2
1. Bahwa Pengadaan LNG ini telah sesuai dengan Peraturan Perundangan
Pemerintah.
2. Tuduhan bahwa Blackstone memiliki keterkaitan dengan Pengadaan LNG CCL
yang menimbulkan tuduhan benturan kepentingan dengan mempekerjakan saya
sebagai Senior Energy Advisor di Tamarind Energy Ltd. adalah Tidak benar.
3. Tuduhan Benturan Kepentingan yang tidak sesuai dengan Definisi Benturan
Kepentingan di Pasal 23 Permen BUMN No. 1/2011 dan No. 9/2012, adalah Tidak
benar.
4. Kerugian Keuangan Negara, yang tidak berasaskan Pasti dan Nyata:
a. Jumlah Kerugian selalu berubah-ubah:
• LHA BPK (18/02/2019): Potensi Kerugian $2,5 miliar
• Internal Audit (Notulen Exit Meeting, April 2020): $39,6 juta (dari CCL) dan
$145,7 juta (dari CCL, Total, Woodside dan Eni MB).
• Firli Bahuri (19/09/2023): $140 juta setara Rp2,1 triliun
• Praperadilan: $142,9 juta dan Rp230,8 juta
• Dakwaan/Tuntutan: $113,8 juta (BPK) Vs $107.2 (Pertamina?)
b. Kerugian hanya dihitung secara parsial (kargo-per-kargo)
c. Saat ini sudah positif, Pertamina mendulang keuntungan kumulatif sebesar
$91,6 juta (Des. 2023), dan Kontrak masih belum selesai (voltooid) hingga
2039.
5. Meski ada pada BAP, JPU dengan sengaja tidak menghadirkan saksi-saksi yang
terkait langsung dengan terjadinya:
a. Tuduhan Kerugian Keuangan Negara, yaitu Dwi Soetjipto yang bertanggung
jawab terhadap Pengadaan LNG (Sales and Purchase Agreement/SPA 2015),
dan Nicke Widyawati yang bertanggung jawab Menjual Rugi 11 Kargo LNG
CCL.
b. Tuduhan Benturan Kepentingan, yaitu saksi-saksi dari CCL, Blackstone,
Cheniere Energy Inc., Tamarind Energy Ltd., antara lain David Foley, Angelo
Acconcia, Robert Ian Angell, Gary Hing dan lain-lain.
6. JPU tidak paham akan Konsekuensi Hukum dari Pasal 24.8 terkait potongan
kalimat “amends, supersedes and replaces in its entirety each of the Original
SPAs” dengan “combines the Original SPAs.”
7. Makna dari Izin Prinsip kepada Sdr. Nanang Untung yang TIDAK dipahami oleh
JPU.
8. Tuduhan bahwa Pengadaan LNG dilakukan tanpa Izin Komisaris, RUPS, dan
RKAP, adalah Tidak Benar! Seluruh tuduhan tersebut sudah terpatahkan di
persidangan.
9. Tuntutan pengembalian kerugian kepada CCL sebesar $113,8 juta dari kerugian
transaksi 11 kargo, dan pengembalian gaji sekitar Rp 1 miliar dan $104 ribu
mencerminkan bahwa JPU tidak memahami mekanisme penindakan, fungsi,
peran dan wewenang dari SEC, FCPA, serta Hukum yang berlaku (Governing
Law) dari SPA LNG 2015.