Yahoo adalah perusahaan teknologi multinasional asal
Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1994 oleh Jerry Yang
dan David Filo. Awalnya dikenal sebagai direktori web, Yahoo
berkembang menjadi salah satu portal internet terbesar di
dunia, menyediakan layanan seperti email (Yahoo Mail), mesin
pencari (Yahoo Search), berita, keuangan, dan forum diskusi.
Pada masa kejayaannya di awal 2000-an, Yahoo menjadi pintu
gerbang utama ke internet bagi jutaan pengguna global.
Namun, seiring meningkatnya persaingan dengan Google dan
media sosial, dominasi Yahoo mulai menurun. Pada tahun 2017,
Yahoo resmi diakuisisi oleh Verizon Communications dan
bergabung ke dalam divisi Oath Inc.
PROFIL SINGKAT YAHOO
Keamanan jaringan merupakan hal vital dalam
melindungi data pengguna di era digital. Kasus
peretasan Yahoo pada 2013–2014 menjadi salah satu
pelanggaran data terbesar dalam sejarah, dengan
lebih dari 3 miliar akun terdampak. Insiden ini
menunjukkan bagaimana lemahnya sistem keamanan
dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari segi
reputasi, kepercayaan publik, maupun finansial. Studi
kasus ini memberikan pelajaran penting tentang
pentingnya perlindungan data dan kesiapan
menghadapi ancaman siber.
Peretasan Yahoo (2013–2014):
Pelajaran dari Kasus Defacement oleh Hacker Anonim
Yahoo! pada Selasa (3/10) mengakui bahwa seluruh dari 3
miliar akun yang dikelolanya diretas pada 2013. Pengakuan
tersebut mengoreksi pengumuman pada Desember 2016 yang
menyebutkan ada 1 miliar akun Yahoo! diretas.
Perusahaan Verizon yang mengakuisisi Yahoo! menyatakan,
perkiraan tersebut berdasarkan penemuan terbaru setelah
dilakukan investigasi oleh beberapa pakar forensik dari luar
perusahaan pada Agustus 2013.
"Yahoo! sedang mengirimkan surel pemberitahuan ke surel
akun pengguna yang terkena dampak," demikian pernyataan
yang dikeluarkan Verizon.
Kronologi Peretasan Yahoo (2013–2014):
Pelajaran dari Kasus Defacement oleh Hacker Anonim
Tahun 2013 – Peretasan Pertama
Pada tahun 2013, Yahoo mengalami peretasan besar-besaran yang mencuri data
dari seluruh 3 miliar akun pengguna. Saat itu, insiden ini tidak terdeteksi oleh pihak
Yahoo dan tidak diumumkan ke publik. Data yang diambil termasuk alamat email,
tanggal lahir, nomor telepon, dan pertanyaan keamanan, namun tanpa kata sandi
dalam bentuk teks jelas.
Tahun 2014 – Peretasan Kedua
Setahun kemudian, Yahoo kembali diserang. Kali ini, sekitar 500 juta akun
terdampak, dan serangan dilakukan oleh kelompok peretas yang bekerja sama
dengan dua agen FSB (dinas intelijen Rusia). Mereka menggunakan teknik canggih
seperti pemalsuan cookie (cookie forging) dan spear-phishing untuk mengakses
akun yang ditargetkan, termasuk milik jurnalis, pejabat pemerintah, dan tokoh
penting lainnya.
Kronologi Peretasan Yahoo (2013–2014):
Pelajaran dari Kasus Defacement oleh Hacker Anonim
1.Tahun 2016 – Yahoo Umumkan Kebocoran Data
Pada September 2016, Yahoo secara resmi mengumumkan bahwa
mereka telah diretas pada tahun 2014, dan sebanyak 500 juta akun
terdampak. Tiga bulan kemudian, pada Desember 2016, Yahoo kembali
merilis pengakuan bahwa 1 miliar akun dari peretasan tahun 2013 juga
telah bocor, namun jumlah ini ternyata masih jauh di bawah kenyataan.
2. Tahun 2017 – Terungkap Total 3 Miliar Akun Diretas
Setelah investigasi lanjutan oleh tim forensik independen atas
permintaan Verizon (yang mengakuisisi Yahoo), pada 3 Oktober 2017,
Yahoo mengoreksi jumlah korban menjadi 3 miliar akun, menjadikannya
pelanggaran data terbesar dalam sejarah internet. Verizon juga
mengonfirmasi bahwa sebagian besar data dilindungi dengan enkripsi
lama yang mudah ditembus.
PERKEMBANGAN
KASUS
Para peretas menggunakan kombinasi teknik canggih dan rekayasa sosial
untuk membobol sistem Yahoo:
1. Spear-Phishing
Peretas mengirim email palsu (phishing) yang tampak resmi untuk
menjebak karyawan Yahoo agar menyerahkan kredensial login mereka.
2. Pemalsuan Cookie (Cookie Forging)
Setelah mendapatkan akses internal, mereka menciptakan cookie login
palsu yang memungkinkan mereka masuk ke akun pengguna tanpa
memerlukan kata sandi.
3. Eksploitasi Sistem Internal Yahoo
Peretas menanam skrip dan alat khusus untuk menelusuri sistem Yahoo,
mencuri data akun termasuk email cadangan dan pertanyaan keamanan.
4. Target Selektif
Mereka memfokuskan serangan pada akun milik jurnalis, pejabat
pemerintah, dan target politik tertentu, yang berpotensi bernilai intelijen.
MODUS OPERANDI DAN
TEKNIK SERANGAN
1. Dmitry Dokuchaev
Agen intelijen Rusia (FSB), berperan sebagai koordinator serangan. Ia
mengarahkan target akun dan mengatur operasi.
2. Igor Sushchin
Juga agen FSB, menyamar sebagai pegawai di perusahaan investasi Rusia.
Ia membantu menyamarkan kegiatan ilegal tim peretas.
3. Alexsey Belan
Peretas profesional asal Latvia dan Rusia, buron FBI sejak 2012. Ia mencuri
data dari sistem Yahoo dan dikenal ahli dalam menjual data curian.
4. Karim Baratov
Warga negara Kanada kelahiran Kazakhstan. Dibayar untuk meretas akun
email di luar Yahoo. Ditangkap pada 2017 dan dijatuhi hukuman 5 tahun
penjara.
SIAPA
PELAKUNYA??
Tujuan utama para pelaku adalah untuk mengumpulkan data
intelijen dan keuntungan pribadi. Mereka mencuri informasi
sensitif untuk mendukung operasi spionase serta menjual data
ke pasar gelap.
Target mereka meliputi:
Jurnalis – untuk memantau aktivitas media dan informasi
sensitif.
Pejabat Pemerintah – terutama dari AS dan sekutunya, untuk
kepentingan mata-mata.
Perusahaan Swasta – untuk mencuri data bisnis dan strategi
internal.
Warga sipil terpilih – yang memiliki koneksi ke target prioritas.
TUJUAN DAN TARGET
PELAKU PERETASAN
1. Kebocoran Data Massal
Data dari 3 miliar akun pengguna tersebar, termasuk email, nomor telepon, dan
pertanyaan keamanan.
2. Kerugian Finansial
Nilai akuisisi Yahoo oleh Verizon turun sebesar $350 juta.
3. Kehilangan Kepercayaan Publik
Reputasi Yahoo hancur akibat keterlambatan dalam mengungkapkan insiden.
4. Tuntutan Hukum & Denda
Yahoo menghadapi gugatan class-action dan membayar denda kepada
otoritas AS.
5. Ancaman Keamanan Nasional
Data yang dicuri digunakan untuk spionase, terutama terhadap jurnalis dan
pejabat pemerintah.
DAMPAK DARI
PERETASAN
- Maret 2017
Departemen Kehakiman AS (DOJ) secara resmi mendakwa 4 pelaku, terdiri dari 2 agen
intelijen Rusia (FSB) dan 2 peretas bayaran.
- Karim Baratov (Kanada)
Ditangkap di Kanada pada Maret 2017, diekstradisi ke AS.
Mengaku bersalah dan pada Mei 2018 dijatuhi hukuman 5 tahun penjara serta denda
$250.000 USD.
- Alexsey Belan (Latvia/Rusia)
Buron FBI sejak 2012, berada di Rusia dan sulit dijangkau karena tidak ada perjanjian
ekstradisi.
- Dmitry Dokuchaev & Igor Sushchin (agen FSB, Rusia)
Berada di bawah perlindungan pemerintah Rusia, tidak ditangkap hingga saat ini.
Hanya 1 dari 4 pelaku, yaitu Karim Baratov, yang berhasil ditangkap dan dihukum. Tiga
lainnya masih bebas di Rusia.
PENANGKAPAN PARA
PELAKU PERETASAN
1. Enkripsi Lemah
Yahoo masih menggunakan algoritma enkripsi lawas (MD5) yang mudah
dibobol, sehingga data pengguna rentan dicuri.
2. Deteksi Serangan Lemah
Peretasan pada 2013–2014 tidak terdeteksi selama bertahun-tahun,
menunjukkan sistem monitoring dan respons insiden yang buruk.
3. Keamanan Multi-Faktor Tidak Diterapkan Luas
Yahoo belum mewajibkan otentikasi dua faktor (2FA) untuk semua akun,
memudahkan peretas masuk hanya dengan informasi dasar.
4. Manajemen Akses Internal Buruk
Peretas bisa memanfaatkan akses internal untuk menjelajahi sistem dan
mencuri data dalam skala besar tanpa terdeteksi cepat.
ANALISIS KELEMAHAN
SISTEM
1. Pengakuan Resmi & Pemberitahuan
Yahoo secara bertahap mengumumkan insiden peretasan
pada 2016 dan 2017, serta mengirim email pemberitahuan ke
pengguna terdampak.
2. Investigasi Forensik
Yahoo menunjuk tim keamanan eksternal untuk menyelidiki
serangan dan mengidentifikasi pelaku.
3. Peningkatan Keamanan Sistem
Yahoo memperkuat sistem login, memperbarui algoritma
enkripsi, serta mulai menerapkan otentikasi dua faktor (2FA).
RESPON YAHOO & TINDAK
LANJUT
Menyuruh pengguna untuk
mengganti kata sandi dan
pertanyaan keamanan.
Menutup akun yang mencurigakan
dan menghapus cookie login palsu.
Melakukan audit sistem dan
memperbarui kebijakan keamanan
internal.
LANGKAH PASCA-
INSIDEN
Yahoo menyetujui gugatan class-action dan
menyediakan dana kompensasi hingga $117,5
juta USD.
Pengguna terdampak diizinkan mengklaim
kompensasi finansial atau layanan
pemantauan kredit gratis.
Yahoo juga membayar denda ke otoritas AS
karena keterlambatan pelaporan insiden.
KOMPENSASI TERHADAP
PENGGUNA
1. Keamanan Data adalah Prioritas Utama
Perusahaan harus terus memperbarui sistem keamanan,
termasuk penggunaan enkripsi kuat dan kebijakan
keamanan terkini.
2. Deteksi dan Respons Cepat Sangat Penting
Insiden yang tidak segera terdeteksi memperbesar
dampak kebocoran. Sistem deteksi dini dan tim respons
insiden harus selalu siaga.
3. Transparansi pada Pengguna adalah Kewajiban
Menunda pengumuman pelanggaran data merugikan
pengguna dan merusak reputasi perusahaan.
PELAJARAN DARI KASUS
PERETASAN YAHOO
4. Otentikasi Ganda (2FA) Wajib Diterapkan
Tanpa perlindungan berlapis, akun mudah diretas hanya
dengan data dasar seperti email dan pertanyaan
keamanan.
5. Manajemen Akses Internal Harus Ketat
Celah dari dalam (internal system access) harus
dilindungi dengan kontrol dan audit berkala.
6. Serangan Bisa Didalangi Aktor Negara
Perusahaan harus siap menghadapi serangan siber
berskala besar yang melibatkan kepentingan geopolitik.
PELAJARAN DARI KASUS
PERETASAN YAHOO
Kasus peretasan Yahoo merupakan salah satu insiden kebocoran data
terbesar dalam sejarah, dengan dampak luas terhadap miliaran pengguna
di seluruh dunia. Peretasan ini terjadi akibat lemahnya sistem keamanan,
keterlambatan deteksi, dan kurangnya transparansi. Para pelaku, termasuk
agen intelijen asing, memanfaatkan celah tersebut untuk melakukan
spionase dan pencurian data berskala besar.
Insiden ini menegaskan pentingnya penerapan standar keamanan siber
yang kuat, respons cepat terhadap insiden, serta perlindungan data
pengguna sebagai prioritas utama. Selain kerugian finansial dan hukum,
reputasi perusahaan juga menjadi taruhannya. Oleh karena itu, keamanan
jaringan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak bagi setiap
entitas digital.
KESIMPULAN