infeksi adalah proses invasi oleh mikroorganisme dan berpoliferasi didalam tubuh yang menyebakan sakit
LilyHerawati2
0 views
63 slides
Sep 22, 2025
Slide 1 of 63
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
About This Presentation
infeksi adalah proses invasi oleh mikroorganisme dan berpoliferasi didalam tubuh yang menyebakan sakit
Size: 814.5 KB
Language: none
Added: Sep 22, 2025
Slides: 63 pages
Slide Content
KONSEP DASAR INFEKSI, KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KONSEP DASAR INFEKSI Infeksi ad su / kondisi penyakit akibat masuknya kuman patogen at mikroorganisme lain ke dlm tbh at shg menimbulkan gejala tertentu . Apabila pd su / jaringan terdpt jejas akibant trauma, bakteri , panas , ataupun bhn kimia , pd jaringan tersebut akan terjadi perubahan sekunder yg disebut peradangan . Kondisi ini ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal , peningkatan permeabilitas kapiler , pembekuan cairan dalam ruang intertisial , migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit ke dlm jaringan , pembengkakan sel (Guyton, 1993).
Tanda-tanda Infeksi Rubor at kemerahan biasanya merupakan tanda yg pertama terlihat pada daerah yg mengalami infeksi . Kalor at panas merupakan sifat dari reaksi infeksi yg hanya terjadi pd permukaan tubuh Dolor at rasa sakit ini terjadi akibat perubahan pH lokal at konsentrasi ion2 tertentu yg dpt merangsang ujung2 saraf Tumor at bengkak disebabkan oleh pengiriman cairan dan sel2 dari sirkulasi darah ke jaringan2 intertisial Fungsio laesa at perubahan fungsi / keterbatasan anggota gerak . Sedangkan tanda infeksi sistemik meliputi demam , malaise, anoreksia , mual , muntah , sakit kepala dan diare (Price & wilson , 1994).
Proses klinis infeksi Agens infeksius ( mikroorganisme ) Reservoir Pintu keluar (portal of exit) Metode penyebaran Pintu masuk (portal of entry) Hospes yg rentan
Agens infeksius ( mikroorganisme ) Pd dasarnya , kemampuan mikroorganisme utk menimbulkan proses infeksi bergantung pd jumlah mikroorganisme yg masuk , virulensi dan potenis mikroorganisme ( patogenisitas ), kemampuan mikroorganisme memasuki tbh , kerentanan hospes .
Reservoir Banyak hal yg bisa menjadi reservoir at sumber mikroorganisme , diantaranya adalah manusia , tanaman , hewan , lingkungan , dan mikroorganisme klien sendiri . Pada tbh manusia , mikroorganisme paling banyak ditemukan di kulit , saluran pernapasan , mulut , alat kelamin (vagina), kolon , dan uretra bagian bawah . Sedangkan di lingkungan , mikroorganisme dpt berasal dari makanan , air, feses , atau objek tertentu ( mis botol suction).
Pintu keluar (portal of exit) Sebelum menyebabkan infeksi pd tbh hospes , mikroorganisme terlebih dahulu harus meninggalkan reservoir. Bbrp reservoir umum pd manusia berikut jalur keluarnya pada tabel berikut : Area tubuh Organisme infeksius Jalur keluar Saluran pernapasan Saluran perkemihan Virus parainfluenza , Staphyloccus tuberkulosis , Mycobacterium tuberkulosis Enterokukos , Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa Hidung at mulut saat bersin , batuk , bernapas , at bicara Meatus uretra
Lanjutan Area tubuh Ornanisme infeksius Jalur keluar Saluran pencernaan Saluran reproduksi Darah Jaringan Virius Hepatitis A, Spesies Salmonella Neisseria gonorrhoeae , Treponema pallidum , Virus herpes simpleks tipe 2, Virus hepatitis B (HVB) Virus Hepatitis B, Virus HIV, Staphylococcus aureus , Staphylococcus epidermidis Staphylococcus aureus , Escherichia coli, Spesies Proteus, Streptococcus beta- hemolitik A atau B Mulut : Saliva, muntahan , anus : Feses , Ostomi Vagina : rabas vagina, Meatus uretra : semen, urine Luka terbuka , area tusukan jarum , setiap kerusakan pd permukaan kulit yg utuh at membran mukosa Draninase dari luka
Metode Penyebaran Setelah meninggalkan reservoir, miroorganisme memerlukan memerlukan sarana untuk masuk ke dlm tubuh hospes melalui pintu masuk (portal of entry). Scr umum , ada tiga mekanisme penyebaran yaitu : Penyebaran langsung , perpindahan mikoorganisme scr langsung dan sgr dari satu individu ke individu lain melalui sentuhan , gigitan , ciuman , hub seksual , at bisa pula melalui percikan ludah (droplet) pd jarak kurang dari tiga kaki. Penyebaran tak langsung . Perpindahan mikroorganisme dgn bantuan media (vehicle- bornet transmission) at vektor ( vektor-bornet transmission).
Lanjutan Penyebaran melalui media. Media disini adalah setiap substansi at benda yg dpt menjadi perantara masuknya mikroorganisme ke dalam hospes yg rentan . Media tsb dpt berupa mainan , pakaian kotor , peralatan masak , perlatan bedah , makanan , air, darah . Selain itu , penyebaran juga bisa terjadi dgn bantuan manusia , seperti tenaga perawat , dokter , ahli terapi dll . Penyebaran melalui vektor . Vektor ad hewan at serangga ygbertindak sbg perantara penyebaran infeksi ( mis tikus , nyamuk ). Penyebaran mikroorganisme dpt berlangsung melalui saliva at materi feses .
Lanjutan 3. Transmisi udara . Penyebaran mikroorganisme dapat berlangsung melalui droplet at debu yg kemudian masuk ke dlm tbh manusia melalui pintu masuk (portal of entry) yg sesuai , biasanya saluran pernapasan .
Pintu masuk (portal of entry) Infeksi dpt terjadi setelah mikroorganisme berhasil masuk ke dlm tbh hospes . Bisanya mikroorganisme masuk ke dlm tubuh hospes melalui rute yg sama seperti saat keluar dari reservoir ( misal melalui luka )
Hospes yg rentan Hospes yg rentan ad setiap individu yg beresiko mengalami infeksi . Tingkat resistensi individu terhadap kuman patogen yg masuk dlm tbh dipengaruhi oleh bbrp faktor , yaitu stress yg berkepanjangan , status nutrisi yg buruk , kelelahan , usia yg terlalub muda at sangat tua , penyakit kronis , pengobatan yg menekan produksi sel darah putih , dll .
Gambar Rantai infeksi 3. Pintu keluar dari reservior 2 Reservior ( sumber ) 6 Hospes yg rentan 5 Pintu masuk menuju hospes yg rentan 4 Metode transmisi 1 Agens etiologi ( mikroorganisme )
Faktor yg meningkatkan kerentanan terhadap infeksi Salah satu faktor yg paling mempengaruhi proses timbulnya infeksi ad hospes yg rentan . Kerentanan hospes sendiri dipengaruhi oleh bbrp hal yaitu :
Usia Bayi baru lahir dan lansia memiliki pertahanan tubuh rendah terhdp infeksi . Bayi baru lahir memiliki sistem imun yg imatur dan hanya dilindungi oleh imunoglubulin pasif ( IgG ) yg diperoleh dari ibu pada 2-3 bulan pertama kehidupannya . Sedangkan lansia mengalami pelemahan sistem imun akibat proses penuaan .
Hereditas Pd sebagian org, faktor hereditas berpengaruh terhdp perkembangan infeksi . Kelainan bawaan berupa rendahnya imunoglubulin serum menyebab kan seseorg rentan terhadap jenis infeksi tertentu .
Status imunisasi Lengkap tidaknya status imunisasi seseorg berpengaruh terhadap perkembangan infeksi .
Terapi yg dijalani Sejumlah terapi medis dpt menyebabkan infeksi pd ps. Sebagi contoh , terapi radiasi at kemoterapi tidak hanya bekerja menghancurkan sel kanker , tetapi juga sel yg normal. Akibatnya individu semakin rentan terhadap infeksi .
Status Nutrisi Kekebalan tubuh terhadap infeksi bergantung pd status nutrisi yg baik . Karena antibodi merupakan protein, maka status nutrisi yg buruk dpt mengganggu kemampuan tubuh menyintesis antibodi .
Kelelahan Kondisi lelah dpt menurunkan daya tahan tubuh . Akibatnya , individu akan semakin rentan terhadap infeksi .
Stres Kondisi stres menyebabkan peningkatan kadar kortison dlm darah . Peningkatan kortison dalam waktu lama dpt menyebkan penurunan respons anti- inflamasi , kelelahan , dan penurunan daya tahan tubuh .
Tahapan Proses Infeksi Periode Inkubasi Periode sejak masuknya kuman ke dlm tubuh sampai dengan munculnya gejala . Lamanya waktu yg dibutuhkan sampai gejala muncul bervariasi , bergantung pada penyakitnya ( Bustan , 1997) Periode Prodromal Periode sejak munculnya gej umum sampai munculnya gej spesifik . Pada masa ini , individu sangat infeksius , yaitu mudah menularkan at menyebarkan kuman kepada org lain.
Lanjutan Periode Sakit Pada periode ini , gej spesifik terus berkembang dan menimbulkan manifestasi pd organ yg terinfeksi dan seluruh tubuh . Lamanya waktu yg dibutuhkan sesuai dgn kondisi individu dan patogenesis kuman . Periode Konvalensi Periode ini berlangsung sejak menurunnya gej sampai individu kembali sehat . Lamanya waktu yg dibutuhkan bergantung pd jenis penyakit dan kondisi individu .
Infeksi Nosokomial Infeksi nosokomial ad infeksi yg terjadi di RS berasal dr fasilitas RS at tenaga kes at PS lain. Infeksi ini dpt terjadi saat PS di rawat di RS at setelah PS plg . Sumber2 infeksi antara lain :
Klien Klien dpt menyebarkan kuman penyakit ke klien lain, tenaga kesehatan , petugas RS, pengunjung , dan ke benda atau alat2 di RS.
Petugas at Perawat Perawat dan petugas kesehatan dpt terkontaminasi kuman penyakit dari satu PS dan menyebarkannya ke PS lain, tenaga kesehatan lain, pengunjung , dan ke alat2 RS.
Pengunjung Pengunjung dpt terkontaminasi kuman penyakit dr lingkungan luar at dpt pula bertindak sebagai pembawa ( carier ). Pengunjung dpt menyebarkan kuman ke klien dan lingkungan rumah sakit .
Sumber lain Sumber lain dpt berupa lingkungan rs yg bkurang bersih , peralatan rs yg tdk bersih at steril , peralatan / barang milik klien yg dibawa dari rumah , dll . Kuman penyakit dpt menyebar ke klien , pengunjung , dan petugas kesehatan . Faktor pendukung terjadinya infeksi nosokomial antara lain terapi medis , kurangnya kebiasaan cuci tangan , dan rendahnya daya tahan tubuh .
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi Normalnya , individu memiliki mekanisme pertahanan yg akan melindungi tubuh dari infeksi . Mekanisme pertahanan tersebut digolongkan menjadi pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik .
Nonspesifik Mekanisme pertahanan ini meliputi barier anatomis dan fisiologis serta respons inflamasi . Barier anatomis dan fisiologis . Kulit dan membran mukosa yg utuh merupakan garis pertahanan pertama terhadap mikroorganisme . Bakteri residen yg terdapat pd kulit dpt mencegah perkembangan bakteri lainnya . Selain itu , sekresi normal yg bersifat asam pada kulit dpt mencegah pertumbuhan bakteri . Normalnya , setiap orifisium pd tbh memiliki mekanisme pertahanan yg berbeda dlm menghadapi kuman penyakit .
Lanjutan Respon inflamasi Inflamasi ad su respons pertahanan yg sifatnya lokal dan nonspesifik terhadap agens infeksius at agens penyebab cedera . Respons ini dicirikan dengan lima tanda , yaitu nyeri , bengkak , kemerahan , panas , dan kerusakan fungsi pada bagian tersebut . Agens penyebab cedera sendiri dikategorikan menjadi agens fisik ( panas , dingin , radiasi ), agens kimia ( asam kuat , basa , racun ), dan mikroorganisme ( bakteri , virus, jamur , dan parasit ). Secara umum , respons inflamasi terbagi atas tiga tahap , yaitu respons vaskular dan seluler , produksi eksudat , dan fase perbaikan .
Spesifik ( Imun ) Pertahanan tbh yg spesifik terhadap kuman penyakit berlangsung melalui sistem imun . Secara umum , respons imun terdiri atas dua komponen , yakni sistem pertahanan termediasi antibodi ( imunitas humoral ) dan sistem pertahanan termediasi sel ( imunitas seluler ).
Imunitas Humoral Imunitas hunoral ini terdapat di limfosit B dan diperantarai oleh antibodi yg diproduksi oleh sel B. respons pertahanan ini utamanya melawan fase ektraseluler dari infeksi bakteri dan infeksi virus. Ada dua jenis imunitas utama , yakni imunitas aktif dan imunitas pasif . Pada imunitas aktif , hospes memproduksi antibodi sebagai respons terhadap antigen alami ( mis , mikroorganisme infeksius ) at antigen buatan ( mis , vaksin ). Sedangkan pd imunitas pasif , hospes menerima antibodi alami ( misal , dari ibu ) atau buatan ( misal , dr injeksi serum imun ) yg dihasilkan dari sumber lain.
Imunitas Selular Imunitas selular berlangsung melalui sel sistem T. saat terpajan antigen, jaringan limfoid melepaskan sejumlah besar sel T- teraktivasi ke dalam sistem limfe yg kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi umum . Ada tiga kelompok besar sel T, yaitu 1) sel T helper, 2) sel T sitotoksik , dan 3) sel T supresor . Jika imunitas termediasi-sel hilang , misalnya pada kasus infeksi HIV, individu akan rentan terhadap sebagian besar infeksi virus, bakteri dan jamur .
Upaya pencegahan infeksi Untuk mencegah penyebaran dan perluasan infeksi , penting sekali agar kita memutus mata rantainya . Secara umum , upaya pencegahan infeksi dan pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui kegiatan promotif , preventif , kuratif dan rehabilitatif . Kegiatan promotif berupa penyuluhan kesehatan , perbaikan gizi , pemeliharaan kebersihan lingkungan , higiene personal, dan perhatian khusus terhapa penyakit ( Notoatmojo , 2003). Salah satu upaya terpenting dlm mencegah infeksi ad dgn meningkatkan daya tahan tubuh melalui kegiatan imunisasi . Secara umum , tanggung jawab perawat dalam pencegahan infeksi antara lain :
Mendidik individu agar terhindar dari infeksi dengan : a) memperkuat daya tahan tubuh melalui upaya imunisasi , perbaikan nutrisi , istrahat dan tidur yg seimbang , menghindari stres , dan b) mendorong individu utk melakukan higiene personal dgn membiasakan diri mencuci tangan dan mandi scr teratur . Membiasakan diri mencuci tangan . Mencuci tangan merupakan salah satu upaya paling efektif dlm mengontrol infeksi . Tujuannya ad utk membunuh mikroorganisme yg terdpt pd tangan yg mungkin dpt berpindah ke klien , pengunjung , peralatan , dan tenaga kesehatan lain Mencegah penyebaran kuman penyakit melalui tindakan desinfeksi dan sterilisasi peralatan RS.
Waktu mencuci tangan bagi perawat Sebelum dan sesudah kontak dgn kien Awal dan akhir dari perawatan persalinan bagi ps di ruang maternitas Sebelum menyediakan makanan dan menyuapi Setelah menyentuh alat yg terkontaminasi Sebelum menyiapkan obat Sebelum memegang alat steril
Tindakan infeksi Aseptik , yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan . Istilah ini dipakai utk menggambarkan semua usaha yang dilakukan utk mencegah masuknya miroorganisme ke dlm tbh yg kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi . Tujuan akhirnya adalah mengurangi at menghilangkan jumlah mikroorganisme , baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat2 kesehatan dpt dgn aman digunakan . Antiseptik , yaitu upaya pencegahan infeksi dgn cara membunuh at menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jar tubuh lainnya .
Lanjutan Dekontaminasi , tindakan yang dilakukan agar benda mati dpt ditangani oleh petugas kes scr umum , terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan . Contohnya meja pemeriksaan , alat2 kesehatan , dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah at cairan tbh di saat prosedur bedah / tindakan dilakukan Pencucian , yaitu tindakan menghilangkan semua darah , cairan tubuh , atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran Sterilisasi , yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme ( bakteri , jamur , parasit , dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati .
Lanjutan Desinfeksi , yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar ( tidak semua ) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati . Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dgn merebus at menggunakan larutan kimia . Tindakan ini dpt menghilangkan semua mikroorganisme , kecuali bbrp bakteri endospora .
Pengkajian Riwayat imunisasi Riwayat infeksi akut at kronis Terapi yang sedang dijalani ( mis kortikosteroid , terapi neoplasma ) Stressor emosional : ekspresi verbal dan nonverbal, gaya hidup Proses penyakit yang terlihat pada klien dan keluhan fisik Status nutrisi : gizi tidak seimbang ( malnutrisi at kelebihan BB)
Pemeriksaan fisik Tanda dan gejala infeksi bervariasi menurut area tubuh yang terkena . Sebagai contoh , bersin , hidung tersumbat , dan pilek biasa terjadi pada kasus infeksi hidung dan sinus. Sedangkan sering berkemih at perubahan warna urine biasa ditemukan pada kasus infeksi salauran perkemihan . Infeksi lokal . , infeksi ini terjadi sebatas pada kulit dan membran mukosa . Tanda2nya meliputi bengkak , ke,erahan , nyeri , panas , dan gangguan fungsi gerak . Infeksi sistemik . Infeksi ini terjadi diseluruh tubuh . Tanda2nya meliputi demam , peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan , malaise, anoreksia , mual , muntah , sakit kepala , pembesaran kelenajar di area infeksi .
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang berupa data laboratorium yang menunjukkan adanya infeksi meliputi : peningkatan leukosit 4.500-11.000/ ml), peningkatan laju endap darah (LED), leukositosis , serta kultur urine, darah dan sekret yang menunjukkan adanya mikroorganisme patogen .
Penetapan diagnosis Menurut NANDA (2003), diagnosis kep utk masalah yg terkait dgn penyebaran mikroorganisme ad risiko infeksi , yakni kondisi ketika individu berisiko tinggi terinvasi oleh mikroorganisme patogen . Contoh diagnosis at masalah kolaboratif lain yang dapat muncul akibat kondisi tersebut antara lain : potensial komplikasi infeksi , demam , nyeri akut , hambatan interaksi sosial , atau isolasi sosial .
Perencanaan Risiko infeksi b/d meningkatnya kerentanan , sekunder akibat rendahnya imunitas , kondisi yg lemah , penurunan respons imun , penyakit kronis . Kriteria hasil : Individu akan menyebutkan faktor risiko yg berkaitan dgn infeksi dan kewaspadaan yag dibutuhkan Indikator : Mendemonstrasikan teknik mencuci tangan yang tepat saat pulang , menjelaskan metode metode penularan infeksi Menjelaskan peranan nutrisi dalam mencegah infeksi
Intervensi Pantau suhu klien sedikitnya 24 jam sekali dan beritahu dokter jika suhu klien melebihi 37,8º C. Gunakan kewaspadaan universal pada saat menangani semua cairan tubuh klien Gunakan teknik aseptik ketika mengosongkan kantong urine, jaga agar kantung urine tidak menyentuh lantai , letakkan kantung di bawah kandung kemih at klem selama klien berpindah tempat Beri antibiotik profilaksis dalam 15 menit waktu pemberian guna mempertahankan kadar terapeutik yg adekuat Kaji kembali apakah klien perlu menggunakan kateter urine tetap setiap hari .
KONSEP DASAR KESELAMATAN DAN KEAMANAN
DEFENISI Keselamatan (safety) adalah kondisi ketika individu , kelompok , atau masyarakat terhindar dari segala bentuk ancaman atau bahaya . Keamanan (Security) adalah kondisi aman dan tentram , bebas dari ancaman atau penyakit . Untuk mendukung keselamatan dan keamanan diperlukan kerja area sensori-motorik yang baik pada korteks serebri .
Faktor2 yg mempengaruhi keselamatan dan keamanan Usia , ini erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki individu , anak2 biasanya belum mengetahui tingkat kebahayaan dari suatu lingkungan yang dapat menyebabkan cedera pada mereka . Perubahan sensori-persepsi , persepsi sensori yang akurat terhadap stimulus lingkungan merupakan hal yang vital bagi keselamtan individu . Individu yang mengalami gangguan persepsi-sensori ( pendengaran , penglihatan , penciuman , sentuhan ) berisiko tinggi mengalami cedera . Gangguan kesadaran , segala bentuk gangguan kesadaran ( mis pengaruh narkotik , obat penenang , alkohol , disorientasi , tidak sadar , kurang tidur , halusinasi ) dapat membahayakan keselamatan dan keamanan seseorang .
Mobilitas dan status kesehatan , klien dengan gangguan ekstremitas ( mis paralisis , lemah otot , gangguan keseimbangan tubuh , inkoordinasi ) berisiko tinggi mengalami cedera . Keadaan emosi , emosi yang tidak stabil akan mengubah kemampuan seseorang dalam mempersepsikan bahaya lingkungan . Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat konsentrasi , menganggu penilaian , dan menurunkan kewaspadaan terhadap stimulus eksternal . Kemampuan berkomunikasi , klien dengan gangguan bicara atau afasia , individu dengan hambatan bahasa , dan mereka yang tidak dapat membaca atau buta huruf berisiko mengalami cedera .
Pengetahuan tentang keamanan , informasi tentang keamanan sangat penting guna menurunkan tingkat kebahayaan lingkungan . Dalam hal ini perawat bertanggung jawab memberikan informasi yang akurat kepada klien yang berada di rumah sakit . Gaya hidup , gaya hidup yang menyebabkan individu berisiko tinggi antara lain lingkungan kerja yang tidak aman , lingkungan perumahandi daerah rawan ( mis sungai , lereng pegunungan , jalan raya ), tingkat sosial ekonomi yang rendah , akses yang mudah untuk mendapatkan obat-obatan dll . Lingkungan , kondisi lingkungan yang tidak aman dapat mengancam keselamtan dan keamanan individu , stimulus lingkungan seperti bunyi yang sangat keras dapat menyebabkan gangguan pada fungsi pendengaran .
Tindakan pencegahan terhadap bahaya cedera Bayi . Upaya melindungi keselamtan bayi antara lain dengan menyediakan alat permainan yang besar , lunak , tidak berujung tajam , tidak meninggalkan botol bayi yang masih penuh saat bayi masih menyusu , menjauhkan benda2 kecil dan tajam , beracun dari jangkauan bayi . Anak-anak . Upaya perlindungan bagi anak antara lain dengan menggunakan pengaman pada sisi tempat tidur , tidak meninggalkan anak sendiri pada saat duduk , berjalan , mandi , dll Prasekolah . Ajarkan anak untuk tidak berbicara atau menerima apapun dari orang asing . Ajarkan anak untuk selalu berjalan di pinggir dan meminta bantuan bila hendak menyeberang .
Usia sekolah . Ajarkan anak cara menggunakan alat bermain / beraktivitas . Ajarkan anak cara bersepeda yang aman dan ingatkan mereka untuk selalu menggunakan helm dan pelindung sendi kaki atau tangan . Remaja . Ajarkan remaja cara mengenderai mobil / sepeda motor secara terstruktur serta cara mengatasi masalah mesin . Ingatkan remaja untuk mengenderai mobil dalam batas kecepatan , selalu menggunakan sabuk keselamtan , dan tidak mengenderai mobil dalam keadaan mabuk .
Dewasa . Ajarkan langkah2 penanganan stres dan promosi kesehatan seperti rajin berolahraga , berhenti merokok , tidak makan secara berlebihan dan tidak mengkonsumsi alkohol Lansia , pasang handrail pada tangga , berikan penerangan yang adekuat .
Kebijakan RS terkait keselamatan klien Kecelakaan yangdisebabkan oeh klien (client-inherent accident). Contoh kecelakaan ini antara lain cedera , terbakar , memakan at menyuntikkan zat asing , mencederai diri sendiri dll . Peran perawat dalam kasus ini antara lain mencatat dan mendokumentasikan kecelakaan yang terjadi secara akurat dan komplet serta berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk membuat perlindungan hukum bagi profesi dan institusi yang bersangkutan dari tuntutan klien .
Kecelakaan yang terkait-prosedur ( prosedure -related accidents). Jenis kecelakaan ini biasanya terjadi pada saat terapi sebagai akibat kesalahan prosedur . Contohnya adalah kesalahan dalam pemberian cairan , penggunaan peralatan eksternal , atau ketika melakukan tindakan perawatan ( mis penggantian balutan ). Peran perawat dalam hal ini antara lain memberikan obat dengan prinsip 5 benar , mencegah kesalahan dalam pemberian cairan IV ( kelebihan at kekurangan ) serta mencegah paparan kuman patogen pada saat mengganti balutan . Kecelakaan terkait-peralatan (equipment-related accident). Kecelakaan ini biasanya disebabkan oleh tidak berfungsinya atau rusaknya alat2 elektronik ( mis tersengat arus listrik saat menggunakan peralatan elektronik . Peran perawat dalam hal ini adalah memeriksa peralatan sebelum dan sesudah digunakan , tidak melakukan pemantauan atau terapi dengan peralatan elektronik jika tidak ada instruksi , serta mengkaji adanya kemungkinan bahaya tersengat listrik .
Pencegahan kecelakaan di RS Mengkaji tingkat kemampuan ps untuk melindungi diri sendiri dari kecelakaan Menjaga keselamatan pasien yang gelisah selama berada di tempat tidur Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik , menggunakan alat kesehatan sesuai tujuan . Mencegah kecelakaan pada ps yang menggunakan alat listrik , mis suction dan kipas angin Mencegah kecelakaan pd klien yg menggunakan alat yang mudah meledak seperti tabung oksigen dan termos .
Memasang label pada obat , botol dan obat2an yg mudah terbakar Melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial seperti penempatan klien terpisah antara infeksi dan noninfeksi Mmepertahankan ventilasi dan cahaya yang adekuat Mencegah terjadinya kebakaran akibat pemasangan alat bantu penerangan Mempertahankan kebersihan lantau ruangan dan kamar mandi Menyiapkan alat pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai dan mampu menggunakannya Mencegah kesalahan prosedur , identitas klien harus jelas
Pengkajian Faktor2 yang b/d sistem sensori komunikasi ps seperti adanya perubahan perilaku ps karena g3an sensori komunikasi seperti halusinasi , gangguan proses pikir , kebosanan dan tidak bergairah , perasaan terasing dan kurangnya konsentrasi Faktor risiko yg b/d keadaan klien , seperti kedasaran menurun , kelemahan fisik , imobilisasi dan penggunaan alat bantu
Diagnosa dan intervensi keparawatan Risiko injuri b/d kurangnya informasi ttg keamanan , kelamahan dan gangguan kesadaran Intervensi keperawatan Cek keadaan ps setiap jam dan berikan penghalang pada tempat tidurnya Cek tanda vital setiap 4 jam dan kepatenan saluran pernapasan Jangan tinggalkan obat yang dekat dengan t4 tidur ps Siagakan alat2 emergensi seperti suction dan intubasi pada tempatnya
Perubahan proteksi b/d defisit imunologi dan malnutrisi Intervensi keperawatan Luangkan waktu untuk menjelaskan ttg proteksi / metode isolasi Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian pengobatan Jaga ps dari injuri dan infeksi Monitor tanda vital, integritas kulit , efek obat dan pendarahan dari bekas suntikan
Risiko tinggi infeksi b/d tidak adekuyatnya pertahanan primer, kerusakan jaringan Intervensi keperawatan Monitor TTV setiap 4 jam Gunakan metode pengontrol adanya infeksi Pertahankan diet adekuat vit C, dan tablet Fe Catat hasil lab Monitor pemberian AB dan kaji efek sampingnya