Kalorimetri Dan Hukum Hess_Dzafa bab termokimia.pptx

dzafafathurr 0 views 22 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

kimia termo


Slide Content

TERMOKIMIA ( II) Kalorimetri dan Hukum Hess

IPK 3.5.1 Menjelaskan kalorimetri 3.5.2 Menjelaskan tentang hukum Hess 3.5.3 Menghitung perubahan entalpi reaksi ( ∆H) berdasarkan hukum Hess

∆ H reaksi dapat dihitung dengan beberapa cara : Kalorimetri ( alat kalorimeter ) Hukum Hess

Keadaan ini menunjukkan berlakunya teori asas black Suhu tubuh kita pasti lebih tinggi dari pada suhu air hujan . Jadi, pada waktu kita kehujanan maka tubuh kita akan memberikan kalor kepada air hujan yang mengalir di tubuh kita . Hal ini berakibat pada kalor yang ada ditubuh kita berkurang dengan demikian maka suhu tubu kitapun akna turun . Turunnya suhu tubuh membuat kita merasa kedinginan . Prinsip yang sama juga terjadi Ketika setelah kehujanan kita langsung mandi. Dimana suhu tubuh kita yang rendah dibandngkan suhu air mengakibatkan air akan memberikan kalornya ke tubuh kita sehingga suhu tubuh kita menjadi lebih hangat . Hal inilah yang menyebabkan seolah-olah kita mandi air hangat

1. Kalorimetri Untuk reaksi tertentu , nilai ∆ H reaksi dapat ditentukan dengan kalorimeter

Alat kalorimeter

Kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat Prinsip kerja kalorimeter Mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat penghantar yang dimasukkan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar ( akibat perbedaan potensial ) pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi . Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan medan listriknya . Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang sialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor / panas

Fungsi Kalorimeter Kalorimeter tidak hanya digunakan untuk mengukur kalor jenis bahan logam , melainkan dapat juga digunakan untuk keperluan lain yang berkaitan dengan kalor ( jumlah kalor ). Beberapa kegunaan kalorimeter yang lain adalah mengukur kesetaraan kalor listrik mengukur kalor lebur es mengukur kalor uap mengukur kalor jenis cairan

Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan sistem q lepas = q diterima q = m x c x Δt Kalor reaksi merupakan kalor penggabungan dari kalor yang diserap dan dilepas dengan kalorimetri q reaksi = q larutan + q kalorimeter q reaksi = (m x c x Δt ) + (C x Δt ) q = kalor yang dibebaskan atau diserap m = massa larutan (gram) c = kalor jenis air (J/g C) Δt = perubahan suhu (°C) C = kapasitas kalor (J/ C)

Dalam suatu kalorimeter direaksikan 100 ML larutan NaOH 1 M dengan 100 ML larutan HCl 1 M, ternyata suhunya naik dari 30 C menjadi 35 C. Kalor jenis larutan dianggap sama dengn kalor jenis air, yaiu 4,18 J/g C dan massa jenis larutan dianggap 1 gr/cm 3 . Jika dianggap bahwa kalorimeter tidak menyerap kalor , tentukan perubahan entalpi dari reaksi penetralan tersebut

Dilarutkan 6 gram kristal NaOH ke dalam kalorimeter yang berisi 100 ml air. Terjadi perubahan kalorimeter berikut isinya dari 35 C menjadi 24 C. Hitunglah perubahan entalpi pelarutan NaOH dalam air. Diketahui kalor jenis larutan 4,2 J/g C, kapasitas kalor kalorimeter 12 J/C

Hukum Hess  menyatakan bahwa perubahan entalpi pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi , tapi bergantung pada keadaan awal dan akhir suatu reaksi . Kalor reaksi total sama dengan jumlah kalor tahap-tahap reaksinya 2. Berdasarkan Hukum Hess Hukum Hess sangat penting dalam perhitungan perubahan entalpi reaksi yang tidak dapat ditentukan secara eksperimen

Contoh reaksinya : Reaksi langsung : A B ∆H 1 = x kJ Reaksi tidak langsung : melalui C : A C ∆H 2 = p kJ C B ∆H 3 = q kJ melalui C dan D : A C ∆H 4 = r kJ C D ∆H 5 = s kJ D B ∆H 6 = t kJ Maka berlaku hubungan : x = p + q = r + s + t ∆H 1 = ∆H 2 + ∆H 3 = ∆H 4 + ∆H 5 + ∆H 6

x = p + q = r + s + t ∆H 1 = ∆H 2 + ∆H 3 = ∆H 4 + ∆H 5 + ∆H 6 C A B C D p x q r t s

Aturan dalam memanipulasi persamaan termokimia : Jika persamaan reaksi dibalik ( reaktan menjadi produk atau produk menjadi reaktan ), maka tanda nilai Δ H juga harus dibalik ( dari Δ H = positif menjadi Δ H = negatif , dan sebaliknya ). Substansi yang dihilangkan dari kedua sisi persamaan reaksi ( sisi reaktan dan sisi produk ) harus dalam fase yang sama dan perhatikan juga koefisien reaksi pada substansi tersebut ( jumlah koefisien yang dihilangkan harus sama pada kedua sisi ). Jika semua koefisien dari suatu persamaan reaksi dikali atau dibagi dengan faktor yang sama , maka nilai Δ H reaksi tersebut juga harus dikali atau dibagi dengan faktor tersebut .

Reaksi pembakaran karbon juga dapat berlangsung dalam dua tahap yaitu : Tahap I : C( s ) + 2O 2 ( g ) → CO( g ) ................∆ H 2 Tahap 2 : CO( g ) + 2O 2 ( g ) → CO 2 ( g ) .........∆ H 3 Reaksi pembakaran karbon dalam satu tahap : C( s ) + O 2 ( g ) → CO 2 ( g ) .....................................∆ H 1  H 1 =  H 2 +  H 3 Sehingga , perubahan entalpi pada reaksi pembakaran karbon : CONTOH

DIAGRAM SIKLUS REAKSI PEMBAKARAN KARBON

DIAGRAM TINGKAT ENERGI REAKSI PEMBAKARAN KARBON
Tags