Infeksi Bakteri Pada Kulit 2 (Lepra+Sifilis Stadium I+II).ppt
mahaputriulva
5 views
51 slides
Sep 15, 2025
Slide 1 of 51
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
About This Presentation
IMS
Size: 3.79 MB
Language: none
Added: Sep 15, 2025
Slides: 51 pages
Slide Content
Kuliah pengantar blok 3.3 Dermatomuskuloskeletal
KUSTA
Dr.dr.Qaira Anum,Sp.D.V.E, Subsp. Ven, FINSDV, FAADV
Departemen Dermatologi dan Venereologi
FK UNAND/RSUP DR M Djamil Padang
KUSTA
Sinonim: LEPRA = MORBUS HANSEN
Definisi :
Penyakit infeksi kronik
Disebabkan : Mycobacterium leprae
Saraf perifer, kulit, mukosa tr. resp atas
organ lain, kec : saraf pusat
Epidemiologi
Cara penularan : ???
Anggapan : kontak langsung antar kulit lama
dan erat
Masa tunas
Bervariasi
40 hr – 40 th
Penyebaran o/ orang yang terinfeksi
MORBUS HANSEN
Bukan penyakit turunan
Semua umur
Frek tertinggi umur 25 – 35 th
Anak-anak < 14 th. ± 13 %
BTA ditemukan di kulit, folikel rambut,ASI
jarang pada kel. keringat, sputum, urin
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh :
rentan -/+
TIDAK SAKIT
SAKIT gejala klinis tipe ?
CMI
CMI : tuberkuloid
CMI : lepromatosa
Klasifikasi
Ridley & Jopling: TT, BT, BB, BL dan LL
Madrid : Tuberkuloid, Borderline, Lepromatosa
WHO : Pausibasiler (kusta kering)
Multibasiler (kusta basah)
Klasifikasi kusta Menurut WHO
Tanda Utama PB MB
Lesi kulit (macula datar,
papul yang meninggi, nodus)
Jumlah 1-5 Jumlah >5
Penebalan saraf tepi disertai
gangguan fungsi (mati rasa
dan atau kelemahan otot,
didaerah yang dipersarafi
saraf yang bersangkutan
Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
Kerokan jaringan kulit BTA negatif BTA positif
Gambaran Klinis
BTA : negatif, positif(+)
banyak
Saraf Perifer
N. fasialis
N. aurikularius magnus perlu dinilai
N. ulnaris
N. medianus
N. radialis - pembesaran
N. poplitea lateralis - konsistensi
N. tibialis posterior - nyeri -/+
Gambaran Klinis
KERUSAKAN SARAF
Sensoris Motoris Otonom
Anastesi paresis/paralisis kulit kering
Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Bakterioskopik
Membantu menegakkan diagnosis
Pengamatan pengobatan
Pewarnaan dng ZIEHL-NEELSEN M. leprae terlihat
merah
solid : batang utuh
hidup
fragmented : batang terputus
granular : butiran
mati
Pemeriksaan BTA
Indeks Bakteri :
- Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu
sediaan
- Nilai 0 – 6+
Indeks Morfologi
- Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah
solid dan non solid
DIAGNOSIS
Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu
1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau
plak hipopigmentasi/eritematosa
2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/-
3. Ditemukan basil tahan asam
cuping telinga
lesi kulit aktif
biopsi
DIAGNOSIS
D/ kusta paling sedikit 1 tanda Kardinal
Tanda Kardinal (-) :
Tersangka kusta
Observasi dan periksa ulang setelah 3 – 6 bln
kusta +/-
Diagnosis Banding
Penyakit kusta ~ The Greatest Immitator
Dermatofitosis
Tinea versikolor
Pitiriasis rosea
Pitiriasis alba
Psoriasis
Neurofibromatosis
dll
Pengobatan
Multi Drugs Treatment (MDT) :
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Klofazimin (Lamprene)
Rifampisin
Pemberian MDT
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
Pengobatan
MDT Multibasiler (MB)
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
Diberikan 12 dosis selama 12-18 bulan
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
Pengobatan
MDT Pausibasiler (PB)
Rifampisin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Diberikan 6 dosis selama 6 – 9 bulan
Pemeriksaan klinis setiap bulan
Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan
Pengobatan
WHO (1998)
Pasien dinyatakan sembuh jika :
Kasus MB12 dosis dalam 12 – 18 bulan
Kasus PB 6 dosis dalam 6 – 9 bulan
Reaksi Kusta
Suatu keadaan akut pd perjalanan peny kusta yg kronik
Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat
Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi
Pembagian :
Reaksi tipe I ~ reversal hipersensitifitas tipe IV
Reaksi tipe II ~ ENL hipersensitifitas tipe
III
Ke-2 tipe reaksi ini dpt berlangsung ringan - berat
KLINIS REVERSAL ENL
Kulit
Saraf
Konstitusi
Lesi >> eritematosa
Lesi baru
Membesar
Nyeri +/-
Gangguan fungsi +/-
Demam ringan
Malese
Nodus < >>>
Nyeri, ulserasi
Membesar
Nyeri +/-
Gangguan fungsi +/-
Demam ringan – berat
Malese
Derajat kecacatan kusta
Tingkat Mata Telapak tangan/ kaki
0 Tidak ada kelainan/ kerusakan Tidak ada gangguan sensibilitas,
tidak ada kerusakan atau
deformitas yang terlihat
1 Ada kelainan/ kerusakan tetapi
tidak terlihat, visus sedikit
berkurang
Ada gangguan sensibilitas, tanpa
kerusakan atau deformitas yang
terlihat
2 Ada kelainan mata yang
terlihat dan atau visus sangat
terganggu
Terdapat kerusakan atau
deformitas
Pencegahan kecacatan kusta
Prinsip 3M
1.Memeriksa mata, tangan dan kaki secara teratur
2.Melindungi mata, tangan, kaki dari trauma fisik
3.Melakukan perawatan diri dengan merendam,
menggosok pakai batu apung dan mengoles minyak
Perawatan diri dapat dilakukan sendiri dirumah maupun
secara berkelompok pada Kelompok Perawatan Diri
(KPD)
Kuliah Pengantar Blok 3.3 Dermatomusculoskeletal
SIFILIS
Dr.dr.Qaira Anum,Sp.D.V.E,Subsp.Ven FINSDV, FAADV
Departemen Dermatologi dan Venereologi
FK UNAND/RSUP DR M Djamil Padang
Padang, 23 November 2023
SIFILIS (LUES, RAJA SINGA)
Infeksi Treponema pallidum
Masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput
lendir, biasanya melalui senggama
Kronik / sistemik
Serang hampir semua alat tubuh
Great imitator
Mempunyai masa laten
Dapat ditularkan ke janin
Klasifikasi
stad I
akuisita stad II
stad III
Sifilis
dini (<2th)
kongenital lanjut (>2th)
stigmata
WHO
1.Std.dini menular <1th (SI, SII, laten dini,rekuren)
2.Std.lanjut tak menular (laten lanjut, SIII)
Gejala Klinis
1.Sifilis Primer (SI)
Masa tunas: 2-4 minggu
Ulkus durum (afek primer) : soliter, dasar granulasi,
atas serum, tak bergaung, indolen, indurasi, sekitar
tanda radang (-)
Lokasi: pria:sulkus koronarius, wanita: labia mayora,
labia minora
Sembuh sendiri ( 3-10 minggu)
1 minggu ulkus limfadenitis regional soliter, tak
→ →
sakit, tanda radang (-)
→
kompleks primer
SIFILIS D’EMBLEE TAK ADA AFEK PRIMER
→
2. Sifilis Sekunder
6-8 minggu stlh SI
Lamanya sampai 1 th
Gejala konstitusi ringan
Kel.kulit great imitator
Roseola
Papul skuamosa, psoriasiform, kondiloma lata
pustula
Mukosa
Angina sifilitika eritematosa, kondiloma lata
Plaque muqueuses
Rambut: alopesia areata/difusa
Kuku: onikia sifilitika
Alat-alat lain
Kel. Limfe:
limfadenitis
generalisata
Mata: uveitis ant
Hepar: hepatitis
Tulang: artritis
Saraf: meningitis
3. Sifilis Laten Dini
Gejala klinis (-)
Infeksi masih ada / aktif
Tes serologi (+)
4. Std. Rekuren relaps
1.Non treponemal
a.Fiksasi komplemen: WR
b.Flokulasi: VDRL, RPR
interpretasi: VDRL/RPR Reaktif
Titer Reaktif : <1:4 (1:4 dan 1:2) sifilis laten lanjut
Titer >1:8(1:8, 1:16, 1:32, 1:64) sifilis aktif
2.Test treponema
pakai antigen Treponema
a.TPI → paling spesifik, mahal
b.Tes Imunofluoresen (FT Abs)
→sensitif (90%)
c.TPHA → dianjurkan
murah, mudah, spesifik dan sensitif
ada titer: mulai 1/80-1/160-1/320
Terapi Sifilis
1.Std I
Benzatin penisilin: total dose 4,8juta U
Mula2 2,4juta U/im →1,2 → 1,2
Atau PP : 600.000 U 10 hari
Atau PAM: 4,8juta U / 2x seminggu
2.Std II
BP : 7,2 jt U (total dose)
PP : 12 jt Usda
PAM : 7,2 jt Usda
3. Std III
BP : 9,6 jt U (total dose)
PP : 18 jt U sda
PAM: 9,6 jt Usda
Bila alergi penisilin
1.Tetrasiklin/eritromisin:4x500mg/hr
SI : 15 hari
SII: 30 hari
2.Azitromisin: 1 x 500mg / hr → 10 hari