Jurnal Rusid 2 Nastiti Biliary Atresia .pptx

yusrinastiti 0 views 40 slides Sep 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 40
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40

About This Presentation

Presentasi Jurnal Reading


Slide Content

BMC Pediatrics 2023; 23 : 549 Zongrong Gong , Lin Lin, Gen Lu, Tina Loghmani , Chaomin Wan Nastiti Yusrin Husnati JOURNAL READING 1 Development and Validation of A Model For Early Diagnosis of Biliary Atresia

ALP : Alkaline Phosphatase ALT : Alanine Transminase AST : Aspartate Transaminase BA : Biliary Atresia DBIL : Direct Bilirubin IOC : Intraoperative Cholangiography KP : Kasai Portoenterostomy LDH : Lactate Dehydrogenase NC : Neonatal Cholestasis Non-BA : Non-Biliary Atresia TBA : Total Bile Acid TBIL : Total Bilirubin γ GT : Gamma Glutamyl Transferase 2 DAFTAR SINGKATAN

Atresia bilier (BA) adalah penyebab utama kolestasis neonatal (NC) dan menjadi indikasi paling sering untuk transplantasi hati pada anak di seluruh dunia. Diagnosis dini BA sangat penting , karena hasil  Kasai portoenterostomi (KP)  jauh lebih baik bila dilakukan sebelum usia 60 hari . (Jimenez-Rivera et al., 2013) Metode yang disukai dalam tatalaksana sindrom gawat napas  Pemberian nCPAP bersamaan dengan surfaktan saat lahir  dapat mengurangi kebutuhan terapi oksigen , ventilasi mekanik , air-leakage syndrome , dan mortalitas . ( Sabzehei et al., 2022) PENDAHULUAN 3

Membandingkan efek pemberian surfaktan melalui kateter intra trakeal tipis dengan pemberian metode INSURE pada bayi prematur . Memberikan gambaran yang komprehensif dan lengkap tentang studi metode MIST dengan jumlah sampel lebih besar dan lebih bervariasi . Me mbantu para klinisi memilih metode terbaik dalam tatalaksana komplikasi kritis dari sindrom gawat napas pada bayi prematur . 4 TUJUAN

5 METODE PENELITIAN Desain : Uji Kontrol Terkendali (Randomized Controlled Trial) Tempat : Qaem (AS) and Imam Reza (AS) of Mashhad University of Medical Sciences, Iran. Waktu : May 2022 - September 2023. Komite Etik : Komite Etik Penelitian Mashhad University of Medical Sciences.

KRITERIA INKLUSI Bayi lahir usia gestasi 26-34 minggu dengan sindrom gawat napas yang mendapatkan terapi nCPAP via T-Piece, PEEP 5-6 cmH2O. Diagnosis sindrom gawat napas berdasarkan kriteria klinis dan radiografis . Membutuhkan adminitrasi surfaktan dengan FiO2 lebih dari 30% meskipun diberikan PEEP lebih dari 6 cmH2O. 6 SUBYEK PENELITIAN METODE PENELITIAN

KRITERIA EKS KLUSI Adanya kelainan kongenital Membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanis saat lahir . Skor APGAR kurang dari 5 pada menit ke-10. Penyakit jantung kongenital . 7 SUBYEK PENELITIAN METODE PENELITIAN

8 METODE PENELITIAN

Kebutuhan ventilasi mekanis Durasi terapi oksigen Durasi pemakaian nCPAP Kejadian perdarahan paru Kejadian pneumothorax Frekuensi perdarahan intra ventrikel Kejadian patent ductus arteriosus Kejadian displasia bronkopulmonal Lama perawatan di Ruang NICU 9 PARAMETER YANG DIUKUR METODE PENELITIAN

RANDOMISASI Metode Blok BLINDING Double-blind blinding UKURAN SAMPEL Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Abdel-Latif et al dan menggunakan rumus untuk membandingkan proporsi dari dua kelompok , dengan nilai alpha 0.05 dan power 80% → 79 jumlah minimal sampel masing-masing kelompok . ( Abdel-Latif et el., 2021) 10 METODE PENELITIAN RANDOMISASI DAN BLINDING

Data kategorikal  ( frekuensi , persen ) dibandingkan dengan  uji chi-square  atau  uji Fisher. Data berdistribusi normal  disajikan sebagai  rata-rata ± simpangan baku  dan dibandingkan menggunakan  uji T. Data tidak berdistribusi normal  disajikan sebagai  median ( rentang interkuartil ) dan dianalisis dengan  uji Mann-Whitney U. Nilai P < 0.05  dianggap   bermakna secara statistik . 11 ANALISIS STATISTIK METODE PENELITIAN

Populasi Sampel: 160 bayi baru lahir yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi . 80 bayi mendapatkan surfaktan dengan metode MIST sebagai kelompok intervensi . 80 bayi mendapatkan surfaktan dengan metode INSURE sebagai kelompok kontrol . Satu sampel pada kelompok kontrol tidak melanjutkan intervensi (intention to treat analysis). 18 HASIL PENELITIAN

16 HASIL PENELITIAN Karakteristik dasar diantara dua kelompok . 86% pada kelompok MIST dan 82% pada kelompok INSURE lahir secara SC. 56% pada kelompok MIST dan 52% pada kelompok INSURE berjenis kelamin laki-laki . Tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok MIST dan INSURE dalam hal karakteristik dasar . p-value >0,05

16 HASIL PENELITIAN Komplikasi dari intervensi yang diberikan pada dua kelompok . Pada kelompok MIST didapatkan lebih banyak yang mengalami refluks surfaktan daripada kelompok INSURE, dengan p value <0,05 (0,002), terjadi perbedaan bermakna .

16 HASIL PENELITIAN Komplikasi pernapasan pada dua kelompok , mengindikasikan perbedaan bermakna pada dua kelompok dalam hal kebutuhan akan ventilasi mekanik ; durasi nCPAP ; dan durasi terapi oksigen . Pada kelompok MIST didapatkan lebih rendah dibandingkan kelompok INSURE.

16 HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel di atas , terdapat perbedaan bermakna pada terjadinya insiden bronkopulmonal displasia . Pada kelompok MIST didapatkan tidak ada yang mengalami bronkopulmonal displasia berat (0 kasus ) dibandingkan kelompok INSURE (5 kasus ).

16 HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian ini , didapatkan tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok MIST dan INSURE dalam level pH darah , kadar bikarbonat darah (HCO3), dan tekanan parsial karbon dioksida dalam darah (PCO2) sebelum diberikan surfaktan . Namun , didapatkan perbedaan bermakna dalam level pH darah setelah diberikan surfaktan . Kenaikan pH pasca pemberian surfaktan dengan metode MIST lebih tinggi daripada metode INSURE, p value <0,05 (0,029).

Teknik pemberian surfaktan tanpa intubasi menurunakan kebutuhan ventilasi mekanik dan menurunkan displasia bronkopulmonal . (Jena et al., 2019) Administrasi surfaktan dengan kateter tipis menurunkan kebutuhan dan durasi penggunaan ventilasi mekanik dan displasia bronkopulmonal . ( Kanmaz et al., 2013) 18 DISKUSI Penelitian ini : Bayi yang diberikan teknik MIST membutuhkan durasi pemakaian nCPAP yang lebih singkat .

Administrasi surfaktan dengan teknik minimal invasif (LISA) menghasilkan penurunan signifikan kegagalan CPAP dan kebutuhan akan ventilasi mekanis invasif . (Anand et al., 2022) Terapi surfaktan dengan MIST efektif dan secara signifikan menurunkan kebutuhan kebutuhan ventilasi mekanik intermiten daripada INSURE. (Kaleem et al., 2023) MIST ialah mungkin untuk dikerjakan , aman , dan dapat menurunkan kematian atau displasia bronkopulmonal pada bayi berat badan lahir sangat rendah yang mengalami sindrom gawat napas dan membutuhkan terapi pengganti surfaktan . (Wang et al., 2019) 19 DISKUSI Penelitian ini : Kebutuhan akan penggunaan ventilasi mekanik lebih rendah pada kelompok bayi yang diberikan teknik MIST daripada INSURE.

Aplikasi surfaktan melalui kateter tipis pada bayi prematur yang bernapas spontan dengan CPAP menurunkan kebutuhan ventilasi mekanis . ( Gopel et al., 2011) Administrasi surfaktan intratrakea melalui kateter tipis pada bayi prematur yang menerima nCPAP untuk mengobati sindrom gawat napas memiliki efikasi , kelayakan , dan kemanan yang sama dengan melalui intubasi endotrakea . ( Mohammadizadeh et al., 2015) MIST ialah aman , dapat dilakukan , dan lebih menguntungkan daripada teknik INSURE. (Akhila et al., 2021) 20 DISKUSI Penelitian ini : Penggunaan terapi oksigen lebih rendah pada bayi yang diberikan terapi dengan teknik MIST daripada INSURE.

21 DISKUSI Benefit Teknik MIST Penurunan kebutuhan ventilasi mekanik . Penurunan durasi penggunaan CPAP dan terapi oksigen . CPAP dapat terus diberikan → Mempertahankan kapasitas residu fungsional dan mencegah atelektasis pada paru-paru prematur . Memungkinkan bayi tetap bernapas secara spontan → Memfasilitasi distribusi surfaktan yang cepat dan merata pada paru-paru prematur . Sementara pada metode INSURE, pemberian ventilasi tekanan positif , dengan waktu pemberian yang tidak konstan → Ekspansi paru-paru yang tidak seragam dan meningkatkan risiko terjaidnya velotrauma .

Metode kateter berukuran kecil efektif mengobati sindrom gawat napas. Mortalitas menurun secara signifikan pada kelompok kateter kecil . ( Mirnia et al., 2013) Administrasi surfaktan dengan kateter kecil ialah aman dan mudah . Metode ini sama efektifnya dengan metode INSURE dalam perkembangan luaran dari sindrom gawat napas. ( Choupani et al., 2018) 22 DISKUSI Penelitian ini : Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok MIST dan INSURE dalam hal kebutuhan dosis kedua surfaktan .

23 DISKUSI Penelitian ini : Isu terkait treatment seperti terjadinya desaturasi , bradikardia , dan apnea tidak menunjukkan perbedaan signifikan diantara dua kelompok . Namun , kejaidan refluks surfaktan lebih tinggi pada kelompok MIST. Surfaktan refluks lebih banyak terjadi pada kelompok INSURE daripada MIST. ( Sabzehei et al., 2021)

Metode pemberian surfaktan yang tidak invasive (MIST) mampu mengurangi kebutuhan akan reintubasi , durasi terapi oksigen , dan durasi pemakaian CPAP, tanpa meningkatkan insidensi terjadinya komplikasi yang berkaitan dengan prematuritas . Metode tersebut juga menurunkan angka kejadian BPD pada bayi prematur yang mengalami sindrom gawat napas. Oleh karena itu , metode ini untuk injeksi surfaktan sangat direkomendasikan . 24 KESIMPULAN

25 Single-country dan menggunakan satu jenis surfaktan  generalisasi hasil terbatas . Dokter yang memberikan intervensi pada dua kelompok mengetahui jenis intervensi yang diberikan . Keberhasilan metode MIST dipengaruhi oleh keterampilan operator. Tidak disebutkan skor yang digunakan untuk mendiagnosis sindrom distres napas. Tidak adanya standarisasi dalam penggunaan analgesia. KETERBATASAN PENELITIAN

Terima Kasih 26

27 ALAT YANG DIGUNAKAN

28 PERBEDAAN METODE MIST/LISA DENGAN INSURE Aspek MIST LISA INSURE Singkatan Minimally Invasive Surfactant Therapy Less Invasive Surfactant Administration Intubation, Surfactant administration, then Extubation Teknik pemberian Surfaktan diberikan via kateter tipis ke trakea tanpa intubasi penuh Serupa dengan MIST Surfaktan diberikan setelah intubasi , lalu diekstubasi Alat bantu napas CPAP selama prosedur CPAP selama prosedur Intubasi singkat , lalu CPAP Kebutuhan sedasi Biasanya tidak diperlukan Tidak selalu diperlukan Sering digunakan sedasi ringan Invasivitas Paling minimal Serupa dengan MIST Lebih invasif Risiko trauma jalan napas Lebih rendah Lebih rendah Lebih tinggi Indikasi Bayi prematur dengan RDS dan napas spontan Sama Bayi dengan RDS yang tidak cukup membaik dengan CPAP Keunggulan Lebih fisiologis , minim trauma Sama Efektif dan mudah di unit terbatas Kelemahan Butuh keterampilan khusus Sama Risiko komplikasi intubasi

29

Kelengkapan Artikel Judul ⎷ Pengarang dan Institusi ⎷ Abstrak ⎷ Pendahuluan ⎷ Metode ⎷ Hasil ⎷ Diskusi ⎷ Daftar Pustaka ⎷ 30

Desain Penelitian, Fokus dan Worksheet Desain Penelitian : Randomized Controlled Trial Fokus Jurnal : Terapi Worksheet : Terapi 31

VALIDITY RECRUITMENT Apakah sampel mewakili ? Ya VALIDITY

VALIDITY Allocation Apakah penempatan kelompok intervensi dan kontrol diacak dan disembunyikan . Tidak

VALIDITY MAINTENANCE Apakah status kelompok memperoleh ko- intervenasi yang sama ? Apakah ada kecukupan tindak lanjut ? Tidak disebutkan

VALIDITY MEASUREMENT Apakah subjek dan penilai disamarkan terhadap perlakuan yang diterima atau pengukurannya objektif ? Tidak

IMPORTANCE Apakah kemaknaan statistik & kemaknaan klinis dari hasil penelitian tergambar dengan baik? Ya

IMPORTANCE Apakah pasien saya cukup mirip dengan pasien dalam penelitian ? Ya

IMPORTANCE Mungkinkah dampak terjadi karena kebetulan? p- value ? Interval kepercayaan (CI)? Tidak IMPORTANCE

APPLICABILITY Apakah PICO jurnal yang diperoleh sesuai PICO pertanyaan klinis ? Ya Apakah pasien anda cukup mirip dengan pasien dalam penelitian ? Ya Apakah kriteria dalam penelitian ini dapat diterapkan untuk manajemen pasien di lingkungan anda ? Ya Apakah outcome penelitian ini penting bagi pasien anda ? Ya Akankah potensi manfaat lebih besar dibandingkan potensi merugikan bila kriteria ini diaplikasikan pada pasien anda ? Ya Apakah hasil penelitian ini dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai serta harapan pasien anda ? Ya APPLICABILITY

Kesimpulan Critical Appraisal Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut cukup valid. IMPORTANCY dalam jurnal tersebut menunjukkan penelitian ini bermakna . Hasil penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut bersifat APPLICABLE untuk pasien. secara statistik, didapatkan kemaknaan signifikan s ecara klinis  aplikasi membutuhkan keterampilan yang memadai sehingga dapat melakukan metode MIST dengan baik
Tags