Interaksi antar elektron dalam sistem konfigurasi elektronik suatu spesies akan menghasilkan berbagai tingkat energi term atau state spesies yang bersangkutan Dengan berbagai tingkat energi state, spektrum elektronik suatu spesies dapat dijelaskan

agustinasimorangkir4 1 views 21 slides Aug 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 21
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21

About This Presentation

GFDBBBBFDBH


Slide Content

Term Spektroskopik
Jenis interaksi antar elektron
Interaksi antar elektron dalam sistem konfigurasi elektronik
suatu spesies akan menghasilkan berbagai tingkat energi term
atau state spesies yang bersangkutan
Dengan berbagai tingkat energi state, spektrum elektronik
suatu spesies dapat dijelaskan
ion Ti
2+
, konfigurasi elektroniknya adalah 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6

3d
2
. Konfigurasi elektronik ini belum memberikan arti
apapun yang berkaitan dengan spektrum elektronik ion Ti
2+
Orbital yang penuh elektron tidak memberikan kontribusi,
jadi jenis term hanya ditentukan oleh orbital yang terisi
elektron belum penuh, 3d
2
untuk Ti
2+
Kemungkinan penataan x elektron dalam orbital
(2  +1) mengikuti rumusan permutasi:

Jadi untuk 3d
2
ada 45 (macam) mikrostate
!)}!.)12(2{
)}!12(2{
xxx 











Untuk sistem lebih dari satu elektron.
Misalnya konfigurasi elektronik d
2
, masing-masing elektron ditandai
dengan bilangan kuantum orbital dan spin, 
1
, s
1
, dan 
2
, s
2
,
maka enam kemungkinan interaksinya adalah antara:
(1) s
1
dengan s
2
(2) 
1
dengan 
2
(3) s
1
dengan 
1

(4) s
2 dengan 
2 (5) s
2 dengan 
1 (6) s
1 dengan 
2
interaksi (5) – (6) <<<< (dapat diabaikan)
interaksi (1) s
1 + s
2 → resultante S
interaksi (2) 
1
+ 
2
→ resultante L
penggandengan L-S → J
interaksi (3) dan (4) → resultante j
1 dan j
2

Seperti halnya secara individu, sistem berelektron banyak secara total dikenal
pula besaran M
L dan M
S.
Komponen-komponen M
L sebanyak:
(2L+1), yakni: L, (L-1), (L-2), ……, 0, -1, -2, ……, - L.
Komponen M
S
sebanyak (2S +1) macam,
mempunyai nilai positif integer satu dengan harga terkecil nol (untuk jumlah
elektron genap: 0, 1, 2, 3, …. ) atau
½ (untuk jumlah elektron gasal, ½ , 3/2, 5/2, …… ).
M
L =  m
 = m
 (1) + m
 (2) + m
 (3) + ……….. + m
 (x)
M
S
=  m
s
= m
s
(1) + m
s
(2) + m
s
(3) + ……….. + m
s
(x)
Dengan demikian, untuk orbital yang sudah penuh elektron tentulah
memberikan M
L = 0, M
S = 0, demikian juga L = 0, S = 0, dan J = 0.
Hal ini tidak memberi kontribusi apapun terhadap penggandengan L-S bagi
spesies yang bersangkutan.

Simbol orbital : s, p, d, f, g, h, i, …, untuk nilai  = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, …..,
Simbol term atau state S, P, D, F, G, H, I, ………, untuk nilai L = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, …...
Secara umum term atau state ditulis dengan notasi
(2S+1)
L
J
, yaitu:

(2S+1)
menyatakan keragaman spin atau spin multiplicity;
untuk
(2S+1)
= 1, 2, 3, 4, 5, ….., masing-masing dibaca singlet, doblet,
triplet, kuartet, kuintet, …….
•J berharga (L+S), (L+S-1), (L+S-2), ……. | L-S |,
dan ini hanya signifikan bagi spesies-spesies dengan penggandengan
spin-orbit yang lebih dominan daripada penggandengan L-S.
Sebagai contoh:
simbol termuntuk L = 4 dan S = ½ adalah : doblet G,
2
G;
untuk L = 3 dan S = 1 adalah : triplet F,
3
F ;
untuk L = 2 dan S = 2 adalah : kuintet D,
5
D , dst.

01 23 4L =

X
Tags