JURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWAN.ppt

febriananthon23 0 views 17 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 17
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17

About This Presentation

JURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READINGaaaaaaa- ARGA CAHYAWANJURNAL READI...


Slide Content

Survei Internasional Terhadap Pengalaman Dokter Dalam Merawat Pasien
Dengan Kegagalan Usus Kronis Yang Mendapat Nutrisi Parenteral Di Rumah
Selama Pandemi Covid 19
Di Baca Oleh:
Arga Cahyawan
Pembimbing:
dr. Erick Akwan Sp. B
Journal Reading

PENDAHULUAN
Sejak Desember
2019
COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2,
dilaporkan pertama kali dan selanjutnya
berkembang menjadi pandemi, para dokter di
seluruh dunia telah berjuang untuk mengatasi
infeksi ini dengan efektif.
Kegagalan
usus/intestinal failure
(IF) merupakan kondisi
langka dimana usus
tidak mampu untuk
menjalankan fungsinya
dalam mendukung
kehidupan. Terapi
dilakukan melalui central
venous catheter (CVC)
untuk memberikan
nutrisi dalam bentuk
nutrisi parenteral (PN).
Pasien dengan IF memiliki
karakteristik yang serupa dengan
pasien-pasien yang paling
berisiko terhadap COVID-19.
Pasien-pasien tersebut termasuk
yang berisiko mengalami
malnutrisi dan memilki
komorbiditas, dan juga termasuk
populasi berusia tua. Oleh sebab
itu, tidak mengherankan bahwa
rekomendasi pencegahan infeksi
pada pasien-pasien dengan IF
dapat dicapai dengan cara
mengisolasi pasien yang berisiko

METODE
Data penelitian dikumpulkan dan diolah menggunakan alat-alat
Research Electronic Data Capture (REDCap) yang disediakan oleh
University of Oxford, Medical Science Division.
Kuisioner survei dikirim dalam bentuk tautan (link) publik yang
tersedia pada situs ESPEN dan di dalam buletin ESPEN kepada
122 pusat layanan yang terdapat pada basis data IF kronis milik
ESPEN.
Survei dibuka sejak tanggal 1 Mei
2020 sampai dengan tanggal 10
Juni 2020

DEFINISI DAN AREA-AREA YANG DITANYAKAN
Demografi
Infeksi Covid 19
Gejala-gejala COVID-
19 yang tampak
Pengaturan perawatan
pasien dengan HPN
Cara pemberian PN pada
pasien-pasien yang
terinfeksi COVID-19
Penurunan akses terhadap
perawat yang melakukan
perawatan di rumah
Keterbatasan infrastruktur
Kekurangan APD

Peninjauan klinis selama pandemi dan
perubahan dalam cara kerjanya
Dampak psikologis pada pasien yang secara
subjektif dinilai oleh dokter
Pasien yang baru saja dipulangkan yang mendapat
HPN; apakah terdapat perubahan dalam proporsi saat
dipulangkan?
Pada pasien yang dirawat inap dengan
COVID-19, pengetahuan akan bagaimana
pasien tertular COVID-19

HASIL
1. Lokasi Responden
Survei
78 pusat layanan dari seluruh dunia
yang mencakup ≥3.500 pasien baik dari
pusat layanan anak maupun dewasa
2. Demografi Pusat-
Pusat Layanan HPN
Sebanyak 34.61% (27 dari 78) memiliki
> 50 pasien yang mendapatkan HPN.
75% dari pasien yang dirawat oleh
pusat layanan yang memberikan
tanggapan memiliki IF dengan kondisi
jinak dan 25%-nya dengan kondisi
ganas.

3. Implikasi Pandemi
Terhadap Penyediaan
Layanan
Proporsi pusat pelayanan mengalami ↓
dalam hal penyedia layanan perawatan di
rumah dimana 17 diantaranya (21,79%)
mengalami ↓ jumlah pelayanan
Demikian juga, 16 (20,51%) mengalami ↓
layanan untuk penyediaan kantong PN
Pemberian HPN mengalami penurunan
pada 12 pusat pelayanan (15,38%)
Untuk ketersediaan perawat HPN: 25
(32,05%) pusat layanan mengalami
kekurangan jumlah perawat.
Ketersediaan APD
1.masker, 24 (30,77%) pusat layanan
mengalami ↓ ketersediaan masker.
2.Sarung tangan, 15 (19,20%) pusat
layanan mengalami ↓
3.Disinfektan, 21 (26,92%) pusat layanan
mengalami ↓

4. Dampak Pandemi
Terhadap Kesejahteraan
Psikologi Pasien
52 (66,67%) pusat layanan melaporkan
mengenai dampak psikologis pandemi
terhadap pasien –pasien yang mendapat
HPN.
71,15% melaporkan kata” atau frasa
yang mencakup kegelisahan,
kekhawatiran, kecemasan
19,23% melaporkan ketakutan
9,62% melaporkan depresi; stres
dilaporkan pada 7,69%
23,08% melaporkan adanya pikiran atau
perasaan negatif yang diakibatkan isolasi
atau pengurungan diri selama pandemi

5. Infeksi Covid-19
Pada 18 (23.08%) pusat layanan, melaporkan sebanyak 37 pasien yang
memiliki hasil swab positif atau hasil CT scan positif dengan perubahan yang
konsisten dengan COVID-19, dimana 28 diantaranya diperkirakan terinfeksi di
lingkungan masyarakat (community acquired) dan 7 diantaranya terinfeksi di
rumah sakit (hospital acquired); sementara 2 tidak diketahui.
Gejala-gejala COVID-19 yang tampak pada pasien-pasien yang dirawat di
rumah sakit tersebut antara lain adalah: gejala-gejala pencernaan (5 dari 37
[13.51%]); masalah-masalah cairan dan elektrolit (5 dari 37 [13.51%]);
malnutrisi (0 dari 37); gangguan neurologis (1 dari 37 [2.70%]); gejala-gejala
paru (16 dari 37 [43.24%]); demam (22 dari 37 [59.46%]).

Kami menemukan bahwa diantara pasien-pasien yang terinfeksi
COVID-19, 18 dari 37 (48.65%) melakukan pemberian PN sendiri,
17 dari 37 (45.95%) dibantu oleh perawat, dan 4 dari 37 (10.81%)
dibantu oleh keluarga atau kerabat; 2 pasien melakukan gabungan
antara memberikan sendiri dan dibantu oleh keluarga.

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Survei ini telah menunjukkan bahwa pandemi COVID-19
telah berdampak pada infrastruktur terkait perawatan
pasien-pasien yang mendapat HPN.
Selain itu, follow-up rutin pasien-pasien yang mendapat
HPN telah berubah dari pertemuan tatap muka (face-to-
face) menjadi menggunakan komunikasi jarak jauh
(telemed), yang berkaitan dengan pengurangan dalam hal
pemantauan (monitoring) melalui pemeriksaa biokimia dan
radiologi.

Dalam survei ini, tenaga perawat yang merawat pasien-
pasien yang mendapat HPN tidak memiliki akses terhadap
masker yang sesuai pada 30.77% pusat layanan.
Kekurangan APD lain yang diperlukan dalam perawatan
CVC membuat pasien berisiko terhadap CRBSI.
89.74% pusat layanan mengubah pelayanan kesehatan
menjadi sepenuhnya telemedicine atau gabungan antara
pertemuan langsung (face-to-face) untuk keadaan gawat
darurat dan telemedicine menggunakan berbagai
teknologi, yang berkaitan dengan pengurangan pekerjaan
rutin untuk mendukung pelayanan kegawatdaruratan tetap
tersedia.

Pada kondisi dimana pasien mendapatkan akses ke layanan medis,
hanya 20% dari infeksi COVID-19 yang diperkirakan perlu untuk
dirawat inap. Gejala-gejala yang timbul cocok dengan yang sering
dijumpai dengan demam sebagai gejala utama; namun beberapa
penelitian menunjukkan gejala-gejala gastrointestinal mungkin
mencakup 2%-40% kasus.

Penelitian serupa melaporkan pada tahap awal dimana tingkat
ventilasi non-invasif sebesar 13%-24% dan ventilasi mekanis
invasif sebesar 4%-5%, lebih tinggi dari hasil penelitian ini,
dimana 8.11% memerlukan ventilasi non-invasif dan 2.70%
yang memerlukan intubasi
Kami mendapatkan tingkat mortalitas sebesar
5.41% pada pasien yang mendapat HPN
dibandingkan dengan nilai sebesar 11%-15% pada
tahapan-tahapan sebelumnya

Pandemi COVID-19 seperti yang dilaporkan
oleh para dokter memberikan dampak buruk
yang luas jangkauannya terhadap pasien-
pasien yang menerima HPN, khususnya
keamanan pasien dalam hal ketersediaan alat
perlindungan diri, kantong-kantong PN, tenaga
perawat yang tersedia, dan kesejahteraan
psikologis mereka.

TERIMA KASIH