Tinggi rendah bunyi Tinggi rendahnya bunyi ditentukan oleh tinggi rendahnya frekuensi bunyi Makin tinggi frekuensi bunyi maka makin tinggi nadanya . Makin rendah frekuensi bunyi maka makin rendah nadanya
Tinggi rendahnya bunyi Contoh perbandingan frekuensi bunyi yang tinggi dan rendah
Tinggi rendahnya bunyi Makhluk yang mapu mendengarkar bunyi dengan frekuensi tertantu
Kuat lemahnya bunyi Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh besar kecilnya amplitudo bunyi Makin besar amplitudo bunyi maka makin kuat bunyinya . ( jika garpu tala digetarkan keras / energinya besar ) Makin rendah amplitudo bunyi maka makin lemah bunyinya ( jika garpu tala digetarkan lemah / energinya lemah )
Kuat lemahnya bunyi Rentang frekuensi AM adalah 500 Hz – 1600 KHz dan panjang gelombang atau amplitudo AM adalah 1600 KHz – 30000 KHz Rentang frekuensi FM adalah 88 MHz – 108 MHz sehingga dikategorikan sebagai Very High Fequency (VHF). Sedangkan panjang gelombangnya adalah dibawah 1000 KHz
Modulasi Adalah proses pencampuran dua gelombang menjadi satu gelombang yang kemudian akan menghasilkan sebuah frekuensi yang tinggi atau rendah Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah Dalam konteks radio siaran , sinyal yang menumpang adalah sinyal suara , sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier).
Amplitude Modulation (AM) Frekwensi pembawa atau carrier diubah amplitudenya sesuai dengan signal informasi atau message signal yang akan dikirimkan
Frekuensi Modulation (FM) Frekwensi dari Sinyal Pembawa (Carrier Signal) berubah-ubah menurut besarnya amplitude dari signal informasi . FM ini lebih tahan noise dibanding AM.
Pulse Amplitude Modulation (PAM) merubah amplitudo signal carrier yang berupa deretan pulsa ( diskrit ) yang perubahannya mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan dikirimkan ketempat tujuan . Sehingga signal informasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya sampelnya saja (sampling signal).
Desah / Desis adalah gelombang bunyi yang frekuensinya tidak teratur
Frekuensi pada senar ( Hukum Mersenne) Pada tahun 1637, Marin Mersenne membuat buku berjudul “ L’Harmonie Universelle ” yang berisi rumus hukum Mersenne. F = gaya tegang dawai ( Newton) L = Panjang senar (meter) A = luas penampang senar (meter2) ρ = massa jenis senar kg/m3 m = massa senar (kg) v = volume (m3) f = feruensi (Hz)
Frekuensi pada senar ( Hukum Mersenne) Kesimpulan : Semakin pendek senarnya , frekuensinya makin tinggi . Berlaku sebaliknya . Semakin besar gaya tegang , frekuensinya makin tinggi . Berlaku sebaliknya . Semakin kecil massa dawai , frekuensinya makin tinggi . Berlaku sebaliknya . Semakin kecil luas penampang dawai , frekuensinya makin tinggi . Berlaku sebaliknya .
Contoh soal Seutas dawai yang mempunyai Panjang 80 cm menghasilkan nada dasar sebesar 50 Hz. Hitunglah Panjang gelombang dawai tersebut . Diketahui : L = 80 cm = 0,8 m f = 50 Hz Ditanyakan : λ = …. m Jawab : λ = 2L = 2 x 0,8 m = 1,6 m
Contoh soal Seutas dawai yang mempunyai Panjang 80 cm jika cepat rambat bunyi pada dawai 200 m/s. Hitunglah Frekuensi dawai pada nada dasar tersebut . Diketahui : L = 80 cm = 0,8 m λ = 2 x L = 2 x 0,8 m = 1,6 m Ditanyakan : f = …. Hz Jawab : f = (n + 1 ) = (0 + 1 ) = 125 Hz
Nada a dalah bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi yang jumlah getarannya untuk tiap satuan waktu sama
Warna bunyi (Timbre) a dalah kualitas bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi Misal suara piano dengan gitar berbeda meski frekuensinya sama , suara manusia juga memiliki warna berbeda ada yang merdu ada yang serak .
Contoh soal Jika diketahui frekuensi nada A = 440 Hz, berapakanh frekuensi nada G? Diketahui : fA = 440 Hz fA : fG = 40 : 36 Ditanyakan : fG = …. Hz Jawab : fA : fG = 40 : 36 440 : fG = 40 : 36 fG x 40 = 440 x 36 fG = 15.840 : 40 = 396 Hz