KEARIFAN LOKAL DALAM PENDIDIKAN BY. RUTH TARAULI PASARIBU M.Pd
KEARIFAN LOKAL KEARIFAN LOKAL BERASAL DARI DUA KATA YAITU KEARIFAN (WISDOM) DAN LOKAL (LOCAL). SECARA UMUM MAKA LOCAL WISDOM (KEARIFAN SETEMPAT) DAPAT DIPAHAMI SEBAGAI GAGASAN-GAGASAN SETEMPAT (LOCAL) YANG BERSIFAT BIJAKSANA. KEARIFAN LOKAL MERUPAKAN PENGETAHUAN ATAU PANDANGAN HIDUP MASYARAKAT SETEMPAT YANG MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP BAIK SECARA MATERI MAUPUN SOSIAL. KEARIFAN LOKAL INI MENJADI TITIK PENGHUBUNG DARI GENERASI ASATU KE GENERASI BERIKUTNYA KARENA KEARIFAN LOKAL MERUPAKAN KONSEP, IDE, DAN GAGASAN YANG SENANTIASA DI TRANSISIKAN KEPADA GENERASI BERIKUTNYA SEHINGGA TERBANGUN SUATU KESERASIAN DALAM MENDATA HIDUP DAN LINGKUNGAN.
BENTUK-BENTUK KEARIFAN LOKAL 1. Tangible Tangible adalah kearifan lokal yang bentuknya nyata , bisa berupa tekstual ( kalender , nilai , tata cara ), arsitektur bangunan , dan karya seni ( keris , batik, wayang , gamelan). 2. Intangible Intangible adalah kearifan lokal yang bentuknya tidak nyata dan wariskan melalui kebiasaan atau diceritakan , contohnya nyanyian tradisional atau ajaran adat .
CONTOH KEARIFAN LOKAL DI INDONESIA 1. Hukum Adat Sasi , Maluku Hukum Adat Sasi yang ada di Maluku ini membuat ketentuan hukum tentang larangan memasuki , mengambil , atau melakukan sesuatu dalam kawasan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu . Hukum Adat Sasi dibuat untuk melestarikan dan menyeimbangkan alam atau ekosistem Jadi, manusia dan alam harus saling terhubung dan tidak melakukan sesuatu yang merusak . Sebab , alam adalah bagian penting dari kehidupan manusia yang menyediakan sumber pangan , obat-obatan , air, udara , dan sumber daya alam lainnya .
2. Awig-Awig , Lombok Utara Kearifan lokal Awig-Awig yang berasal dari Lombok Utara ini pada dasarnya adalah hukum adat yang mengatur tata krama yang berhubungan dengan falsafah Tri Hita Karana. Falsafah tersebut menetapkan aturan larangan , sanksi , dan prosesi sidang adat yang berkaitan dengan Prahayangan , Pawongan , dan alam lingkungan . Namun , sekarang Awig-Awig mengalami perubahan sosial , yang diakibatkan jumlah penduduk , lemahnya penegakan hukum , kebijakan pemerintah , penanaman modal asing , dan beralihnya fungsi hutan .
3. Bebie , Sumatra Selatan Bebie yang berasal dari Sumatra Selatan adalah tradisi menanam dan memanen yang diwariskan secara turun temurun . Tradisi ini dilakukan bersama-sama oleh petani di wilayah Muara Enim , Sumatra Selatan. Tujuannya agar proses menanam dan memanen dapat dilakukan dengan cepat dan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah .
CONTOH KEARIFAN LOKAL DI JAMBI 1 . Rumah Tuo Kearifan lokal masyarakat di Jambi salah satunya mengenai kajang lako atau rumah tuo . Nah penyebutan itu karena dimana pada bagian atas rumah berbentuk seperti perahu . Selanjutnya , jika kedua sudut bagian atas dibengkokkan maka akan terbentuk pola segitiga . Nah rumah adat kajang lako berbentuk bangsal yakni berbentuk empat persegi panjang dengan memiliki ukuran 9m x 12 m. Dengan 30 tiang penyangga , dan 24 tiang utama serta ada 6 tiang pelamban .
2. Besale Kearifan lokal pada masyarakat Suku Asli Anak Dalam (SAD) di Desa Nyogan Kecamatan Mestong , Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Suku Anak Dalam (SAD) yang ada di Jambi itu masih sering melakukan ritual yang biasanya dilaksanakan oleh leluhur atau nenek moyangnya . Seperti halnya ritual dalam bidang kesehatan yaitu Ritual Besale . Kearifan lokal masyarakat Jambi ini adalah pengobatan dengan melalui dukun, yang mana biasanya dilakukan oleh Dukun FEI, CIK MAT, dan SALI. Ritual Besale sendiri mempunyai arti bagi masyarakat suku anak dalam yaitu membersihkan jiwa seseorang yang sedang sakit akibat roh roh jahat yang ada bersemayam dalam diri seseorang .
3. Tradisi Kumau Kearifan lokal pada masyarakat Provinsi Jambi yang satu ini merupakan tradisi kumau yang merupakan sebuah upacara adat yang biasanya dilaksanakan oleh para petani . Dimana upacara adat itu dilaksanakan setahun sekali pada saat akan memulai kegiatan pertanian . Pada saat upacara adat itu , akan terdapat beberapa tahapan , yaitu - Mulai dari Ngapak Jambe atau membuka lahan - Menyiram benih dengan air - Nyambau beneih atau menabur benih - Memasang pupuh