JURNAL PEMBELAJARAN
MODUL 2 PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL
Nama : Sri Handayani
No. Peserta PPG : 201698321902
LPTK : Universitas Halu Oleo
Asal Sekolah : SD Negeri 28 Tanjung Raja
PILOTING PPG GURU TERTENTU
(DALAM JABATAN)
TAHAP 3 TAHUN 2024
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah proses belajar yang berkaitan dengan
pemahaman diri, empati terhadap orang lain, serta kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi
secara efektif.
Pembelajaran Sosial Emosional mencakup aspek-aspek seperti keterampilan sosial,
regulasi emosi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Singkatnya, PSE adalah
proses belajar bagaimana kita hidup bersama dan berinteraksi dengan orang lain secara
harmonis.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosial dan emosional
berperan penting dalam keberhasilan akademik maupun kehidupan seseorang. Sebagai
pendidik yang berinteraksi dengan peserta didik dan orang dewasa dilingkungan sekolah.
Penerapan pembelajaran Sosial Emosional saat ini tidak hanya sekedar strategi Pendidikan saja
tetapi menjadi pendekatan yang sangat Transformatif untuk mendapat esensi sebuah
Pendidikan sebagai pengalaman yang Holistik.
Menurut saya Pembelajaran Sosial Emosional sangat penting untuk mengelola emosi siswa dan
perilakunya sendiri memiliki empati dan menunjukkan kepedulian serta kepedulian terhadap
orang lain. Memecahkan masalah secara efektif, membuat Keputusan yang bertanggung jawab.
Siswa belajar mengetahui apa yang terjadi di dalam diri mereka dan menyadari emosi mereka
yang membantu mereka menghadapi emosi yang kuat dan perilaku Impulsif. Ini sangat
membantu mereka memikirkan suatu situasi sebelum bertindak. Dengan ini dapat
meningkatkan pencapaian akademik serta menumbuhkan kesadaran diri dan keterampilan
emosional siswa dan guru.
APA ITU PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL?
MENGAPA PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL ITU PENTING ?
Tujuan Pendidikan nasional tertuang pada Profil Pelajar Pancasila yang memiliki visi
Pendidikan bangsa. Para peserta didik diharapkan dapat menunjukkan dan mempresentasikan
ke 6 dimensi Profil, Pelajar, Pancasila tersebut.
Pembelajaran Sosial-Emosional diharapkan dapat menjadikan siswa bukan hanya unggul
secara akademis akan tetapi dapat mengembangkan keterampilan pribadi individu yang utuh
(well-rounded) dengan system pendidikan di Indonesia yang dituangkan kedalam Profil Pelajar
Pancasila.
PROFIL PELAJAR PANCASILA MELALUI
PROSES PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL
PSE merupakan proses Pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam memahami, membangun hubungan positif dengan orang lain, dan mengelola
emosi untuk membuat Keputusan yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan.
Contoh pada pembelajaran sosial emosional dalam mata Pelajaran matematika
Sebagai guru dikelas dapat menerapkan PSE melalui berbagai cara:
1. Membangun hubungan positif :
➢ Kenali setiap siswa secara pribadi
➢ Ciptakan suasana kelas yang hangat dan mendukung
➢ Tunjukkan empati terhadap perasaan siswa
2. Mengajarkan keterampilan sosial:
➢ Dorong siswa untuk bekerjasama dalam kelompok
➢ Ajarkan keterampilan komunikasi yang efektif
➢ Adakan diskusi kelas
3. Meningkatkan matematika dengan kehidupan nyata:
➢ Gunakan contoh – contoh yang relevan
➢ Libatkan siswa dalam proyek
4. Mengelola emosi :
➢ Membantu mengenali dan mengelola emosi siswa
5. Memberikan pujian dan umpan balik:
➢ Berikan pujian yang sangat tulus
➢ Umpan balik yang membantu siswa untuk berkembang
KONSEP PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL (PSE) DALAM
PEMBELAJARAN
Dalam menerapkan PSE, tantangan yang dihadapi adalah perbedaan karakter siswa:
setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda.
Solusinya : untuk mengatasi hal ini harus diadakan pendekatan kebutuhan dan karakteristik
siswa.
Pemahaman:
Dengan tantangan ini saya memahami dan percaya akan pentingnya pembelajaran sosial
emosional untuk peserta didik dan diri saya, maka kedepannya sebagai seorang guru saya akan
meluangkan waktu untuk mengobrol dengan mereka secara individu, menanyakan kabar
mereka, menanyakan kesibukkannya mereka jika diluar jam sekolah. Mendengarkan keluh
kesah mereka, dari sana saya bisa mengetahui dan mengidentifikasi penyebab dibalik perilaku
mereka misal mengapa mereka bolos sekolah, mengapa mereka tidak mengerjakan tugas, saya
juga akan menjalin Kerjasama yang baik dengan orang tua siswa, secara rutin berkomunikasi
dengan mereka untuk menginformasikan perkembangan siswa. Setiap kali siswa menunjukkan
perilaku positif saya tidak ragu memberikan pujian dan pengakuan. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan rasa percaya diri mereka. Dengan begitu peserta didik akan lebih terbiasa dengan
kebiasaan yang positif.
TANTANGAN DAN
SOLUSI
Setelah saya mempelajari materi pembelajaran sosial emosional, sebagai guru saya menyadari
bahwa pentingnya mengembangkan sosial emosional diri sendiri sebagai pendidik dan pada
siswa. Kegiatan pembelajaran sosial emosional ini memberikan dampak positif bagi siswa.
Mereka tidak hanya belajar tentang emosi, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial
yang penting untuk keberhasilan mereka dimasa depan. Hal yang telah dilakukan dalam
mengembangkan PSE pada siswa antara lain, memulai dengan kegiatan pembelajaran dengan
berbagai kegiatan yang variative, berupa permainan yang sederhana yang bertujuan untuk
membangun suasana kelas yang menyenangkan dan kolaboratif.
Untuk menggali pemahaman siswa, guru mengadakan diskusi kelompok untuk membangun
kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam kelompok, mendengarkan pendapat orang lain
dan menyelesaikan konflik. Di akhir pembelajaran, saya mengajak siswa untuk melakukan
refleksi diri dengan menuliskan jurnal tentang apa yang telah mereka pelajari hari itu. Mereka
diminta untuk menuliskan emosi yang mereka rasakan selama kegiatan, hal baru yang mereka
pelajari dan kesulitan yang mereka hadapi.
REFLEKSI PENGALAMAN
BERMAKNA
DOKUMENTASI
Diskusi Kelompok
Menulis Emoji yang Menggambarkan emosi yang Dirasakan
UMPAN BALIK TEMAN SEJAWAT
“Pembelajaran sosial emosional yang
diintegrasikan pada pembelajaran ,
berdampak positif pada kedisiplin an peserta
didik. Terima kasih Ibu Sri Handayani karena
telah melaksanakan pembelajaran dengan
baik dan semoga pembelajaran seperti ini
bisa dikembangkan oleh guru -guru yang
lainnya’’.
Arida Sapitri, S.Pd (Guru kelas 2)
Setelah apa yang disampaikan
mengenai Pembelajaran sosial
emosional saya men jadi lebih
memahami bagaimana cara
mengelola emosi siswa saat
pembelajaran berlangsung , ternyata
guru dan siswa harus sama -sama
mengetahui kestabilan dalam
mengelola emosi.
Animah, S.Pd (Guru kelas 1)
“Pembelajaran yang Ibu Sri Handayani
terapkan sangat bagus, Dimana
penerapan keterampilan sosial
emosional ternyata membantu untuk
membentuk karakter siswa seperti
disiplin, bertanggung jawab, berani
mengungkapkan pendapat, dan sehat
mentalnya. Jika karakter siswanya baik
maka baik juga perilakunya”.
Henny Octavia, S.Pd (Guru PJOK)