Rumah Adat Kalimantan Utara (KALTARA), Tarakan
Website:
http://www.rumah-adat.com
Website 2:
http://adat-tradisional.blogspot.com
Plaats:
Tarakan
Provincie:
Kalimantan Utara
Land:
IND
Type overheidsorgaan:
Museum
Postadres:
Rumah Adat Tidung
Balai Adat Tidong, Jalan Aki Balak Kota Tarakan
Tarakan
Informatie:
Suku Tidung di Kalimantan Utara merupakan salah satu dari 420 sub suku Dayak yang ada di
Kalimantan. Akan tetapi, setelah budaya dan ajaran Islam masuk ke budaya suku ini, sebutan
bagi suku Tidung yang awalnya adalah suku Dayak Tidung perlahan diganti dengan nama suku
Tidung saja.
Ada kesamaan desain rumah Baloy adat suku Tidung dengan rumah adat Lamin dari Kalimantan
Timur. Beberapa ahli bahkan menyebutkan rumah Baloy merupakan rumah dengan hasil
pengembangan arsitektur rumah adat Lamin.
Rumah Baloy merupakan rumah berdesain panggung dengan bahan keseluruhan terbuat dari
kayu ulin. Kayu ulin adalah kayu khas Kalimantan yang terkenal sangat kuat struktur seratnya.
Tidak seperti kayu jenis lain yang akan melapuk jika terkena air, kayu ulin justru akan semakin
kuat dan semakin keras bila terpapar oleh air dalam waktu yang lama. Sesuai dengan lingkungan
tempat dibuatnya, yakni yang biasanya terletak di tepi pantai, rumah adat Baloy biasanya
dilengkapi dengan ukiran-ukiran khas yang menggambarkan kearifan lokal daerah pesisir.
Ditinjau dari sisi arsitektur dan dari sisi budaya, rumah adat Baloy sebagai Rumah adat
Kalimantan Utara disebut memiliki beberapa ciri khas dan keunikan tersendiri. Keunikan-
keunikan tersebut selain dapat digunakan sebagai ciri penanda juga memiliki beragam nilai
filosofis yang menggambarkan pola kehidupan masyarakat suku Tidung. Ciri khas dan keunikan
tersebut antara lain: Rumah baloy dilengkapi dengan beragam ukiran terutama di bagian risplang
dan atap. Ukiran biasanya terkait dengan kehidupan laut yang menggambarkan bahwa
masyarakat Tidung adalah masyarakat nelayan dan pelaut. Rumah baloy terbagi menjadi
beberapa ruangan yang fungsinya selalu terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Hal ini
menunjukan bahwa suku Tidung adalah masyarakat yang cinta damai dan mau bermusyawarah
untuk menyelesaikan semua masalah.
Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-kalimantan-utara-rumah-
baloy.html
Rumah Adat Baloy Kalimantan Timur: Ciri
Khas, Fungsi, & Keunikannya
Ilustrasi - Rumah Baloy Mayo Adat Tidung Kota Tarakan, Kalimantan Utara. (tirto.id/Fuad)
Penulis: Yonada Nancy, tirto.id - 27 Mar 2022 16:40 WIB | Diperbarui 7 Apr 2022 07:10 WIB
Dibaca Normal 1 menit
Rumah adat baloy adalah rumah adat masyarakat Tidung di Kalimantan Utara yang memiliki
keunikan, ciri khas, dan fungsi khusus.
tirto.id - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki jenis rumah adat yang unik bernama
rumah baloy. Rumah adat ini lahir dari kebudayaan masyarakat suku Tidung yang tinggal di
Kota Tarakan.
Suku Tidung sendiri merupakan suku asli di pulau Kalimantan dan Malaysia. Nama suku Tidung
diambil dari bekas kerajaan yang pernah memimpin wilayah Kalimantan Utara bernama
Kerajaan Tidung.
Rumah baloy tentu berbeda dengan rumah adat lain yang ada di Indonesia. Hal ini karena ciri
khas suatu rumah adat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk letak geografis hingga sistem
kepercayaan masyarakat setempat.
Salah satu rumah baloy yang masih dilestarikan saat ini adalah Baloy Adat Tidung Mayo yang
ada di Kota Tarakan. Menurut Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalatara, Baloy Adat Tidung
Mayo kini menjadi tujuan wisata unggulan di Kota Tarakan.
Setiap minggu, rutin diselenggarakan pertunjukkan di Baloy Adat Tidung Mayo berupa tarian
khas suku Tidung untuk menarik para wisatawan.
Ciri Khas Arsitektur Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara
Melansir RRI, meskipun rumah baloy adalah milik masyarakat suku Tidung, bentuk bangunanya
dikembangkan dari arsitektur rumah suku Dayak di Kalimantan Barat, yaitu rumah panjang.
Rumah baloy termasuk jenis rumah panggung dengan badan rumah ditopang oleh tiang-tiang
kayu yang tinggi. Menurut Intania Poerwaningtias dan Nindya K.Suwarto dalam Rumah Adat
Nusantara (2017) bentuk rumah adat panggung merupakan yang paling umum di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan kondisi alam di Indonesia yang rawan banjir dan banyak binatang buas.
Oleh karena itu, tidak sedikit daerah yang memiliki rumah adat dalam bentuk panggung.
Struktur rumah baloy dibangun dengan bahan dasar kayu ulin. Kayu yang banyak tumbuh di
pulau Kalimantan ini dinilai sebagai kayu yang kokoh dan tahan terhadap air.
Pembangunan rumah baloy selalu memiliki ciri khusus, yaitu selalu menghadap ke utara dengan
pintu utama menghadap ke selatan. Badan rumah dibuat membentang lebar.
Bagian dan Fungsi Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara
Rumah adat baloy umumnya digunakan sebagai tempat tinggal pemuka adat dan tempat
bermusyawarah. Menurut Kiki Ratnaning Arimbi dalam Berselancar Ke-34 Rumah Adat, Yuk!
(2017) menyebutkan bahwa rumah baloy memiliki empat ruang utama yang disebut ambir.
Keempat ambir memiliki fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut:
Ambir kiri atau alad kait, yaitu ruangan untuk menerima tamu dan pengaduan dari
masyarakat;
Ambir tengah atau lamin bantong, yaitu ruangan yang digunakan pemuka adat untuk
melaksanakan sidang atau memutuskan perkara;
Ambir kanan atau ulad kemagot, yaitu area yang digunakan untuk beristirahat dan
berkumpul;
Lamin dalom, yaitu ruangan yang digunakan kepala adat untuk tidur dan meletakkan
singgasana.
Keunikan Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara
Tidak seperti rumah adat lainnya, rumah baloy dibangun dengan sebuah kolam atau telaga.
Kolam biasanya dibangun di belakang rumah dengan berdiri sebuah bangunan di tengah-
tengahnya.
Menurut Arimbi, bangunan di tengah-tengah kolam tersebut bernama lubung kilong dan lubung
intamu. Lubung kilong adalah bangunan khusus yang ditunjukkan untuk menampilkan kesenian
suku Tidung, contohnya tarian jepen.
Sementara, lubung intamu digunakan sebagai tempat pertemuan, musyawarah, dan tempat
melaksanakan acara adat seperti pelantikan pemangku adat.
Pakaian Adat Ta’a dan Sapei Sapaq
Pakaian adat Ta’a dan Sapei Sapaq pada dasarnya juga dikenal dengan pakaian adat Kalimantan
timur.
Meskipun demikian provinsi Kalimantan utara juga ternyata ikut mengakui bahwa dari kedua
pakaian tersebut juga sebagai pakaian adat tradisional yang sama.
Karena pada dasarnya dari kedua provinsi ini memiliki pakaian adat yang sama yakni Ta’a dan
Sapai Sapaq.
Pakaian Adat Pria Sapei Sapaq
Pakaian adat pria atau yang dikenalnya dengan pakaian adat sepei sapaq merupakan pakaian adat
khas Kalimantan utara.
Jenis pakaian adat ini memiliki motif dan model yang menyerupai pakaian adat Ta’a, untuk
perbedaanya hanya terdapat pada baju bawahannya.
Baju bawahan yang dikenakan pria yakni berupa gulungan selendang yang bentuknya
menyerupai celana dalam.
Pakaian Adat Wanita Baju Ta’a
Jenis pakaian adat wanita atau pakaian adat Ta’a merupakan jenis pakaian adat Dayak yang juga
berasal dari Provinsi Kalimantan.
Pada jenis pakaian adat Ta’a ini memiliki bahan yang terbuat dari belundru dengan warna
khasnya yakni warna hitam serta terdapat hiasan lain seperti Pernik-pernik yang dijahitnya.
Selain itu pakaian adat Ta’a sendiri terdiri atas pakaian atasan yang berupa rompi atau pakaian
adat tanpa lengan. Sedangkan pakaian adat bawahanya berupa rok dengan warna dan motif
khasnya yakni hitam.
Sedangkan untuk aksesoris yang biasa digunakanya terdiri atas penutup kepala dengan berhias
dari bulu burung enggang, serta terdapat gelang, kalung, dan hisan lainnya.
“Pada dasarnya motif pakaian adat rompi dengan pakaian adat Ta’a memang sudah menjadi
hal yang kental akan kombinasi warna yang digunakan antara keduanya.
Untuk warna yang digunakanya yakni warna yang mencoloko seperti warna putih, hijau, biru,
merah, dan warna kontras lainnya”.
Kalimantan Utara juga ditinggal berbagai suku, seperti suku Dayak, suku Banjar, Suku Kuta, suku
Bulungan, dan suku Tidung.
Senjata
1. . Lonjo
Lonjo merupakan senjata tradisional Kalimantan Utara yang memiliki bentuk seperti tombak
batang lonjo terbat dari kayu keras yang diujungnya diikatkan besi lancip berbentuk belah
ketupat.
2. Mandau adalah senjata tradisional Kalimantan Barat yang bentuknya seperti pedang.
mandau bagi para lelaki Dayak merupakan simbol kehormatan sehingga dibawa kemanapun
mereka berpergian
3. Sipet atau sumpit adalah senjata tradisional Suku Dayak yang berbeda dengan senjata
lainnya sipet digunakan dengan cara ditiup. Sipet terbuat dari dua buah bagian yaitu
selongsong kayu dan panah
budaya Kaltara yang ditetapkan sebagai WBTB oleh Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud, antara lain
Budaya Dolop dari masyarakat Dayak Agabak. Kemudian budaya Mamat dan Pekiban, tradisi masyarakat
Dayak Kenya Kaltara. budaya Dolop merupakan ritual sumpah, pembuktian apakah orang dituduh
bersalah atau tidak dengan cara menyelam di sungai. Dengan kata lain Dolop adalah jalan terakhir dalam
penyelesaian sengketa.
Warisan budaya selanjutnya adalah Mamat. Yaitu, merupakan upacara besar dan sakral yang
dilaksanakan oleh suku Dayak Kenyah, sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta atas
kemenangan yang diraih dalam medan peperangan. Secara rinci, Mamat juga disebut sebagai penyucian
diri yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Selanjutnya ada warisan budaya Pekiban dari Dayak Kenyah. Ini
adalah ritual yang sah dalam menikahkan masyarakat pada sukunya.
Ragam Budaya Kalimantan Utara
Bayu
03 Jul 2017
17716
1. Rumah Adat Kalimantan Utara
Rumah Baloy merupakan rumah adat yang terkenal dari masyarakat Kalimantan
Utara. Bentuk bangunan rumah adat ini terlihat lebih modern dan modis karena
hasil pengembangan arsitektur Dayak dari Rumah Panjang (Rumah Lamin) yang
dihasilkan oleh Masyarakat suku Tidung yang tidak lain merupakan suku di
Kalimantan Utara. Seperti suku lainnya, suku Tidung ini mempunyai kebudayaan
dan model rumah adat sendiri.
Rumah Adat Baloy Tidung
Rumah Baloy dibangun menghadap ke utara, sedangkan pintu utamanya
menghadap ke selatan. Rumah adat baloy terbuat dari bahan dasar kayu ulin. Ada
terdapat empat ruang utama di dalam Rumah Baloy yang biasa disebut Ambir,
yaitu:
1.Alat Kait atau Ambir Kiri sebagai tempat menerima pengaduan masalah adat
maupun perkara-perkara lainnya.
2.Lamin Bantong atau Ambir Tengah sebagai tempat pemutusan perkara adat
hasil sidang pemuka adat.
3.Ulat kemagot atau Ambir Kanan sebagai tempat istirahat maupun berdamai
setelah selesainya perkara adat.
4.Lamin Dalom sebagai tempat singgasana Kepala Adat Besar Dayak Tidung.
Sedangkan pada bagian belakang Rumah Baloy, dibuat bangunan di tengah-tengah
kolam yang disebut dengan Lubung Kilong. Bangunan ini adalah sebuah tempat
untuk menampilkan kesenian suku Tidung, seperti Tarian Jepen.
Lubung Kilong
Ada lagi dibagian belakang rumah Lubung Kilong bangunan besar sebagai tempat
acara-acara pelantikan maupun musyawarah masyarakat. bangunan ini disebut
Lubung Intamu.
Lubung Intamu
2. Pakaian Adat Kalimantan Utara
Pakaian adat Kalimantan Utara hampir mirip dengan pakaian adat di Kalimnatan
Timur. Karena provinsi ini dulu termasuk kedalam provinsi Kalimantan Timur
sehingga untuk suku bangsa dan kebudayannya pun mirip dengan Kalimantan
timur.
Pakaian adat pada pria mengenakan rompi tanpa lengan serta dililitkan kain hingga
selutut. Dikepala dikenakan topi berhiaskan bulun burung.
Sedangkan pakaian adat pada wanita menegnakan rompi yang bercorak khas
Kalimantan tanpa lengan serta bagian bawahnya rok. Dikepalanya dihiasi topi yang
unik.
3. Tarian Tradisional: Kencet Ledo dan Jepen
- Tari Kancet Ledo merupakan tarian daerah yang berasal dari Baram-Sarawak,
Kalimantan Utara yaitu suku Dayak Kenyah. Gerakan tari ini menggambarkan
kelembutan seorang gadis, seperti ketika angin berhembus yang mengayunkan
padi. Pakaian yang dikenakan dalam tari ini menggunakan pakaian adat suku
Dayak Kenyah dengan rangkaian buket sejumlah ekor burung enggang.
- Adapun Tari Jepen merupakan tari bernuansa islam diiringi musik seperti musik
rebana. Baju yang dikenakan berupa baju berwarna hijau dan kuning. Jumlah
penarinya dalamtari ini dua orang atau lebih pasangan (perempuan dan laki-laki).
Tarian ini didominasi dengan gerakan kaki.
Di negeri tetangga tari Jepen juga terkenal disana seperti Filipina, Brunei
Darussalam dan Malaysia. Tari Jepen hampir sama dengan tari-tari yang ada
diwilayah pesisir seperti Riau, dengan sebutan yang berbeda yakni Tari Zapin atau
Japin.
4. Senjata Tradisonal: Mandau
Senjata Mandau merupakan senjata pusaka tradisional suku Dayak, berupa pusaka
turun temurun yang dianggap keramat.
5. Suku Bangsa:
Sepertiga penduduk Kalimantan Utara adalah Suku Jawa yang merupakan
kelompok terbesar, disusul penduduk asal Sulawesi Selatan. Selebihnya merupakan
penduduk asli Kalimantan yaitu Suku Banjar, Suku Bulungan, Suku Dayak, Suku
Tidung dan Suku Kutai.
Suku Dayak dengan pakaian khasnya
kuping panjang suku dayak
6. Bahasa yang dipakai oleh orang Kalimantan Utara: Bahasa Indonesia,
bahasa Tidung, Bahasa Dayak.
7. Alat Musik:
Babun, yaitu alat musik berbentuk bulat dan terbuat dari kayu, setiap sisinya
dilapisi dengan kulit kambing dan ada lubang ditengahnya. Biasanya
dimainkan dengan cara dipukul.
Gambang, terdiri dari 18 bilah bamboo dan dimainkan dengan cara dipukul.