JURNAL MODUL 2 validasi (1).docx untuk ppg daljab

bontokaddopepe200 157 views 8 slides Oct 21, 2024
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

modul ppg


Slide Content

TUGAS : JURNAL MODUL 2
NAMA :
UNIT :
NO SIMPKB :
“Pengalaman yang paling bermakna”
Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran Sosial-Emosional (SEL) merujuk pada proses dimana individu memperoleh
dan menerapkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola
emosi,membangun hubungan yang sehat, membuat keputusan yang positif, dan menghadapi
tantangan hidup dengan cara yang sehat dan produktif. SEL bertujuan untuk mendukung
perkembangan emosional dan sosial siswa, dan memfasilitasi keterampilan yang diperlukan
untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat dan lingkungan sosial.
Komponen Utama dalam Pembelajaran Sosial Emosional:
1. Kesadaran Diri
2. Pengelolaan Emosi
3. Keterampilan Sosial
4. Empati
5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung jawab
Pentingnya Kecerdasan Emosional
1.Kecerdasan Emosional (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan
mengelola emosi diri sendiri serta emosi orang lain. Kecerdasan emosional membantu
individu mengelola stress dan kecemasan dengan lebih efektif. Dengan memahami dan
mengelola emosi, seseorang dapat mengurangi dampak negatif dari stres dan
meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional.Pentingnya Kecerdasan Nasional
2.Kecerdasan emosional meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan
empati. Ini membantu dalam membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
1

3.Memungkinkan seseorang untuk memahami dan merasakan emosi orang lain, yang
memfasilitasi hubungan yang lebih dalam dan lebih penuh makna
4.Kecerdasan emosional mendukung ketahanan atau resiliensi dalam menghadapi
tantangan dan perubahan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) “PSE adalah proses
dimana anak dan orang dewasa memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap untuk mengembangkan identitas yang sehat,mengelola emosi dan mencapai
tujuan pribadi dan kolektif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain,
membangun dan memelihara hubungan yang mendukung, dan membuat keputusan yang
bertanggung jawab dan penuh rasa kepedulian. pembelajaran sosial emosional
sebenarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh
komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan bukan hanya peserta didik,
namun juga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek social dan emosional
Lima Kompetensi Sosial Emosional menurut Casel
1.Self-awareness (Kesadaran diri), yaitu kemampuan untuk memahami emosi ,pemikiran,
dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dalam berbagai konteks situasi.
2.Self-management (Manajemen diri), yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran
dan perilaku secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan
aspirasi.
3.Social awareness (kesadaran sosial), yaitu kemampuan untuk memahami perspektif dan
berempati dengan orang lain, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya,
& konteks yang berbeda
4.Relationship skills (keterampilan sosial), yaitu kkemampuan untuk membangun dan
memelihara hubungan yang sehat dan mendukung serta menavigasi situasi dengan
ndividu dan kelompok yang beragam secara efektif.
5.Responsible decision making (Pengambilan) keputusan yang bertanggung jawab), yaitu
kemampuan membuat pilihan yang tepat dan konstruktif tentang perilaku pribadi dan
interaksi sosial dalam berbagai situasi.
Pembelajaran harus mempertimbangkan bagaimana kompetensi sosial dan
emosional tersebut dapat diekspresikan dan ditingkatkan pada berbagai usia mulai dari
prasekolah hingga dewasa. Tanpa menggunakan perspektif tahapan perkembangan ini,
akan sulit bagi kita untuk merumuskan standar yang dapat diterjemahkan ke dalam
praktik dan penilaian yang sesuai dengan usia dan tugas perkembangan peserta didik.
contoh, untuk keterampilan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab,
maka tentunya keterampilan tersebut akan ditunjukkan dengan cara yang berbed antara
peserta didik di taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), atau yang sederajat.
2

Implementasi
1.Implementasi keterampilan sosial dan emosional (SEL) dalam sekolah sangat penting
untuk mendukung perkembangan holistik siswa dan menciptakan lingkungan belajar
yang positif.
2.Masukkan komponen SEL dalam kurikulum yang ada, dengan rencana pelajaran yang
menggabungkan keterampilan sosial dan emosional. Misalnya, sesi mengenai empati,
pengelolaan emosi, dan keterampilan komunikasi dapat diintegrasikan dalam pelajaran
reguler.
3.Gunakan diskusi kelas untuk membahas emosi, tantangan, dan solusi. Diskusi ini dapat
membantu siswa belajar tentang berbagaiperasaan dan cara mengelolanya.
4.Simulasi dan Role-Playing: Latih keterampilan sosial dan emosional melalui simulasi dan
permainan peran untuk memberikan siswa pengalamanpraktis dalam mengatasi
situasisosial dan emosional.
Keterampilan sosial dan emosional dapat membantu menguatkan profil pelajar
Pancasila tersebut.
Dimensi Elemen Sub-Elemen
Keterampi
lan sosial
emosional
terkait
Jelaskan
bagaimana
keterampilan
sosial emosional
membantu
menguatkan
profil pelajar
Pancasila
Beriman
Akhlak
beragama
Mengenal dan
Mencintai Tuhan
Yang Maha Esa
Mengenal sifat-
sifat utama Tuhan
Yang Maha Esa
bahwa Dia adalah
Sang Pencipta
yang Maha
Pengasih dan
Maha Penyayang
dan mengenali
kebaikan dirinya
sebagai cerminan
sifat Tuhan
Kemampuan mengenali dan
mengelola emosi diri sendiri
sangat penting dalam
menguatkan profil pelajar
Pancasila, khususnya dalam
dimensi "Beriman, Bertakwa
Kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan Berakhlak Mulia".
Ketika murid mampu
mengenali dan mengelola
emosi mereka, mereka dapat
lebih mudah menghayati dan
mencerminkan sifat-sifat Ilahi
dalam perilaku sehari-hari.
Misalnya, dengan mengenali
kebaikan dirinya sebagai
cerminan sifat Tuhan yang
Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, murid dapat
bertakwa kepada
Tuhan YME
3

mengembangkan rasa sayang,
peduli, hormat, dan
menghargai diri sendiri serta
orang lain.
Bergotong
KolaborasiKerja sama Menerima dan
melaksanakan
tugas serta peran
yang diberikan
kelompok dalam
sebuah kegiatan
bersama.
Kemampuan ini sangat
penting dalam menguatkan
profil pelajar Pancasila,
khususnya dalam dimensi
"Bergotong Royong". Dengan
kemampuan ini, murid belajar
untuk menghargai dan
memahami peran masing-
masing anggota kelompok,
serta bagaimana setiap peran
tersebut berkontribusi
terhadap pencapaian tujuan
bersama. Ini membantu murid
untuk mengembangkan rasa
tanggung jawab, disiplin, dan
komitmen terhadap tugas yang
diberikan.
Royong
Berkebinekaan
Mengenal
dan
menghargai
budaya
Mendalami budaya
dan identitas budaya
Mengidentifikasi
dan
mendeskripsikan
ideide tentang
dirinya dan
beberapa
kelompok di
lingkungan
sekitarnya
Kemampuan ini sangat
penting dalam menguatkan
profil pelajar Pancasila,
khususnya dalam dimensi
"Berkepribadian dan
Berkarakter". Dengan
kemampuan ini, murid belajar
untuk mengenali identitas diri
mereka, memahami kebiasaan-
kebiasaan di keluarga,
sekolah, dan masyarakat, serta
menyadari bahwa mereka
adalah bagian dari warga
Indonesia dan komunitas
global.
Global
4

“Pengalaman yang paling bermakna”
Dalam pembelajaran, saya selalu mengajak murid-murid untuk berbagi pengalaman
menarik yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Disini tujuan saya dalam kelas agar
siswa termotivasi, Setelah beberapa murid menyampaikan pendapatnya, saya memberikan
apresiasi dengan menuliskan pendapat mereka di papan tulis. Hal ini membuat murid merasa
dihargai dan lebih bersemangat untuk berbagi cerita. Ini merupakan pengalaman bermakna yang
saya rasakan sebagai pendidik.
Saya juga selalu berupaya memberikan penjelasan tentang Pengalaman Menarik, ketika
siswa saya merasa kecewa dengan teman nya dikelas, karena hal-hal diluar dugaan, saya mulai
membuka diskusi bahwa kita harus saling terbuka, untuk dapat mendengarkan satu dengan yang
lain, ketika saya mendapatkan siswa saya dalam pembelajaran dia terlihat marah, saya mulai
menanyakan kenapa kamu terlihat marah, ternyata dia kecewa karena teman sebangkunya
menghilangkan Buku tulis nya, disini saya mencoba untuk memberikan dia ketenangan dengan
teknik STOP , Teknik menghitung 1-10, teknik pernafasan agar , kondisi marahnya menghilang,
dan saya juga mengajarkan apa yang tidak disuka utarakan, agar orang lain bisa paham dan
merubah yang tidak kita inginkan, disini saya menjelaskan kepada semua peserta didik, bahwa
pengalaman menarik adalah peristiwa yang sangat berkesan dan selalu diingat, bukan hanya
kejadian yang membahagiakan, tetapi juga yang mengharukan dan melibatkan emosi. Penjelasan
ini membantu murid memahami bahwa pengalaman menarik bisa beragam dan tidak terbatas
pada hal-hal yang menyenangkan saja. Sehingga mereka bisa mengingat bahwa semua kejadian
yang telah mereka rasakan menjadi sebuah pengalaman yang berharga dan bisa dipelajari untuk
kelak kehidupan bermasyarakat.
Ketika dalam pembelajaran saya pernah mengadakan, Diskusi Kelompok saya
memberikan waktu kepada murid untuk berdiskusi dengan temannya tentang pengalaman
menarik yang tidak bisa dilupakan. Saya memberikan pertanyaan panduan seperti, "Ingatlah
sebuah pengalaman yang paling tidak bisa dilupakan," dan "Selama dua menit secara bergantian
ceritakan dengan singkat kisahmu kepada temanmu." Teman yang menyimak cerita harus
merespon apa yang diceritakan. Diskusi ini membantu murid mengembangkan keterampilan
sosial dan emosional mereka, seperti mendengarkan dengan empati dan merespon dengan baik.
Dalam kelas pengalaman saya juga melakukan Pendampingan Individu, Saya berkeliling
dan memberikan pendampingan individu bagi murid yang masih perlu bimbingan dalam
membaca dan menulis. Saya memberikan pertanyaan pemantik untuk menggali pengalaman
mereka yang berkesan. Pendampingan ini memastikan bahwa semua murid, termasuk yang
memiliki kesulitan, dapat berpartisipasi dan merasa didukung.
Hasil dan Dampak, Hasil dari kegiatan ini sangat positif. Murid-murid lebih terbuka dalam
berbagi pengalaman mereka dan menunjukkan peningkatan dalam keterampilan sosial dan
5

emosional. Mereka belajar untuk mendengarkan dengan empati, merespon dengan baik, dan
menghargai pengalaman orang lain. Kelas menjadi lebih harmonis dan kondusif untuk belajar.
Rencana Tindak Lanjut, Saya berencana untuk lebih sering mengadakan kegiatan diskusi
kelompok untuk terus meningkatkan keterampilan sosial emosional, agar terbentuk pondasi
Profil Pancasila pada peserta didik saya.
UMPAN BALIK
Umpan Balik siswa
Saya senang ketika ibu guru mengajarkan kami bagaimana mengekspresikan diri
senang, sedih , kecewa, dan bahagia, kami diajarkan untuk menceritakan hal-hal yang
menarik, kami merasa senang karena menjadi semangat dalam melaksanakan pelajaran
dikelas, dan terbawa ke rumah jika kami pulang dan menceritakan kepada oragtua kami
dirumah.
Ketika kami memiliki masalah kami belajar untuk melakukan metode STOP hitung angka
1-10 dan Tarik nafas agar bisa mengubah susasana tidak nyaman menjadi lebih baik
lagi. hal –hal yang diajarkan ibu guru ini sangatlah berguna bagi kami menjadi lebih
baik .
Umpan Balik Teman sejawat :
Setelah saya membaca pengalaman bermakna ibu guru, Pembelajaran emosional sosial
yang ibu guru lakukan sudah sangat baik karena melibatkan berbagai kegiatan yang
mendukung keterampilan sosial dan emosional murid. Kegiatan seperti berbagi alat-alat
di kelas, berkegiatan bersama teman-teman, dan penerapan disiplin positif sangat
penting untuk membangun nilai-nilai sosial dan emosional.
Umpan Balik Kepala sekolah :
Pembelajaran emosional sosial yang ibu guru lakukan di kelas sudah sangat baik dan
sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Anda telah berhasil membantu murid
mengenali dan mengelola emosi mereka dengan baik. Murid diajarkan untuk memahami
pengaruh orang lain, situasi, dan peristiwa terhadap emosi yang mereka rasakan. Ini
penting untuk membantu mereka mengekspresikan emosi secara tepat dengan
mempertimbangkan perasaan dan kebutuhan orang lain di sekitarnya dan membentuk
anak –anak dan menanamkan pondasi Profil Pancasila.
6

KESIMPULAN
Pengalaman belajar yang bermakna dalam pembelajaran sosial emosional adalah proses
yang aktif, konstruktif, dan melibatkan peserta didik secara penuh. Dalam konteks ini,
pengalaman belajar yang bermakna bertujuan untuk membangun pemahaman yang mendalam
tentang konsep-konsep sosial emosional yang dipelajari. Proses ini melibatkan peserta didik
dalam kegiatan yang relevan dengan kehidupan nyata, seperti menyelesaikan permasalahan nyata
dan berkolaborasi dalam projek kelompok.
Pembelajaran yang bermakna juga berpusat pada peserta didik, di mana mereka lebih
terlibat dalam proses belajar. Hal ini dapat dicapai dengan mengajukan pertanyaan terbuka,
mendorong kolaborasi, dan memberikan tugas yang melatih kemampuan berpikir kritis dan
reflektif. Dengan demikian, peserta didik dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang tujuan pelajaran dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh dalam konteks
kehidupan sehari-hari.
Dalam kaitannya dengan pembentukan profil Pancasila, pengalaman belajar yang
bermakna dalam pembelajaran sosial emosional membantu peserta didik mengembangkan
kompetensi dan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dirancang untuk melihat proses perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik
melalui pengamatan, pengambilan data, pengolahan, eksekusi, evaluasi, dan refleksi. Dengan
demikian, peserta didik tidak hanya belajar secara akademis, tetapi juga mengembangkan
keterampilan sosial emosional yang penting untuk menjadi warga negara yang baik dan
berkarakter Pancasila.
7

DOKUMENTASI KEGIATAN: PRESENTASI DAN FOTO BERSM TEMANSEJAWAT
PRESENTASI UNTUK MEMINTA UMPAN BALIK TEMAN SEJAWAT DAN KEPALA
SEKOLAH
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
8
Tags