journal reading tugas koas THT judul tonsilitis dan tonsilioth
AldoYudi
0 views
18 slides
Oct 08, 2025
Slide 1 of 18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
About This Presentation
Tonsillitis, or inflammation of the tonsils, makes up approximately 0.4% of outpatient visits in the United States. Tonsillitis is
caused by a viral infection in 70% to 95% of cases. However, bacterial infections caused by group A beta-hemolytic strepto
coccus (Streptococcus pyogenes) account for ...
Tonsillitis, or inflammation of the tonsils, makes up approximately 0.4% of outpatient visits in the United States. Tonsillitis is
caused by a viral infection in 70% to 95% of cases. However, bacterial infections caused by group A beta-hemolytic strepto
coccus (Streptococcus pyogenes) account for tonsillitis in 5% to 15% of adults and 15% to 30% of patients five to 15 years of
age. It is important to differentiate group A beta-hemolytic streptococcus from other bacterial or viral causes of pharyngitis
and tonsillitis because of the risk of progression to more systemic complications such as abscess, acute glomerulonephritis,
rheumatic fever, and scarlet fever after infection with group A beta-hemolytic streptococcus. A variety of diagnostic tools
are available, including symptom-based validated scoring systems (e.g., Centor score), and oropharyngeal and serum labo
ratory testing. Treatment is focused on supportive care, and if group A beta-hemolytic streptococcus is identified, penicillin
should be used as the first-line antibiotic. In cases of recurrent tonsillitis, watchful waiting is strongly recommended if there
have been less than seven episodes in the past year, less than five episodes per year for the past two years, or less than three
episodes per year for the past three years. Tonsilloliths, or tonsil stones, are managed expectantly, and small tonsilloliths are
common clinical findings. Rarely, surgical intervention is required if they become too large to pass on their own
Size: 4.25 MB
Language: none
Added: Oct 08, 2025
Slides: 18 pages
Slide Content
Tonsillitis and Tonsilloliths : Diagnosis and Management Journal Reading
Identitas Jurnal Judul Penerbit : American Family Physician Volume : 107 Nomor : 1 Tahun : Januari 2023 Penulis
Abstrak Tonsilitis, atau radang amandel , disebabkan oleh infeksi virus pada 70%-95% kasus . Di Amerika Serikat terdapat sekitar 0,4% kunjungan pada pasien rawat jalan . Pada infeksi bakteri yang disebabkan oleh group A beta-hemolytic streptococcus (Streptococcus pyogenes) menyebabkan tonsilitis pada 5-15% orang dewasa dan 15-30% pasien usia 5-15 tahun . Penting untuk membedakan streptokokus beta- hemolitik grup A dari penyebab faringitis dan tonsilitis bakteri atau virus lainnya karena risiko perkembangan menjadi komplikasi yang lebih sistemik seperti abses , glomerulonefritis akut , rheumatic fever, scarlet fever setelah infeksi dengan group A beta-hemolytic streptococcus . Beberapa alat diagnostik seperti sistem penilaian yang divalidasi berdasarkan gejala (Skor Centor ), dan pemeriksaan laboratorium . Pengobatan difokuskan pada perawatan suportif , dan pada group A beta-hemolytic streptococcus penisilin harus digunakan sebagai antibiotik lini pertama . Pada tonsilitis berulang , perlu diperhatikan jika ada <7 episode dalam setahun terakhir , <5 episode per tahun selama dua tahun terakhir , atau <3 episode per tahun selama tiga tahun terakhir . Tonsilolith , atau batu amandel , berukuran kecil merupakan temuan klinis yang umum . Intervensi bedah diperlukan jika batu tersebut terlalu besar untuk keluar dengan sendirinya .
Tonsilitis Tonsil terletak di lateral orofaring antara lengkung palatoglossal anterior dan lengkung palatofaringeal posterior. Disebabkan infeksi virus pada 70-95% kasus . Penyebab virus Umum : Rhinovirus, Respiratory Syncytial Virus, Adenovirus, dan Coronavirus . Jarang : Virus Epstein-Barr, Cytomegalovirus, Hepatitis A , dan Rubella . Infeksi bakteri yang disebabkan oleh Group A beta-hemolytic streptococcus (GABHS) menyebabkan tonsilitis pada 5-15% orang dewasa dan 15% -30% pasien berusia 5-15 tahun . Bakteri lain ( jarang ) : Streptococcus group C dan G , Haemophilus influenzae dan Corynebacteriaceae . Etiologi virus >> anak-anak <5 tahun , dan GABHS << pada anak-anak <2 tahun . Pasien yang aktif secara seksual pertimbangkan : Sifilis , gonore , klamidia , dan HIV Hanya 1/2 - 2/3 pasien tonsilitis memiliki patogen yang terdeteksi
Manifestasi Klinis Gejala paling umum Demam, eksudat tonsil, sakit tenggorokan , dan limfadenopati serviks anterior yang nyeri Gejala lainnya Odinofagia dan disfagia → pembengkakan amandel Pemeriksaan fisik Tonsil mungkin tampak membesar atau kemerahan , sehingga mengurangi visualisasi orofaring posterior. Eksudat tonsil dapat tampak kuning atau putih . Data telah menunjukkan bahwa petekie palatal dikaitkan dengan faringitis dan tonsilitis GABHS dan mungkin lebih prediktif daripada adanya eksudat tonsil.
Diagnosis banding : faringitis , abses retrofaring , epiglotitis , abses peritonsillar, dan infeksi submandibular (angina Ludwig). Penting membedakan faringitis GABHS dan tonsilitis akibat penyebab bakteri dan virus lainnya karena risiko komplikasi dengan GABHS. Skala penilaian klinis → Centor Score direkomendasikan untuk memandu diagnosis dan pengobatan infeksi orofaring GABHS. DIAGNOSA
Centor Score Skor Centor membantu menyingkirkan faringitis streptokokus dan memiliki nilai prediktif positif yang terbatas untuk menentukan adanya infeksi GABHS. American College of Physicians and Centers for Disease Control and Prevention (2001) : Skor 0-1 : Tidak perlu pengujian atau perawatan lebih lanjut Skor 2 : Pertimbangkan pengujian deteksi antigen cepat → hasil (+) perlu perawatan Skor 3-4 : Pengujian deteksi antigen cepat dan merawat hanya pasien yang hasilnya positif atau memulai antibiotik empiris tanpa pengujian lebih lanjut . Infectious Diseases Society of America (IDSA) 2012 Menyarankan pengobatan antibiotik hanya untuk pasien dengan hasil tes deteksi antigen cepat yang positif .
Mendeteksi infeksi GABHS Keuntungan : Murah , mudah dilakukan tanpa pelatihan khusus , dan cepat ( hasil <10 menit ). Menggunakan sampel usap yang diambil dari tonsil dan orofaring posterior. 3 jenis tes : aglutinasi lateks , immunoassay enzim , dan immunoassay optical Spesifitas (88-100%), sensitivitasnya bervariasi di berbagai penelitian (61% - 99%), dan hasil negatif palsu mungkin saja terjadi. Usapan dari orofaring posterior dan tonsil. Kultur biasanya pada plat agar darah domba 5%. Kultur memungkinkan identifikasi patogen lain dan pengujian sensitivitas antibiotik jika ada kekhawatiran resistensi organisme . Kerugian : Hasil 24-48 jam dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan , dan kesulitan membedakan antara infeksi baru yang aktif dan status carrier Pedoman IDSA terbaru kultur cadangan setelah hasil RDTA negatif perlu dilakukan pada anak-anak dan remaja ( usia 5-15 tahun ), Pada dewasa tidak perlu karena insiden GABHS << dan risiko rheumatic fever << Tes Laboratorium Rapid Antigen Detection Test (RADT) Kultur tenggorokan ( Gold standard )
Mendeteksi urutan asam nukleat yang spesifik untuk GABHS. Sensitivitas lebih tinggi > RADT Biaya yang tinggi sehingga jarang digunakan Pengambilan dari sampel darah tepi Pengukuran titer ini sesuai untuk diagnosis infeksi streptokokus pada pasien yang menunjukkan tanda dan gejala komplikasi pascastreptokokus , seperti demam rematik atau glomerulonefritis pascastreptokokus , Titer antistreptolisin O dan anti-DNase B meningkat setelah mencapai puncaknya sekitar 3-8 minggu WHO dan DSA menekankan bahwa pemeriksaan ini tidak direkomendasikan untuk diagnosis awal faringitis akut . Tes Laboratorium Nucleic acid amplification Antistreptolysin O and anti-deoxyribonuclease B (anti-DNase B)
Analgesik dengan obat-obatan seperti obat antiinflamasi nonsteroid dan menjaga hidrasi Meringankan nyeri dan meningkatkan waktu pemulihan . Dosis tunggal deksametason (IM atau oral) : Dewasa → 10 mg A nak- anak → 0,6 mg/kg(max. 10 mg) Studi tentang pengobatan herbal belum menunjukkan manfaat yang konsisten Terapi Terapi suportif Kortikosteroid Tonsilitis Akut → Sembuh sendiri dan jarang mengakibatkan rawat inap (>> Virus) The American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Indikasi pembedahan <7 episode dalam satu tahun terakhir , <5 episode per tahun dalam dua tahun terakhir , atau < 3 episode/ tahun dalam 3 tahun terakhir . Tonsilitis berulang (5/> episode dalam satu tahun ) P enanganan bedah dengan tonsilektomi
Terapi
Komplikasi supuratif dan nonsupuratif : abses , glomerulonefritis akut , rheumatic feve r, dan scarlet fever . Abses peritonsil ( komplikasi sering akibat streptococcus) Kumpulan nanah antara otot konstriktor faring dan kapsul tonsil. Gejala : demam , sakit tenggorokan , disfagia , trismus, dan “hot potato voice”, tonjolan palatina pada tonsil. Pengobatan antibiotik untuk tonsilitis mengurangi perkembangan abses . Pengobatan abses pertonsil : kombinasi kortikosteroid , antibiotik , dan drainase Glomerulonefritis pascastreptokokus Penyakit yang dimediasi imun yang disebabkan oleh GABHS. Presentasinya dapat bervariasi dari hematuria mikroskopis asimtomatik hingga sindrom nefrotik dengan edema, hipertensi , cedera ginjal akut . Anak- anak paling sering terkena , sedangkan orang dewasa cenderung memiliki prognosis yang lebih buruk . Sebagian besar pasien akan mengalami resolusi gejala secara spontan dengan kembalinya fungsi ginjal . Komplikasi
Rheumatic fever Penyakit inflamasi imunologis yang terjadi setelah infeksi GABHS. Prevalensi di negara berkembang sebanyak 5,7/1.000 kasus tonsilitis. Penyakit ini memengaruhi banyak sistem organ, paling sering menyebabkan artritis pada sendi-sendi besar . Hampir 50% pasien mengalami gangguan jantung yang bermanifestasi sebagai kelaianan katup ( katup mitral >>). Penanganannya melibatkan terapi antibiotik untuk GABHS. Scarlet fever Penyakit kulit dengan erupsi eritematosa , pucat , dan menyebar , disertai dengan papula yang menyerupai ruam . Ruam dimulai di daerah lipatan dan menyebar ke seluruh tubuh , biasanya tidak mengenai telapak tangan dan telapak kaki, dan akhirnya mengelupas . Demam Scarlet terjadi akibat reaksi kulit terhadap eksotoksin piogenik yang diproduksi oleh Bakteri streptokokus piogenes . Pengobatan seperti pada tonsilitis tanpa pengobatan khusus untuk ruam . Komplikasi
Tonsilolith 02 Hasil akumulasi kalsifikasi makanan , sel debris, dan mikroorganisme pada invaginasi dalam di permukaan tonsil. Tonsilolith <5 mm ( sering ) Tonsilolith >5 mm ( jarang ) Mekanisme pasti terjadinya tonsilolith tidak diketahui pasti mungkin berhubungan dengan tonsilitis berulang /batu tonsil
Manifestasi Klinis Tonsilolith ukuran kecil : Asimptomatik dan muncul sebagai kumpulan mineral, berwarna putih atau kuning di kripta tonsil yang dalam . Gejala : sakit tenggorokan berulang , halitosis, sensasi benda asing di tenggorokan , odinofagia , dan hoarseness Diagnosa Tonsilolith biasanya didiagnosis hanya dengan pemeriksaan fisik . Jika diagnosis tidak pasti , terutama jika batu belum menonjol atau besar , CT scan orofaring dapat terlihat adanya lesi radiopak , terkalsifikasi , silindris atau bulat pada jaringan atau fosa tonsil. Radiografi panoramik juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi tonsilolith
Terapi Halitosis dapat diatasi dengan menyikat gigi secara teratur dan berkumur dengan air garam. Ukuran terlalu besar untuk keluar dengan sendirinya ( jarang terjadi) T indakan pembedahan Komplikasi Komplikasi jarang terjadi dan dijelaskan dalam literatur sebagai laporan kasus . Tonsilolith yang besar kompresi dan perpindahan struktur di dekatnya serta nekrosis jaringan yang terkompresi .