Paulus, Elia dan Elisa ( Kebangkitkan Anak Muda ) Pada hari pertama dalam minggu itu , ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya . Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam . Di ruang atas , di mana kami berkumpul , dinyalakan banyak lampu . Seorang muda bernama Eutikhus duduk di jendela . Karena Paulus amat lama berbicara , orang muda itu tidak dapat menahan kantuknya . Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah . Ketika ia diangkat orang, ia sudah mati . Tetapi Paulus turun ke bawah . Ia merebahkan diri ke atas orang muda itu , mendekapnya , dan berkata : “ Jangan ribut , sebab ia masih hidup .” S etelah kembali di ruang atas , Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan ; habis makan masih lama lagi ia berbicara , sampai fajar menyingsing . Sementara itu mereka mengantarkan orang muda itu hidup ke rumahnya , dan mereka semua merasa sangat terhibur ( Kis 20:7-12) Kata Elia kepadanya : “ Berikanlah anakmu itu kepadaku .” Elia mengambilnya dari pangkuan perempuan itu dan membawanya naik ke kamarnya di atas , dan membaringkan anak itu di tempat tidurnya . Sesudah itu ia berseru kepada TUHAN, katanya : Ya TUHAN, Allahku ! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga , yang menerima aku sebagai penumpang , dengan membunuh anaknya ?” Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya : “ Ya TUHAN, Allahku ! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya .” TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu , dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya , sehingga ia hidup kembali . Elia mengambil anak itu ; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya . Kata Elia : “ Ini anakmu , ia sudah hidup !” (I Raja-raja 17:19-23) Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu , dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur , sebuah meja , sebuah kursi dan sebuah kandil , maka apabila ia datang kepada kita , ia boleh masuk ke sana .” Diangkatnyalah dia , dibawanya pulang kepada ibunya . Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari , tetapi sesudah itu matilah dia. Lalu naiklah perempuan itu , dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur abdi Allah itu , ditutupnylaah pintu dan pergi , sehingga anak itu saja dalam kamar . Sesudah ia masuk , ditutupnyalah pintu sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar , kemudian berdoalah ia kepada TUHAN. Lalu ia membaringkan dirinya di atas anak itu dengan mulutnya di atas mulut anak itu , dan matanya di atas mata anak itu , serta telapak tangannya di atas telapak tangan anak itu ; dan karena ia meniarap di atas anak itu , maka menjadi panaslah badan anak itu . Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini , kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu . Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya . (II Raja-raja 4:10,20,21,33-35)