KASUS 1
Kel
ainan Jantung
Kongenit
al
Presented By….
Kelompok 4
Kasus Pemicu
Tutorial 1
Adhika, 18 bulan, dirawat di Ruang Perawatan Anak RSHS
dengan keadaan sebagai berikut : Saat ini berat badan anak
7500 gram dan panjang badan 72 cm (BB lahir 3300 gram
dengan panjang 50 cm), tampak anak tidak aktif, ekstremitas
dingin, HR = 140x/menit, respirasi 44x/menit dangkal,
tampak retraksi interkostal, bentuk dada kiri menonjol
(asimetris), terdapat distensi V. Jugularis, pada auskultasi
terdengar bunyi jantung I normal, dan bunyi jantung II tertutup
oleh suara bising kontinyu, pada apeks terdengar murmur mid-
diastolik dengan 2/6, terdengar irama Gallop, suara paru
rales, pada palpasi dada teraba getaran bising pada
parasternal kiri atas, tekanan darah 90/40 mmHg, palpasi
abdomen pada kuadran kanan atas teraba hepar 4 cm.
Berdasarkan riwayat kesehatan dari ibunya
perkembangan pada bulan-bulan pertama normal-
normal saja bahkan berat badannya sudah mencapai
4,7 kg, tapi sejak sekitar usia 2 bulan tampak saat
menyusu anak terengah-engah, mengisap hanya
sebentar-bentar, tampak kelelahan dan berkeringat,
juga sering mengalami ISPA.
Questions and
Answers
Jawab:
Pembentukkan dan kedudukan tabung
tabung jantung menerima aliran darah vena dari katup
kaudalnya dan mulai memompakan darah ke luar dari
lengkung aorta, yang menempel ke sisi dorsal rongga
perikardium melalui sebuah lipatan jaringan mesoderm.
Pembentukkan rongga jantung
bagian sefalik tabung membengkok ke arah ventral dan
kaudal dan ke kanan, sementara bagian atrium bergeser ke
arah dorsokranial dan ke kiri. Disebabkan oleh perubahan-
perubahan bentuk sel.
Perkembangan sinus venosus
sinus venosus menerima darah vena dari
kornu sinus kiri dan kanan. Setiap kornu
menerima darah dari 3 vena penting:
Vena vitellina/omfalomesenterika
Vena umbilikalis
Vena kardinalis kumunis
Pembentukkan sekat-sekat jantung
dibentuk oleh 2 masa jaringan yang sedang
tumbuh aktif saling mendekat hingga menjadi
1, dengan demikian membagi lumen menjadi
2 saluran yang terpisah.
Jawab:
Factor saraf :
Pengendalian saraf di capai melalui baroreseptor ytang
bertanggung jawab untuk tonus reflex vagal. Mereka yang
terletak dalam arkus aorta, sinus karotikus dan atrium
kanan. Baroreseptor memberikan respon sebagai berikut
melalui pusat jantung : suatu peningkatan tekanan atrium
kanan dan vena sentral, yaitu reflex atrial mengarah pada
akselerasi denyut jantung ; suatu penurunan tekanan atrium
kanan dan vena sentral mengarah pada perlambatan denyut
jantung, dan peningkatan tekanan darah dalam arkus aorta
atau sinus karotikus menyebabkan perlambatan denyut
jantung, sementara suatu penurunan tekanan darah dalam
pembuluh ini, mengarah pada peningkatan denyut jantung.
Factor kimia :
Adrenalin. Ini mempunyai aksi stimulasi ; langsung pada
jantung, meningkatkan kekuatan kontraksi ventrikel dan
nadi.
Suatu peningkatan dalam kadar kalium dalam plasma
menurunkan nadi dengan merelaksasi jantung. Jika kadar
cukup tinggi, ventrikel akan mengarah pada aritmia
irregular dengan nadi yang lambat, sementara kehilangan
kalium menimbulkan funsi jantung buruk.
Narium merupakan elektrolit myosin (salah satu protein
kontraktil yang penting untuk produksi energy dan untuk
kontraksi otot. Kalsium plasma yang rendah mengarah
pada berkurangnya kontraksi, sementara kelebihan kalsium
menimbulkan kontraksi yang kuat.
Oksigen
Jawab:
Jika pada janin, paru paru mendapat oksigen
dari plasenta (ari-ari) dan begitu lahir paru
memberika oksigen pada darah.
Pada janin, bilik kanan yang bekerja berat
sedangkan setelah lahir bilik kiri yang
bekerja berat.
Pada janin, tekanan paru tinggi dan setelah
lahir berangsung angsur turun.
Jawab:
Siklus jantung mencakup periode dari akhir
kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole)
jantung sampai akhir sistole dan diastole
berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan
perubahan tekanan dan volume darah dalam
jantung dan pembuluh utama yang mengatur
pembukaan dan penutupan katup jantung
serta aliran darah yang melalui ruang-ruang
dan masuk ke arteri.
a.Selama diastolik, katup atrioventrikularis terbuka, dan darah
yang kembali dari vena mengalir ke atrium dan kemudian ke
ventrikel. Mendekati akhir periode diastolik tersebut, otot atrium
akan berkontraksi sebagai respons terhadap sinyal yang
ditimbulkan oleh nodus SA.
b.Selama sistolik, tekanan di dalam ventrikel dengan cepat
meningkat, mendorng katu AV untuk menutup. Konsekuensinya
tidak ada lagi pengisian ventrikel dari atrium, dan darah yang
disemburkan dari ventrikel tidak dapat mengalir balik ke atrium.
Peningkatan tekanan secara cepat di dalam ventrikel akan
mendorong katup pulmonalis dan aorta terbuka, dan darah
kemudian disemburkan kearteri pulmonalis dan ke
aorta.Keluarnya darah mula-mula cepat, dan kemudian, ketika
tekanan masing-masing ventrikel dan arteri yang bersangkutan
mendekati keseimbangan, aliran darah secara bertahap
melambat. Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel
berelaksasi dan tekanan dalam kamar menurun dengan cepat.
Penurunan tekanan ini cenderung mengakibatkan darah mengalir
balik dari arteri ke ventrikel, yang mendorong katup semuliner
untuk menutup.
Jawab:
HR (Heart Rate) adalah frekuensi jantung pada
saat memompa darah satu kali. Nilai normal
untuk anak usia 18 bulan:
Aktivitas biasa = 80-150 x/menit
Tidur = 70-120 x/menit
Aktivitas berlebihan= > 200 x/menit
Jawab:
Faktor yang mempengaruhi perubahan HR
terjadinya dispnea
palpitasi
aktivitas
saraf simpatis yang terpacu karena darah
sistemik yang menurun.
Jawab:
Makna dari TD 90/40, sistolik (tekanan pada
dinding pembuluh darah pada saat otot
jantung kontraksi) 90, dan diastoliknya
(tekanan dihasilkan pembuluh darah pada
saat otot jantung relaksasi) 40, sedangkan
normalnya untuk anak 18 bulan adalah 99/64
Jawab:
a.Bunyi jantung (BJ) I
Suara yang ditimbulkan oleh penutupan katup mitral dan katup
tricuspid. BJ 1 ini berlangsung selama 0,15”. Berfrekuensi 25-45
Hz.
Mekanisme = Pada waktu aktifitas depolarisasi menjalar ke
seluruh ventrikel, ventrikel berkontraksi dan tekanan didalamnya
meningkat. Pada waktu tekanan ventrikel lebih besar dari
tekanan atrium, katup mitral dan katup tricuspid menutup.
Penutupan katup tersebut terdengar sebagai bunyi jantung I.
b.Bunyi Jantung (BJ) II
Getaran yang ditimbulkan oleh penutupan katup aorta dan
pulmonal. BJ II berlangsung selama 0,1”. Berfrekuensi 50 Hz.
Mekanisme = sesudah darah keluar dari ventrikel maka tekanan di
dalam ventrikel akan menurun, pada saat tekanan ventrikel
menurun lebih rendah dari tekanan aorta / arteri pulmonalis
maka katup-katup semilunar akan menutup. Hal itu yang
menyebabkan terdengarnya BJ II.
c.BJ III
Suara yang terdengar samar-samar pada awal fase
diastolik (BJ II). Normal pada orang muda, karena
getaran pada otot-otot dan korda tendine katup
mitral / tricuspid waktu ventrikel terisi darah
yang deras. BJ III berlangsung selama 0,3”.
d.BJ IV
Umumnya tidak terdengar, letaknya pada akhir
fase diastol (pre-sistolik). Jadi, sesaat sebelum BJ
I timbul diantara gelombang P dan kompleks.
Tekanan atrium (serambi) meningkat
Otot ventrikel kaku (hipertensi ventrikel).
e.Irama Gallop
Kelainan irama jantung yang ditandai dengan BJ III dan
BJ IV, terdengar jelas pada penderita penyakit
jantung. Ditandai dengan perubahan patologic
pengisian ventrikel. saat diastolik awal / kadanga-
kadang terdapat gangguan rytme dimana bunyi
jantung 3 dan 4 saling tumpang tindih.
f.Murmur
Suara yang ditimbulkan oleh darah yang mengalir
melalui aorta / katup aorta yang mengalami kelainan.
Terjadi akibat arus darah turbulensi melalui jalan
sempit / abnormal.
Fase bising:
Bising sistolik = terjadi apabila bersamaan dengan suara
jantung 1 dan menetap sepanjang sistole.
Bising diastolik = terjadi disepanjang diastolik.
Jawab:
a.Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel
setiap satu satuan waktu.
b.Isi sekuncup (volume sekuncup) adalah jumlah darah yang
dipompakan keluar dari masing-masing ventrikel setiap denyut
jantung.
c.Preload: status mekanis jantung diakhir diastolik, besarnya volume
ventrikular (akhir diastolik) yang maksimal atau tekanan akhir
diastolik yang meregang ventrikel.
d.Afterload: pada fisiologi jantung, kekuatan yang melawan kontraksi
otot jantung; pada otot yang terisolasi, kekuatan yang menahan
kontraksi otot selain itu otot dirangsang untuk berkontraksi; pada
jantung yang utuh, tekanan yang menahan ejeksi darah dari rongga
ventrikel.
e.Contractility adalah kemampuan untuk menjadi lebih singkat dalam
merespon suatu rangsangan yang sesuai.
Jawab:
Tekanan atrium meningkat selama sistol
atirum yang terus meningkat selama
kontraksi isometrik ventrikel oleh karena
katup atrioventrikular (katup mitral dan
trikuspidal) mendorong darah ke atrium.
Kemudian tekanan tersebut menurun pada
waktu diastol ventrikel.
Posisikan pasien 30˚- 45˚ (duduk menyandar).
Cari vena jugularis interna dan eksterna
Cari denyutan vena jugularis interna yang paling berdenyut
kuat.
Tandai titik dimana denyutan kuat.
Tentukan letak angel sternum.
Tarik garis tegak lurus antara angel sternum dengan titik
denyutan vena jugularis.
Dari pengukuran tersebut terdapat tinggi pengukuran yang
normalnya 3-4 cm, jika pengukurannya semakin tinggi
maka bisa dikatakan terdapat kontraksi berlebih dari
atrium kanan.
Jawab:
a.Curah jantung adalah jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel setiap satu satuan
waktu.
Faktor yang mempengaruhi: Frekuensi jantung
dan Volume sekuncup.
b.Isi sekuncup (volume sekuncup) adalah jumlah
darah yang dipompakan keluar dari masing-
masing ventrikel setiap denyut jantung.
Isi sekuncup tergantung oleh 3 variabel, yaitu
beban awal, kontraktilitas, dan beban akhir.
c.Preload (beban awal) adalah derajat peregangan
serabut miokardium sebelum kontraksi.
Faktor pengaruh:
insufiensi mitral, meningatkan beban awal.
stenosis mitral, menurunkan beban awal.
volum sirkulasi: volum, meningkatkan beban awal.
↑
e.Afterload: tegangan serabut miokardium yang harus terbentuk
untuk kontraksi dan pemompaan darah.
Faktor pengaruh:
stenosis aorta, meningkatkan beban akhir.
vasokontriksi perifer, meningkatkan beban akhir.
hipertensi, meningkatkan beban akhir.
polisitemia, meningkatkan beban akhir.
obat-obatan: vasodilator, menurunkan beban akhir
konstriktor, meningkatkan beban akhir.
f.Contractility: penentu ketiga pada volume sekuncup. Perubahan
kekuatan kontraksi yang terbentuk yang terjadi tanpa tergantung
perubahan pada panjang serabut miokardium.
Faktor pengaruh:
aktifitas syaraf simpatis meningkat.
frekuensi di irama jantung.
berbagai obat seperti digitalis atau inotrofik.
depresan fisiologis, seperti anoreksia, hiperkarbia.
depresan farmakologi, seperti quinidine, procainamide.
Jawab:
Tutorial 2
Pada pemeriksaan selanjutnya: pada EKG tampak
hipertropi ventrikel kiri dan pembesaran atrium kiri,
pada thorax photo tampak kardiomegali, corakan
vaskuler paru bertambah. Diagnosa medis
mengarah pada Patent Ductus arteriosus dengan
dekompensasi jantung kiri dan kanan. Anak
mendapatkan terapi digoxin, furosemid, diet 120
kcal/kg BB dengan rendah natrium, intake cairan
disesuaikan dengan diuresis, dan saat ini ia harus
memperbaiki kondisinya untuk menjalani operasi
jantung.
1.Data apakah yang perlu ditelusuri dan mendukung keadaan
Patent Ductus arteriosus dengan dekompensasi jantung kiri
dan kanan?
a.Riwayat kesehatan
b.Pemeriksaan Fisik
c.Pemeriksaan diagnostik kardiovaskular
Prosedur grafik
Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan hemodinamik
Pemeriksaan laboratorium
Ada beberapa hal yang perlu diungkapkan dalam melakuan hal ini adalah:
Riwayat perkawinan
Riwayat kehamilan
Apakah di antara keluarga ada yang menderita penyakit yang sama.
Apakah ibu/ayah perokok (terutama selama hamil).
Apakah ibu/ayah pernah menderita penyakit kelamin (seperti siphilis).
Sebelum hamil apakah ibu mengikuti KB dan bentuk KB yang pernah
digunakan
Obat-obat apa saja yang pernah dimakan ibu selama hamil
Untuk anak sendiri, apakah menderita penyakit demam rematik.
Apakah ada kesulitan dalam pemberian makan dan minum khususnya pada
bayi
Obat-obat apa saja yang pernah dimakan anak
Jawab:
Melihat usia klien yang baru 18 bulan, perawat harus
menentukan pengkajian yang tepat, mulai dari pengkajian
data demografi yang bisa ditanyakan melalui orang tua anak
tersebut. Lalu mengenai keluhan utama, Riwayat penyakit
sekarang, Riwayat penyakit dahulu, Riwayat keluarga,
Riwayat geografi, serta Riwayat alergi. Data-data diatas yang
perlu dikaji dalam bentuk wawancara mengenai Riwayat
esehatan dan problem kesehatan yang muncul akan efktif
jika perawat mengobservasinya melalui ortu klien.
Untuk pengkajian fisik dan tes diagnostik, karena keduanya
merupakan data objektif perawat dapat mengkaji secara
langsung ke klien yang bersangkutan seperti inspeksi,
palpasi, dan auskultasi.
3.Pemeriksaan diagnostik apakah yang diperlukan dalam
mendukung diagnosa Patent Ductus arteriosus dengan
dekompensasi jantung kiri dan kanan?
Jawab:
Pemeriksaan vaskuler
Echokardiografi Doppler
Trans Esofageal Echokardiografi (TEE)
Cardio Pulmonary Exercise Test
Holter dan Blood Pressure Monitoring
X Ray (CT Scan)
Angiografi
Ujian hiperoksia
4.Rumuskan diagnosa keperawatan yang dijumpai pada
kasus tersebut!
Jawab:
5.Susunlah perecanaan / implementasi / evaluasi asuhan
keperawatan pada kasus tersebut dan dokumentasikan
dengan benar!
Jawab:
6.Apa efek dan efek samping obat-obatan yang diberikan
pada kasus tersebut / dan bagaimana implikasinya dalam
keperawatan?
Jawab:
Digoxin (lanoksin) → jenis inotropik
→ untuk mengahsilkan dan mempertahankan konsentrasi glikorida
kardiotonik pada kadar yang optimal.
Efek : meningkatkan kontraksi miokardial untuk meningkatkan kardiak
output.
Efek samping : toksik digoksin muncul dengan tachikardia, angina
(nyeri dada dengan iskemia miokardial), kegelisahan, anoreksia, sakit
kepala, arrithmia, gangguan penglihatan, nausea (epigastrium dan
abdomen tidak enak), dan muntah-muntah.
Implikasi di keperawatan : untuk efek samping digoxin, teliti denyut nadi
apikal, jika kurang dari normal, maka konsultasi dengan dokter sebelum
melakukan tes. Monitor terus level digoksin pasien. Periksa defisit
cairan. Digoxin intraverous harus dicairkan dalam paling tidak 5 ml dan
memonitor ECG secara kontinyu selama lebih dari 5 menit.
Furosemida (Lasix) → jenis diuretik loop
Efek : menyerap sodium dan klorida dalam loop
ascenden, meningkatkan sekresi urin.
Efek samping : penurunan volume, hipokalemia,
penurunan daya pedengaran, gangguan pencernaan.
Hipokalepmia: Kadar kalium rendah secara abnormal
dalam darah, menyebabkan kelainan neuromuskular
dan ginjal serta kelainan elektrokardiografi.
Implikasi : ukur berat badan pasien setiap harinya
seiring dengan makanan dan susu yang dikonsumsi.
Monitor elektrolit. Perawat juga bisa memberikan bentuk
intravenous sebelum pasien tidur, untuk mencegah
nokturia (urinasi berlebih pada malam hari) berlebih.
Bentuk intravenous dilakukan dalam rata-rata 20
mg/menit.
7.Jelaskan apa yang perlu dilakukan pada persiapan
perioperatif yang akan dijalani oleh klien?
Pengkajian
Riwayat kesehatan → penyakit yang pernah diderita, pengobatannya.
Pemeriksaan fisik (X-Ray, ECG, Tes Lab, Golongan darah, dll)
Support system
Psikososial, mental, kesemasan, mekanisme koping.
Diagnosis
Persiapan mental yang tidak cukup (anxiety, uncertain, tear)
Defisiensi pengetahuan
Potensial komplikasi (severe anxiety, anginal pain, cardac arrest)
Perencanaan dan Intervensi
Mengurangi rasa takut
Mencegah komplikasi
Menjelaskan prosedur operasi, obat-obatan yang akan digunakan sebelum dan
sesudah operasi.
Inform consent
8.Jelaskan prinsip yang harus diperhatikan saat
mendokumentasikan asuhan keperawatan pada kasus
diatas!
Jawab:
Dokumentasi yang umum dilakukan adalah
Penulisan tanggal,waktu,catatan seta nama dan tanda tangan perawat,
Catatan yang dibuat memenuhi syarat,menggunakan tinta dan kesalahan di
coret dengan satu garis,catatan dibuat ringkas,jelas dan objektif juga
memenuhi kriteria sebagai berikut:
-pencatatan menunjukan diagnosa keperawatan dan masalah masalah
kolaboratif,
- pencatatan menggambarkan intervensi keperawatan dan respon pasien
terhadap intervensi tersebut,
- pencatatan mencakup semua data tambahan yang relevan
9.Jelaskan prinsip legal dan etik apa yang harus dilakukan
saat melakukan Pemasangan intra venous line, Intra
Venous Injection!
Jawab:
Dalam Pendokumentasian kita perlu
memperhatikan prinsip legal yang berlaku
secara umum dan secara khusus berdasarkan
kebijakan institut- institut yang bersangkutan.
Berikut ini akan dibahas aspek hukum yang
berlaku secara umum dalam
pendokumentasian.
Dokumentasikan detail penting yang bersifat klinis
Tanda-tangani setiap entri
Tulis secara jelas dan rapi
Gunakan ejaan, tata bahasa, dan ungkapan medis yang tepat
Dokumentasikan denga tinta biru atau hitam dan gunakan waktu militer
Gunakan singkatan resmi
Gunakan catatan grafik untuk mencatat tanda-tanda vital
Catat nama pasien di setiap halaman
Koreksi data yang salah secara tepat
Tidak menyisakan tempar kosong
Hasil pengkajian
Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Intervensi yang dilakukan
Respon klien sesudah intervensi