dilarang merokok Tidak ditemukan penjualan rokok Prinsip 100% KTR 1 2 3 4 5 6 7 Tidak tercium bau asap rokok 8
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI KTR 1 6 7 8 2 3 4 5 ANALISA SITUASI PEMBENTUKAN POKJA/KOMITE MEMBUAT KEBIJAKAN KTR PENYIAPAN INFRA STRUKTUR SOSIALISASI PENERAPAN KTR PENGAWASAN dan PENEGAKAN HUKUM PEMANTAUAN dan EVALUASI PENERAPAN KTR
Anak merupakan sasaran rentan paparan asap rokok. Dapat menjadikan anak sebagai perokok pasif atau perokok pemula KELUARGA RUMAH BEBAS ASAP ROKOK